Guardiola

Guardiola

CHAPTER 1: Pertemuan

" Ken, kamu harus membunuh kelima Guardiola itu sekarang" terdengar suara seorang gadis di headset ku.

" ayolah, apa tidak ada orang lain?, bisa-bisa aku telat ke sekolah nih" tanya ku yang agak kesal.

" ini kesempatan kita loh, lagian udah lama gak ada Guardiola yang muncul. Inget pemasukan kita cuma ini doang" balas Nadia.

" yaudah, akan kuburu mereka semua. Kirim lokasi nya" kata ku pasrah.

" nah gitu dong. Semua nya Guardiola rank D model spider. Ingat, jangan gegabah ya" pesan nya.

" ok. Aku berangkat dulu ya" kata ku.

" ketemu lagi di sekolah" balas Nadia sebelum menutup telponnya.

Aku yang baru saja selesai memakai sepatu, langsung mengenakan penyamaran ku. Pakaian serba hitam dengan topeng hitam dengan sedikit garis biru di mata. Aku berlari menuju ke lokasi yang dikirim Nadia.

Sampai nya di lokasi, ku lihat monster itu sudah mulai mengamuk. Aku langsung melompat ke arah nya, lalu memotong kepala nya. Kelemahan Guardiola model ini adalah serangan ke punggung, tapi jika ada celah untuk menyerang kepala nya seperti tadi, aku lebih menyerang kepala nya.

Lanjut ke lokasi kedua. Kali ini aku berdiri di atas sebuah rumah. Aku menunggu saat yang tepat buat menyerang nya. Saat monster itu menaruh perhatian nya kepada para pejalan kaki, aku langsung melompat ke arah punggungnya. Ketika dia sedang kesakitan, aku langsung memotong kepala nya. Lanjut ke lokasi selanjutnya.

Ketiga Guardiola lain nya juga sudah ku bereskan, untung saja masih sempat buat ke sekolah. Aku pergi ke sebuah gang kecil lalu menghilangkan semua penyamaran yang kukenakan tadi. Lalu berlari ke sekolah.

Di era ini, bukanlah hal luar biasa bus umum berjalan tanpa supir. Bahkan mobil saja sudah ada fungsi auto pilot, dan banyak hal-hal menarik lain yang menandakan kemajuan teknologi di zaman ini. Namun, tidak ada robot yang melakukan pekerjaan manusia, ditakutkan akan membuat banyak manusia hilang pekerjaan.

di tengah-tengah hiruk pikuk kota Semarang, tiba-tiba terdengar suara ledakan di jalan yang akan ku tuju. Aku langsung berlari untuk melihat apa yang terjadi. Begitu sampai dilokasi ledakan, terlihat Guardiola model ant atau semut sedang mengamuk. Warga sekitar langsung menyelamatkan diri, namun pandangan ku tertuju kepada gadis yang sedang di incar oleh monster itu. Tanpa berpikir panjang, aku langsung berlari kearah Guardiola itu, seraya mengaktifkan gelang yang ada ditangan kananku. Ketika cukup dekat, aku melompat ke kepalanya. lalu,

Srakk

Tebasan ku meleset, malah antena nya yang terpotong, padahal yang ku targetkan tadi kepalanya. setelah mendarat dengan baik, ku lihat, Guardiola ini mulai mengincar ku.

"cepat pergi, biar aku yang mengurus nya"kata ku pada gadis itu.

"apa kamu yakin?, itu berbahaya loh"tanya gadis itu.

" meski penampilan begini, aku adalah seorang petugas sipil yang terdaftar, jadi tidak perlu khawatir"jawab ku.

"baik, tapi berhati-hatilah" ucap gadis itu sembari pergi.

"baru kali ini ada korban yang perhatian padaku" gumamku yang kembali fokus ke makhluk buas ini.

Aku bersiap dengan kuda-kuda berpedang, mengamati gerakan yang akan dilancarkan oleh monster itu. Begitu dia mengangkat kaki nya, aku langsung menghindar dan melihat celah yang ada. Guardiola model ant ini, termasuk yang paling repot untuk di basmi. Selain karna pergerakannya yang cepat, mereka biasa menyerang secara bergerombolan, membuat para petugas sipil kewalahan dalam menghadapinya.

Setelah menghindari serangan dari monster itu, aku berpindah tempat ke belakang Guardiola itu, memotong punggungnya. Ketika dia sedang kesakitan dan bergerak secara sembarangan, aku langsung memenggal kepalanya.

"akhirnya selesai, meski terkenal merepotkan, tetep aja ini model terlemah"gumamku.

aku menekan tombol yang ada di gelang ku untuk menghilangkan katana.

"apa kamu baik-baik saja?"terdengar suara gadis dari belakang ku.

" kamu rupanya, gak apa-apa. kamu sendiri nggak terluka kan?" tanya ku.

"aman kok, terimakasih ya" kata gadis itu.

" sama-sama, aku cuma ngejalanin tugas aja" balasku.

" namaku Silvia Ananda, salam kenal"

" panggil saja aku Black mask" kata ku.

" eh ternyata Black mask masih SMA juga ya?" tanya Silvia.

" maksud mu?" tanya ku.

" yang kamu pake itu seragam SMA kan?" tanya Silvia balik.

Ketika aku melihat pakaian yang ku kenakan, aku lupa kalau aku tidak sempat memakai penyamaran tadi.

" etto, Kamu percaya kalo aku itu Black mask?" tanya ku sambil tersenyum canggung.

" percaya kok, katana nya sama, terus gerakan nya juga sama cepet nya sama Black mask. Di tambah gelagat kamu yang kayak nya lupa pake kostum mu kali ini" jawab Silvia.

" gitu ya" balas ku lemas.

" tenang aja, aku gak bakalan bilang sama yang lain kok" ujar Silvia.

" beneran?, apa kamu mau minta foto kayak cewek lain?" tanya ku.

" nggak lah, malahan aku lebih suka sama yang asli daripada Black mask" jawab nya.

" kamu suka bercanda ya" balas ku.

waktu aku liat jam ku, aku langsung berkata kepada Silvia.

" aku udah telat nih, jadi duluan ya" lalu langsung berlari menuju ke sekolah.

" padahal kita satu sekolah loh" gumam Silvia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!