“Permisi, Mbak. Disini kosong kan?” tanya seseorang yang membuyarkan lamunan Azizah.
Wanita itu dengan cepat menyeka air matanya, tanpa menoleh ke orang yang bertanya.
Dia hanya meringsut semakin ke pinggir, sembari memeluk tas yang ada di pangkuannya.
"Nggak ada," ucap Azizah singkat.
Mendengar jawaban itu, orang tersebut pun memutuskan untuk duduk di sana.
“Permisi ya, Mbak. Saya bukan orang jahat kok,” ucap si pria yang sejak tadi dicueki Azizah.
Wanita itu terus memilih diam sembari menatap ke arah luar.
Rintik hujan mulai turun. Tetesannya kian menumpuk di jendela, menghalangi pandangan mata si wanita cantik.
Hawa dingin dari pendingin di atasnya membuat Azizah semakin mengeratkan pelukan pada tas miliknya itu.
Dinginnya bahkan seolah menembus dada Azizah yang kesepian. Air mata kembali mengalir saat roda bus bergerak, berputar di aspal, membawanya pergi dari kampung halaman ibunya.
Selamat tinggal, Bu, batin azizah merintih.
Meski terlihat keras kepala dan kuat, namun tak ada seorang pun yang bisa baik-baik saja saat kehilangan orang yang amat dicintainya.
Apalagi harus menghadapi kenyataan, bahwa dia sudah sendirian di dunia yang kejam ini.
Tak ada lagi alasannya untuk tetap tegar seperti dulu. Tak ada lagi alasan untuknya berpura-pura baik-baik saja.
Hatinya sakit hingga linangan itu seolah tak mau berhenti berderai.
Isak mulai terdengar seiring lagu dangdut yang diputar pak supir, membuat tangis Azizah teredam meski terdengar begitu pilu.
Hanya pria di sampingnya yang sejak awal mendengar tangis dalam diam Azizah, dan merasakan perasaan yang begitu sesak.
Karena lelah, wanita itu pun tertidur perjalanan, dengan kepala yang masih bersandar pada kaca jendela yang begitu besar di sampingnya.
Jejak bening masih menghias wajah cantik itu. Bahkan isaknya sesekali masih terdengar halus keluar daru mulut Azizah yang terlelap.
Sekitar empat jam berlalu. Bus melaju tanpa hambatan di jalan tol. Hingga mereka pun tiba ditempat transit sebelum nantinya kembali melanjutkan perjalanan ke kota tujuan.
Semua penumpang mulai turun dan beristirahat di tempat tersebut. Ada yang membeli makan malam, ada yang sekedar duduk sembari menghabiskan barang satu lintingan tembakau. Atau hanya sekedar duduk-duduk melepas lelah sekian jam duduk di dalam kendaraan.
Azizah yang tertidur, tampak menggeliat sebelum akhirnya terbangun dan menyadari dirinya baru sampai di tempat istirahat.
Namun saat wanita itu melihat ke samping, dia dikejutkan dengan keberadaan pria yang sejak awal duduk disampingnya, masih berada di sana sambil memakan roti yang ia bawa sejak sebelum naik bus.
“Eh, udah bangun, Mbak? Mbaknya tidur pules banget. Saya mau ninggalin kasihan takut ada yang jahatin,” ucap si pria itu.
Azizah bukannya merasa lega mendengar penuturan pria itu, dia justru semakin merasa curiga.
“Aku serius lho, Mbak. Nggak ada modus apa-apa. Beneran,” ucap si pria.
Dia bahkan mengambil sesuatu dari dalam tas selempang kecilnya dan menunjukkannya pada Azizah.
“Nih KTP ku. Mbaknya bisa lihat kalau aku orang baik-baik. Profesiku pengajar lho. Aku nggak mungkin kurang ajar sama orang, apalagi yang nggak aku kenal,” ungkap si pria bernama Irsyad itu.
“Jaman sekarang nggak guru biasa nggak guru ngaji, yang kelihatan baik-baik juga semuanya bisa aja jadi kriminal,” ucap Azizah.
“Astaghfirullah Haladzim, nggak semuanya gitu lho, Mbak. Salah satunya aku,” ujar Irsyad.
“Mana gue tau. Masa bodo juga. Bukan urusan gue,” sahut Azizah.
Bersambung ▶️▶️▶️
Jangan lupa like, comment dan rate novel aku ya 😄, kasih dukungan banyak-banyak ke sini 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Serenarara
Ya ga harus bitter gitu juga Zizeee... /Sweat/
2025-03-12
1
sewwy
keren kak, semangat terus ya /Smirk/
2025-04-12
1
novi
seru thor, beneran
2025-03-14
1