Resmi bercerai

Sudah satu minggu Arga meninggalkan rumah. Selama itu juga, Risa terus berusaha menghubungi Arga. Tapi sayangnya, ponsel Arga sama sekali tidak bisa dihubungi.

Kalian mau tau, seberapa besar Risa tidak peduli pada Arga salama ini? Risa bahkan tidak tau Arga kerja di mana.

Yang Risa tau, Arga berasal dari keluarga yang cukup kaya. Arga hanya mempunyai seorang Ibu yang tinggal di luar kota untuk pengobatan namun tidak pernah datang ke Jakarta selama dua tahun ini karena kesehatannya yang menurun.

Bukan karena Arga yang tidak mengenalkan Risa pada Ibu mertuanya itu, tapi Risa yang tidak pernah mau dan tidak mau tau pada saat itu.

Sekarang Risa menyesal, karena kalau dulu dia mau berkunjung ke rumah keluarga Arga, pastinya Risa bisa mencari keberadaan Arga saat ini.

"Kamu kemana Mas? Apa kamu benar-benar tidak bisa memaafkan ku lagi?"

Entah sudah berapa kali Risa menangisi Arga selama satu minggu ini. Risa benar-benar terlihat kacau. Dia tampak kehilangan berat badan dalam waktu satu minggu. Tubuhnya sedikit lebih kurus, bibirnya kering dan pucat, matanya juga cekung dan sekitar matanya berwarna kehitaman.

Ternyata sekarang Risa baru menyadari betapa berartinya Arga untuknya. Tanpa Risa sadari, selama ini dia juga mencintai Arga, suami yang selama ini dia kecewakan.

Ting..tong...

"Mas Arga?" Risa langsung berlari keluar. Senyum tipis disertai nata yang berkaca-kaca menemaninya menyambut seseorang yang menekan bel rumahnya.

"Mas kamu pu....?" Risa kecewa karena tak menemukan Arga di depan rumahnya.

"Cari siapa ya Mas?"

"Apa benar ini dengan Bu Clarisa?"

"Benar, ada apa ya?"

"Saya hanya mengantarkan paket ini Bu, tolong tanda tangan di sebelah sini sebagai tanda terima!"

Risa menerima satu buah amplop berwarna coklat dengan bertanya-tanya. Tapi dia tetap membubuhkan tanda tangannya pada kertas yang di tunjuk kurir tadi.

"Terima kasih Bu, saya permisi!"

"Iya sama-sama"

Risa membawa masuk amplop yang hanya tertera namanya sebagai penerima itu.

Dia begitu penasaran dengan siapa pengirimnya dan juga apa isinya.

Deg....

Brug...

Risa jatuh bersimpuh dengan air mata yang berderai karena isi dari amplop yang ia terima.

"Kamu benar-benar menceraikan ku Mas?!"

Risa menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak. Dia kira Arga hanya ingin memberikan pelajaran kepadanya. Tapi surat yang baru datang dari pengadilan agama itu telah menjawab semuanya.

Tapi yang membuat Risa kecewa, kenapa Arga harus mengirimnya melalui kurir. Kenapa bukan Arga sendiri yang memberikan surat perceraian itu kepadanya.

"Aku memang bodoh, aku bukan istri yang baik. Tapi apa aku tidak pantas di beri kesempatan Mas?!" Risa terus menangis di atas lantai yang dingin.

Sekarang sepertinya sudah tidak ada kesempatan lagi baginya untuk bisa bersama dengan Arga. Untuk bertemu orangnya pun begitu sulit. Satu-satunya cara agar bisa melihat Arga adalah dengan menghadiri persidangan itu.

"Tapi apa aku sanggup?"

🌷🌷🌷🌷

Sidang pertama perceraian mereka dilaksanakan dua minggu kemudian. Hari ini Risa berusaha terlihat cantik dan rapi karena dia sangat berharap bisa bertemu dengan pria yang ia cintai itu.

Risa berangkat mengendarai mobilnya yang di belikan oleh Arga sebagai hadiah ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu.

Melihat mobilnya itu, Risa kembali teringat akan perbuatannya kepada Arga. Betapa tidak bersyukurnya Risa karena memiliki suami sebaik Arga.

Tak butuh waktu lama, Risa telah tiba di pengadilan agama. Matanya terus melihat ke sekitarnya untuk mencari keberadaan pria yang sudah tiga minggu tidak ia lihat keberadaanya.

"Selamat siang Bu Risa. Saya pengacara Pak Arga, untuk semua urusan perceraian dan lain-lainnya Pak Arga telah menyerahkan semuanya kepada saya!"

"M-maksud Bapak, Mas Arga tidak datang ke sini?"

"Benar Bu"

Risa langsung lemas seketika. Ternyata Arga tidak mau melihatnya sama sekali walau hanya untuk terakhir kalinya.

"Mari Bu, kita harus segera masuk karena persaingan akan segera di mulai!"

"Apa tidak ada mediasi lebih dulu Pak?"

"Maaf Bu, Pak Arga ingin perceraian ini secepatnya selesai. Tapi Bu Risa tidak perlu khawatir karena Pak Arga juga memberikan harta gono-gini berupa rumah yang Bu Risa tempati juga sejumlah uang"

Risa hanya terdiam. Sungguh, saat ini bukan itu yang dia inginkan. Bahkan Risa rela tidak dapat apapun asalkan Arga kembali.

"Tapi kenapa Mas Arga tidak datang Pak? Kenapa harus di wakilkan?"

"Pak Arga sedang menjemput Ibunya ke luar kota Bu"

"Tapi apa saya tidak bisa bicara sebentar saja dengan Mas Arga Pak? Tolong saya sekali ini saja Pak? Saya ingin mendengar suara suami saya untuk terkahir kalinya!"

Pengacara itu tampak tidak tega melihat keadaan Risa saat ini. Wajahnya pucat meski tertutup make up. Matanya berair dengan kedua tangan yang memohon pada pengacara itu.

"Baik Bu, tapi saya tanyakan dulu!"

"Iya Pak, tolong saya ya Pak?"

Pengacara itu tampak sedikit menjauh dari Risa untuk menghubungi Arga dan menyampaikan maksud Risa.

Melihat pengacara itu mulai berbicara meski dia tidak dengar apa yang mereka bicarakan, tapi Risa senang karena itu tandanya Arga mau mengangkat telepon dari pengacaranya itu.

"Silahkan Bu Risa, tapi Pak Arga tidak punya banyak waktu!"

"Tidak papa Pak. Terima kasih banyak!"

Risa langsung menerima ponsel itu, dia sempat menarik nafas panjang sebelum menempelkan benda pipi itu ke telinganya.

"Mas Arga?"

"Ada apa?" Risa benar-benar merindukan suara berat itu meski saat ini terdengar begitu dingin.

"Mas aku..."

"Semua urusan tentang kita telah ku serahkan semuanya pada pengacara ku. Harusnya tidak ada yang harus kita bicarakan lagi!"

Sungguh menyakitkan mendengar Arga mengatakan penolakannya itu. Risa hanya bisa membekap mulutnya agar Arga tidak mendengar tangisannya yang mulai pecah.

"Apa aku benar-benar tidak akan kesempatan lagi Mas?"

"Hmm"

"Apa ini benar-benar yang kamu inginkan?"

"Sudah sejauh ini tentu aku sangat yakin!"

Punggung Risa benar-benar bergetar dengan hebat. Dadanya terasa begitu sesak karena menahan sudara tangisannya.

"Baiklah kalau lepas dari ku bisa membuat kamu bahagia Mas. Aku menerima semuanya, aku menerima keputusan mu untuk menceraikan ku. Aku minta maaf karena tidak bisa menjadi istri yang baik dan selalu mengecewakan mu" Ucap Risa dengan suara yang bergetar. Mustahil jika Arga tidak tau jika Risa menangis saat ini.

"Terima kasih karena sudah menjadi suami terbaik buat Risa. Mas Arga memang suami terbaik, jadi pantas kalau mendapatkan istri yang bisa mengimbangi Mas Arga. Bukan istri tak tau diri seperti ku"

"Hmm, terima kasih"

"Aku janji tidak akan mempersulit mu dalam persidangan nanti. Selamat tinggal Mas!"

Hari itu juga Risa dan Arga resmi bercerai. Entah bagaimana cara Agam dan pengacaranya itu mengurus semuanya, tapi mereka benar-benar selesai secepat itu.

Terpopuler

Comments

Ais

Ais

blm bs komen apa"apakah disini risa yg ngak tau diri ataukah arga yg mmg jd suami ngak becus ngak bs mendiidk risa yg msh muda dan labil karena klo mmg arga bnr mencintai risa hrsnya arga pny sedikit usaha keras untuk mendidik risa sbg istri agar tidak kebablasan kelakuannya skr risa berkelakuan seenak enaknya juga khan atas restu arga yg terlalu membebaskan risa hmmmm entahlah msh imbang seh kelakuan mereka berdua ini sama"ngak saling memahami

2025-03-02

11

Agnezz

Agnezz

Nah sesal kemudian tak berguna Risa. Kamu pikir Arga akan terus mempertahankan pernikahan krn utang nyawa pada ayahmu, karenanya kamu merasa diatas angin. berbuat seenak tanpa menghargai Arga suamimu. Ternyata kesabaran Arga ada batasnya.

2025-03-04

1

Zafir Nadin

Zafir Nadin

suka sama novel yang banyak ngandung bawang gini tpi lebih suka lagi kalo pemeran utamanya di satukan jadi happy end walau banyak konflik sebelum mereka bisa bersama😌

2025-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Jatuhnya Talak
2 Resmi bercerai
3 Tidak mungkin
4 Hancur sehancur hancurnya
5 Rindu setengah mati
6 Maafkan Mama
7 Papa nggak sayang Ara ya Ma?
8 Hadiah pertama dari Papa
9 Ara benci Papa!
10 Kabar tentang Risa
11 Mama bohong kan?
12 Ketakutan Risa
13 Dokter Fatir
14 Keadaan Ara
15 Mimpi aneh
16 Janji yang diingkari
17 Orang yang mirip
18 Menemui Ara
19 Andai kamu tau...
20 Terungkap
21 Jelaskan semuanya
22 Maafkan aku
23 Anakku yang lain
24 Cerita masa lalu
25 Ara udah nggak mau Papa!
26 Jangan tinggalkan Ara dan Mama lagi!
27 Perubahan sekejap mata
28 Tidak cocok!
29 Kedatangan Fatma
30 Pulang
31 Di antara dua pilihan
32 Memburuk
33 Tentang Keysha
34 Pergi
35 Syarat dari Fatma
36 Ara, Papa dan Mama selamanya
37 Pindah
38 Bahagianya Ara
39 Ara minta maaf
40 Seperti keluarga bahagia
41 Keadaan Arga
42 Rencana Risa
43 Cara lain
44 Teh tawar
45 Adil tidak harus sama
46 Menyerahkan diri
47 Malam pertama ke dua
48 Hasutan Fatma
49 Buat adik untuk Ara
50 Takut kehilangan mu
51 Ara dan Keysha
52 Kecewa
53 Perubahan Arga
54 Hamil?
55 Bukan milikku
56 Menghasut
57 Kamulah penyebabnya!
58 Semakin curiga
59 Gila
60 Kecurigaan Fatir
61 Tindakan Fatir
62 Rencana Fatir dan Seno
63 Kenpanikan Fatma
64 Dokter Elga
65 Aku mau Risa!
66 Aku juga mencintaimu!
67 Masuk bui
68 Ara kangen Papa
69 Apa karena uang?
70 Aku butuh kamu
71 Hukuman
72 Lupa segalanya
73 Mengusik pikiran
74 Terima kasih karena sudah sembuh
75 Papa mau janji sama Ara?
76 Draft
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Jatuhnya Talak
2
Resmi bercerai
3
Tidak mungkin
4
Hancur sehancur hancurnya
5
Rindu setengah mati
6
Maafkan Mama
7
Papa nggak sayang Ara ya Ma?
8
Hadiah pertama dari Papa
9
Ara benci Papa!
10
Kabar tentang Risa
11
Mama bohong kan?
12
Ketakutan Risa
13
Dokter Fatir
14
Keadaan Ara
15
Mimpi aneh
16
Janji yang diingkari
17
Orang yang mirip
18
Menemui Ara
19
Andai kamu tau...
20
Terungkap
21
Jelaskan semuanya
22
Maafkan aku
23
Anakku yang lain
24
Cerita masa lalu
25
Ara udah nggak mau Papa!
26
Jangan tinggalkan Ara dan Mama lagi!
27
Perubahan sekejap mata
28
Tidak cocok!
29
Kedatangan Fatma
30
Pulang
31
Di antara dua pilihan
32
Memburuk
33
Tentang Keysha
34
Pergi
35
Syarat dari Fatma
36
Ara, Papa dan Mama selamanya
37
Pindah
38
Bahagianya Ara
39
Ara minta maaf
40
Seperti keluarga bahagia
41
Keadaan Arga
42
Rencana Risa
43
Cara lain
44
Teh tawar
45
Adil tidak harus sama
46
Menyerahkan diri
47
Malam pertama ke dua
48
Hasutan Fatma
49
Buat adik untuk Ara
50
Takut kehilangan mu
51
Ara dan Keysha
52
Kecewa
53
Perubahan Arga
54
Hamil?
55
Bukan milikku
56
Menghasut
57
Kamulah penyebabnya!
58
Semakin curiga
59
Gila
60
Kecurigaan Fatir
61
Tindakan Fatir
62
Rencana Fatir dan Seno
63
Kenpanikan Fatma
64
Dokter Elga
65
Aku mau Risa!
66
Aku juga mencintaimu!
67
Masuk bui
68
Ara kangen Papa
69
Apa karena uang?
70
Aku butuh kamu
71
Hukuman
72
Lupa segalanya
73
Mengusik pikiran
74
Terima kasih karena sudah sembuh
75
Papa mau janji sama Ara?
76
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!