Ara benci Papa!

"Ara, kamu dari mana aja sih? Kenapa kamu nggak bilang sama Uwak kalau pergi?!!" Karena terlalu khawatir, Risa sampai tak sadar kalau membentak Ara. Risa memegang kedua bahu Ara dengan suara bergetar ketakutan.

Setelah pulang mengantar pesanan tadi, Risa dibuat kelabakan karena tidak menemukan Ara di tempat Wak Umi.

Wak Umi sendiri juga baru menyadari kalau ternyata Ara sudah tidak ada di depan warungnya. Wanita yang usianya sekitar empat puluh lima tahun itu tampak kebingungan mencari Ara.

"Maaf Ma" Ara menunduk ketakutan.

"Jangan marahi Ara Neng, ini salah Uwak karena lalai jagain Ara!" Wak Umi tak tega melihat Ara ketakutan seperti itu.

Meski Wak Umi tau sikap Risa itu hanya karena khawatir, tapi Wak Umi tetap tidak tega melihat Risa memarahi Ara.

"Lain kali jangan gitu lagi ya? Ara sayang sama Mama kan? Ara nggak mau buat Mama sedih karena takut Ara kenapa-napa kan?"

"Iya Ma, Ara nggak mau ulangi lagi. Maaf Ara udah buat Mama sedih" Lirih gadis kecil itu dengan menahan tangis.

"Mama juga minta maaf sama Ara. Jangan nangis ya?" Risa menarik Ara ke dalam pelukannya.

Ara adalah harta paling berharga yang Risa punya. Risa tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia kehilangan penyemangat hidupnya itu. Semua hal-hal berat berhasil ia lalui hanya karena Ara.

****

Beberapa hari berlalu, Risa menepati janjinya untuk mengajak Ara jalan-jalan. Ara terlihat begitu bahagia saat Mamanya membawanya ke dufan untuk pertama kalinya.

Risa sangat bahagia melihat wajah Ara yang begitu ceria hari ini. Tapi itu sekaligus menjadi pukulan telak bagi Risa karena baru bisa membahagiakan putrinya.

Tapi itu semua bukan cuma karena Risa yang tak peduli akan perasaan Ara. Tapi karena memang baru dua tahun ini kondisi keuangannya membaik. Sedangkan selama tiga tahun sebelumnya, terutama saat Ara baru saja lahir, Risa benar-benar kesusahan.

Dia yang belum bisa bekerja lagi karena baru saja melahirkan tentu tidak punya pemasukan, sedangkan pengeluaran pasti ada setiap harinya.

Dulu bahkan Risa pernah tidak memakaikan popok sekali pakai pada Ara karena kehabisan uang.

Uang yang ia punya hanya cukup untuk makan dan membayar uang sewa kontrakan. Sedangkan uang sisa penjualan rumah, sudah ia gunakan untuk biaya operasi saat melahirkan.

Memang saat itu Risa melahirkan melalui operasi karena Risa tiba-tiba saja pendarahan di usia kandungannya yang belum genap sembilan bulan. Jadi demi menyelamatkan Ara, Risa menyetujui saran dokter untuk melakukan operasi.

Untung saja saat itu Risa masih menyimpan uang sisa penjualan rumah. Kalau tidak, entah bagaimana nasibnya.

"Ara? Kenapa hmm?" Risa melihat ke arah yang Ara lihat karena tiba-tiba saja berhenti.

"Mama, apa Papa nggak bisa pulang bentaaarrr aja ya? Tengokin Ara, main sama Ara biar bisa gendong Ara kaya gitu!" Tunjuk Ara pada seorang anak yang di gendong Ayahnya di atas pundak.

Ara yang sejak tadi terlihat ceria langsung berubah menjadi sendu. Dia menunduk dengan begitu dalam sambil memainkan bajunya.

Kalau sudah seperti itu, Risa bingung harus menjawab apa. Berbagai alasan sudah sering ia berikan untuk Ara. Risa pun yakin kalau Ara sudah hafal dengan alasan-alasan yang ia buat.

"Ara sayang? Kok tiba-tiba sedih gini sih? Kan Mama ajak Ara main ke sini mau senang-senang. Kita naik wahana lagi yuk?" Risa mencoba mengalihkan perhatian Ara.

Tapi bujukan Risa tampaknya tak berhasil. Ara menggeleng dengan wajahnya yang masih menunduk. Risa bahkan bisa melihat air mata yang menggenang di pelupuk mata Ara.

Risa tak bisa memungkiri kalau anak seusia Ara pasti merindukan sosok seorang Ayah apalagi anak-anak di sekitarnya memiliki keluarga yang lengkap. Keinginan sederhana bagi seorang anak untuk bersama Ayahnya, namun itu tidak bisa Risa berikan pada Ara.

"Kalau gitu, Ara mau beli apa? Mau gulali, atau es krim? Oh ya, katanya Ara mau beli bando kelinci kaya Molla?"

Ara melirik tasnya yang di bawa oleh Risa, Ara memang menyimpan Molla di sana karena Ara selalu membawa Molla ke mana-mana. Bagi Ara, dia akan merasa dekat dengan Papanya kalau membawa Molla kemanapun ia pergi kecuali ke sekolah.

Tapi beberapa detik kemudian, Ara kembali menggeleng hingga membuat Risa kebingungan.

"Terus anak Mama yang cantik ini mau apa dong?" Risa mengusap wajah Ara yang begitu mirip dengan orang di masa lalunya.

"Ara mau pulang" Lirih Ara membuat hati Risa mencelos.

Risa merasa sedih karena mood Ara yang hancur karena melihat kebahagiaan seorang Ayah bersama putrinya.

"Ya udah ayo kita pulang. Lain kali kita main ke sini lagi ya?" Tapi Ara kembali menggeleng.

"Loh kenapa? Bukannya Ara suka jalan-jalan?"

"Sekarang Ara nggak suka karena anak lain jalan-jalan sama Papanya, kalau Ara enggak! Papa nggak sayang sama Ara. Ara benci sama Papa!! Hiks..hiks..."

Risa menarik Ara ke dalam pelukannya. Menyembunyikan wajah Ara di dadanya agar Ara tidak tau kalau Risa juga menangis dengan pilu saat ini.

"Maafkan Mama sayang, maafkan Mama!"

"Seandainya dulu Mama bukan istri yang durhaka, pasti sekarang Papa masih sama kita. Semua salah Mama sayang, maafkan Mama!"

Mungkin karena terlalu lelah menangis, Ara sampai tertidur di pelukan Risa. Dia pun segera membawa putrinya keluar dari sana. Menggendong putrinya yang semakin hari semakin tumbuh besar dan cantik.

Sementara itu, di keluarga yang lain. Keluarga lengkap yang selalu di harapkan oleh Ara.

"Keysha happy?"

"Ya Mama, Key happy banget karena Papa akhirnya bisa ikut kita main ke dufan!"

"Maafkan Papa Key, Papa terlalu sibuk sampai nggak sempat temani Keysha main. Tapi Papa janji, lain kali Papa pasti temani Keysha lagi!"

"Janji ya Pa?!!"

"Janji sayang!" Arga mengusap mengacak rambut sebahu milih Keysha.

"No Papa!! Nanti Rambut Key berantakan!" Omel gadis berusia empat tahun itu sambil merapikan rambutnya dengan gaya yang kemayu.

"Oke, Papa minta maaf. Ternyata princess Papa udah mulai centil ya sekarang?"

"Bukan centil Papa, tapi cantik!!"

"Iya iya anak Papa yang cantik!" Arga selalu gemas dengan tingkah anak yang ia besarkan bersama Fatma selama empat tahun ini.

"Kita cari makan dulu baru pulang ya Mas?" Fatma meminta persetujuan Arga.

"Iya, baiklah. Ayo Key!" Arga dan Fatma menggenggam tangan Keysha di sisi kiri dan kanan. Mereka terlihat seperti keluarga yang begitu bahagia.

Saat mereka menuju ke pintu keluar, Arga merasa melihat seseorang di kejauhan ampai membuatnya berhenti untuk melihat kearah orang itu.

"Mas?" Panggil Fatma yang membuat Arga menolah.

"Kenapa?" Tanya Fatma.

Arga tak langsung menjawab, dia kembali melihat ke arah tadi. Tapi sayang, orang yang ia lihat sudah tidak ada.

"Mas!" Fatma menyentuh lengan Arga.

"Oh, nggak ada apa-apa kok. Ayo kita jalan lagi!"

"Apa itu benar dia, atau aku yang salah lihat?

Terpopuler

Comments

Ais

Ais

fix anak adopsi keysha ini karena narasinga mengatakan arga dan fatma merasa gemas dgn anak yg mereka besarkan kejutan dong klo emang anak angkat ya berarti fatma mandul ya

2025-03-06

4

mom's Abyan

mom's Abyan

itu ank kandungnya arga ato ank adopsi ya😁

2025-03-06

3

Dian Isnawati

Dian Isnawati

anak angkat karena dia blg anak yg selama ini dia besarkan bersama fatma

2025-03-06

5

lihat semua
Episodes
1 Jatuhnya Talak
2 Resmi bercerai
3 Tidak mungkin
4 Hancur sehancur hancurnya
5 Rindu setengah mati
6 Maafkan Mama
7 Papa nggak sayang Ara ya Ma?
8 Hadiah pertama dari Papa
9 Ara benci Papa!
10 Kabar tentang Risa
11 Mama bohong kan?
12 Ketakutan Risa
13 Dokter Fatir
14 Keadaan Ara
15 Mimpi aneh
16 Janji yang diingkari
17 Orang yang mirip
18 Menemui Ara
19 Andai kamu tau...
20 Terungkap
21 Jelaskan semuanya
22 Maafkan aku
23 Anakku yang lain
24 Cerita masa lalu
25 Ara udah nggak mau Papa!
26 Jangan tinggalkan Ara dan Mama lagi!
27 Perubahan sekejap mata
28 Tidak cocok!
29 Kedatangan Fatma
30 Pulang
31 Di antara dua pilihan
32 Memburuk
33 Tentang Keysha
34 Pergi
35 Syarat dari Fatma
36 Ara, Papa dan Mama selamanya
37 Pindah
38 Bahagianya Ara
39 Ara minta maaf
40 Seperti keluarga bahagia
41 Keadaan Arga
42 Rencana Risa
43 Cara lain
44 Teh tawar
45 Adil tidak harus sama
46 Menyerahkan diri
47 Malam pertama ke dua
48 Hasutan Fatma
49 Buat adik untuk Ara
50 Takut kehilangan mu
51 Ara dan Keysha
52 Kecewa
53 Perubahan Arga
54 Hamil?
55 Bukan milikku
56 Menghasut
57 Kamulah penyebabnya!
58 Semakin curiga
59 Gila
60 Kecurigaan Fatir
61 Tindakan Fatir
62 Rencana Fatir dan Seno
63 Kenpanikan Fatma
64 Dokter Elga
65 Aku mau Risa!
66 Aku juga mencintaimu!
67 Masuk bui
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Jatuhnya Talak
2
Resmi bercerai
3
Tidak mungkin
4
Hancur sehancur hancurnya
5
Rindu setengah mati
6
Maafkan Mama
7
Papa nggak sayang Ara ya Ma?
8
Hadiah pertama dari Papa
9
Ara benci Papa!
10
Kabar tentang Risa
11
Mama bohong kan?
12
Ketakutan Risa
13
Dokter Fatir
14
Keadaan Ara
15
Mimpi aneh
16
Janji yang diingkari
17
Orang yang mirip
18
Menemui Ara
19
Andai kamu tau...
20
Terungkap
21
Jelaskan semuanya
22
Maafkan aku
23
Anakku yang lain
24
Cerita masa lalu
25
Ara udah nggak mau Papa!
26
Jangan tinggalkan Ara dan Mama lagi!
27
Perubahan sekejap mata
28
Tidak cocok!
29
Kedatangan Fatma
30
Pulang
31
Di antara dua pilihan
32
Memburuk
33
Tentang Keysha
34
Pergi
35
Syarat dari Fatma
36
Ara, Papa dan Mama selamanya
37
Pindah
38
Bahagianya Ara
39
Ara minta maaf
40
Seperti keluarga bahagia
41
Keadaan Arga
42
Rencana Risa
43
Cara lain
44
Teh tawar
45
Adil tidak harus sama
46
Menyerahkan diri
47
Malam pertama ke dua
48
Hasutan Fatma
49
Buat adik untuk Ara
50
Takut kehilangan mu
51
Ara dan Keysha
52
Kecewa
53
Perubahan Arga
54
Hamil?
55
Bukan milikku
56
Menghasut
57
Kamulah penyebabnya!
58
Semakin curiga
59
Gila
60
Kecurigaan Fatir
61
Tindakan Fatir
62
Rencana Fatir dan Seno
63
Kenpanikan Fatma
64
Dokter Elga
65
Aku mau Risa!
66
Aku juga mencintaimu!
67
Masuk bui

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!