Kicauan burung yang bertengger manis pada dahan pohon di dekat balkon kamar, membuat seorang wanita yang sedang tertidur pulas, merasa terusik.
Ruangan luas yang bisa dikatakan mewah ini, hanya berisikan wanita itu. Wanita bersurai cokelat tersebut mendengus sejenak kemudian membalikkan tubuh menjadi tengkurap.
Jari-jari lentiknya perlahan meraba dan menekan-nekan alas kasur. Tak lama, kedua netra indahnya terbuka lebar karena menyadari sesuatu.
"Aku tadi malam sedang tiduran di balkon, tapi sekarang kok bisa ada di ranjang?"
Buru-buru Siena bangun, ia tidak ingat pindah ke ranjang tadi malam atau ada yang memindahkannya? Siapa? Erlan? Siena menggeleng cepat, tidak mungkin.
Saat sedang menerka-nerka, ia mendengar suara berisik air dari dalam kamar mandi, tak lama kemudian berhenti dan pintu terbuka. Erlan keluar dari sana hanya memakai handuk putih yang digunakan untuk melilit pinggang, dada bidang dan perut kotak-kotaknya terekspos jelas.
"Ekhm..." Erlan berdehem membuat Siena yang tanpa sadar melotot pada tubuhnya tersentak, wajah wanita itu memerah lalu membuang pandangan ke arah balkon.
Tuhan kok baik banget sih sama dia, wajahnya tampan, badannya bagus. Apa sih yang kurang dari dia? Ah, iya, dia kurang akhlak, Siena tak lupa mencela pria itu dalam hatinya.
Kenapa dalam hati? karena kalau secara langsung Siena tidak berani, ia masih sayang nyawa dan tentu saja tidak ingin kembali merasakan sakitnya berada di ambang kematian. Siena masih cukup waras untuk tidak memancing kemarahan pria itu.
" Mandi! Kita pulang sekarang!"
Kata-kata bernada perintah itu seketika berhasil membuat kepala Siena menoleh - Erlan duduk di kursi meja rias, menatapnya dingin.
" Kenapa aku bisa ada di kamar?" Siena masih penasaran kenapa ia tiba-tiba bisa berpindah tempat tanpa sepengetahuan dirinya.
" Aku meminta satpam rumah untuk memindahkanmu," kata Erlan tersenyum sinis, ia berdiri dan dalam sekejap sudah duduk di sisi ranjang. Tangan besarnya meraih dagu Siena, memaksanya untuk menatap manik hitam tajam Erlan, "kamu pikir aku sudi menyentuh tubuh murahan itu? Cih! jangan harap!"
Erlan sengaja menekan keras jempolnya di sisi wajah Siena, meninggalkan jejak disana.
Sementara Siena tertegun mendengar kata murahan keluar dari mulut Erlan dan tiba-tiba saja hatinya sakit. Dadanya seperti di tekan kuat oleh benda berat, menyesakkan hingga rasanya hampir meledakkan dadanya.
Apa ini perasaan Siena asli?
"Er...le-lepas sakiit..." pinta Siena, matanya berkaca-kaca.
Erlan mendengus lantas melepaskan tangannya, "cepat mandi. Kita pulang sekarang!!"
"Aku ingin menginap disini, hanya beberapa hari." pinta Siena, kepalanya tertunduk.
"Nggak! Kita akan pulang sekarang, jangan membuat orang tuamu berprasangka buruk kepadaku. Lekas bersiap atau aku akan menyeretmu pergi dan mengurungmu seumur hidup di ruang bawah tanah Mansion Harrison." Ancam Erlan, ia bergegas keluar meninggalkan Siena yang terpaku.
Wanita cantik itu tertawa miris. Ia sering mendengar berita tentang Erlan Dallin Harrison, pria itu penyayang dan juga kejam disaat bersamaan. Tapi, hari ini Siena akhirnya melihat orang seperti apa suaminya itu. Pemaksa, tidak suka di bantah dan-
Siena menghapus air mata yang jatuh tanpa sadar. Terjebak di dalam raga ini adalah petaka, sangat buruk, tetapi tidak lebih buruk daripada saat dirinya menjadi Senandung Rembulan.
Setidaknya disini ia memiliki keluarga yang menyayangi nya, juga memiliki mertua yang baik. Hanya saja Erlan memang tidak tersentuh sama sekali. Siena sudah ketakutan sebelum berani mendekati pria itu, pernah terlintas dalam pikiran Siena untuk membuat suaminya jatuh cinta.
Tapi, apa mungkin Erlan yang membencinya bisa mencintainya? Terlebih lagi Erlan sudah memiliki tambatan hati.
Rasanya sangat mustahil, jadi pemikiran sekilas yang sempat hadir dalam kepalanya segera ia enyahkan sejauh mungkin hingga tak tersisa, tak bisa di jangkau dan tak menaruh harapan lagi.
Perceraian!
Ya, itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidupnya, kesempatan kedua ini tidak boleh ia sia-siakan untuk mengejar pria berhati batu seperti Erlan.
Siena berjalan gontai ke kamar mandi. Ia mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin berharap bisa mengenyahkan bayangan masa lalu yang terus menghantuinya. Tak hanya masa lalu kelam sebagai Sena tetapi ingatan pemilik tubuh yang ia tempati juga mulai memenuhi kepalanya.
Kilasan yang hampir mirip dengan potongan-potongan film memaksa masuk ke dalam kepala. Memori lampau Siena, tiba-tiba saja melintas seiring wajah wanita itu yang mulai memutih. Rasa dingin yang menusuk tulang langsung merayap pada punggungnya.
Banyak ingatan yang ia lihat, tentang keluarga Calliope yang hangat dan disiplin juga penuh tuntutan. Seperti kata Thomas, keluarga Calliope sangat menjunjung tinggi nama baik. Kakeknya, neneknya, paman, bibi dan kerabat lain menekankan hal yang sama.
Masa kecil Siena seperti anak-anak pada umumnya, ceria dan yang sedikit berbeda adalah penuh kemewahan.
Potongan masa lalu berpindah ke masa remaja Siena. Pertemanan dan Kisah cinta remaja labil, hanya sekilas karena Siena tidak bisa melihat lebih jelas. Teman-teman di masa remajanya buram, hanya beberapa kenangan acak bersama mereka yang bisa ia lihat.
Ada apa? Kenapa pemilik asli tubuh ini seakan tidak mau Siena menyentuh ingatan di masa itu?
Lalu, ingatan setelah Siena berumur dua puluh tahun, semasa dia kuliah. Ingatan itu jelas tidak seperti yang tadi. Pertemuannya dengan Erlan terjadi saat kepala keluarga Calliope dan Harrison bertemu kembali di kota Limerick.
Thomas dan Hutama ternyata sudah lama bersahabat, keduanya sudah tidak bertemu selama delapan tahun karena sebelumnya Thomas tinggal di Indonesia sementara Hutama sudah lama pindah ke Limerick.
Meski begitu, hubungan baik keduanya masih tetap terjaga. Mereka sudah lama merencanakan perjodohan anak-anak mereka.
Erlan yang sudah punya kekasih menolak perjodohan dengan keras, sementara Siena menerimanya karena ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Erlan.
Ketika ingin melihat bagaimana awal mulanya Siena begitu membenci Cindy, kepalanya berdengung keras, tubuhnya oleng dan jatuh. Lagi-lagi pemilik tubuh ini tidak ingin ingatan itu di lihat.
Kenapa? Ada apa sebenarnya? Apa yang sebenarnya terjadi?
Kepala Siena membentur lantai kamar mandi. Siena jatuh pingsan.
Air dari shower mengalir membasahi tubuh Siena yang sudah kedinginan. Dalam ruang hampa, sosok transparan dengan wajah yang mirip Siena melayang. Matanya menatap sedih pada tubuh yang sudah tidak miliknya.
"Selesaikan apa yang seharusnya di selesaikan. Kamu kuat pasti bisa mengungkapkan semuanya."
Setelah tersenyum miris, sosok transparan itu semakin tidak terlihat dan pada akhirnya menghilang sepenuhnya. Dia jiwa asli Siena yang masih berkeliaran untuk beberapa urusan yang masih belum selesai. Tapi, kali ini ia benar-benar menyerah dan tidak lagi ingin kembali ke tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ulfayanty Syamsu Rajalia
karakter siena kurang ok dia masih banyak takutx
2025-03-23
0
Uthie
ada rahasia yg harus dipecahkan
2025-04-07
0