"heeuuuh, beneran diri di luar kelas nih, bener-bener tanpa ampun" gumamku yang sedang berdiri di koridor sekolah.
" kamu yang tadi kan?"terdengar suara gadis yang bertanya pada ku.
"eh, Silvia kan?, kok kamu ada di sini?" tanya ku.
"aku pindah ke sekolah ini, kamu juga sekolah di sini ya?" tanya Silvia.
"ya, suatu kebetulan " ujar ku.
" kebetulan memang mengerikan" balas Silvia.
"yaudah, masuk sana, daripada di omelin di hari pertama" kata ku.
"emang kamu gak ikut masuk?" tanya Silvia.
"lagi kena hukuman, gak boleh masuk selama pelajaran nya bu Rosa" jawab ku.
"gitu, oh ya, kamu belum ngasih tau nama kamu loh"kata Silvia.
" bener juga. Aku lupa. Namaku Keenan Alvaro, salam kenal" kata ku
" yaudah. kamu masuk sana, masak baru masuk udah kena marah" lanjut ku.
" ok, aku duluan ya" kata Silvia. Aku menganggukkan kepalaku.
Sesaat setelah Silvia masuk, terdengar kericuhan dari dalam kelas.
"maklum, orang yang masuk gadis cantik, cowok mana yang gak terpesona coba" gumamku.
...****************...
setelah Bu Rosa keluar, bel istirahat langsung berbunyi. Aku masuk kedalam kelas untuk menaruh tas ku.
"eh, ini tas siapa?" tanya ku pada diri sendiri.
"punya anak baru tuh, untung banget Lo bisa duduk bedua dengan gadis cantik" sahut Udin yang duduk di pojokan kelas.
"bukan nya yang cewek juga ada yang kosong juga yak, ngapain dia duduk sendirian disini?" berbagai kemungkinan memenuhi kepalaku.
"palingan juga pindah kalo tau ada yang duduk" gumamku sembari berjalan menuju kantin.
di tengah jalan, aku pun bertemu dengan penyebab kepala ku berputar.
"mau kemana Ken?"tanya Silvia yang melihat ku.
"mau ke kantin, mau ikut?" tanya ku secara refleks.
"eh, boleh nih?"tanya Silvia.
"kalo gak boleh, ngapain aku tanya?" jawab ku.
Silvia pun menganggukkan kepalanya, yang membuat kami berdua berjalan bersama ke kantin.
" dasar mulut, gak bisa bedain mana yang harus diajak" gumam ku karna gak sengaja ngajak Silvia pergi ke kantin.
Setelah sampai dan memesan makanan, kami duduk satu meja berdua.
" bukannya ini bahaya ya?"gumam ku, setelah melihat tatapan mata sekeliling ku.
" makasih" ucap Silvia kepada mbak pengantar makanan.
aku mulai menyendok mie ayam yang ku pesan, sementara Silvia memakan nasi goreng.
"kamu gak ngasih tau ke sekolah, kalo kamu itu udah terdaftar jadi petugas sipil ya?" tanya Silvia secara berbisik, yang membuatku tersedak.
" eh, minum dulu" kata Silvia sambil memberikan air putih.
"kok kamu tau sih?"tanya ku.
"ya, gimana gak tau, alasan kamu di hukum aja karna telat. kalo sekolah udah tau kamu jadi petugas sipil, pasti gak di permasalahin" jawab Silvia.
" gini, alasan aku gak ngasih tau sekolah, karna aku ingin mempunyai teman yang gak mandang pangkat atau gelar yang ku punya. andai sekolah tau, aku udah pasti terkenal di sekolah ini. Lagian ada beberapa diantara murid di sekolah ini yang jadi petugas sipil, dan mereka langsung terkenal dan di ikuti sama banyak orang. Terlebih aku gak terlalu suka di deketin sama banyak orang" jawabku sambil kembali menyendok mie.
"keren" gumam Silvia.
" hah, apa kamu bilang sesuatu?" tanya ku karna merasa mendengar suara.
" eh, gak kok, aku gak bilang apa-apa" jawab Silvia.
" oh gitu ya, mungkin salah denger" monolog ku sembari lanjut makan mie.
Silvia menarik nafas lega, dia mulai menyantap nasi gorengnya. Setelah makan, Silvia tanya.
" apa kamu punya temen di sini?"
" kalo ada pun gak banyak, emang kenapa?" tanya ku balik.
"gak apa-apa, cuma penasaran aja" jawab nya.
"habis ini aku mau ke kelas, kamu mau kemana?" tanyaku.
"kayak nya ikut aja, lagipula, aku mau lihat keseharian kamu gimana"jawab Silvia.
" terserah kamu aja" ujar ku pasrah, geng cowok pasti bakalan naruh dendam pada ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Renji Abarai
Kak, waktu baca ini aku sampai melupakan semua masalahku. Terima kasih sudah bikin aku happy 😍.
2025-03-03
0