Bab 6 : Cahaya di tengah Kegelapan

Fajar baru saja merekah di ufuk timur, mewarnai langit dengan semburat jingga keemasan. Kabut tipis masih menggantung di antara pepohonan, menyelimuti hutan dengan nuansa magis. Embun membasahi dedaunan dan tanah, menciptakan kesegaran yang menyelimuti pagi.

Di desa kecil di pinggiran hutan, beberapa warga telah memulai aktivitas mereka. Beberapa berjalan ke sungai untuk mengambil air, sementara yang lain mempersiapkan barang dagangan untuk dibawa ke pasar terdekat. Di antara mereka, ada sekelompok pria yang hendak mencari kayu bakar lebih dalam ke dalam hutan, tempat pohon-pohon besar tumbuh lebih lebat.

Saat mereka menyusuri jalan setapak yang dikelilingi semak-semak, salah satu dari mereka tiba-tiba berhenti. "Apa itu?" tanyanya, menunjuk sesuatu di bawah bayang-bayang pepohonan.

Sosok seorang gadis tergeletak di sana, nyaris tak bergerak. Pakaian lusuhnya penuh sobekan dan bercak darah kering. Wajahnya pucat, tubuhnya gemetar. Salah seorang warga dengan sigap mendekat, hendak menyentuhnya, tetapi tiba-tiba gadis itu bereaksi.

"T-tidak..." bisiknya, suara serak hampir tak terdengar.

Mata gadis itu—Xiaolin—dipenuhi ketakutan. Namun, bukan ketakutan terhadap orang-orang di sekitarnya, melainkan ketakutan akan dirinya sendiri. Dia tahu apa yang mengalir dalam darahnya. Kutukan itu. Jika mereka membantunya, jika mereka menyentuhnya terlalu lama... mereka bisa menjadi korban berikutnya.

Para warga saling berpandangan, bingung dengan reaksi gadis itu. Namun, melihat keadaannya yang sekarat, mereka tak tega meninggalkannya.

"Kami tidak akan menyakitimu," kata salah seorang pria dengan suara menenangkan. "Kami hanya ingin menolong."

Xiaolin menggigit bibirnya. Tubuhnya lemah, tapi ia tak ingin menyeret orang lain ke dalam penderitaannya. Namun, pada akhirnya, kekuatannya habis. Kesadarannya perlahan memudar, bayangan para warga menjadi samar. Dia hanya bisa berharap, apa pun yang terjadi selanjutnya, mereka tidak akan celaka karena dirinya.

Lalu, semuanya menjadi gelap.

Tak lama, Xiaolin terbangun dengan kepala yang terasa berat. Cahaya matahari menembus sela-sela pepohonan, menyilaukan matanya. Perlahan, dia menyadari dirinya masih berada di hutan, dan beberapa warga desa masih menjaganya sampai dia terbangun.

"Syukurlah kau sadar," ujar seorang wanita tua dengan senyum lega.

Xiaolin berusaha bangkit. Tubuhnya terasa nyeri di setiap inci ototnya, tapi dia menolak untuk tetap diam. Warga mencoba membantunya berdiri, namun dia menepis tangan mereka dengan lemah.

"Aku... bisa sendiri," katanya pelan.

"Jangan memaksakan diri, Nak," kata seorang pria tua. "Kuil desa ada di dekat sini. Kau bisa beristirahat di sana."

Kuil. Xiaolin terdiam sejenak. Jika ada tempat di mana ia bisa berlindung tanpa terlalu banyak berinteraksi dengan orang lain, mungkin kuil adalah pilihan terbaik.

Dengan napas terengah, Xiaolin mulai melangkah. Setiap gerakan adalah siksaan, seolah tubuhnya menolak untuk bergerak lebih jauh. Lututnya bergetar, dan rasa sakit di tubuhnya seperti bara api yang membakar setiap inci kulitnya. Namun, dia menolak menyerah.

Warga desa berjalan di belakangnya, siap membantu jika sewaktu-waktu dia jatuh. Namun, Xiaolin tetap bertahan. Setiap langkahnya terasa seperti ujian terakhir, sebuah perjuangan untuk bertahan hidup.

Kuil kecil itu akhirnya tampak di kejauhan, berdiri tenang di antara pepohonan sakura yang mulai berguguran. Cahaya pagi menyelimuti bangunan kayu tua itu, memberi kesan damai yang selama ini tak pernah Xiaolin rasakan.

Begitu mencapai anak tangga pertama, lututnya akhirnya menyerah. Xiaolin jatuh berlutut, kedua tangannya menahan tubuhnya agar tak tersungkur. Nafasnya tersengal.

Seorang biksu tua keluar dari dalam kuil, memandangnya dengan mata penuh kebijaksanaan. "Anak muda," katanya dengan suara lembut, "kau telah melalui banyak hal. Masuklah. Beristirahatlah."

Xiaolin mendongak, menatap biksu itu dengan mata yang dipenuhi kelelahan dan ketidakpercayaan. Namun, kali ini... dia tidak menolak.

Dia membiarkan dirinya dibantu berdiri dan melangkah masuk ke dalam kuil, tempat cahaya hangat menyambutnya di tengah kegelapan hidup yang selama ini menyelimutinya.

Episodes
1 Bab 1 Hari Pernikahan yang Hancur
2 Bab 2 : Kutukan yang Tak Terduga
3 Bab 3 : Pengasingan ke Lembah Hutan
4 Bab 4 : Hutan yang Kejam
5 Bab 5 : Darah di Bawah Bulan
6 Bab 6 : Cahaya di tengah Kegelapan
7 Bab 7 : Penyembuhan yang Menyakitkan
8 Bab 8 : Desa yang Tenang, Hati yang Terluka
9 Bab 9 : Gadis dengan Mata Kosong
10 Bab 10 : Legenda Iblis Pemikat Wanita
11 Bab 11 : Pengantin Umpan
12 Bab 12 : Langkah Xiaolin
13 Bab 13 : Riasan Pengantin yang Sunyi
14 Bab 14 : Serangan Serigala Roh
15 Bab 15 : Kesunyian yang Mengerikan
16 Bab 16 : Laki-laki Berpakaian Hitam
17 Bab 17 : Payung Merah di Tengah Hening
18 Bab 18 : Bangunan yang Tidak Pernah Ada
19 Bab 19 : Rahasia antara tanda dan cincin
20 Bab 20 : Bayang-bayang di Hutan
21 Bab 21 : Kejutan di Bangunan Tua
22 Bab 22 : Pengantin yang Bangkit
23 Bab 23 : Pengantin Tertua
24 Bab 24 : Boneka Kesebelas
25 Bab 25 : Nama yang Ditakuti
26 Bab 26 : Nama yang Terlupakan
27 Bab 27 : Pertemuan dengan Sesepuh Wang
28 Bab 28 : Sesuatu yang khas tentangnya
29 Bab 29 : Harta atau Nyawa
30 Bab 30 : Roh pelindung langka
31 Bab 31 : Rahasia yang terbongkar
32 Bab 32 : Kekuatan yang Terbelenggu
33 Bab 33 : Mengungkap Segel
34 Bab 34 : Menetralkan Kutukan
35 Bab 35 : Langkah Selanjutnya
36 Bab 36 : Kejutan dan Teka-Teki
37 Bab 37 : Langkah Menuju Pemurnian
38 Bab 38 : Interaksi Pagi
39 Bab 39: Keputusan untuk Berangkat ke Tempat Baru
40 Bab 40 : Langkah yang Berat
41 Bab 41: Jejak Kematian di Hutan
42 Bab 42: Kecurigaan di Antara Ksatria
43 Bab 43 : Cincin Permata Merah
44 Bab 44 : Suara di Antara Pepohonan
45 Bab 45 : Desa yang Hilang dalam Sunyi
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Bab 1 Hari Pernikahan yang Hancur
2
Bab 2 : Kutukan yang Tak Terduga
3
Bab 3 : Pengasingan ke Lembah Hutan
4
Bab 4 : Hutan yang Kejam
5
Bab 5 : Darah di Bawah Bulan
6
Bab 6 : Cahaya di tengah Kegelapan
7
Bab 7 : Penyembuhan yang Menyakitkan
8
Bab 8 : Desa yang Tenang, Hati yang Terluka
9
Bab 9 : Gadis dengan Mata Kosong
10
Bab 10 : Legenda Iblis Pemikat Wanita
11
Bab 11 : Pengantin Umpan
12
Bab 12 : Langkah Xiaolin
13
Bab 13 : Riasan Pengantin yang Sunyi
14
Bab 14 : Serangan Serigala Roh
15
Bab 15 : Kesunyian yang Mengerikan
16
Bab 16 : Laki-laki Berpakaian Hitam
17
Bab 17 : Payung Merah di Tengah Hening
18
Bab 18 : Bangunan yang Tidak Pernah Ada
19
Bab 19 : Rahasia antara tanda dan cincin
20
Bab 20 : Bayang-bayang di Hutan
21
Bab 21 : Kejutan di Bangunan Tua
22
Bab 22 : Pengantin yang Bangkit
23
Bab 23 : Pengantin Tertua
24
Bab 24 : Boneka Kesebelas
25
Bab 25 : Nama yang Ditakuti
26
Bab 26 : Nama yang Terlupakan
27
Bab 27 : Pertemuan dengan Sesepuh Wang
28
Bab 28 : Sesuatu yang khas tentangnya
29
Bab 29 : Harta atau Nyawa
30
Bab 30 : Roh pelindung langka
31
Bab 31 : Rahasia yang terbongkar
32
Bab 32 : Kekuatan yang Terbelenggu
33
Bab 33 : Mengungkap Segel
34
Bab 34 : Menetralkan Kutukan
35
Bab 35 : Langkah Selanjutnya
36
Bab 36 : Kejutan dan Teka-Teki
37
Bab 37 : Langkah Menuju Pemurnian
38
Bab 38 : Interaksi Pagi
39
Bab 39: Keputusan untuk Berangkat ke Tempat Baru
40
Bab 40 : Langkah yang Berat
41
Bab 41: Jejak Kematian di Hutan
42
Bab 42: Kecurigaan di Antara Ksatria
43
Bab 43 : Cincin Permata Merah
44
Bab 44 : Suara di Antara Pepohonan
45
Bab 45 : Desa yang Hilang dalam Sunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!