“Apa jangan-jangan, lu bunting?” terka Rini.
Azizah seketika mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, dan menatap tajam ke arah temannya.
“Si*lan lu.” Sebuah toyoran mendarat di pelipis Rini.
“Aw... sakit, Njir,” keluh Rini.
“Lagian lu kalo ngomong sekate-kate. Udah aman gue. Udah pake gembok,” sahut Azizah.
“Ya kan kali aaja tuh gembok dah aus,” ujar Rini.
Azizah tak menggubris lagi. Dia kembali sibuk dengan layar ponselnya. Algoritma di sosmed tiba-tiba memperlihatkan sebuah vidio seorang penceramah yang tengah berbicara mengenai azab bagi para pendosa.
“Seburuk-buruknya manusia, adalah mereka yang sudah sadar akan dosanya, tetapi tidak mau untuk berubah,” ucap ustadz di sosmed.
Azizah nampak tertegun, hingga ibu jarinya berhenti menggulir layar, dan membuat video tersebut terus berputar.
“Zee, lu ngelamun?” tanya Rini, yang mulai terganggu dengan vidio ceramah itu.
“Hah? Kenapa, Rin?” tanya Azizah balik.
“Nggak papa. Kirain lu udah dapet hidayah sampe muter vidio ceramah terus-terusan,” ujar Rini.
“Hidayah apaan? Kek apa bentuknya juga kagak tau gue,” sahut Azizah kesal.
Dia lalu segera menggulir layar ponselnya kembali, mengalihkan pikirannya dari vidio tadi.
...🍀🍀🍀🍀🍀...
Hari berganti, Azizah tak datang kerja beberapa malam, karena diskorsing oleh Mirna. Sang mucikari tak mau wanita cantik itu kembali membuat ulah, dan menyebabkan tempat hiburannya menjadi sepi.
Azizah pun memilih untuk berdiam di kamar kos dengan ditemani ponselnya. Sistem algoritma lagi-lagi seperti telah membaca ada ketertarikan baru dari wanita tersebut.
Beberapa hari ini semenjak vidio ceramah waktu itu, yang tak sengaja ia lihat berulang-ulang, membuat media sosialnya dipenuhi vidio singkat tentang ajaran agama, yang tak pernah Azizah tau sebelumnya.
Entah kenapa, dia terus menyimak dan bahkan menggulirnya ketika vidio tersebut selesai.
Hatinya yang beku seolah terketuk akan secuil ilmu yang baru dia dapat, dan membuatnya semakin ingin memahaminya.
Bahkan beberapa kali ada akun yang sedang live, dan memperdengarkan lantunan ayat suci Al-qur'an, yang dibacakan oleh salah satu imam Masjidil Haram, Syeikh Abdurahman As Sudais, yang muncul di sosial medianya.
Namun bukannya terganggu dan segera menggulirnya, Azizah justru merasa tentram dan nyaman saat mendengarnya.
...🍀🍀🍀🍀🍀...
Sudah hampir seminggu Azizah tidak masuk kerja, dan malam ini dia berencana untuk datang ke Maya Club House.
Namun sudah lebih dari satu jam, dia belum juga menemukan pakaian yang dirasa pas.
“Kenapa pakaian gue nggak ada yang oke sih?” gumamnya.
“Perasaan baju lu bagus-bagus deh. Seksi parah,” sahut Rini yang terlihat sudah berganti pakaian.
Azizah tak menggubris perkataan temannya itu, dan terus mengobrak-abrik isi lemarinya.
“Ah... ini kayaknya lumayan.” Azizah meraih sebuah dress merah maroon yang tergantung bagian paling ujung.
Dress tanpa lengan dengan panjang selutut, serta bagian dada yang tertutup hingga leher, menjadi pilihannya malam ini.
Rini merasa aneh dengan gaya yang dipilih Azizah.
“Zee, lu nggak lagi sakit kan? Biasanya lu selalu pake yang kebuka-buka gitu, mengumbar tuh boba kemana-mana. Kenapa sekarang malah nutup gini? Kek cupu tau nggak.” Rini mengerutkan keningnya melihat penampilan temannya.
“Nggak ah. Ini juga masih seksi kok,” sahut Azizah.
Rini hanya menggeleng, dan tak lagi berdebat dengan wanita berambut kemerahan itu.
Setelah keduanya selesai bersiap, mereka segera pergi ke Maya Club House dan mencari pria hidung belang yang akan memakai jasa mereka.
Bersambung ▶️▶️▶️
Jangan lupa like, comment dan rate novel aku ya 😄, kasih dukungan banyak-banyak ke sini 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
novi
alhamdulillah ya zee udah mulai ada perubahan
2025-03-18
0
novi
masyaAllahh
2025-03-18
0
novi
hayoloh! hidayah datang
2025-03-18
0