* pulang sekolah *
" rumah kamu dimana?" tanyaku. Saat ini kami sedang pulang sekolah bersama.
" komplek anggrek merah, emangnya kenapa?" tanya sivia.
" enggak, cuma penasaran aja kenapa kamu berjalan kearah yang sama" jawabku.
" bener juga ya, emang rumah kamu ada dimana?" tanya silvia.
" masih searah, cuma pas sampai gerbang komplek udah harus belok kanan" jawabku.
" berarti bisa berangkat sama pulang berdua kan?" tanya silvia.
" kalau kamu nya gak masalah, aku sih ok aja" jawabku.
" tapi cara kamu nanya tadi bisa bikin orang salah paham" sambung ku.
" beneran?, kamu nya salah paham ya" tanya silvia dengan senyum jail.
" itu tidak menimbulkan efek apa-apa bagiku, tapi orang lain yang dengar bisa jadi salah paham" balas ku.
" ooo gitu ya, eh udah sampai gerbang aja, kamu mau bertamu dulu?" tanya silvia.
" enggak dulu, nanti kapan-kapan aja" jawabku.
" yaudah deh, aku masuk dulu. sampai jumpa besok" ucapnya, aku membalas dengan anggukan.
" bener-bener suatu keajaiban" monolog ku.
antara komplek perumahan anggrek merah dengan rumah ku hanya diselang oleh 3 rumah. sesampainya dirumah, aku mandi, berganti pakaian lalu pergi menuju ke kantor petugas sipil ASSASSIN, tempat dimana aku bekerja sebagai petugas sipil.
" ini dia pahlawan kita, bagaimana dengan mangsa hari ini?" tanya Renaldi, ketua ASSASSIN begitu aku membuka pintu.
" hanya satu, guardiola model ant peringkat E. gara-gara nya aku harus berdiri di koridor sekolah lagi" ujarku.
" bukannya itu sudah biasa?, lagi pula salah mu sendiri tidak memberitahu pihak sekolah tentang pekerjaan mu ini" sahut Nadia asisten Renaldi. ngomong -ngomong dia seangkatan dengan ku, cuma beda kelas.
" tidak, itu hanya akan menimbulkan masalah baru bagi ku" balasku.
" kalo udah putusin gitu, ngapain ngeluh lagi?, pegang dong ucapannya" kata nadia.
" iya bawel, lagian siapa yang minta nasehat sama kamu" kesal ku.
" udah jangan berantem lagi" kata Renaldi menengahi.
aku menarik kursi lalu duduk, baru menyampaikan maksud kedatangan ku.
" aku kesini, hanya mau tanya apa ada laporan serangan dari Guardiola model ant ditempat lain?"
" sepertinya tidak ada, benarkan Nadia?"
" iya, tidak ada laporan dari warga atau petugas sipil lain kalo guardiola model ant menyerang" jawab nadia.
" jadi gini, bukannya Guardiola model ant itu tipe pengeroyok ya?. tapi kenapa bisa yang muncul hari ini cuma seekor?, tidakkah itu aneh?" tanya ku.
" bener juga, apa mungkin terpisah dari kelompok nya?" terka renaldi.
" kalaupun iya, bukannya berarti itu ada sekelompok Guardiola model ant lain di sekitar kota kita ini?, dan ada kemungkinan akan ada invasi dari guardiola model ant?, dan jika itu sampai terjadi, yang menjadi komandan nya pasti guardiola peringkat A atau S. bukannya itu berbahaya?" tanya ku.
" benar juga. skenario terburuk nya kejadian Semarang berapi akan terulang kembali" ujar Renaldi.
" tapi ini baru kemungkinan nya kan?, belum tentu benar juga" sahut Nadia.
" tidak ada salah nya untuk mempersiapkan diri dari hal-hal berbahaya seperti ini" balasku.
" Nadia, coba laporkan hal ini ke pusat , tanyakan apa ada pergerakan dari guardiola tipe ant dalam jumlah banyak" perintah Renaldi.
" baik" Nadia langsung fokus ke komputer nya.
" andai kejadian itu terulang lagi, entah berapa banyak nyawa yang terenggut lagi" ujar Renaldi.
" tidak akan ku biarkan kejadian itu terulang kembali, aku akan mencegah nya walaupun nyawa taruhan nya" balasku dengan raut wajah serius.
" mungkin aku harus terjun lagi ke lapangan" gumam Renaldi sembari melihat ke jendela.
" tapi kamu mengalami gagal ginjal kan?, jangan membahayakan diri mu lagi" kataku.
" namun jika kekuatan dari petugas sipil yang aktif tidak cukup, maka kami yang sudah pensiun harus ikut turun dalam medan perang" balas renaldi.
" akan ku pastikan kamu tidak perlu turun dalam perang ini" ucapku, Renaldi hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar ucapanku.
" kepastian nya aja belum, udah bahas perang aja" sahut Nadia yang telah melakukan yang diperintahkan Renaldi.
" yaudah, ayo kita makan siang dulu, kamu belum makan kan Ken?" tanya Renaldi.
" belum" jawabku.
" dasar gak tau malu, kerja nya cuma bisa numpang makan aja" kata Nadia.
" biarin, lagian aku udah membunuh satu guardiola lagi hari ini, bukannya aku udah nepatin perjanjian kita" balasku.
"humph" nadia menggembungkan pipinya.
" lagian, bukannya kamu senang ya kalo aku makan di sini?" goda ku.
" siapa bilang?, kamu nya aja yang kegeeran" balas Nadia.
" yaudah, ayo kita makan di luar, biar aku yang traktir kali ini" kata Renaldi.
" beneran nih?, gak perlu masak hari ini" kata Nadia girang.
" dasar pemalas" ejek ku, Nadia mengeluarkan lidahnya sebagai balasan.
kami lalu turun untuk makan siang di kafe dekat kantor, kami memilih duduk di lantai 2. agar melihat kondisi sekitar.
" terimakasih kak" ucapku kepada pengantar pesanan.
" jadi, bagaimana tanggapan dari pusat?" tanya Renaldi sembari mengambil sendok.
" mereka mengabaikannya. kata mereka "tidak mungkin semut itu berkumpul tanpa sepengetahuan radar pusat, hanya kebetulan semut itu muncul sendirian " jawab Nadia.
" mengabaikan tanpa memeriksa?" tanya ku, Nadia menganggukkan kepalanya.
" lalu apa yang akan kita lakukan?, menyerah atau berusaha sendiri?" tanya Nadia.
" aku ikut bagaimana si bos" jawabku.
" kalo menurut ku, kita harus mencoba mencegah nya sendiri. ini bukan untuk mencari perhatian loh, tapi untuk melindungi kota kita ini" kata Renaldi.
" aku setuju. Tapi banyak hal yang harus kita perhatikan, juga ada banyak kemungkinan kenapa Guardiola model ant ini memilih kota ini" ujar ku.
" bener,mari kita bahas kembali tentang rencana di kantor, untuk sekarang mari kita makan dulu" sambung Renaldi.
'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
filzah
Author, chapter baru kapan? Saya ketagihan nih!
2025-03-04
0