Bab 14 Tatapan Rahasia di Kantor

Bab 14: Tatapan Rahasia di Kantor

Sejak kejadian di butik beberapa hari lalu, Nadine merasa ada yang berubah.

Bukan hanya dalam dirinya, tetapi juga dalam cara Randy memperlakukannya.

Jika sebelumnya Randy hanya sesekali menyapanya ketika kebetulan bertemu, kini pria itu seakan selalu memperhatikannya. Tidak secara terang-terangan, tetapi cukup untuk membuat Nadine sadar.

Setiap kali mereka berada di ruangan yang sama, Nadine bisa merasakan tatapan Randy yang diam-diam mengamatinya. Seolah pria itu sedang mencari sesuatu dalam dirinya yang belum bisa dimengerti.

Awalnya, Nadine mengira itu hanya perasaannya saja. Tapi semakin hari, semakin jelas bahwa Randy memang sering mencuri pandang ke arahnya.

Termasuk pagi ini.

Saat Nadine sedang membersihkan pantry kantor, ia bisa merasakan seseorang memperhatikannya dari ambang pintu. Ia berpura-pura tidak menyadarinya, tetapi saat akhirnya memberanikan diri untuk menoleh, dugaannya terbukti benar.

Randy berdiri di sana, bersandar di pintu dengan ekspresi santai, tetapi matanya berbinar seolah sedang menikmati sesuatu yang menarik.

"Kamu sudah pakai baju yang aku belikan?" tanyanya tiba-tiba.

Nadine mengangguk pelan. Hari ini, ia memang mengenakan dress yang dibelikan Randy, tetapi sengaja memadukannya dengan cardigan agar tidak terlalu mencolok.

"Bagus," ujar Randy, sebelum melangkah masuk dan mengambil secangkir kopi.

Nadine mencoba tetap fokus pada pekerjaannya, tetapi sulit. Ruangan ini terlalu kecil, dan keberadaan Randy di dekatnya membuat udara terasa lebih hangat.

"Tumben ke pantry, Pak," ucapnya akhirnya, mencoba mengalihkan perhatian.

Randy terkekeh pelan. "Aku cuma ingin melihat apakah kopiku masih bisa lebih enak kalau aku ambil sendiri."

Nadine tersenyum kecil. "Dan?"

"Masih sama saja." Randy mengangkat bahu. Namun, ia tidak langsung pergi. Tatapannya tetap tertuju pada Nadine, membuat gadis itu semakin gelisah.

"Ada yang ingin kamu tanyakan, Pak?"

Randy menyandarkan tubuhnya ke meja, menatap Nadine dengan serius. "Kenapa kamu masih menjaga jarak?"

Nadine terdiam.

Ia tahu Randy bukan orang yang mudah dibohongi. Pria itu bisa merasakan perubahan sikapnya.

"Aku hanya tidak ingin jadi bahan gosip lagi," jawab Nadine akhirnya.

Randy mendesah pelan, lalu menatapnya lebih dalam. "Aku nggak peduli dengan apa yang mereka katakan, Nadine."

"Tapi aku peduli," balas Nadine lirih.

Keheningan menyelimuti mereka. Hanya suara mesin kopi yang berdengung pelan di ruangan kecil itu.

Setelah beberapa saat, Randy akhirnya berbicara lagi. "Baiklah, kalau kamu ingin menjaga jarak, aku akan menghormatinya."

Nadine menghela napas lega. Namun, sebelum ia bisa merasa benar-benar tenang, Randy menambahkan sesuatu yang membuat jantungnya kembali berdebar.

"Tapi itu tidak akan mengubah perasaanku."

Nadine membeku. Matanya membulat, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Namun, sebelum ia sempat merespons, Randy sudah berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Nadine dengan debaran tak menentu di dadanya.

***

Sejak saat itu, tatapan-tatapan rahasia di kantor semakin sering terjadi.

Setiap kali Nadine melintas di koridor, ia bisa merasakan Randy memperhatikannya dari kejauhan.

Setiap kali ia masuk ke ruangan untuk membersihkan, Randy akan meliriknya dari balik layar laptopnya, seolah sedang mencari sesuatu dalam dirinya.

Dan setiap kali mata mereka bertemu, ada sesuatu di sana. Sesuatu yang Nadine tahu tidak seharusnya ia biarkan berkembang.

Tapi bisakah ia benar-benar menghindarinya?

Atau justru perasaan itu akan semakin sulit ia kendalikan?

***

Siang itu, Nadine baru saja keluar dari ruangan meeting setelah selesai membersihkan. Namun, saat berbelok ke lorong, ia hampir bertabrakan dengan seseorang.

"Awas!"

Nadine tersentak, dan ketika mendongak, jantungnya langsung berdegup kencang.

Randy.

Pria itu berdiri terlalu dekat. Begitu dekat hingga Nadine bisa mencium aroma parfumnya yang khas.

Mereka saling menatap dalam diam, sebelum akhirnya Randy berbicara lebih dulu.

"Kamu baik-baik saja?"

Nadine buru-buru mengangguk. "Iya, maaf, saya nggak lihat jalan."

Randy menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Kamu selalu buru-buru, ya?"

Nadine mencoba tertawa kecil. "Saya cuma nggak mau mengganggu pekerjaan orang lain."

Randy mengangguk, tetapi nadanya terdengar lebih dalam saat berkata, "Tapi aku nggak keberatan kalau kamu menggangguku."

Nadine langsung membuang pandangannya ke lantai. "Pak Randy, jangan bicara seperti itu. Nanti orang-orang salah paham."

"Tapi aku tidak sedang bercanda, Nadine."

Suara Randy begitu tenang, tetapi ada ketegasan di sana yang membuat Nadine semakin bingung.

Ia tidak boleh terjebak seperti ini. Ia tahu konsekuensinya jika membiarkan perasaan ini tumbuh.

"Maaf, saya harus kembali bekerja," katanya cepat, sebelum melangkah pergi.

Namun, saat ia berjalan menjauh, ia bisa merasakan tatapan Randy masih mengawasinya.

Tatapan rahasia yang mulai mengganggu pikirannya.

***

Malam harinya, Nadine masih tidak bisa berhenti memikirkan kejadian siang tadi.

Kenapa Randy berkata seperti itu? Apa maksud dari tatapan-tatapannya selama ini?

Dan yang lebih penting lagi, kenapa ia merasa... tersentuh?

Nadine menghela napas panjang. Tidak. Ia tidak boleh membiarkan pikirannya berlarut-larut.

Ia tahu batasnya. Ia tahu apa yang terjadi jika ia terlalu dekat dengan seseorang.

Karena ia tidak hanya membawa dirinya sendiri.

Ia juga membawa rahasia yang telah lama ia simpan.

Dan jika Randy sampai mengetahuinya, semua akan berubah.

Tapi apakah ia cukup kuat untuk terus menghindari perasaan ini? Ataukah tatapan rahasia itu akan semakin menariknya ke dalam sesuatu yang lebih dalam—sesuatu yang mungkin akan menyakitinya lebih dari sebelumnya?

Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2 Alya Menghampiri Ruangan Kantor Randy
3 Bab 3 Menyatukan Bisnis Dengan Perjodohan
4 Bab 4 Hadirnya Laki-laki Misterius
5 Bab 5 Rasa Penasaran
6 Bab 6 Perjodohan yang Tak Diinginkan
7 Bab 7 Nadine Sang Pendengar
8 Bab 8 Langkah Awal Menuju Hati Calvin
9 Bab 9 Dinginnya Sikap Calvin, Namun Ada Rasa Penasaran
10 Bab 10 Kunjungan Tak Terduga
11 Bab 11 Alya yang Tak Mau Menyerah
12 Bab 12 Nadine di Balik Seragam Cleaning Service
13 Bab 13 Randy yang Mulai Peduli
14 Bab 14 Tatapan Rahasia di Kantor
15 Bab 15 Ketertarikan yang Berbahaya
16 Bab 16 Calvin, Lelaki dengan Masa Lalu Kelam
17 Bab 17 Di Balik Senyum Calvin
18 Bab 18 Perjodohan yang Dipaksakan
19 Bab 19 Tatapan yang Menyimpan Luka
20 Bab 20 Di Bawah Tekanan dan Tatapan Dingin Itu
21 Bab 21 Mimpi Buruk yang Selalu Kembali
22 Bab 22 Saat Semua Terasa Menyesakkan
23 Bab 23 Nadine dan Hati yang Tak Bisa Dibohongi
24 Bab 24 Suara Hati yang Tak Terucap
25 Bab 25 Bayangan Luka yang Belum Sembuh
26 Bab 26 Makan Malam yang Mengikat Luka
27 Bab 27 Amarah Seorang Ibu, Luka Seorang Anak
28 Bab 28 – Cinta yang Tak Sejalan, Rencana yang Tak Berjalan
29 Bab 29 – Calvin yang Mulai Merasa Takut Kehilangan
30 Bab 30 – Luka yang Disembunyikan Nadine
31 Bab 31 – Bayangan Masa Lalu yang Tak Terlupakan
32 Bab 32 – Luka yang Kembali Terbuka
33 Bab 33 – Tertarik Bukan Cinta
34 Bab 34 – Antara Pilihan dan Keharusan
35 Bab 35 – Bayang-Bayang yang Tak Pernah Diinginkan
36 Bab 36 – Bayangan yang Terus Mengintai
37 Bab 37 – Rahasia yang Tak Pernah Usai
38 Bab 38 – Gaun yang Tak Pernah Kupinta
39 Bab 39 – Tatapan yang Menghakimi
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2 Alya Menghampiri Ruangan Kantor Randy
3
Bab 3 Menyatukan Bisnis Dengan Perjodohan
4
Bab 4 Hadirnya Laki-laki Misterius
5
Bab 5 Rasa Penasaran
6
Bab 6 Perjodohan yang Tak Diinginkan
7
Bab 7 Nadine Sang Pendengar
8
Bab 8 Langkah Awal Menuju Hati Calvin
9
Bab 9 Dinginnya Sikap Calvin, Namun Ada Rasa Penasaran
10
Bab 10 Kunjungan Tak Terduga
11
Bab 11 Alya yang Tak Mau Menyerah
12
Bab 12 Nadine di Balik Seragam Cleaning Service
13
Bab 13 Randy yang Mulai Peduli
14
Bab 14 Tatapan Rahasia di Kantor
15
Bab 15 Ketertarikan yang Berbahaya
16
Bab 16 Calvin, Lelaki dengan Masa Lalu Kelam
17
Bab 17 Di Balik Senyum Calvin
18
Bab 18 Perjodohan yang Dipaksakan
19
Bab 19 Tatapan yang Menyimpan Luka
20
Bab 20 Di Bawah Tekanan dan Tatapan Dingin Itu
21
Bab 21 Mimpi Buruk yang Selalu Kembali
22
Bab 22 Saat Semua Terasa Menyesakkan
23
Bab 23 Nadine dan Hati yang Tak Bisa Dibohongi
24
Bab 24 Suara Hati yang Tak Terucap
25
Bab 25 Bayangan Luka yang Belum Sembuh
26
Bab 26 Makan Malam yang Mengikat Luka
27
Bab 27 Amarah Seorang Ibu, Luka Seorang Anak
28
Bab 28 – Cinta yang Tak Sejalan, Rencana yang Tak Berjalan
29
Bab 29 – Calvin yang Mulai Merasa Takut Kehilangan
30
Bab 30 – Luka yang Disembunyikan Nadine
31
Bab 31 – Bayangan Masa Lalu yang Tak Terlupakan
32
Bab 32 – Luka yang Kembali Terbuka
33
Bab 33 – Tertarik Bukan Cinta
34
Bab 34 – Antara Pilihan dan Keharusan
35
Bab 35 – Bayang-Bayang yang Tak Pernah Diinginkan
36
Bab 36 – Bayangan yang Terus Mengintai
37
Bab 37 – Rahasia yang Tak Pernah Usai
38
Bab 38 – Gaun yang Tak Pernah Kupinta
39
Bab 39 – Tatapan yang Menghakimi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!