Papa nggak sayang Ara ya Ma?

Enam tahun kemudian...

Risa benar-benar menepati janjinya untuk tidak berada di sekitar Arga lagi. Dia tak ingin membuat istri Arga merasa tidak nyaman dengan dirinya yang berdiri dari kejauhan hanya untuk mengobati rasa rindunya pada Arga.

Hari-hari yang berat itu berhasil Risa lewati meski dengan tertatih-tatih. Tapi Risa tetap berusaha tegar karena ada malaikat kecil yang hadir dalam hidupnya. Hanya dia yang menjadi semangat Risa, dialah yang membuat Risa bisa bertahan sampai sekarang ini.

"Mama, besok kalau Ara libur kita jalan-jalan ya Ma?" Gadis kecil yang tangannya di genggam oleh Ara itu terus saja berceloteh sejak keluar dari sekolahnya.

"Memangnya Ara mau jalan-jalan ke mana?"

"Ke mana aja yang penting jalan-jalan. Biar Ara bisa cerita sama teman-teman Ara juga. Kaya mereka yang selalu cerita kalau habis liburan sama Mama dan Papanya"

Hati Risa langsung tersentil karena permintaan Ara yang sangat sederhana. Dia memang selalu mengusahakan yang terbaik untuk putrinya itu, tapi dia sampai lupa hal-hal kecil yang bisa membuat Ara bahagia seperti halnya jalan-jalan tadi.

"Iya, besok hari minggu kita jalan-jalan ya? Ara mau ke mall apa ke dufan? Atau Ara mau lihat hewan aja di kebun binatang?"

"Terserah Mama aja, tapi Ara suka semuanya kok!"

"Oke, kalau gitu besok Mama ajak jalan-jalan anak Mama yang cantik ini!"

"Tapi Ma..."

Risa ikut berhenti karena Ara yang tiba-tiba menghentikan langkah kecilnya. Gadis kecil berusia lima tahun dengan rambut panjangnya yang di kepang dua itu mendongak menatap Sang Mama.

"Kenapa Ara?"

"Mama, apa Papa nggak sayang sama Ara? Kok Papa nggak pernah pulang? Kalau ada Papa kan kita bisa jalan-jalan bareng kaya teman-teman Ara, ya kan Ma?"

"Bukannya tidak sayang sama kamu Ara.Tapi Papa sudah bahagia dengan keluarganya!" Risa hanya bisa menjawab pertanyaan anaknya di dalam hati.

Rasanya berat sekali saat mendengar Ara, gadis kecilnya yang ia lahirkan lima tahun yang lalu itu menanyakan keberadaan Papanya.

Selama ini Risa berusaha untuk tidak lagi menangisi soal mantan suaminya itu. Tapi ketika Ara menanyakan tentang keberadaan pria itu, Risa tak kuasa membendung air matanya. Sekuat apapun dia menahannya, pasti air matanya akan jatuh juga meski dia sebisa mungkin menyembunyikannya dari Ara.

"Sayang.." Risa berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Ara.

"Papa itu bukannya nggak sayang sama Ara. Tapi Papa itu kerja jauuuhhhh sekali, jadi butuh waktu lama untuk pulang ketemu sama Ara" Risa membelai kepala Ara dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tapi kalau Papa udah kerja, kenapa Mama masih jualan tiap hari? Papanya teman Ara juga kerja, tapi Mamanya di rumah, kok enggak kerja kaya Mama?"

"Soalnya Mama jualan itu buat bantu Papa kerja sayang"

"Oh, biar Papa cepat pulang ya Ma kalau Mama bantuin Papa? Jadi Ara bisa ketemu Papa deh!"

Hati Risa semakin teriris melihat melihat bagaimana antusiasnya Ara ingin bertemu dengan Papanya.

"Adai kamu tau Ara, hal itu tidak mungkin terjadi"

"Ya udah, ayo kita pulang. Mama masih ada pesenan lagi!"

"Iya Mama!"

Risa menatap putrinya dengan senyum begitu lembut. Ara adalah anak yang pintar dan penurut, dia seolah mengerti keadaan Risa. Tidak pernah merengek untuk meminta apapun, dan selalu bisa di beri pengertian jika menginginkan sesuatu yang memang tidak bisa Risa berikan termasuk bertemu dengan Papanya.

Tapi sebenernya Risa tau, di dalam hati putrinya itu tersimpan rindu yang sangat dalam pada sosok yang ia dambakan selama ini.

Risa terus menggenggam tangan Ara sambil menemani putrinya itu bernyanyi. Dia memang selalu mengantar dan menjemput putrinya dengan berjalan kaki karena memang sekolah Ara tidak terlalu jauh dari rumah kontrakannya.

Sudah satu minggu ini, Risa pasti melewati sebuah proyek pembangunan apartemen di dekat rumah kontrakannya.

Risa bersyukur karena dia juga mendapat untung dari pembangunan apartemen itu karena dia mendapat pesanan untuk makan siang dari pekerja proyek di sana. Meski pesanan makan siang itu hanya untuk beberapa orang yang Risa yakini sebagai mandor di tempat itu, tapi Risa tetap bersyukur.

Setelah lima tahun ini, kehidupan Risa mulai membaik termasuk soal ekonomi. Pesanan kateringnya semakin banyak, jualan online juga semakin lancar. Walau tidak sampai yang berpenghasilan puluhan juta, tapi untuk membiayai hidupnya dan Ara, Risa tidak kekurangan lagi.

Impian Risa tahun ini adalah membeli rumah yang layak untuknya dan Ara setelah lima tahun berada di rumah kontrakan itu.

"Ara, nanti kalau Ara mau main sama temannya. Jangan jauh-jauh ya? Main di tempat Wak Umi aja, Mama mau antar pesanan dulu!" Pesan Risa pada Ara yang asik menyantap makan siangnya.

"Iya Mama!"

"Ingat ya sayang, Ara harus hati-hati. Jangan mau kalau di beri sesuatu sama orang yang tidak Ara kenal, janji?"

"Iya Mama, Ara janji!" Gadis kecil itu seperti sudah begitu hafal dengan pesan Mamanya sebelum pergi.

Wak Umi adalah tetangga Risa yang sering membantu Risa menjaga Ara kalau Risa pergi mengantar pesanan atau berbelanja ke pasar.

Risa memang sudah bisa meninggalkan Risa sendirian di rumah sekarang ini karena Ara sudah berumur lima tahun. Tapi Risa juga tidak segila itu sampai membiarkan Ara di rumah sendiri. Sebelum pergi dia selalu meminta Wak Umi untuk mengawasi Ara.

"Uwaakk!!" Teriak Ara sambil membawa boneka kelincinya yang sudah usang.

"Iya Neng?!" Teriak Wak Umi dari dalam warung.

"Abang Dika kemana Wak?" Ara mencari teman bermainnya itu.

"Main ke depan, Ara di sini aja sama Uwak. Nanti di marahin Mama kalau main jauh-jauh!"

Ara duduk di depan warung sambil memainkan boneka kelinci kesayangannya itu. Boneka yang tidak pernah lepas darinya selama lima tahun usianya.

Ara mulai bosan karena Dika tak kunjung kembali. Uwak juga masih sibuk merapikan dagangannya di warung.

"Itu kaya Abang?" Ara langsung berlari mengejar Dika yang terlihat bermain bersama teman-temannya.

"Abang!!" Teriak Ara namun dia kalah cepat dengan anak-anak yang usianya sudah sepuluh tahunan.

"Abang kemana kok hilang ya?" Ara celingukan mencari keberadaan Dika.

Gadis kecil itu terus mencari Dika sampai tak sadar kalau sudah berjalan cukup jauh.

Srett...

Seorang anak laki-laki tiba-tiba saja datang dari belakang Ara dan langsung merebut boneka kelinci milik Ara.

"Heeyy!! Kembalikan Molla ku!!" Teriak Ara.

"Ambil aja kalau bisa!! Dasar anak haram!" Anak laki-laki itu sengaja menggoda Ara, karena di saat Ara mendekat, dia justru melempar boneka itu ke temannya.

"Ara bukan anak haram!" Ara beralih mengejar anak yang lain, tapi mereka melakukan hal yang sama dengan melempar ke arah teman yang lain.

"Ya udah de, bukan anak haram.Tapi nggak ada Ayahnya!! Huahahahahaha.....!"

"Kembalikaannn!!" Teriak Ara dengan air matanya yang mulai turun namun mereka semua justru tertawa semakin keras.

"Huaaaa..!!" Tangis Ara pun pecah saat itu juga.

"Suara siapa itu?" Seorang pria yang ingin masuk ke dalam mobilnya langsung menghentikan niatnya.

Terpopuler

Comments

Ais

Ais

klo nanti arga tau siapa ara apakah arga akan mengambil hak asuh ara sementara dialah yg sdh menceraikan risa smoga arga ngak sejahat yg aku pikir untuk merebut ara dr sisi risa dan aku berharap fatma istri arga ngak cemburu atau mengompori arga untuk merebut hak asuh ara meskipun dia pny kuasa jujur aja sdh 6 tahun msh penasaran apa yg melatarbelakangi arga kok satu bulan cerai lngs menikahi fatma pdhl jelas"fatma sdh pergi jauh dr hidup arga apakah selama 2 tahun arga menikahi risa sebenarnya fatma msh ada dikota yg sm dgn arga????

2025-03-05

11

Widia Sari

Widia Sari

aduh anak2 nakal ini minta di jewer ya kuping nya gak kasiaan apa nangisin anak sekecil ara 😢😢😢
semoga aja itu arga biar dia tau kl udah liat mukanya pasti inget seseorang karna wajah nya rada mirip atau miklrip le arga waktu kecil dl cm ini versi perempuan

2025-03-05

5

citra marwah

citra marwah

Ya Allah kasihan Ara...rasa nya hidup tnpa sosok ayah itu sakit,q aja yg udh tua d tinggal ayah pergi sediih...apalgi anak yg dri bayi gak lihat ayah nya

2025-03-05

4

lihat semua
Episodes
1 Jatuhnya Talak
2 Resmi bercerai
3 Tidak mungkin
4 Hancur sehancur hancurnya
5 Rindu setengah mati
6 Maafkan Mama
7 Papa nggak sayang Ara ya Ma?
8 Hadiah pertama dari Papa
9 Ara benci Papa!
10 Kabar tentang Risa
11 Mama bohong kan?
12 Ketakutan Risa
13 Dokter Fatir
14 Keadaan Ara
15 Mimpi aneh
16 Janji yang diingkari
17 Orang yang mirip
18 Menemui Ara
19 Andai kamu tau...
20 Terungkap
21 Jelaskan semuanya
22 Maafkan aku
23 Anakku yang lain
24 Cerita masa lalu
25 Ara udah nggak mau Papa!
26 Jangan tinggalkan Ara dan Mama lagi!
27 Perubahan sekejap mata
28 Tidak cocok!
29 Kedatangan Fatma
30 Pulang
31 Di antara dua pilihan
32 Memburuk
33 Tentang Keysha
34 Pergi
35 Syarat dari Fatma
36 Ara, Papa dan Mama selamanya
37 Pindah
38 Bahagianya Ara
39 Ara minta maaf
40 Seperti keluarga bahagia
41 Keadaan Arga
42 Rencana Risa
43 Cara lain
44 Teh tawar
45 Adil tidak harus sama
46 Menyerahkan diri
47 Malam pertama ke dua
48 Hasutan Fatma
49 Buat adik untuk Ara
50 Takut kehilangan mu
51 Ara dan Keysha
52 Kecewa
53 Perubahan Arga
54 Hamil?
55 Bukan milikku
56 Menghasut
57 Kamulah penyebabnya!
58 Semakin curiga
59 Gila
60 Kecurigaan Fatir
61 Tindakan Fatir
62 Rencana Fatir dan Seno
63 Kenpanikan Fatma
64 Dokter Elga
65 Aku mau Risa!
66 Aku juga mencintaimu!
67 Masuk bui
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Jatuhnya Talak
2
Resmi bercerai
3
Tidak mungkin
4
Hancur sehancur hancurnya
5
Rindu setengah mati
6
Maafkan Mama
7
Papa nggak sayang Ara ya Ma?
8
Hadiah pertama dari Papa
9
Ara benci Papa!
10
Kabar tentang Risa
11
Mama bohong kan?
12
Ketakutan Risa
13
Dokter Fatir
14
Keadaan Ara
15
Mimpi aneh
16
Janji yang diingkari
17
Orang yang mirip
18
Menemui Ara
19
Andai kamu tau...
20
Terungkap
21
Jelaskan semuanya
22
Maafkan aku
23
Anakku yang lain
24
Cerita masa lalu
25
Ara udah nggak mau Papa!
26
Jangan tinggalkan Ara dan Mama lagi!
27
Perubahan sekejap mata
28
Tidak cocok!
29
Kedatangan Fatma
30
Pulang
31
Di antara dua pilihan
32
Memburuk
33
Tentang Keysha
34
Pergi
35
Syarat dari Fatma
36
Ara, Papa dan Mama selamanya
37
Pindah
38
Bahagianya Ara
39
Ara minta maaf
40
Seperti keluarga bahagia
41
Keadaan Arga
42
Rencana Risa
43
Cara lain
44
Teh tawar
45
Adil tidak harus sama
46
Menyerahkan diri
47
Malam pertama ke dua
48
Hasutan Fatma
49
Buat adik untuk Ara
50
Takut kehilangan mu
51
Ara dan Keysha
52
Kecewa
53
Perubahan Arga
54
Hamil?
55
Bukan milikku
56
Menghasut
57
Kamulah penyebabnya!
58
Semakin curiga
59
Gila
60
Kecurigaan Fatir
61
Tindakan Fatir
62
Rencana Fatir dan Seno
63
Kenpanikan Fatma
64
Dokter Elga
65
Aku mau Risa!
66
Aku juga mencintaimu!
67
Masuk bui

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!