Ela Menghadapi Tantangan: Membuktikan Diri

Orang tua itu memandang Axel dengan mata yang tajam. "Kamu adalah seorang yang berani, Axel," ujar orang tua itu dengan suara yang serius. "Tapi, apakah kamu siap untuk menghadapi bahaya yang akan datang?"

Axel mengangguk dengan tegas. "Aku siap," ujar Axel dengan suara yang tegas.

Orang tua itu memandang Ela dengan mata yang tajam. "Nona Ela, kamu harus berhati-hati," ujar orang tua itu dengan suara yang serius. "Musuh ayahmu tidak akan ragu untuk menyerangmu."

Ela mengangguk dengan tegas. "Aku akan berhati-hati," ujar Ela dengan suara yang tegas.

Orang tua itu memandang Axel dan Ela dengan mata yang tajam. "Kamu berdua harus pergi sekarang," ujar orang tua itu dengan suara yang serius. "Musuh ayahmu sudah dekat."

Axel dan Ela segera berdiri dan siap untuk pergi. Mereka berdua berterima kasih kepada orang tua itu dan berjanji untuk berhati-hati.

Saat mereka berdua keluar dari desa, Ela memandang Axel dengan mata yang penasaran. "Axel, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Ela dengan suara yang penasaran.

Axel memandang Ela dengan mata yang tajam. "Kita akan pergi ke istana ayahmu," ujar Axel dengan suara yang tegas. "Kita harus menghadapi musuh ayahmu dan melindungi kamu."

Ela mengangguk dengan tegas. "Aku siap," ujar Ela dengan suara yang tegas.

Mereka berdua kemudian berangkat menuju istana ayah Ela, siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.

Mereka berdua berjalan dengan cepat, menuju ke kastil ayah Ela. Ela merasa sedikit khawatir tentang apa yang akan terjadi, tapi Axel tetap tenang dan sabar.

Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya tiba di depan kastil ayah Ela. Kastil itu terlihat besar dan megah, dengan dinding yang tinggi dan pintu yang besar.

Axel memandang Ela dengan mata yang tajam. "Siapkah kamu untuk masuk ke dalam kastil?" tanya Axel dengan suara yang serius.

Ela mengangguk dengan tegas. "Aku siap," ujar Ela dengan suara yang tegas.

Mereka berdua kemudian masuk ke dalam kastil, siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi. Saat mereka masuk, Ela melihat ayahnya sedang berdiri di ruangan besar, dengan wajah yang serius.

"Ayah," ujar Ela dengan suara yang lembut.

Ayah Ela memandang Ela dengan mata yang tajam. "Ela, kamu telah kembali," ujar ayah Ela dengan suara yang serius. "Tapi, apa yang kamu lakukan di sini?"

Ela memandang ayahnya dengan mata yang tegas. "Aku datang untuk membatalkan pertunangan dengan Elijah," ujar Ela dengan suara yang tegas.

Alex memandang Ela dengan mata yang tajam. "Apa yang membuat kamu ingin membatalkan pertunangan itu?" tanya Alex dengan suara yang serius.

Ela memandang ayahnya dengan mata yang tegas. "Aku tidak ingin menikah dengan Elijah," ujar Ela dengan suara yang tegas. "Aku ingin memilih sendiri siapa yang akan aku nikahi."

Alex memandang Ela dengan mata yang tajam, lalu memandang Axel. "Siapa orang ini?" tanya Alex dengan suara yang serius.

Ela memandang Axel dengan mata yang penasaran. "Dia adalah Axel," ujar Ela dengan suara yang lembut. "Dia adalah orang yang membantuku datang ke sini."

"Oh kamu boleh pergi, Axel,"

Setelah hanya ada Ela dan Alex di dalam ruangan kerja tersebut. Alex bersiap mengeluarkan amarah terhadap putri bungsu nya.

"Apakah kamu sudah selesai main - main, Seraphina Elara de Nightshade?" tanya Alex bentak.

"Maafkan aku ayah yang bertindak gegabah begitu saja,"

"Apakah kamu tahu kami sangat mengkhawatirkanmu apalagi kamu belum pernah pergi ke ibukota."

"Hiks hiks hiks maaf ayah aku tahu salah."

"Sudah tahu salah tidak cepat kembali."

"Apakah kamu marah dengan tindakan ibumu yang berniat menikahkanmu."

"Iya ayah, ibunda sangat membenci saya."

"Apakah seorang ibu akan membenci anaknya."

"Ayah apakah akan melarangku kembali ke ibukota dan memaksaku menikah dengan, Elijah,"

"Menurut kamu bagaimana."

"Ayah jangan aku mohon aku pasti akan bukti kalau seorang wanita pun bisa berdiri tegak dengan hasil sendiri."

"Baiklah tetapi ada syaratnya."

"Apa syaratnya, ayah?" tanya Ela dengan suara yang penasaran.

"Kamu harus bisa membuktikan bahwa kamu bisa berdiri tegak dan mandiri tanpa bantuan orang lain," ujar Alex dengan suara yang serius. "Dan kamu harus bisa menyelesaikan tugas yang aku berikan kepada kamu."

Ela mengangguk dengan tegas. "Aku siap, ayah," ujar Ela dengan suara yang tegas. "Aku akan membuktikan bahwa aku bisa berdiri tegak dan mandiri."

Alex memandang Ela dengan mata yang tajam. "Baiklah, aku akan memberikan kamu tugas pertama," ujar Alex dengan suara yang serius. "Kamu harus bisa menemukan dan menghentikan kegiatan ilegal yang sedang terjadi di wilayah Nightshade."

Ela mengangguk dengan tegas. "Aku siap, ayah," ujar Ela dengan suara yang tegas. "Aku akan menemukan dan menghentikan kegiatan ilegal itu."

Alex memandang Ela dengan mata yang tajam. "Aku percaya kamu bisa melakukannya, Ela," ujar Alex dengan suara yang serius. "Tapi, jangan lupa bahwa kamu harus berhati-hati dan tidak boleh mengambil risiko yang tidak perlu."

Ela mengangguk dengan tegas. "Aku akan berhati-hati, ayah," ujar Ela dengan suara yang tegas. "Aku akan menyelesaikan tugas ini dengan berhasil."

"Tetapi bagaimana dengan ibunda, ayah."

"Kamu tenang saja ibumu belum tahu kalau kamu sudah kembali." kata Alex "Setelah menyelesaikan tugas kamu bisa kembali ke ibukota tetapi akan di temani Dion nantinya."

Ela mengangguk dengan tegas, merasa lega bahwa ayahnya akan membantunya. "Baiklah, ayah," ujar Ela dengan suara yang tegas. "Aku akan menyelesaikan tugas ini dengan berhasil dan membuktikan bahwa aku bisa berdiri tegak dan mandiri."

Alex memandang Ela dengan mata yang tajam, merasa bangga dengan keberanian dan keteguhan putrinya. "Aku percaya kamu bisa melakukannya, Ela," ujar Alex dengan suara yang serius. "Tapi, jangan lupa bahwa kamu harus berhati-hati dan tidak boleh mengambil risiko yang tidak perlu."

Ela mengangguk dengan tegas, merasa siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang. "Aku akan berhati-hati, ayah," ujar Ela dengan suara yang tegas. "Aku akan menyelesaikan tugas ini dengan berhasil dan membuktikan bahwa aku bisa berdiri tegak dan mandiri."

Saat itu, pintu ruangan kerja Alex terbuka dan seorang pria tampan dengan rambut hitam dan mata biru memasuki ruangan. "Ayah, aku sudah siap untuk membantu Ela menyelesaikan tugasnya," ujar pria itu dengan suara yang ramah.

Alex memandang pria itu dengan mata yang tajam. "Baiklah, Dion," ujar Alex dengan suara yang serius. "Kamu akan membantu Ela menyelesaikan tugasnya dan melindunginya dari bahaya."

Ela memandang Dion dengan mata yang penasaran, merasa sedikit khawatir tentang apa yang akan terjadi. Tapi, dengan bantuan Dion dan ayahnya, Ela merasa siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

...To Be Continued...

Note:

Terimakasih telah membaca cerita jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka🥰🥰Biar saya tambah semangat membuat kelanjutan ceritanya Terimakasih love.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!