Bab 9 : Gadis dengan Mata Kosong

Pagi itu, sinar matahari jatuh dengan lembut di atas desa. Angin berembus pelan, menggoyangkan ranting-ranting pohon yang mulai menguning. Xiaolin sedang membantu warga menumbuk padi di lumbung, bekerja dalam diam seperti biasanya.

Di sudut lumbung, seorang gadis kecil berusia sekitar dua belas tahun mengintip dari balik tiang kayu. Matanya berbinar penuh rasa ingin tahu, sesekali ia menggigit bibirnya, ragu apakah harus mendekat atau tidak.

Namun, rasa penasaran akhirnya mengalahkan keraguannya.

Dengan langkah ringan, gadis itu berjalan mendekat, berdiri di samping Xiaolin yang sedang bekerja. Xiaolin menyadari kehadirannya, tapi dia tetap fokus pada pekerjaannya, berharap gadis itu akan pergi begitu saja.

Namun, gadis itu justru duduk di atas tumpukan karung beras dan menatap Xiaolin dengan ekspresi penuh minat.

"Jie-jie dari mana?" tanya gadis itu tiba-tiba, suaranya ceria dan jernih.

Xiaolin terdiam sejenak sebelum menjawab dengan suara datar. "Dari jauh."

"Sejauh apa?"

Xiaolin tidak menjawab, hanya terus menumbuk padi dalam ritme yang teratur.

Gadis itu, bukannya menyerah, justru tertawa kecil. "Jie-jie misterius sekali!" ujarnya sambil mengayunkan kakinya yang menggantung di atas tumpukan karung. "Namaku Xin Yu! Aku putri kepala desa!"

Xiaolin meliriknya sekilas. Gadis itu terlihat lugu dan polos, kontras dengan kehidupannya yang penuh penderitaan.

"Jie-jie namanya siapa?" tanya Xin Yu lagi, matanya berbinar penuh harapan.

Xiaolin menghela napas pelan sebelum menjawab. "Xiaolin."

"Xiaolin... Namanya bagus!" Xin Yu tersenyum lebar. "Jie-jie mau jadi temanku?"

Xiaolin menghentikan pekerjaannya sesaat. Kata ‘teman’ terasa asing baginya. Sudah lama sekali sejak seseorang mengajaknya berteman tanpa rasa takut atau curiga.

Namun, Xiaolin tahu dia tidak bisa mengizinkan dirinya terikat dengan siapa pun.

Maka, dia hanya berkata lirih, "Aku tidak butuh teman."

Ekspresi Xin Yu berubah sedikit kecewa, tetapi tidak putus asa. "Tidak apa-apa! Aku tetap akan sering bicara dengan Jie-jie!" katanya ceria. "Jie-jie pasti kesepian, kan?"

Xiaolin tidak menjawab, tapi matanya sedikit meredup.

Xin Yu, seakan tidak menyadari beratnya kata-kata itu bagi Xiaolin, kembali tersenyum. "Kalau Jie-jie butuh sesuatu, bilang saja padaku! Aku suka membantu!"

Tanpa menunggu jawaban, gadis kecil itu berlari pergi, meninggalkan Xiaolin yang masih berdiri diam.

Xiaolin menatap punggung kecil itu, hatinya diliputi perasaan aneh yang sulit dijelaskan.

Sejak kapan terakhir kali seseorang berbicara dengannya tanpa rasa takut?

Dan sejak kapan terakhir kali ada yang ingin menjadi temannya?

Xiaolin menggeleng pelan dan kembali menumbuk padi. Dia tidak bisa membiarkan dirinya lengah. Dia tidak boleh terikat dengan siapa pun.

Namun, entah mengapa, dia tahu Xin Yu akan kembali lagi besok.

____________________________________________________________

Malam itu, udara desa terasa lebih dingin dari biasanya. Xiaolin duduk di beranda kuil, memperhatikan cahaya lentera yang berpendar di kejauhan. Suara jangkrik dan gemerisik daun menjadi satu-satunya latar belakang keheningan yang mendalam.

Namun, samar-samar, ia mendengar suara bisikan dari beberapa warga yang berkumpul tak jauh dari sana.

"Ini sudah yang sekian kalinya..."

"Pengantin yang baru menikah... menghilang tanpa jejak..."

"Sama seperti yang sebelumnya. Pagi hari mereka baik-baik saja, tapi keesokan harinya, hanya kamar yang kosong yang tersisa."

Xiaolin menajamkan pendengarannya. Dia tidak bermaksud ikut campur, tetapi ada sesuatu dalam nada suara mereka yang membuatnya merasa ada kejanggalan.

"Kalian pikir ini perbuatan manusia atau..." salah satu pria berbisik ragu.

"Jangan bicara sembarangan!" seorang wanita buru-buru menegur. "Jangan sampai kita dikutuk juga!"

Kutukan? Xiaolin mengepalkan tangannya. Ia tidak percaya dengan mitos-mitos desa, tetapi jika ada pola dalam hilangnya para pengantin ini, maka ada sesuatu yang tidak beres.

Dia menutup matanya sejenak, mencoba mengabaikannya. Itu bukan urusannya.

Namun, jauh di dalam hatinya, dia tahu...

Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan yang Hancur
2 Bab 2 : Kutukan yang Tak Terduga
3 Bab 3 : Pengasingan ke Lembah Hutan
4 Bab 4 : Hutan yang Kejam
5 Bab 5 : Darah di Bawah Bulan
6 Bab 6 : Cahaya di tengah Kegelapan
7 Bab 7 : Penyembuhan yang Menyakitkan
8 Bab 8 : Desa yang Tenang, Hati yang Terluka
9 Bab 9 : Gadis dengan Mata Kosong
10 Bab 10 : Legenda Iblis Pemikat Wanita
11 Bab 11 : Pengantin Umpan
12 Bab 12 : Langkah Xiaolin
13 Bab 13 : Riasan Pengantin yang Sunyi
14 Bab 14 : Serangan Serigala Roh
15 Bab 15 : Kesunyian yang Mengerikan
16 Bab 16 : Laki-laki Berpakaian Hitam
17 Bab 17 : Payung Merah di Tengah Hening
18 Bab 18 : Bangunan yang Tidak Pernah Ada
19 Bab 19 : Rahasia antara tanda dan cincin
20 Bab 20 : Bayang-bayang di Hutan
21 Bab 21 : Kejutan di Bangunan Tua
22 Bab 22 : Pengantin yang Bangkit
23 Bab 23 : Pengantin Tertua
24 Bab 24 : Boneka Kesebelas
25 Bab 25 : Nama yang Ditakuti
26 Bab 26 : Nama yang Terlupakan
27 Bab 27 : Pertemuan dengan Sesepuh Wang
28 Bab 28 : Sesuatu yang khas tentangnya
29 Bab 29 : Harta atau Nyawa
30 Bab 30 : Roh pelindung langka
31 Bab 31 : Rahasia yang terbongkar
32 Bab 32 : Kekuatan yang Terbelenggu
33 Bab 33 : Mengungkap Segel
34 Bab 34 : Menetralkan Kutukan
35 Bab 35 : Langkah Selanjutnya
36 Bab 36 : Kejutan dan Teka-Teki
37 Bab 37 : Langkah Menuju Pemurnian
38 Bab 38 : Interaksi Pagi
39 Bab 39: Keputusan untuk Berangkat ke Tempat Baru
40 Bab 40 : Langkah yang Berat
41 Bab 41: Jejak Kematian di Hutan
42 Bab 42: Kecurigaan di Antara Ksatria
43 Bab 43 : Cincin Permata Merah
44 Bab 44 : Suara di Antara Pepohonan
45 Bab 45 : Desa yang Hilang dalam Sunyi
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan yang Hancur
2
Bab 2 : Kutukan yang Tak Terduga
3
Bab 3 : Pengasingan ke Lembah Hutan
4
Bab 4 : Hutan yang Kejam
5
Bab 5 : Darah di Bawah Bulan
6
Bab 6 : Cahaya di tengah Kegelapan
7
Bab 7 : Penyembuhan yang Menyakitkan
8
Bab 8 : Desa yang Tenang, Hati yang Terluka
9
Bab 9 : Gadis dengan Mata Kosong
10
Bab 10 : Legenda Iblis Pemikat Wanita
11
Bab 11 : Pengantin Umpan
12
Bab 12 : Langkah Xiaolin
13
Bab 13 : Riasan Pengantin yang Sunyi
14
Bab 14 : Serangan Serigala Roh
15
Bab 15 : Kesunyian yang Mengerikan
16
Bab 16 : Laki-laki Berpakaian Hitam
17
Bab 17 : Payung Merah di Tengah Hening
18
Bab 18 : Bangunan yang Tidak Pernah Ada
19
Bab 19 : Rahasia antara tanda dan cincin
20
Bab 20 : Bayang-bayang di Hutan
21
Bab 21 : Kejutan di Bangunan Tua
22
Bab 22 : Pengantin yang Bangkit
23
Bab 23 : Pengantin Tertua
24
Bab 24 : Boneka Kesebelas
25
Bab 25 : Nama yang Ditakuti
26
Bab 26 : Nama yang Terlupakan
27
Bab 27 : Pertemuan dengan Sesepuh Wang
28
Bab 28 : Sesuatu yang khas tentangnya
29
Bab 29 : Harta atau Nyawa
30
Bab 30 : Roh pelindung langka
31
Bab 31 : Rahasia yang terbongkar
32
Bab 32 : Kekuatan yang Terbelenggu
33
Bab 33 : Mengungkap Segel
34
Bab 34 : Menetralkan Kutukan
35
Bab 35 : Langkah Selanjutnya
36
Bab 36 : Kejutan dan Teka-Teki
37
Bab 37 : Langkah Menuju Pemurnian
38
Bab 38 : Interaksi Pagi
39
Bab 39: Keputusan untuk Berangkat ke Tempat Baru
40
Bab 40 : Langkah yang Berat
41
Bab 41: Jejak Kematian di Hutan
42
Bab 42: Kecurigaan di Antara Ksatria
43
Bab 43 : Cincin Permata Merah
44
Bab 44 : Suara di Antara Pepohonan
45
Bab 45 : Desa yang Hilang dalam Sunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!