10 Keputusan Yang Berat: Antara Kaisar dan Pewaris Dewa Naga

Ruangan tetap sunyi, tetapi ketertarikan mulai tampak di wajah beberapa orang. Bahkan Zhang Hua, yang biasanya sinis, kini lebih memperhatikan.

“Kau bilang… ilmu pengetahuan?” Liang Fei bersuara datar.

Feng Xian langsung menatapnya. “Ya. Sebelum invasi iblis, Benua Lingzu adalah pusat inovasi. Leluhur kami menciptakan artefak sihir pertama, menemukan formula ramuan penyembuhan, dan menulis kitab-kitab teknik bela diri serta kultivasi. Semua ilmu yang berkembang di seluruh benua berasal dari tempat kami. Jika kami musnah, warisan itu akan lenyap selamanya.”

Mata Liang Fei menyipit. Pikirannya bekerja cepat, menganalisis informasi itu. Zhou Lin pernah mengatakan hal yang sama—Benua Lingzu adalah jantung peradaban ilmu pengetahuan.

Feng Xian berbicara lebih sungguh-sungguh. “Aku tahu jumlah kami kecil, dan aku sadar risikonya besar. Tapi jika kau menolong kami, umatku akan memberikan segalanya. Kami mungkin bukan pejuang, tapi kami bisa menciptakan senjata, ramuan, dan strategi yang dapat mengubah jalannya perang.”

Liang Fei menyandarkan tubuh ke singgasana. Jari-jarinya perlahan mengetuk sandaran tangan. Diam. Tatapannya tajam, meneliti Feng Xian.

Sebagai Kaisar, belas kasihan bukan alasan yang cukup untuk bertindak. Setiap keputusan harus didasarkan pada untung dan rugi.

Menyelamatkan umat Feng Xian berarti menghadapi bahaya besar. Lautan di sekitar Benua Lingzu penuh monster, belum lagi ancaman iblis yang menguasai wilayah itu. Namun, jika klaim Feng Xian benar, ilmu mereka bisa menjadi aset berharga.

Investasi berisiko tinggi—namun dengan kemungkinan keuntungan besar.

Keheningan terasa begitu panjang sebelum akhirnya Liang Fei berbicara.

“Aku akan mempertimbangkan permintaanmu.” Suaranya tenang, tapi tegas. “Bukan karena belas kasihan, tapi karena manfaat yang bisa umatmu berikan.”

Feng Xian menegang.

“Tapi,” lanjut Liang Fei, “aku tidak akan bertindak gegabah. Rencana harus matang. Aku yang akan menentukan kapan dan bagaimana kita bergerak.”

Feng Xian buru-buru merespons, suaranya mantap. “Aku mengerti.”

“Untuk sementara, kau boleh tinggal di ibu kota,” kata Liang Fei. “Tapi kau akan diawasi Jenderal Lian Ruolan.”

Feng Xian menoleh ke samping. Seorang wanita berambut merah berdiri dengan ekspresi tak terbaca. Matanya setajam elang, penuh kewaspadaan.

“Kau akan diawasi setiap saat,” lanjut Liang Fei. “Jika ada tanda-tanda pengkhianatan… kau akan dieksekusi di tempat.”

Feng Xian membungkuk hormat. “Aku mengerti, Yang Mulia.”

Liang Fei mengisyaratkan agar audiensi berakhir.

Saat Feng Xian berbalik menuju pintu, langkahnya sempat terhenti. Ia menoleh sedikit.

“Bolehkah aku bertanya satu hal lagi, Yang Mulia?”

Liang Fei mengangkat alis. “Tentu.”

Feng Xian menatapnya dalam. “Apakah Yang Mulia… benar-benar lahir di benua ini?”

Liang Fei mengernyit. Pertanyaan aneh. Namun, jawabannya keluar tanpa ragu. “Tentu saja.”

Feng Xian terdiam sejenak sebelum akhirnya membungkuk sekali lagi. “Terima kasih atas waktunya.”

Kemudian, ia pergi.

Liang Fei menatapnya hingga menghilang dari pandangan. Namun, pikirannya masih bergemuruh.

...

Malam telah larut ketika Liang Fei memasuki kamarnya. Lentera menerangi ruangan dengan cahaya redup, menciptakan bayangan samar di dinding.

Seo Fei duduk di tepi tempat tidur. Jubah tidurnya sederhana, tetapi pesona anggunnya tetap terpancar.

Liang Fei melepaskan jubah kebesaran dan menggantinya dengan pakaian yang lebih nyaman. Beban di pundaknya sedikit berkurang, tetapi pikirannya masih dipenuhi pertimbangan yang rumit.

Seo Fei menatapnya diam-diam, lalu bertanya pelan, “Kau memikirkan Zhiyuan lagi?”

Liang Fei terhenti sejenak, lalu menggeleng. “Tidak.”

Seo Fei menyipitkan mata. “Benarkah? Biasanya, kau hanya sekacau ini kalau mengingatnya.”

Liang Fei tersenyum tipis, tapi sorot matanya membuat Seo Fei semakin khawatir.

“Aku ingin pergi ke Benua Lingzu,” katanya akhirnya.

Seo Fei membeku. “Apa?”

“Aku ingin pergi ke sana sendirian.”

Seo Fei langsung bangkit, matanya melebar. “Tidak! Itu gila, Liang Fei! Kau Kaisar! Bagaimana mungkin kau meninggalkan kerajaan begitu saja?”

“Aku tidak bisa mengutus orang lain.” Liang Fei menarik napas perlahan. “Jika aku mengirim pasukan, mereka tidak akan kembali.”

“Itu hanya firasat!” Seo Fei bersikeras.

“Firasat yang tak pernah salah.” Tatapan Liang Fei tajam. “Kau tahu itu.”

Seo Fei mengepalkan tangan. Ia tahu betapa tajamnya insting suaminya, tetapi kali ini, ia tak bisa menerimanya begitu saja.

“Kerajaan masih membutuhkanmu! Rakyatmu butuh kau! Xi’er butuh kau!”

Liang Fei mengalihkan pandangan. “Aku sudah cukup menjadi Kaisar selama tujuh tahun ini.”

Seo Fei terdiam.

“Kota Huisan dan Sekte Laut Surgawi sudah dibangun kembali. Sekte Naga Putih berjaya. Tidak ada lagi bangsawan korup. Jalan penghubung siap. Ekonomi kuat. Tidak ada rakyat yang kelaparan.”

Ia menatap Seo Fei dalam-dalam. “Aku telah menjalankan tugasku sebagai Kaisar. Sekarang, aku harus menjalankan tugasku sebagai Pewaris Dewa Naga.”

“Liang Fei…” suara Seo Fei bergetar.

“Tugasku adalah bertarung. Melindungi umat manusia dari ancaman yang lebih besar.” Liang Fei menekan pelipisnya. “Bukan hanya duduk di balik tumpukan dokumen.”

Seo Fei mengepalkan tangannya semakin erat. “Bagaimana dengan Xi'er? Kau ingin meninggalkannya?”

Liang Fei menatapnya lembut. “Xi’er lebih kuat dari yang kita kira. Dia berbakat, dan aku yakin dia akan berkembang.”

Seo Fei menggigit bibirnya. “Tapi dia masih anak-anak… Dia butuh ayahnya.”

Liang Fei merasakan beban di dadanya, tapi ia tak bisa mundur. “Aku tidak punya pilihan, Seo Fei.”

“Apa maksudmu tidak punya pilihan?! Kita bisa mencari solusi lain!”

Liang Fei menghela napas, suaranya melembut. “Kultivasiku tak berkembang selama empat tahun terakhir.”

Seo Fei menegang. “Apa?”

“Aku sudah mencoba segalanya untuk meningkatkan kultivasiku. Tapi satu-satunya cara untuk berkembang… adalah dengan membunuh makhluk kuat. Dan di benua ini, tak ada yang cukup kuat untuk bisa meningkatkan kekuatanku.”

Seo Fei merasa sesak. “Kau… sudah lama menyembunyikan ini dariku?”

Liang Fei menatapnya penuh penyesalan. “Aku tidak ingin kau khawatir.”

Seo Fei menggenggam jubahnya erat, air mata jatuh tanpa bisa ia tahan.

Liang Fei menariknya ke dalam pelukannya, mengecup keningnya. “Jangan khawatir. Aku tidak benar-benar pergi.”

Seo Fei mengangkat wajahnya. “Apa maksudmu?”

“Aku bisa berteleportasi kembali kapan saja.” Liang Fei menyentuh pipinya dengan lembut. “Saat kau merindukanku… Aku akan kembali.”

Seo Fei masih takut, tetapi ia ingin percaya. Untuk saat ini, ia hanya ingin menikmati kehangatan suaminya sedikit lebih lama.

Terpopuler

Comments

siKocak

siKocak

kerren...
tidak tamak pada kekuasaan semata.

2025-03-03

1

Nanik S

Nanik S

Membawa Takdir Naga

2025-03-24

0

Yanka Raga

Yanka Raga

ttap extra semangaaat💪

2025-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 1 Legenda Yang Nyata: Pewaris Dewa Naga (ARC 1)
2 2 Sisi Lain Kaisar: Arti Menjadi Seorang Ayah
3 3 Empat Benua Diluar Benua Feng: Invasi Para Iblis
4 4 Perjalanan Berburu: Menghabiskan Waktu Bersama Xi Fei
5 5 Insting Alami Dalam Berburu: Ayah Dan Anak
6 6 Dibalik Sekte Laut Surgawi Yang Dibangun Kembali: Shen Yan
7 7 Anak Yang Menangis Di Balik Karang: Keluarga Kecil Shen Yan dan Shen Yao
8 8 Kedatangan Tamu Tak Diundang: Orang Dari Benua Lain
9 9 Murid Yang Dulu Menghilang: Tanda-tanda Zhiyuan di Benua Lingzu
10 10 Keputusan Yang Berat: Antara Kaisar dan Pewaris Dewa Naga
11 11 Seperti Orang Kuno: Feng Xian di Ibukota Kekaisaran Fengyin.
12 12 Hari Keberangkatan: Perpisahan Penuh Haru
13 13 Iblis Yang Berlagak Seperti Raja: Lautan Neraka Xuanhai
14 14 Lautan Neraka Xuanhai: Kuburan Masal Bagi Siapapun Yang Menentangnya
15 15 Xuangu: Monster Laut Abadi, Sang Penjaga Perbatasan Antar Benua
16 16 Benua Lingzu: Tempat Suci Yang Dikotori Oleh Iblis
17 17 Serangan Iblis: Pegunungan Emas Yang Tercemar
18 18 Bangsa Lunaris: Identitas Liang Fei Yang Penuh Misteri
19 19 Di Balik Air Terjun: Kehidupan Kecil Yang Mencoba Bertahan
20 20 Misteri Yang Akhirnya Terungkap: Bangsa Lunaris dan Identitas Liang Fei
21 21 Ramalan Yang Menjadi Kenyataan: Lokasi Yang Ditemukan Oleh Iblis
22 22 Suara Kematian Di Depan Air Terjun: Transformasi Naga Liang Fei
23 23 Penyamaran Yang Terbongkar: Iblis Kuno Yang Menjadi Misteri
24 24 Shanruo: Iblis Kuno Dengan Kemampuan Yang Aneh
25 Bab pengumuman
26 26 Shanruo dan Guingming: Dua Iblis Kuno Yang Menguasai Benua Lingxu
27 27 Pagi Hari Yang Cerah: Shi Yue di Benua Feng
28 28 Menepati Janji Untuk Pulang: Kemesraan Suami Istri
29 29 Sekte Naga Putih Setelah Pengkhianatan: Barang Peninggalan Leluhur
30 30 Kenangan Long Zen: Pertemuan dengan Wanita Misterius
31 31 Kembali ke Benua Lingxu: Artefak Gerbang Neraka
32 32 Harapan Kecil Di Dalam Tenda: Penatua Xuang dan Para Budak
Episodes

Updated 32 Episodes

1
1 Legenda Yang Nyata: Pewaris Dewa Naga (ARC 1)
2
2 Sisi Lain Kaisar: Arti Menjadi Seorang Ayah
3
3 Empat Benua Diluar Benua Feng: Invasi Para Iblis
4
4 Perjalanan Berburu: Menghabiskan Waktu Bersama Xi Fei
5
5 Insting Alami Dalam Berburu: Ayah Dan Anak
6
6 Dibalik Sekte Laut Surgawi Yang Dibangun Kembali: Shen Yan
7
7 Anak Yang Menangis Di Balik Karang: Keluarga Kecil Shen Yan dan Shen Yao
8
8 Kedatangan Tamu Tak Diundang: Orang Dari Benua Lain
9
9 Murid Yang Dulu Menghilang: Tanda-tanda Zhiyuan di Benua Lingzu
10
10 Keputusan Yang Berat: Antara Kaisar dan Pewaris Dewa Naga
11
11 Seperti Orang Kuno: Feng Xian di Ibukota Kekaisaran Fengyin.
12
12 Hari Keberangkatan: Perpisahan Penuh Haru
13
13 Iblis Yang Berlagak Seperti Raja: Lautan Neraka Xuanhai
14
14 Lautan Neraka Xuanhai: Kuburan Masal Bagi Siapapun Yang Menentangnya
15
15 Xuangu: Monster Laut Abadi, Sang Penjaga Perbatasan Antar Benua
16
16 Benua Lingzu: Tempat Suci Yang Dikotori Oleh Iblis
17
17 Serangan Iblis: Pegunungan Emas Yang Tercemar
18
18 Bangsa Lunaris: Identitas Liang Fei Yang Penuh Misteri
19
19 Di Balik Air Terjun: Kehidupan Kecil Yang Mencoba Bertahan
20
20 Misteri Yang Akhirnya Terungkap: Bangsa Lunaris dan Identitas Liang Fei
21
21 Ramalan Yang Menjadi Kenyataan: Lokasi Yang Ditemukan Oleh Iblis
22
22 Suara Kematian Di Depan Air Terjun: Transformasi Naga Liang Fei
23
23 Penyamaran Yang Terbongkar: Iblis Kuno Yang Menjadi Misteri
24
24 Shanruo: Iblis Kuno Dengan Kemampuan Yang Aneh
25
Bab pengumuman
26
26 Shanruo dan Guingming: Dua Iblis Kuno Yang Menguasai Benua Lingxu
27
27 Pagi Hari Yang Cerah: Shi Yue di Benua Feng
28
28 Menepati Janji Untuk Pulang: Kemesraan Suami Istri
29
29 Sekte Naga Putih Setelah Pengkhianatan: Barang Peninggalan Leluhur
30
30 Kenangan Long Zen: Pertemuan dengan Wanita Misterius
31
31 Kembali ke Benua Lingxu: Artefak Gerbang Neraka
32
32 Harapan Kecil Di Dalam Tenda: Penatua Xuang dan Para Budak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!