16 Benua Lingzu: Tempat Suci Yang Dikotori Oleh Iblis

Tiga hari berlalu sejak Liang Fei dan Feng Xian meninggalkan Lautan Neraka Xuanhai. Dengan Xuangu mendampingi mereka, perjalanan terasa lebih mudah. Tidak ada monster laut yang berani mendekat, seakan kehadiran Xuangu adalah peringatan mutlak bagi makhluk-makhluk buas di lautan.

Kini, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan—Benua Lingxu.

Berdiri di atas geladak kapal, Liang Fei mengamati daratan luas yang membentang di hadapannya. Berbeda dengan tanah subur dan hutan hijau di Benua Feng, Lingxu adalah dunia yang nyaris mati. Tanahnya kering, berwarna keunguan, seolah telah lama terpapar energi iblis.

Udara di sekitar lebih berat dan dingin, mengandung jejak kekuatan jahat yang merayap tanpa henti. Meski lemah, energi iblis itu seperti kabut tak kasat mata yang terus-menerus menghambat aliran spiritual.

“Jadi ini, Benua Lingxu…” gumam Liang Fei.

Di sampingnya, Feng Xian menatap daratan itu dengan sorot mata yang sulit diartikan. Ada sesuatu dalam ekspresinya—bukan sekadar kewaspadaan, tapi juga luka yang belum sembuh.

"Aku tidak menyangka akan kembali ke sini," suaranya datar, tetapi penuh beban.

Liang Fei meliriknya sekilas. Dari caranya berbicara, jelas Feng Xian menyimpan banyak kenangan tentang tempat ini. Bagi sebagian orang, Lingxu hanyalah tanah yang hancur. Namun, bagi Feng Xian, ini adalah tanah tempat kelahirannya.

Tanpa banyak bicara, Liang Fei melompat turun dari kapal dan mendarat di atas pasir keunguan yang terasa lebih keras daripada pasir pantai biasa. Feng Xian mengikutinya.

Mereka menyembunyikan kapal di balik batu karang besar sebelum Liang Fei menoleh ke arah Xuangu. Dengan satu gerakan ringan, ia mengelus moncong monster laut itu sebelum melepaskannya kembali ke samudra.

"Lakukan tugasmu. Jaga perbatasan Benua Feng."

Xuangu menggeram pelan sebagai jawaban, lalu tubuh besarnya lenyap ke dalam gelombang hitam.

Feng Xian menarik napas panjang. “Sekarang tinggal masalah yang lebih besar… Teman-temanku.”

Liang Fei menoleh. "Kau bilang mereka terus berpindah untuk menghindari iblis. Kau punya petunjuk di mana mereka sekarang?"

Feng Xian menggeleng. "Kami tidak pernah menetap terlalu lama. Mereka bisa ada di mana saja sekarang."

Liang Fei menyilangkan tangan, berpikir sejenak. "Kalau begitu, kita mulai dari tempat yang paling mungkin mereka pilih sebagai persembunyian."

"Pegunungan Emas." Feng Xian tidak ragu. "Dulu, kami sering bergerak ke sana saat keadaan semakin berbahaya."

"Baiklah," kata Liang Fei. "Kita bergerak sekarang. Jangan sampai menarik perhatian sebelum kita tahu siapa musuh kita."

...

Langkah pertama di daratan Lingxu membawa Liang Fei dan Feng Xian ke hamparan tanah tandus yang seolah mati.

Tidak ada angin yang berhembus, hanya keheningan yang aneh. Sesekali, suara geraman jauh terdengar dari kejauhan, membuat Feng Xian menoleh waspada.

Liang Fei melangkah dengan tenang, tetapi kewaspadaannya tetap tinggi. Matanya terus menyapu sekeliling, sementara kemampuan mata batinnya selalu waspada terhadap energi yang terdeteksi.

Beberapa kali, Liang Fei menangkap keberadaan beast tingkat rendah yang bersembunyi di balik reruntuhan atau berlari di kejauhan. Namun, sejauh ini, belum ada tanda-tanda iblis.

Feng Xian memperlambat langkahnya saat mereka melewati sisa-sisa reruntuhan sebuah kota. Ia menatapnya dengan ekspresi sendu.

"Aku ingat tempat ini..." gumam Feng Xian, suaranya nyaris tenggelam dalam kesunyian yang menyesakkan. "Dulu, ini adalah salah satu kota yang sangat berkembang sebelum iblis datang."

Liang Fei meraba dinding reruntuhan yang tersisa. Debu tebal menempel di ujung jarinya, dan di baliknya, samar-samar masih terasa sisa energi dari formasi perlindungan yang dulu pernah berdiri di sini. Sekuat apa pun perlindungan itu dulu, kini yang tersisa hanyalah jejak samar di antara puing-puing kehancuran.

"Kita tidak boleh berhenti terlalu lama di sini," ucapnya, menyadarkan Feng Xian dari lamunannya.

Mereka melanjutkan perjalanan, meninggalkan kota yang kini hanya bayangan dari kejayaannya.

Semakin jauh mereka berjalan, suasana berubah drastis. Udara semakin pekat dengan sisa energi iblis, dan aroma besi dari darah yang sudah lama mengering tercium samar-samar. Tanah yang mereka pijak tampak tandus, retakan kecil menyebar seperti urat-urat mati. Di beberapa tempat, ada bekas tulang belulang yang terpendam sebagian di bawah tanah.

Hingga akhirnya, Liang Fei menghentikan langkahnya. Ia berjongkok, mengamati tanah yang terdapat beberapa jejak kaki samar.

"Ada yang lewat sini belum lama ini," katanya pelan.

Feng Xian ikut berlutut di sampingnya. "Manusia atau iblis?"

Liang Fei memperhatikan pola jejak di tanah. "Dua kelompok. Salah satunya jelas iblis... tapi yang lain ini—" Ia menyentuh bekas jejak yang lebih kecil. "Manusia. Mereka sedang dikejar."

Feng Xian mengutuk pelan. "Kalau begitu, kita harus menemukan mereka sebelum terlambat."

Liang Fei hendak mengangguk ketika tiba-tiba ia merasakan sesuatu. Udara di sekitar mereka berubah—seolah-olah ada sesuatu yang mendadak terbangun.

Kesunyian yang sebelumnya hanya mencekam kini berubah menjadi sesuatu yang lebih buruk.

Feng Xian, yang juga merasakannya, langsung mencengkeram gagang pedangnya erat. "Mereka datang..." bisiknya.

Lalu terdengar suara itu.

Suara langkah kaki.

Bukan langkah biasa, tapi puluhan kaki yang menginjak tanah dalam irama yang lambat dan menyeramkan. Dari balik pepohonan yang kering dan membusuk, bayangan-bayangan mulai bermunculan. Mata-mata merah menyala menembus kegelapan, seperti bara api yang membakar dari dalam.

Satu... Dua... Lima... Sepuluh.

Mereka muncul dari segala arah, mengepung Liang Fei dan Feng Xian dalam lingkaran yang semakin menyempit.

Beberapa di antara mereka bergerak dalam posisi membungkuk, tubuh mereka kurus dengan kulit kehitaman, taring tajam menyeringai dalam ekspresi lapar. Iblis tingkat rendah.

Di belakang mereka, sosok-sosok yang lebih besar berdiri dengan kepercayaan diri yang mengintimidasi. Otot mereka padat, cakarnya lebih panjang, dan auranya memancarkan kekuatan yang lebih menakutkan. Iblis tingkat menengah.

Namun yang paling mengerikan adalah yang berdiri di tengah.

Iblis itu jauh lebih besar daripada yang lain, tubuhnya berlapis kulit hitam legam dengan pola merah membara seperti lava yang merayap di bawah permukaannya. Sepasang tanduk melengkung keluar dari kepalanya, dan matanya bersinar seperti bara api yang membakar tanpa henti. Iblis tingkat tinggi!

Ia tidak menggeram seperti iblis lainnya. Tidak mengaum dengan liar.

Sebaliknya, ia tersenyum.

Senyuman yang terlalu manusiawi untuk makhluk seperti dirinya, namun justru karena itulah terasa lebih mengerikan.

"Menarik..." suaranya dalam dan serak, seperti bebatuan yang bergesekan di dasar jurang. "Aku tidak menyangka akan menemukan manusia lain di tempat ini."

Liang Fei tidak merespons, hanya menatapnya dengan ekspresi dingin.

Iblis itu melangkah maju, meneliti Liang Fei dengan tatapan penuh minat. "Sudah lama aku tidak menangkap manusia... Apalagi bangsa Lunaris."

Liang Fei menyipitkan matanya. 'Bangsa Lunaris?'

Ia pernah mendengar banyak legenda dan sejarah tentang berbagai klan serta suku di dunia ini, tapi istilah itu... tidak pernah sekalipun ia temui.

Di sampingnya, Feng Xian tampak semakin tegang. Dengan suara rendah, ia bergumam, "Sudah kuduga..."

Iblis itu menyeringai lebih lebar, seolah menikmati kebingungan mereka. "Ah... kau tidak tahu, ya?"

Liang Fei tetap diam. Ia bisa merasakan bahwa iblis ini sedang mencoba mempermainkannya.

Dan benar saja—alih-alih memberikan jawaban, iblis itu justru mengangkat tangannya dan melambaikannya dengan santai.

"Tidak masalah. Kau akan segera mengetahuinya... di hadapan raja kami."

TIK!

Begitu suara jari iblis itu bertemu, pasukan iblis di sekelilingnya langsung melesat maju.

Gerakan mereka begitu cepat—bayangan hitam melesat dengan cakar mencuat, gigi tajam berkilat di bawah sinar redup.

Namun sebelum mereka bisa mendekat—

BLARRR!

Ledakan energi tiba-tiba meledak dari tubuh Liang Fei, menghantam tanah dengan kekuatan yang cukup besar hingga debu dan pecahan batu beterbangan.

Gelombang kejut yang dilepaskannya langsung menghantam iblis-iblis tingkat rendah, melemparkan mereka ke udara sebelum jatuh dengan suara gedebuk keras.

Tanah di sekitarnya retak, energi liar berdenyut di udara.

Di tengah kekacauan itu, Liang Fei tetap berdiri tenang.

Tatapannya bertemu dengan mata sang iblis tingkat tinggi—dingin, tajam, dan penuh peringatan.

"Jika kau ingin membawaku pergi," suaranya terdengar pelan, tetapi setiap kata mengandung ancaman yang tidak perlu diragukan lagi. "Coba saja."

Terpopuler

Comments

Nanik S

Nanik S

Iblis.... Blaaaaar hancurkan semuanya

2025-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 1 Legenda Yang Nyata: Pewaris Dewa Naga (ARC 1)
2 2 Sisi Lain Kaisar: Arti Menjadi Seorang Ayah
3 3 Empat Benua Diluar Benua Feng: Invasi Para Iblis
4 4 Perjalanan Berburu: Menghabiskan Waktu Bersama Xi Fei
5 5 Insting Alami Dalam Berburu: Ayah Dan Anak
6 6 Dibalik Sekte Laut Surgawi Yang Dibangun Kembali: Shen Yan
7 7 Anak Yang Menangis Di Balik Karang: Keluarga Kecil Shen Yan dan Shen Yao
8 8 Kedatangan Tamu Tak Diundang: Orang Dari Benua Lain
9 9 Murid Yang Dulu Menghilang: Tanda-tanda Zhiyuan di Benua Lingzu
10 10 Keputusan Yang Berat: Antara Kaisar dan Pewaris Dewa Naga
11 11 Seperti Orang Kuno: Feng Xian di Ibukota Kekaisaran Fengyin.
12 12 Hari Keberangkatan: Perpisahan Penuh Haru
13 13 Iblis Yang Berlagak Seperti Raja: Lautan Neraka Xuanhai
14 14 Lautan Neraka Xuanhai: Kuburan Masal Bagi Siapapun Yang Menentangnya
15 15 Xuangu: Monster Laut Abadi, Sang Penjaga Perbatasan Antar Benua
16 16 Benua Lingzu: Tempat Suci Yang Dikotori Oleh Iblis
17 17 Serangan Iblis: Pegunungan Emas Yang Tercemar
18 18 Bangsa Lunaris: Identitas Liang Fei Yang Penuh Misteri
19 19 Di Balik Air Terjun: Kehidupan Kecil Yang Mencoba Bertahan
20 20 Misteri Yang Akhirnya Terungkap: Bangsa Lunaris dan Identitas Liang Fei
21 21 Ramalan Yang Menjadi Kenyataan: Lokasi Yang Ditemukan Oleh Iblis
22 22 Suara Kematian Di Depan Air Terjun: Transformasi Naga Liang Fei
23 23 Penyamaran Yang Terbongkar: Iblis Kuno Yang Menjadi Misteri
24 24 Shanruo: Iblis Kuno Dengan Kemampuan Yang Aneh
25 Bab pengumuman
26 26 Shanruo dan Guingming: Dua Iblis Kuno Yang Menguasai Benua Lingxu
27 27 Pagi Hari Yang Cerah: Shi Yue di Benua Feng
28 28 Menepati Janji Untuk Pulang: Kemesraan Suami Istri
29 29 Sekte Naga Putih Setelah Pengkhianatan: Barang Peninggalan Leluhur
30 30 Kenangan Long Zen: Pertemuan dengan Wanita Misterius
31 31 Kembali ke Benua Lingxu: Artefak Gerbang Neraka
32 32 Harapan Kecil Di Dalam Tenda: Penatua Xuang dan Para Budak
Episodes

Updated 32 Episodes

1
1 Legenda Yang Nyata: Pewaris Dewa Naga (ARC 1)
2
2 Sisi Lain Kaisar: Arti Menjadi Seorang Ayah
3
3 Empat Benua Diluar Benua Feng: Invasi Para Iblis
4
4 Perjalanan Berburu: Menghabiskan Waktu Bersama Xi Fei
5
5 Insting Alami Dalam Berburu: Ayah Dan Anak
6
6 Dibalik Sekte Laut Surgawi Yang Dibangun Kembali: Shen Yan
7
7 Anak Yang Menangis Di Balik Karang: Keluarga Kecil Shen Yan dan Shen Yao
8
8 Kedatangan Tamu Tak Diundang: Orang Dari Benua Lain
9
9 Murid Yang Dulu Menghilang: Tanda-tanda Zhiyuan di Benua Lingzu
10
10 Keputusan Yang Berat: Antara Kaisar dan Pewaris Dewa Naga
11
11 Seperti Orang Kuno: Feng Xian di Ibukota Kekaisaran Fengyin.
12
12 Hari Keberangkatan: Perpisahan Penuh Haru
13
13 Iblis Yang Berlagak Seperti Raja: Lautan Neraka Xuanhai
14
14 Lautan Neraka Xuanhai: Kuburan Masal Bagi Siapapun Yang Menentangnya
15
15 Xuangu: Monster Laut Abadi, Sang Penjaga Perbatasan Antar Benua
16
16 Benua Lingzu: Tempat Suci Yang Dikotori Oleh Iblis
17
17 Serangan Iblis: Pegunungan Emas Yang Tercemar
18
18 Bangsa Lunaris: Identitas Liang Fei Yang Penuh Misteri
19
19 Di Balik Air Terjun: Kehidupan Kecil Yang Mencoba Bertahan
20
20 Misteri Yang Akhirnya Terungkap: Bangsa Lunaris dan Identitas Liang Fei
21
21 Ramalan Yang Menjadi Kenyataan: Lokasi Yang Ditemukan Oleh Iblis
22
22 Suara Kematian Di Depan Air Terjun: Transformasi Naga Liang Fei
23
23 Penyamaran Yang Terbongkar: Iblis Kuno Yang Menjadi Misteri
24
24 Shanruo: Iblis Kuno Dengan Kemampuan Yang Aneh
25
Bab pengumuman
26
26 Shanruo dan Guingming: Dua Iblis Kuno Yang Menguasai Benua Lingxu
27
27 Pagi Hari Yang Cerah: Shi Yue di Benua Feng
28
28 Menepati Janji Untuk Pulang: Kemesraan Suami Istri
29
29 Sekte Naga Putih Setelah Pengkhianatan: Barang Peninggalan Leluhur
30
30 Kenangan Long Zen: Pertemuan dengan Wanita Misterius
31
31 Kembali ke Benua Lingxu: Artefak Gerbang Neraka
32
32 Harapan Kecil Di Dalam Tenda: Penatua Xuang dan Para Budak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!