“Lu beneran mau langsung kerja? Kan harusnya lu apa tuh... tahlilan yah... iya bener tahlilan dulu gitu kan buat ibu lu. Kenapa malah mau balik jadi per*k lagi,” ucap Rini.
Dia heran melihat Azizah yang tengah berdandan cantik di depan cermin, yang seharusnya masih ada di masa berkabung dan mendoakan sang ibu.
“Emang Tuhan bakal mau dengerin doa dari per*k kek gue hah? Jangan aneh-aneh deh lu. Mending gue kerja, dapet duit yang banyak.” Ucap Azizah
Wanita itu berjalan ke arah kasur, sambil melepas handuknya dan memakai baju seksi yang sudah dia siapkan.
“Lagian nggak harus gue yang doain ibu gue. Tinggal minta orang-orang yang katanya soleh itu buat doain ibu gue, cukup kan? Lebih didenger Tuhan keknya deh dari pada harus gue yang minta,” lanjutnya.
“Bener juga sih. Lagian suara kita mah yang mau denger cuma Oom-oom genit yang duitnya banyak yak... hahaha...,” kelakar Rini.
Azizah hanya tersenyum simpul mendengar perkataan temannya itu.
...🍀🍀🍀🍀🍀...
Waktu menunjukkan hampir pukul satu malam. Azizah telah tiba di depan sebuah diskotik terkenal di ibukota.
Penampilannya benar-benar menghipnotis pria-pria yang ada di sana.
Dengan balutan dress bodycon hitam tanpa lengan dan panjang hanya sejengkal dari pinggang. Bagian dada yang terbuka hingga memperlihatkan bulatan padat nan menggoda.
Sapuan makeup bold yang intens di bagian mata serta bibir merah merona, semakin membuat tampilan Azizah menjadi pusat perhatian, bahkan saat dia mulai memasuki tempat haram itu.
Malam semakin larut, dan tempat hiburan itu pun makin ramai dan meriah.
Musik berdentum memekakkan telinga, mengajak pengunjung untuk berjoget di atas lantai dansa.
Aroma minuman keras dan asap rokok yang pekat memenuhi semua ruangan diskotik, dan perlahan meracuni manusia pendosa yang datang mencari kesenangan.
Azizah berjalan ke arah bar, dan duduk di sana.
“Ton, biasa ya,” seru Azizah pada bar tender.
“Kok lu udah berangkat aja, Zee? Kata Rini ibu lu baru aja meninggal ya?” tanya Anton sang bartender.
“Jangan banyak bac*t deh. Kasih pesenan gue aja napa sih? Bikin mood turun tau nggak,” bentak Azizah.
"Dasar cewek dingin. Nggak ada perasaannya lu," sahut Anton.
Dia tak lagi banyak tanya dan langsung menyajikan minuman untuk wanita yang dikenal dengan nama Zee di dunia malam itu.
“Gimana tuh si Marina? Udah kelar nguburnya?” tanya seseorang yang menepuk pundak Azizah dari belakang.
Wanita berambut kemerahan itu menoleh sekilas, melihat siapa yang kurang ajar menyebut nama ibunya segampang itu.
Begitu tau, Azizah lalu kembali menghadap ke arah deretan minuman di etalase bar.
Dia meneguk v*dka yang disajikan Anton, sang bartender, untuknya.
Orang tadi duduk di samping Azizah dan meminta segelas minuman yang sama dengan wanita cantik itu.
“Gimana urusan lu di kampung? Dah beres?” tanyanya lagi.
“Mamih nggak lihat aku udah di sini? Kalo belum beres, nggak bakalan aku mabora dimari,” jawab Azizah enteng.
“Bagus deh. Kelamaan sedih juga nggak bakal bikin ibu lu hidup lagi," ucap Mamih Mirna, sang mucikari diskotik.
Azizah tak menyahut dan hanya memainkan pinggiran gelasnya, sembari sedikit menaikkan ujung bibirnya.
Bersambung ▶️▶️▶️
Jangan lupa like, comment dan rate novel aku ya 😄, kasih dukungan banyak-banyak ke sini 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
novi
kasihan sih, mungkin menurut dia, dengan melakukan pekerjaan itu, rasa bersalah, emosi, dll bisa mereda kali ya/Scowl/
2025-03-16
1
Maylani NR
sebenernya tuhan lebih memperhatikan orang-orang kaya gini.
menegur di ending 😔
sekarang sih masih di lihatin, kalau masalah doa pasti bakal di kabulin selama dia masih beriman, dan iman nya sebiji wijen.
2025-04-07
1