Risa terus berjalan di atas trotoar dengan air matanya yang terus berlinang. Dia benar-benar mengabaikan tatapan orang-orang di sekitarnya. Dia tak peduli pada mereka yang menatapnya penuh rasa iba atau menertawakannya karena dia sendiri tidak tau lagi harus bagaimana menghentikan air matanya yang tak mau berhenti itu.
Brug...
Risa terduduk di bangku taman yang cukup sepi. Dia lupa kalau sedang hamil, sehingga tubuhnya mulai terasa letih dan kepalanya pusing.
"Maaf karena Mama tidak bisa memberikan keluarga yang lengkap buat kamu sayang. Mulai sekarang kita hanya hidup berdua, tapi Mama janji akan selalu ada buat kamu. Mama akan berusaha membahagiakan kamu, Mama janji!" Risa mengusap perutnya dengan lembut.
Mungkin inilah saatnya dia bangkit. Tuhan sudah menunjukkan jelas di depan mata kalau dia tidak bisa kembali bersama Arga, jadi dia harus tau diri meski dia sangat mencintai Arga.
Sekarang prioritasnya adalah anak di dalam kandungannya. Risa juga harus segera bangkit untuk melanjutkan hidupnya.
🌷🌷🌷🌷
Tiga bulan berlalu, sekarang Risa sudah pindah ke rumah kontrakan sederhana yang ia sewa setiap bulan. Risa memang hanya bisa mengontrak rumah karena sisa uangnya tidak cukup untuk membeli rumah. Lagipula dia sedang hamil, dia juga butuh uang banyak untuk persiapan melahirkan nantinya.
Risa yang sebelumnya adalah wanita manja, tak tau diri, susah di atur itu, kini harus bergelut dengan keadaan. Dia benar-benar kesusahan menyesuaikan diri dengan dunia nyata yang sedang ia alami.
Dulu dia begitu di manja oleh Ayahnya meski keadaan keluarganya pas-pasan. Kemudian dia menikah dengan Arga justru membuatnya semakin menjadi wanita yang tak bisa apa-apa karena harta berlimpah. Tapi sekarang, dia benar-benar memulai semuanya dari nol.
Dia harus memutar otak untuk mendapatkan uang. Untuk mencari kerja pun kesusahan karena dia hanya lulusan SMA dan belum punya pengalaman kerja sama sekali. Siapa juga yang mau menerima kerja wanita hamil seperti dirinya.
Akhirnya Risa memilih untuk membuat makanan yang bisa ia titipkan di warung atau ia jajakan sendiri saat pagi hari. Selain itu, dia juga mencoba menjual barang melalui online shop yang hasilnya tak seberapa.
Risa belajar memasak melalui resep dan tutorial yang ia lihat di media sosial. Menurutnya itu yang bisa ia lakukan di saat hamil seperti ini.
Risa mengusap keringat yang menetes dari pelipisnya. Dia baru saja pulang menjajakan nasi uduk, nasi kuning, dan beberapa makanan lain. Jam dua belas siang seperti ini, dia bisanya sudah berada di rumah karena menu masakannya itu memang cocok untuk sarapan.
Dia menghitung uang receh yang ia dapat dari penjualan hari ini. Risa sedih karena hari ini dagangannya tidak habis dan masih tersisa cukup banyak.
Kalau seperti itu, berarti Risa tidak dapat untung dan hanya kembali modal saja sedangkan tenaganya untuk memasak tidak ada upah.
Tapi Risa tak menyerah,memang orang berdagang pasti naik turun. Hal itu sudah biasa terjadi, namun tak dapat di pungkiri ada rasa sedih di dalam hatinya.
"Maafin Mama ya, kamu pasti lelah sekali. Tapi Terima kasih, hari ini kamu pinter!" Risa mengusap perutnya yang sudah membuncit karena usia kandungannya sudah memasuki usia lima bulan dan janin yang ia kandung adalah perempuan.
Setiap hari Risa selalu mengucapkan terimakasih pada anaknya itu karena sudah menemaninya setiap hari. Anak dalam kandungannya pun sepertinya mengerti keadaan Ibunya, dia tidak pernah membuat Risa kesusahan karena lemas atau mual yang berlebihan. Entah itu hanya sugesti dari Risa atau memang janinnya yang begitu pintar.
Ketika malam tiba, akan menjadi waktu yang menyiksa bagi Risa karena dia selalu kesusahan untuk tidur.
Bukan karena pengaruh kehamilannya, tapi karena rasa rindu yang teramat dalam pada seseorang yang bukan miliknya lagi. Rasa rindu yang sangat salah sebenarnya. Tapi semakin hari, rasa rindu itu semakin menggerogoti hatinya.
Dia mengusap kembali perut yang terdapat buah cintanya dengan Arga. Di saat hamil seperi ini, tentu saja Risa ingin sekali Arga berada di sisinya.
Dia ingin Arga mengusap perutnya, memeluknya saat tidur, atau membelikan makanan yang ia inginkan seperti yang dilakukan suami-suami di luar sana saat istrinya sedang hamil.
Risa mengambil boneka kelinci berwarna putih yang selama beberapa bulan ini menjadi teman tidurnya.
Boneka itu adalah pemberian Arga di saat ulang tahun Risa yang ke sembilan belas tahun. Arga yang tau kalau Risa sangat suka dengan hewan menggemaskan itu, maka Arga membelikan Risa sebuah boneka kelinci dengan nama Molla yang di sengaja Arga bordir di bagian telinga kanannya.
Tak hanya itu, di leher kelinci itu, Arga juga memasangkan kalung cantik yang saat ini Risa kenakan.
"Aku kangen Mas. Hiks..hiks.." Risa memeluk boneka kelinci itu sambil menangis sesenggukan.
Aku rindu setengah mati kepadamu
Sungguh ku ingin kau tahu
Aku rindu setengah mati
Meski telah lama kita tak bertemu
Ku selalu memimpikan kamu, ku tak bisa hidup tanpamu,
Aku rindu setengah mati kepadamu
Sungguh ku ingin kau tahu
Aku rindu setengah mati
Aku rindu....
Lagu yang mengisyaratkan rindu yang begitu dalam itu seolah berputar memenuhi telinga dan otak Risa. Membuat Risa semakin hanyut dengan tangisannya yang memilukan.
🌷🌷🌷🌷
Pagi harinya, saat Risa mengantar dagangannya ke warung, Risa tak sengaja melihat siaran televisi di warung itu.
"Mas Arga?" Risa terkejut karena melihat mantan suaminya berada di dalam siaran televisi itu.
Risa baru tau kalau ternyata Arga adalah pemilik sebuah perusahaan properti yang begitu besar. Selama menjadi istri Arga, yang Risa tau suaminya itu bekerja di perusahaan dengan jabatan yang cukup tinggi. Namun Risa tidak tau kalau Arga pemilik perusahaan itu sendiri. Pantas saja Arga tak keberatan kalau Risa menghabiskan uang bulanannya.
Entah apa yang merasuki pikiran Risa, setelah dari warung tadi, kakinya justru membawanya ke perusahaan milik mantan suaminya itu.
Dengan menaiki angkutan umum, Risa turun di halte depan gedung yang menjulang tinggi di pusat kota Jakarta dengan tangan yang masih membawa keranjang berisi nasi uduk.
Risa berdiri di samping pintu pagar perusahaan besar itu. Dia terus melihat ke dalam berharap bisa melihat Arga untuk satu kali saja.
Hingga tak lama kemudian, sebuah mobil lewat di samping Risa dan masuk ke dalam sana. Risa juga terus memperhatikan mobil mewah berwarna hitam yang kini berhenti tepat di depan loby.
Jarak pintu pagar dan loby yang tak begitu jauh membuat Risa bisa melihat dengan jelas siapa yang turun dari mobil itu.
"Mbak Fatma?" Gumam Risa saat melihat wanita berhijab itu.
Kalau ada Fatma di sana, pasti Arga juga ada di dalam mobil itu.
Degh...
Benar saja, pria yang begitu di rindukan Risa turun dari mobilnya menyusul Fatma.
Sungguh Risa ingin menangis sekarang. Dia ingin berlari ke sana dan menghambur ke pelukan Arga, tapi dia tau diri saat ini dia bukan siapa-siapa.
Risa melihat Fatma melihat ke arahnya dan seolah sedang memberitahu Arga hingga kini Arga pun ikut memandang ke arahnya.
Risa langsung buru-buru bersembunyi, dia tidak ingin Arga melihat keadaannya sekarang. Selain karena dia kumal dan kotor, tentu saja karena kehamilannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
citra marwah
kasihan bgt risa klo udh bgini....kasihan Anak nya,semogga ada pria yg bkal tuluz dan sayang sama kalian ya...semogga dd nyaa bisa punya ayah yg baik meskipun bukan ayah kandung,gk mungkin kn berharap pada pemilik org lain,setidak nya ada pengganti yg tuluz meskipun tidak se kaya arga/ataupun se tampan arga,semogga Risa Ikhlas mnerima takdir nya,,jdi Ibu yg baik dan perempuan yg sholihah
2025-03-04
7
Jumi🍉
Padahal baru aja sahur, tapi sudah di suguhi irisan bawang merah.😭
2025-03-04
5
zheny pudji
kenapa Arga GK disiksa dengan kehamilan simpatik Risa... masih awal ceritanya blum anknya lahir udah dibuat mewek
2025-03-04
4