Sesampainya di ruang pribadi Lowell, Lowell menurunkan Misca dari gendongannya ke sofa. Lalu ia menyusul Misca duduk disebelah nya, membuka bekal dan menikmati makan siangnya.
Misca sibuk dengan ponselnya, saat Misca aku mengambil camilan yang sudah Lowell siapkan tatapannya tertuju pada pesan di ponsel Lowell .
"Gue mau bicara sama lo"
Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan pesan itu, tapi. Nama yang tertera dari pengirim pesan adalah Orlando Wiliam. Pacar Misca yang ia tinggalkan tanpa pesan.
"Sering-sering kesini, oke? " Lowell masih asyik menikmati makanan nya dengan santai, sesekali ia bercerita pada Misca.
Misca diam, ia membekukan setelah membaca pesan di ponsel Lowell. Hatinya terasa nyeri, sakit yang ia tahan selama beberapa minggu terakhir ini kembali menyerangnya. Matanya berair tapi tidak ada niat untuk tumpah, dengan ketenangannya ia mampu membendung air matanya.
Setelah mengantarkan bekal pada Lowell, Misca tidak langsung pulang. Ia tinggal sampai Lowell selesai dan mereka akan pulang bersama karna pak supir sudah pulang lebih dulu sesuai keinginan Navaro.
Butuh beberapa jam untuk Lowell menyelesaikan pekerjaannya, dan Misca setia menunggu sampai selesai. Misca diam diruang pribadi Lowell, pikiran nya kacau tapi ia selalu menahan diri agar tidak meledak. Jika saja ia tidak berpikir dewasa ia akan marah dan meledak-ledak yang menyebabkan banyak pertanyaan dari staff rumah sakit.
Ini saatnya, pikirnya saat mereka sudah didalam mobil dan keluar dari area rumah sakit. Beberapa menit Misca masih belum bicara, tangan nya mengepal kuat di ujung bajunya.
"Kalian mau ketemuan dimana? " Ucap Misca datar, tatapan nya tertuju lurus kedepan.
"Hah? " Lowell bingung dengan pertanyaan Misca yang tiba-tiba. Ia melihat kesamping untuk melihat wajah Misca sebelum ia kembali fokus pada jalan di depannya.
"Orlando." Lowell kaget. Ia menelan ludah setelah beberapa menit, ia berusaha terlihat tenang tapi Misca dapat membaca gelagatnya.
" Segitu rindunya ya? " Mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Jujur sama gue. "
Lowell tahu bahwa ia tidak akan bisa lepas dari situasi ini, ia mengingat betul keperibadian Misca. Misca bisa menjadi pemarah tanpa ada yang bisa menenangkannya, sikap nya yang tenang selalu membuat orang salah menilainya.
"I don't know"
"You guys meet often, right?"
"Not too.. "
"What happens after I leave?"
"Very damaged, in fact it was never in good condition"
"Am I not very evil?" Air mata yang sedaritadi Misca tahan harus runtuh setelah mengetahui keadaan Orlando.
Ia menundukkan kepalanya merasa bersalah, Lowell sangat menyadari itu dan dia menepikan kendaraannya untuk berhenti dan fokus pada Misca.
"That is not true, " tanganya terulur untuk menangkup wajah Misca, ibu jarinya menghapus jejak air matanya. "Don't blame yourself, " Ucapnya lembut.
Membawa Misca kedalam pelukannya, ia sendiri tidak terlalu kuat untuk kondisi ini. Satu sahabatnya berjuang untuk mem permanis keadaan yang canggung, belum lagi harus berurusan dengan suami dan madunya. Yang satunya lagi berusaha mengembalikan dirinya ke kesadaran penuh setelah hancur dihantam kenyataan.
"Kenapa engkau menguji kedua hamba-Mu Tuhan? Bukankah takdir mu sendiri yang menyatukan mereka?."
Tanya nya dalam hati sambil terus memberikan pelukan hangat untuk Misca. "Aku salah, aku ingin bicara dengan nya, kumohon Lowell... " Tiba-tiba Misca bicara, suaranya lirih.
"Itu hanya memperburuk keadaan, Misca. " Lowell mencoba menjelaskan dengan hati-hati, tidak ingin menambah masalah.
"Kenapa, karna aku sangat jahat padanya? " Tanya Misca, ia mendongak untuk melihat wajah Lowell.
Tatapan Lowell melembut setelah bertatapan langsung dengan mata Misca yang dipenuhi airmata, ia tidak suka pemandangan ini.
"Do not love, " ucapnya lembut. "Only time and circumstances did not allow it, " berharap Misca dapat mengerti.
Untungnya Misca tidak keras kepala saat ini, jadi ia menerima alasan Lowell. Setelah Misca bisa menerima dengan baik, Lowell menghidupkan mesin dan kembali melajukan mobilnya.
Di gerbang mansion Navaro. Lowell tidak masuk karna ia akan langsung bertemu dengan Orlando setelah kesepakatan mereka sebelumnya. "Jadi mau apa untuk hadiahnya? " Lowell menjanjikan sesuatu.
"Boneka panda. " Balasan singkat Misca membuat Lowell mengerti. "Kamu mau masuk dengan keadaan seperti ini? " Tanyanya pada Misca saat ia memperhatikan wajah berantakan Misca setelah menagis.
"Aku tidak bodoh. " Jawab Misca santai dan menyeka air matanya yang tersisa. "Jangan lupa untuk memberi tahu aku apa rencana mu. " Perintah Lowell, mereka sudah saling mengenal satu sama lain dari lama, jadi ini adalah hal biasa bagi mereka.
"Tidak mau! " Katanya sambil menjulurkan lidahnya untuk mengejek Lowell sebelum berbalik meninggalkan Lowell di dalam mobil.
Setelah kepergian Misca, Lowell mengetik sesuatu di ponselnya. Setelah selesai ia kembali menyalakan mesin dan bergegas pergi dari sana.
Misca berjalan memasuki mansion dan langsung berhadapan dengan Gregorius yang sudah menunggu kepulangan menantunya itu.
"Sayang?... "
Tanpa bicara Misca langsung berlari memeluk Gregorius dan menangis dipelukan mertuanya. Untuk sekali lagi ia mencari perlindungan di pelukan orang-orang yang menyanyanginya.
"Hei, sayang ada apa? " Tanya Gregorius panik seketika.
Misca yang masih memikirkan kejadian beberapa saat lalu, ia menangis semakin kuat hingga membuat Navaro yang awalnya acuh tak acuh kini mendekat untuk menemukan informasi. Padahal Misca hanya mencari tempat pelampiasan.
"Lowell.... "
"Kenapa, apa yang dia lakukan pada mu? " Tanya Gregorius lembut tapi ia mendidih karna beraninya ponakannya itu membuat menantu kesayangannya menangis.
"Dia mencuri es krim ku dan pergi tanpa bertanggung jawab. " Jelas Misca yang membuat Gregorius dan Navaro tercengang karnanya.
"Hanya es krim? Memalukan. " Cibir Navaro pada Misca yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Gregorius.
"Ya sudah, nanti biar papa yang urus ya.. " Katanya lembut guna menenangkan Misca.
"Ya papa, " lalu Misca pergi menuju kamar nya.
"Apa yang terjadi pada menantu ku, dia terlihat seperti menangis dalam waktu yang lumayan lama, 45 menit, mungkin. Ini bukan tentang es krim. " Ucap Gregorius yang menyadari keanehan menantunya. "Jelas ini ada sesuatu yang lain," Ucapnya dalam hati.
Navaro memilih mengabaikan kembali, ia sibuk bertukar pesan dengan istrinya yang sedang berada di luar, dalam pertemuan bisnis.
Mierra dan Navaro sama-sama seorang CEO. Mereka bertemu di Universitas, awalnya mereka beda Universitas tapi setelah mereka bertemu, pertemuan berikutnya menjadi rutin dan akhirnya Navaro rela pindah Universitas untuk Mierra.
Ditempat lain. " Kenapa lo manggil gue? " Lowell lagsung tantrum pada Orlando. Bagaimana tidak, ia hampir saja bertengkar hebat dengan Misca karnanya.
"Tadi gue kerumah sakit dan gak sengaja liat lo sama Misca. " Lowell akan menjadi gila sebentar lagi. Masalahnya semain bertambah setiap harinya.
Mierra tersenyum lebar ketika melihat boneka dan buket mawar yang lengkap dengan kartu ucapn nya. Tangannya yang lentik tergerak menyentuh boneka itu lalu beralih pada buket bunga dan membawanya mendekat untuk menghirup wangi dari bunga itu.
Tiba-tiba Lowell merampas buket itu dengan kasar yang membuat Mierra bingung dan kaget bersamaan. "Jangan sentuh apapun yang bukan milik lo. " Ucap Lowell tegas.
Lalu memberikan buket beserta boneka pada Misca, Misca awalnya senang tapi setelah tahu bahwa boneka dan bunga itu sudah lebih dulu disentuh Mierra ia menjadi tidak terlalu bersemangat.
"Kenapa? " Tanya Lowell bingung. Bunga dan boneka masih menggantung diudara karna Misca enggan menerimanya.
Sesaat setelahnya barulah Misca menyentuh boneka itu dan berkomentar, "lihat ini wajah nya sangat jelek seperti mu. " Katanya dengan menatap Lowell tidak suka.
"But why my love?... "
Belum sempat Lowell menambahkan ia sudah mendapatkan kepalanya dipukul dengan buku tebal milik Gregorius.
"Paman..........., Apa salah ku kali ini? "
"Karna memcuri es krim menantu ku. "
"Oh, es krim yaa.. " Lowell menatap Misca jelas tahu itu alasan yang Misca berikan. Ia menatap Misca dengan tatapan penuh arti sebelum mengejarnya dengan alasan, "kenapa kamu mengatakan nya pada paman? Lihat sekarang aku kena hukuman dari paman. "
Misca berlari menghindari kejaran Lowell sambi memeluk boneka dari Lowell. Suasana sudah kembali ceria seperti sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Jamayah Tambi
Apa ni.Mana boleh Misca dan Lowel seperti itu.Macam pasangan kekasih/CoolGuy//CoolGuy/
2025-05-21
0
Margaret
biasa MC. di sayang author
2025-06-01
0