Xuangu tidak menjawab, tentu saja, tetapi geramannya bergema di dalam air, getarannya merambat hingga ke tulang Liang Fei.
"Makhluk bodoh..." Dengan satu ayunan, pedang Liang Fei membelah arus laut, menciptakan gelombang panas yang mendidihkan air di sekitarnya. "Aku bisa menghabisimu kapan saja. Tapi sekarang, aku punya rencana yang lebih menarik daripada sekadar membunuhmu."
Xuangu tidak menjawab, tetapi geramannya mengguncang air, getarannya menyusup hingga ke tulang Liang Fei.
Detik berikutnya, monster itu mengayunkan ekor raksasanya dengan kekuatan destruktif. Air laut bergolak, tekanan dahsyat menerjang Liang Fei dari segala arah.
BOOM!
Liang Fei tersentak ke belakang, tetapi segera menancapkan pedangnya ke dasar laut untuk menahan tubuhnya. Belum sempat dia bernapas, Xuangu membuka ketiga rahangnya sekaligus dan menyemburkan gelombang racun.
Air di sekelilingnya langsung berubah keunguan. Cairan itu bukan sekadar racun biasa—itu adalah korosi murni, sanggup melarutkan daging hingga ke tulang hanya dalam hitungan detik.
Liang Fei tidak menghindar.
Dengan satu tebasan horizontal, tekanan pedangnya menciptakan gelombang kejut yang membelah racun itu menjadi dua, membuka jalur di tengahnya. Namun, Xuangu sudah mengantisipasi.
Dari belakang, ekor raksasa melesat bagai tombak, membidik punggungnya dengan kecepatan kilat.
WHAM!
Pukulan itu menghantam tubuh Liang Fei dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan batu raksasa. Tubuhnya melesat ke dalam kegelapan laut, menerobos lapisan air dengan kecepatan luar biasa sebelum akhirnya menghantam dasar laut.
DUG!!
Kawah besar terbentuk di sekelilingnya.
Xuangu tak memberi jeda. Monster itu melesat turun, ketiga kepalanya terbuka lebar, siap merobek Liang Fei dalam satu gigitan.
Namun—
Mata Liang Fei menyala keemasan.
WUSHH!
Tubuhnya menghilang dari kawah dalam sekejap mata. Xuangu, yang kehilangan targetnya, hanya menggigit air.
Seketika, energi menggelegak di belakang monster itu. Liang Fei muncul kembali, Pedang Naga di tangannya bergetar hebat, cahaya menyelimuti bilahnya dengan kilatan emas yang membakar air di sekitarnya.
"Lamban."
SLASH!
Tebasan pertama—menghantam salah satu leher Xuangu, memisahkan kepala kirinya dari tubuhnya.
Tebasan kedua—memotong diagonal ke bawah, menembus dada monster itu dan meledakkan darah hitam pekat.
Tebasan ketiga—berputar cepat, menebas ekor yang tadi menghantamnya hingga putus setengah.
Xuangu meraung kesakitan.
Tapi Liang Fei belum selesai.
Sebelum monster itu bisa beregenerasi, dia melesat ke depan dan menghantam tubuh Xuangu dengan telapak tangan terbuka.
"Teknik Naga Penghancur Tulang."
Gelombang energi menembus tubuh monster itu, menghancurkan organ dalamnya dari dalam. Tulang-tulang Xuangu retak bersamaan, terdengar seperti suara kaca yang pecah.
Monster itu menggeliat liar, darahnya menyatu dengan arus laut yang bergejolak.
Liang Fei mengangkat pedangnya tinggi, mengarahkan ujungnya tepat ke jantung Xuangu. "Aku akan mengatakannya sekali saja—Tunduk, atau mati."
Xuangu terhuyung, tubuh raksasanya bergetar di antara kehidupan dan kematian.
Energinya melemah. Luka-lukanya belum pulih. Dia bisa mencoba bertarung, tetapi hanya akan menemui kehancuran.
Akhirnya, salah satu kepalanya—yang pertama kali beregenerasi—mengeluarkan raungan panjang. Namun kali ini, bukan raungan perlawanan.
Raungan itu adalah simbol ketundukan.
Xuangu menundukkan tubuhnya, tanda menyerah kepada satu-satunya makhluk yang pernah mengalahkannya.
Liang Fei menarik kembali pedangnya, mengamati monster laut itu dengan ekspresi tenang.
"Keputusan yang bijak."
---
Hujan deras masih mengguyur. Angin berputar liar, membawa ombak tinggi yang terus menghantam kapal yang nyaris karam.
Feng Xian berdiri di geladak, tatapannya terpaku pada permukaan laut yang mulai tenang.
Lalu—
SPLASH!
Air laut terbelah. Xuangu muncul, tubuh besarnya menjulang ke atas. Namun yang lebih mencengangkan adalah sosok yang berdiri di atas kepalanya.
Liang Fei.
Feng Xian tertegun. "A-Apa...?"
Sang kaisar berdiri santai di atas kepala monster raksasa itu. Satu tangannya disilangkan di belakang, sementara yang lain masih menggenggam Pedang Naga yang memancarkan kilau samar. Pakaiannya basah, tapi aura mendominasi yang ia pancarkan tetap utuh.
Dengan satu lompatan ringan, ia melayang turun dan mendarat tanpa suara di geladak kapal.
Feng Xian masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Yang Mulia... Kenapa Xuangu—"
"Patuh?" Liang Fei menyela dengan nada tenang, pedangnya diputar sebelum kembali ke sarungnya. "Aku memberinya pilihan. Hidup dan tunduk padaku, atau mati."
Feng Xian mengerutkan dahi. "Kau bisa membunuhnya, kan? Kenapa tidak kau habisi saja?"
Liang Fei mendesah pendek, seolah pertanyaan itu terlalu sederhana. "Kau hanya melihatnya sebagai monster. Tapi kau tidak melihat perannya."
Tatapan Feng Xian menyiratkan kebingungan. "Apa maksudmu?"
"Xuangu bukan sekadar makhluk buas," jawab Liang Fei, matanya mengarah ke cakrawala yang gelap. "Dia bukan monster yang membunuh tanpa alasan. Dari caranya bertarung dan posisinya di Lautan Neraka Xuanhai… aku menyimpulkan satu hal."
Feng Xian menunggu jawabannya.
"Xuangu adalah penjaga."
Feng Xian menegang. "Penjaga? Penjaga apa?"
"Perbatasan," jawab Liang Fei. "Lautan ini adalah penghalang alami antara Benua Feng dan dunia luar. Jika makhluk sekuat Xuangu ada di sini, berarti seseorang—atau sesuatu—menempatkannya di sini dengan tujuan tertentu."
Feng Xian mulai memahami. "Jadi... kau pikir dia ditugaskan untuk menjaga benua ini?"
Liang Fei mengangguk. "Dan sekarang, dengan dunia luar yang dikuasai iblis, membunuhnya hanya akan mempercepat kehancuran kita."
Feng Xian merinding. Jika penghalang alami ini lenyap, iblis bisa dengan mudah menyerang.
"Tapi kalau begitu..." Feng Xian menatap Xuangu dengan ragu. "Kenapa dia menyerang kita?"
Liang Fei tersenyum tipis. "Karena itu tugasnya. Baginya, manusia dan iblis sama saja—ancaman yang harus dihentikan."
Feng Xian menghela napas dalam. "Jadi... kau tidak hanya menaklukkannya, tapi juga menjadikannya bawahanmu?"
Liang Fei menyeringai. "Tepat."
Xuangu tetap diam, tak menunjukkan tanda-tanda perlawanan.
Feng Xian mengusap wajahnya. "Aku tidak tahu harus kagum atau takut padamu, Yang Mulia..."
Liang Fei tertawa kecil. "Mulailah membiasakan diri. Kita baru saja memulai."
Feng Xian mendengus sebelum mengambil kemudi kapal. "Siap, Kapten!" katanya, setengah bercanda.
Liang Fei menatap punggung pria itu, ekspresinya sulit diartikan—waspada, dingin, penuh perhitungan. Lalu, ia kembali menoleh ke Xuangu, tangannya terulur, menyentuh moncong monster itu. Xuangu hanya mendengus pelan.
Mengingat tugas Xuangu di sini, monster itu pasti sudah pernah menghadapi Iblis Kuno Yusheng yang mencoba melewati lautan ini. Yusheng memang berhasil membunuh Xuangu, tapi monster itu hidup kembali.
Konsep keabadian Xuangu sungguh merepotkan. Monster itu bisa terlahir kembali dari telur yang ditinggalkannya di dasar laut, dan dalam hitungan hari, ia akan mendapatkan kembali kekuatannya seolah tak pernah terbunuh.
Liang Fei bisa saja memenggal ketiga kepalanya sekaligus sebelum menghancurkan jantungnya, tapi itu tak berarti Xuangu benar-benar lenyap.
Selama telur-telurnya masih ada, ia akan selalu kembali.
Satu-satunya cara untuk benar-benar melenyapkannya adalah dengan menyisir seluruh lautan dan menghancurkan setiap telur yang tersembunyi di kedalaman. Tapi itu... hampir mustahil dilakukan.
Liang Fei menghela napas, menyadari betapa melelahkannya upaya ini.
'Sudah kuduga… berteman denganmu adalah pilihan yang tepat...'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Nanik S
Bagus... lanjut
2025-03-24
0
arumazam
mantapppp
2025-03-06
0