Bab 18. Api Cemburu

Giorgio terkejut ketika melihat istrinya tiba-tiba ada di kantor Care-Ve. Ia langsung mendekati Marsha yang sedang asyik berbincang dan berkeliling dengan Joseph sembari sesekali mencoba beberapa parfum.

"Aroma mana yang cocok banget untuk perempuan? Dan biasanya parfum mana yang paling laris?" tanya Marsha antusias.

Joseph mengambil salah satu parfum kesukaannya.

"Oud rouge, aromanya strong banget, Sya. Dan menurut aku aromanya gak cuma cocok buat cowok. Buat cewek juga cocok. Aku juga pakai ini kok," cetus Joseph sambil menyemprotkan parfum ke tangan Marsha.

Gadis itu langsung menghirup Aroma parfum yang dibalut oleh botol berwarna merah itu.

"Ini aroma kesukaan," sahutnya sambil tersenyum.

"Semua orang suka oud rouge, Sya. Kalau kamu suka aku bisa membawakan sebanyak yang kamu mau!" Suara Giorgio membuat gadis itu menoleh.

"Aku sedang bekerja. Nanti kita bisa bicara lagi," kilah Marsha dengan suara serak.

Giorgio tersenyum sinis. "Aku bisa memberimu seluruh harta yang kamu miliki sekarang. Bisakah temani aku?"

Marsha menghela napas berat. Ia memperhatikan sekeliling ruangan. Beberapa staf bahkan memperhatikan ketegangan di antara mereka.

Terjadi persaingan terbuka antara Joseph dan Giorgio di kantor. Beberapa orang sangat menyadarinya.

"Psk Joseph, mungkin lain kali saja kita live bareng. Kali ini, tolong mengalah ya. Aku usahakan cari waktu yang tepat untuk kita bicara," bisik Marsha sambil menarik kemeja pria itu.

"Usahakan, hanya kita," balas Joseph yang juga ikut berbisik.

Giorgio tidak suka melihat semua itu. Ia merasa dikhianati.

Di depan para staf ia menarik Marsha, kasar.

"Aaaaarggh, sakit, Mas!" teriak Marsha mengerang karena tangannya dicengkeram kuat oleh Giorgio.

Pria itu tidak banyak bicara, ia hanya membawa membawa Marsha pergi melewati beberapa orang karyawannya, dan membawa Marsha ke ruang kerjanya.

Ruangan yang lumayan luas. Tak ada siapapun di sana. Giorgio langsung mengunci pintu dan menutupi semua kaca depan gorden yang menggantung.

"Kamu tahun 'kan kalau aku terkadang itu bisa kasar sama kamu, Sya. Lalu kenapa kamu ketemu Joseph tanpa minta izin sama aku!" desis Giorgio.

Tatapan matanya sangat tajam, ia terlihat menyeramka saat berbicara dengan nada tinggi. Terlebih, ia sengaja mengikis jarak, membuat Marsha gemetar dibuatnya.

"Pernikahan kita ini, bukan pernikahan sebenarnya. Ini hanya drama, Mas Gio sendiri yang bilang. Lagi pula ini hanya urusan pekerjaan. Aku menerima tawaran yang saling menguntungkan dengan Joseph," ketus Marsha, ketika memberikan penjelasan.

Rak mau banyak bicara Giorgio menundukkan wajahnya. Marsha membeku sambil membalas tatapan suaminya.

"Angkat wajahmu. Tatap aku!" perintahnya, kali ini nada suaranya terdengar rendah.

Marsha hanya menurut untuk sekedar mencari tahu. Apa yang sebenarnya pria itu inginkan?

"Angkat lagi, lebih tinggi!" perintahnya, lagi.

Kini mereka saling bertatapan mata dalam jarak sepersekian sentimeter saja.

Dan ....

CUP!

Giorgio menyentuhkan bibirnya dengan bibir Marsha. Membuat gadis itu refleks menjauh. Tetapi Giorgio yang tidak terima atas penolakan istrinya, ia malah mengungkung tubuh mungil itu hingga tidak bisa bergerak.

"Kenapa kamu selalu menolak, aku sudah bilang kalau aku bohong tentang pernikahan palsu, pernikahan kontrak. Itu hanya caraku agar bisa menikahimu, paham," kata Gio dengan ekspresi marah, "Karena aku jatuh cinta padamu sejak lama. Apa masih kurang jelas?"

Marsha masih membeku, tetapi beberapa menit setelahnya, ia menggeleng cepat.

Tak lama kemudian Giorgio melepaskan tangannya.

"Maaf, aku cemburu," ucapnya mengakui perasaannya.

Marsha masih terkejut. Matanya berkaca-kaca. Ia benar-benar merasa ditipu. Tetapi apa daya. Semuanya sudah terjadi.

"Aku tetap pada pendirianku, ceraikan aku setelah dua tahun," pinta Marsha dengan ekspresi tegang.

Giorgio tidak bisa lagi mengabaikan apa yang ia lihat belakangan ini.

Bagaimana ia tidak kesal. Semakin ia menunjukkan perasaannya pada Marsha, semakin juga gadis itu berusaha menjauhinya dan malah mendekati Joseph yang kini sudah bersatu sebagai adik iparnya.

Giorgio kerap dibuat kesal setiap kali mengetahui Marsha tersenyum pada Joseph. Senyum yang semestinya hanya diperuntukkan untuk suaminya saja.

Namun, Giorgio adalah seorang pria yang pandai menguasai keadaan. Ia bahkan langsung melunak setiap kali ia merasa Marsha tidak suka akan perlakuan kasarnya.

Bagi Gio, ia hanya butuh menunggu momen yang tepat.

***

Usai ketegangan itu, Marsha memilih untuk pulang. Mungkin ia lebih baik tidur dan menenangkan diri.

"Biarkan aku keluar, Mas. Aku mau pulang," ujar Marsha.

Ia kini berubah, tak seramah dan selembut sebelum menikah. Setelah tahu Giorgio tidak mau melepaskan dan ingkar janji, gadis itu memilih bersikap dingin.

"Aku akan mengantarmu," ujarnya.

Tanpa menunggu aba-aba. Giorgio langsung menggenggam erat jemari lentik istrinya. Ia memutar knop pintu, lalu melenggang begitu saja melewati seluruh keluarga besarnya.

"Gio, usahakan malam ini pulang. Ajak istrimu makan malam dengan keluarga," sergah Tuan Abraham.

"Ya, Pa. Nanti aku usahakan," sahut Gio.

Ia tampak malas. Mungkin ia menyadari jika sang ayah tidak suka dengan pertengkaran yang terjadi.

"Pa, permisi," pamit Marsha, sopan.

Perempuan cantik itu menyempatkan diri mencium punggung telapak tangan mertuanya.

Tuan Abraham tersenyum, sambil mengelus puncak kepala Marsha.

"Sya, luangkan waktu untukku, ya. Papa mau bicara berdua," tukasnya, membuat Giorgio curiga.

Marsha hanya tersenyum sambil mengangguk sebagai jawaban.

Tak mau berlama-lama, Giorgio menggandeng mesra tangan Marsha, membawanya melewati beberapa cubicle ramai. Seolah ingin semua orang paham, jika Marsha adalah miliknya.

***

"Kenapa kamu membawaku ke sini, Mas?" tanya Marsha curiga sekaligus takut.

Giorgio menatap dalam. "Aku ini suamimu, Marsha. Suka atau tidak, tapi ini kenyataannya."

"Lalu?"

"Aku ingin kita menghabiskan waktu berdua saja, beberapa hari ini. Hanya kita, tanpa ada nama Steven, Joseph dan yang lainnya," tutur Gio.

"Aku harus apa? Kau memang tampan, Mas. Kaya raya, berkuasa, tapi maaf ... sejak awal hubungan kita hanya didasari oleh kepura-puraan saja."

"Kenapa kamu bersih keras tidak mau menerima, Marsha, kenapa?" Giorgio yang kesal mengguncang-guncangkan tubuh mungil di hadapannya.

"Kamu sakit, Mas. Ini bukan cinta. Kamu hanya memanfaatkan aku untuk menutupi jati diri kamu sebenarnya," tuduh Marsha.

Tatapan mata Giorgio semakin tajam. Keningnya berkerut, ia berpikir sejenak sambil mengamati reaksi istrinya.

"Apa maksudmu?"

"Mas bukan pria normal." Suara Marsha terdengar gemetar.

Giorgio langsung mengangkat tubuh Marsha, membawanya ke kamar pribadi miliknya di villa itu.

Ia langsung menindih dalam posisi tubuh tepat di atas Marsha sambil mengintimidasi.

"Jadi kamu lebih percaya pada Joey sekarang? Dengar ini, jangan pernah memancingku, Sya. Atau kamu akan menyesal seumur hidup!" ancam Gio.

Marsha terus meronta, tetapi Giorgio tidak peduli, ia sengaja meninggalkan jejak di leher jenjang istrinya. Sesekali ia bahkan sengaja mengendus wanginya.

"Apa kamu ingin bukti? Kau akan tahu aku ini pria normal atau bukan, Sya." Giorgio tersenyum menyeringai, membuat Marsha ketakutan.

Bersambung....

Episodes
1 Bab 1. Joseph Sebastian Abraham
2 Bab 2. Sang Presdir yang Tampan
3 Bab 3. Seorang Anak yang Merindukan Ibu
4 Bab 4. Bioskop
5 Bab 5. Makan Malam Bersama Presdir
6 Bab 6. Cincin di Jari Manis
7 Bab 7. Dilamar Presdir
8 Bab 8. Terkurung
9 Bab 9. Dia Satu-satunya
10 Bab 10. Sikap tak Biasa Giorgio
11 Bab 11. Halu, atau Tak Tahu Malu
12 Bab 12. Bukan Pernikahan Impian
13 Bab 13. Janji di Atas Luka
14 Bab 14. Malam Pertama
15 Bab 15. Insiden
16 Bab 16. Perubahan Giorgio
17 Bab 17. Undangan Dari Joseph
18 Bab 18. Api Cemburu
19 Bab 19. Kafe Biru
20 Bab 20. Menculik Marsha
21 Bab 21. Kamu Meragukanku, Sya?
22 Bab 22. Bermain Drama
23 Bab 23. Bikin Cemburu Bagian 1.
24 Bab 24. Bikin Cemburu Bagian 2.
25 Bab 25. Bikin Cemburu Bagian 3.
26 Bab 26. Ibu Steven
27 Bab 27. Ungkapan Hati Giorgio
28 Bab 28. Pengakuan Joseph
29 Bab 29. Berseteru
30 Bab 30. Penguntit
31 Bab 31. Pura-pura Sakit
32 Bab 32. Terjebak
33 Bab 33 Status Hak Asuh Steven
34 Bab 34. Kebucinan Giorgio
35 Bab 35. Perceraian
36 Bab 36. Tak Pernah Menyerah
37 Bab 37. Menarik Perhatian
38 Bab 38. Hukuman
39 Bab 39. Mantan yang Kejam
40 Bab 40. Obsesi Giorgio
41 Bab 41. Jangan Panggil Aku Gay
42 Bab 42: Noda Saat Pemotretan
43 Bab 43. Luka di Wajahmu
44 Bab 44. Kamera Tersembunyi
45 Bab 45. Kecewa
46 Bab 46. Berkunjung ke Rumah Ayah
47 Bab 47. Kemarahan Pak Tama
48 Bab 48. Rekatnya Kembali
49 Bab 49. Terjebak Di Tempat Mencekam
50 Bab 50. Kecelakaan
51 Bab 51. Buku Diary (Bagian 1)
52 Bab 52. Buku Diary Bagian 2
53 Bab 53. Kembalinya Giorgio
54 Bab 54. Membenci Joseph
55 Bab 55. Angel
56 Bab 56. Siapa Gio?
57 Bab 57. Pilih Aku atau Dia?
58 Bab 58. Menjadi Kejam
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1. Joseph Sebastian Abraham
2
Bab 2. Sang Presdir yang Tampan
3
Bab 3. Seorang Anak yang Merindukan Ibu
4
Bab 4. Bioskop
5
Bab 5. Makan Malam Bersama Presdir
6
Bab 6. Cincin di Jari Manis
7
Bab 7. Dilamar Presdir
8
Bab 8. Terkurung
9
Bab 9. Dia Satu-satunya
10
Bab 10. Sikap tak Biasa Giorgio
11
Bab 11. Halu, atau Tak Tahu Malu
12
Bab 12. Bukan Pernikahan Impian
13
Bab 13. Janji di Atas Luka
14
Bab 14. Malam Pertama
15
Bab 15. Insiden
16
Bab 16. Perubahan Giorgio
17
Bab 17. Undangan Dari Joseph
18
Bab 18. Api Cemburu
19
Bab 19. Kafe Biru
20
Bab 20. Menculik Marsha
21
Bab 21. Kamu Meragukanku, Sya?
22
Bab 22. Bermain Drama
23
Bab 23. Bikin Cemburu Bagian 1.
24
Bab 24. Bikin Cemburu Bagian 2.
25
Bab 25. Bikin Cemburu Bagian 3.
26
Bab 26. Ibu Steven
27
Bab 27. Ungkapan Hati Giorgio
28
Bab 28. Pengakuan Joseph
29
Bab 29. Berseteru
30
Bab 30. Penguntit
31
Bab 31. Pura-pura Sakit
32
Bab 32. Terjebak
33
Bab 33 Status Hak Asuh Steven
34
Bab 34. Kebucinan Giorgio
35
Bab 35. Perceraian
36
Bab 36. Tak Pernah Menyerah
37
Bab 37. Menarik Perhatian
38
Bab 38. Hukuman
39
Bab 39. Mantan yang Kejam
40
Bab 40. Obsesi Giorgio
41
Bab 41. Jangan Panggil Aku Gay
42
Bab 42: Noda Saat Pemotretan
43
Bab 43. Luka di Wajahmu
44
Bab 44. Kamera Tersembunyi
45
Bab 45. Kecewa
46
Bab 46. Berkunjung ke Rumah Ayah
47
Bab 47. Kemarahan Pak Tama
48
Bab 48. Rekatnya Kembali
49
Bab 49. Terjebak Di Tempat Mencekam
50
Bab 50. Kecelakaan
51
Bab 51. Buku Diary (Bagian 1)
52
Bab 52. Buku Diary Bagian 2
53
Bab 53. Kembalinya Giorgio
54
Bab 54. Membenci Joseph
55
Bab 55. Angel
56
Bab 56. Siapa Gio?
57
Bab 57. Pilih Aku atau Dia?
58
Bab 58. Menjadi Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!