11 Seperti Orang Kuno: Feng Xian di Ibukota Kekaisaran Fengyin.

Matahari baru saja naik, sinarnya yang hangat perlahan mengusir sisa-sisa kabut pagi di ibu kota Feng. Kota itu sudah ramai—pedagang sibuk menjajakan dagangan, anak-anak berlarian di antara kerumunan, dan para penjaga patroli dengan kewaspadaan tinggi.

Di tengah hiruk-pikuk itu, Feng Xian berjalan dengan tatapan penasaran. Matanya mengamati bangunan, patung, dan teknologi yang tampak begitu kuno di matanya. Namun bagi penduduk setempat, semua itu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.

Di sampingnya, Lian Ruolan melangkah dengan tangan bersedekap. Ekspresinya tetap dingin, tetapi dalam hati, ia sudah berkali-kali menghela napas melihat betapa antusiasnya pria di sebelahnya.

Feng Xian tiba-tiba berhenti di depan sebuah kedai teh sederhana. Aroma lembut dari teko tanah liat yang mengepulkan uap hangat membuatnya terpaku.

"Teh ini… bagaimana cara pembuatannya?" tanyanya pada pemilik kedai, seorang pria tua dengan janggut putih.

Orang tua itu terkekeh. "Hanya teh biasa, Tuan. Daun teh dari perbukitan sekitar sini."

Feng Xian mengangguk kecil, seolah baru saja menemukan sesuatu yang berharga. "Sederhana… tapi aromanya menenangkan."

Lian Ruolan meliriknya sekilas. "Jangan bilang kau belum pernah mencium aroma teh sebelumnya."

Feng Xian menoleh, bibirnya tertarik membentuk senyum samar. "Di tempatku, teh adalah barang langka. Hanya segelintir orang yang bisa menikmatinya. Tapi di sini…" Tatapannya kembali jatuh pada kedai kecil itu. "Siapa saja bisa duduk santai dan menikmati secangkir teh hangat tanpa rasa takut."

Pemilik kedai terkekeh lagi. "Mau secangkir, Tuan?"

Feng Xian tampak ragu, lalu menggeleng. "Sayangnya, aku tidak punya uang."

Pria tua itu terkejut, kemudian melirik Lian Ruolan, seolah bertanya apakah mereka benar-benar tidak mampu membayar teh. Wanita berambut merah itu mendesah pelan sebelum meletakkan beberapa koin di meja.

"Beri dia teh," katanya singkat.

Feng Xian menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak. "Ternyata kau masih punya hati."

Lian Ruolan mendengus. "Jangan salah paham. Aku hanya tidak mau mendengar ocehanmu sepanjang jalan karena menyesal tidak mencicipinya."

Feng Xian tertawa kecil, lalu mengambil cangkir yang diberikan. Ia meniup uapnya sebelum menyesap sedikit. Rasa pahit yang lembut menyebar di lidahnya, meninggalkan jejak manis di akhir.

"Begini rasanya… kedamaian," gumamnya.

Lian Ruolan meliriknya. "Apa maksudmu?"

Feng Xian menatap sekeliling—warga yang berbincang santai, anak-anak yang tertawa lepas, pedagang yang sibuk tanpa rasa khawatir.

"Di tempatku, tidak ada momen seperti ini. Bahkan sebelum iblis datang, hidup kami selalu dipenuhi ketegangan. Kami adalah pusat ilmu pengetahuan, tapi juga pusat peperangan. Semua orang ingin menguasai teknologi kami. Kami hidup dengan waspada setiap hari, takut kapan musuh akan menyerang."

Lian Ruolan tetap diam, membiarkannya berbicara.

"Lalu iblis datang… dan semuanya berakhir. Kedamaian yang selama ini kami perjuangkan, kebanggaan kami sebagai bangsa paling maju… hilang begitu saja."

Ia menghela napas panjang sebelum kembali menatap Lian Ruolan. "Aku iri pada penduduk di sini. Mereka bisa hidup tanpa ketakutan. Bisa bercanda, menikmati teh, berjalan-jalan tanpa harus bertanya-tanya apakah besok mereka masih hidup atau tidak."

Lian Ruolan akhirnya membuka suara. "Kedamaian ini tidak datang begitu saja. Kaisar telah berjuang mati-matian untuk menciptakannya."

Feng Xian tersenyum tipis. "Aku tahu. Itulah sebabnya aku semakin kagum. Di saat dunia lain hancur oleh iblis, kalian tetap bertahan dan bahkan berkembang."

Lian Ruolan menatapnya tajam. "Dan itu sebabnya kau ingin mencari perlindungan di sini?"

Feng Xian menggeleng. "Bukan hanya perlindungan. Aku ingin bangsaku memiliki kesempatan kedua. Aku ingin mereka merasakan kehidupan seperti ini… meskipun hanya sebentar."

Lian Ruolan mengamati wajahnya, lalu mendesah pelan. "Kau terdengar seperti orang tua yang mengenang masa lalu."

Feng Xian tertawa ringan. "Mungkin memang begitu. Aku berasal dari peradaban yang lebih maju, tapi justru di sini aku merasa seperti orang kuno."

Lian Ruolan menggeleng kecil. "Orang kuno atau bukan, tugasmu tetap sama: mengikuti perintah. Dan tugasku adalah mengawasimu."

Feng Xian mengangkat bahu. "Baiklah, Nona Pengawas. Terima kasih sudah mentraktir teh."

Lian Ruolan hanya mendecak sebelum berjalan lebih dulu. Feng Xian menatap punggungnya, masih dengan senyum samar di wajahnya.

Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasakan secuil kedamaian.

...

Saat mereka kembali ke pusat kota, suara langkah santai terdengar mendekat. Feng Xian menoleh dan melihat seorang pria berjalan dengan tangan di belakang kepala, ekspresinya santai seolah dunia ini tak punya masalah.

Zhang Tao.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Lian Ruolan bertanya dengan nada datarnya yang khas.

Zhang Tao menyeringai. "Oh, aku hanya menyampaikan pesan dari Yang Mulia."

Feng Xian menegakkan tubuhnya, matanya berbinar penuh harapan. "Apa yang dikatakan Kaisar?"

Zhang Tao mengangkat bahu. "Yang Mulia sudah mengambil keputusan. Dia setuju untuk membantu teman-temanmu di Benua Lingxu."

Feng Xian terdiam sesaat sebelum akhirnya menghela napas lega. Tatapan cemas yang sejak tadi menghantuinya perlahan berubah menjadi rasa syukur.

"Terima kasih… terima kasih banyak…"

Zhang Tao menatapnya dengan alis terangkat. "Tunggu dulu, aku belum selesai."

Feng Xian kembali menoleh dengan bingung. "Apa lagi?"

Ekspresi Zhang Tao berubah lebih serius. "Yang Mulia sendiri yang akan datang ke Benua Lingxu. Bersamamu."

Kata-kata itu bagaikan petir yang menyambar di siang bolong.

"Apa?!" Lian Ruolan dan Feng Xian berseru hampir bersamaan.

Lian Ruolan langsung berdiri tegak, matanya menatap tajam Zhang Tao. "Dia tidak bisa melakukan hal gegabah seperti itu! Dia seorang pemimpin! Bagaimana jika terjadi sesuatu?!"

Zhang Tao hanya bisa menghela napas panjang. "Ratu sudah mengizinkan. Jadi, suka atau tidak, kita harus menerima keputusan ini."

Lian Ruolan mengepalkan tangannya, tampak jelas ia ingin membantah. Tapi jika Seo Fei sendiri sudah memberikan izin, tidak ada yang bisa mereka lakukan.

Feng Xian menatap Zhang Tao dengan ekspresi rumit. "Kaisar benar-benar akan datang sendiri?"

Zhang Tao mengangguk santai. "Iya, dan kau akan berangkat setelah semua persiapan selesai."

Feng Xian mengepalkan tangan, menatap langit. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa ada harapan.

'Benua Lingxu… tunggulah. Aku akan kembali.'

Terpopuler

Comments

Indah Hidayat

Indah Hidayat

kenapa si mc tdk pakai teleportasi ke benua lingzu ? mestinya dijelaskan thor.

2025-03-12

1

Nanik S

Nanik S

Apakah akan bertemu Zhuuan

2025-03-24

0

Nggenk Topan

Nggenk Topan

lanjut thorrrr

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 1 Legenda Yang Nyata: Pewaris Dewa Naga (ARC 1)
2 2 Sisi Lain Kaisar: Arti Menjadi Seorang Ayah
3 3 Empat Benua Diluar Benua Feng: Invasi Para Iblis
4 4 Perjalanan Berburu: Menghabiskan Waktu Bersama Xi Fei
5 5 Insting Alami Dalam Berburu: Ayah Dan Anak
6 6 Dibalik Sekte Laut Surgawi Yang Dibangun Kembali: Shen Yan
7 7 Anak Yang Menangis Di Balik Karang: Keluarga Kecil Shen Yan dan Shen Yao
8 8 Kedatangan Tamu Tak Diundang: Orang Dari Benua Lain
9 9 Murid Yang Dulu Menghilang: Tanda-tanda Zhiyuan di Benua Lingzu
10 10 Keputusan Yang Berat: Antara Kaisar dan Pewaris Dewa Naga
11 11 Seperti Orang Kuno: Feng Xian di Ibukota Kekaisaran Fengyin.
12 12 Hari Keberangkatan: Perpisahan Penuh Haru
13 13 Iblis Yang Berlagak Seperti Raja: Lautan Neraka Xuanhai
14 14 Lautan Neraka Xuanhai: Kuburan Masal Bagi Siapapun Yang Menentangnya
15 15 Xuangu: Monster Laut Abadi, Sang Penjaga Perbatasan Antar Benua
16 16 Benua Lingzu: Tempat Suci Yang Dikotori Oleh Iblis
17 17 Serangan Iblis: Pegunungan Emas Yang Tercemar
18 18 Bangsa Lunaris: Identitas Liang Fei Yang Penuh Misteri
19 19 Di Balik Air Terjun: Kehidupan Kecil Yang Mencoba Bertahan
20 20 Misteri Yang Akhirnya Terungkap: Bangsa Lunaris dan Identitas Liang Fei
21 21 Ramalan Yang Menjadi Kenyataan: Lokasi Yang Ditemukan Oleh Iblis
22 22 Suara Kematian Di Depan Air Terjun: Transformasi Naga Liang Fei
23 23 Penyamaran Yang Terbongkar: Iblis Kuno Yang Menjadi Misteri
24 24 Shanruo: Iblis Kuno Dengan Kemampuan Yang Aneh
25 Bab pengumuman
26 26 Shanruo dan Guingming: Dua Iblis Kuno Yang Menguasai Benua Lingxu
27 27 Pagi Hari Yang Cerah: Shi Yue di Benua Feng
28 28 Menepati Janji Untuk Pulang: Kemesraan Suami Istri
29 29 Sekte Naga Putih Setelah Pengkhianatan: Barang Peninggalan Leluhur
30 30 Kenangan Long Zen: Pertemuan dengan Wanita Misterius
31 31 Kembali ke Benua Lingxu: Artefak Gerbang Neraka
32 32 Harapan Kecil Di Dalam Tenda: Penatua Xuang dan Para Budak
Episodes

Updated 32 Episodes

1
1 Legenda Yang Nyata: Pewaris Dewa Naga (ARC 1)
2
2 Sisi Lain Kaisar: Arti Menjadi Seorang Ayah
3
3 Empat Benua Diluar Benua Feng: Invasi Para Iblis
4
4 Perjalanan Berburu: Menghabiskan Waktu Bersama Xi Fei
5
5 Insting Alami Dalam Berburu: Ayah Dan Anak
6
6 Dibalik Sekte Laut Surgawi Yang Dibangun Kembali: Shen Yan
7
7 Anak Yang Menangis Di Balik Karang: Keluarga Kecil Shen Yan dan Shen Yao
8
8 Kedatangan Tamu Tak Diundang: Orang Dari Benua Lain
9
9 Murid Yang Dulu Menghilang: Tanda-tanda Zhiyuan di Benua Lingzu
10
10 Keputusan Yang Berat: Antara Kaisar dan Pewaris Dewa Naga
11
11 Seperti Orang Kuno: Feng Xian di Ibukota Kekaisaran Fengyin.
12
12 Hari Keberangkatan: Perpisahan Penuh Haru
13
13 Iblis Yang Berlagak Seperti Raja: Lautan Neraka Xuanhai
14
14 Lautan Neraka Xuanhai: Kuburan Masal Bagi Siapapun Yang Menentangnya
15
15 Xuangu: Monster Laut Abadi, Sang Penjaga Perbatasan Antar Benua
16
16 Benua Lingzu: Tempat Suci Yang Dikotori Oleh Iblis
17
17 Serangan Iblis: Pegunungan Emas Yang Tercemar
18
18 Bangsa Lunaris: Identitas Liang Fei Yang Penuh Misteri
19
19 Di Balik Air Terjun: Kehidupan Kecil Yang Mencoba Bertahan
20
20 Misteri Yang Akhirnya Terungkap: Bangsa Lunaris dan Identitas Liang Fei
21
21 Ramalan Yang Menjadi Kenyataan: Lokasi Yang Ditemukan Oleh Iblis
22
22 Suara Kematian Di Depan Air Terjun: Transformasi Naga Liang Fei
23
23 Penyamaran Yang Terbongkar: Iblis Kuno Yang Menjadi Misteri
24
24 Shanruo: Iblis Kuno Dengan Kemampuan Yang Aneh
25
Bab pengumuman
26
26 Shanruo dan Guingming: Dua Iblis Kuno Yang Menguasai Benua Lingxu
27
27 Pagi Hari Yang Cerah: Shi Yue di Benua Feng
28
28 Menepati Janji Untuk Pulang: Kemesraan Suami Istri
29
29 Sekte Naga Putih Setelah Pengkhianatan: Barang Peninggalan Leluhur
30
30 Kenangan Long Zen: Pertemuan dengan Wanita Misterius
31
31 Kembali ke Benua Lingxu: Artefak Gerbang Neraka
32
32 Harapan Kecil Di Dalam Tenda: Penatua Xuang dan Para Budak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!