Bab 12 Nadine di Balik Seragam Cleaning Service

Bab 12: Nadine di Balik Seragam Cleaning Service

Nadine merapikan meja di salah satu ruangan kantor dengan cekatan. Tugasnya hampir selesai, hanya tinggal memastikan semua meja bersih sebelum ia lanjut ke ruangan lain. Namun, langkah kaki yang mendekat membuatnya berhenti.

Ketika menoleh, jantungnya sedikit berdebar.

Randy.

CEO muda itu berdiri di ambang pintu, mengenakan setelan rapi dengan dasi yang sedikit longgar. Wajahnya tenang, tapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat Nadine merasa waspada.

"Kamu sibuk?" tanyanya santai.

Nadine buru-buru menggeleng, meskipun sedikit canggung. "Tidak, Pak. Ada yang bisa aku bantu?"

Randy menghela napas dan menyilangkan tangan di dadanya. 

Randy tersenyum. "Aku cuma mau bilang terima kasih."

Nadine mengerutkan kening. "Terima kasih?"

Randy mengangguk. "Untuk kemarin. Sudah mau menemani makan siang."

Nadine terkejut. Dia tidak menyangka pria sekelas Randy masih mengingat hal kecil seperti itu.

"Oh... sama-sama," jawabnya pelan.

Sejujurnya, kemarin adalah kejadian yang tidak ia rencanakan. Saat itu, Nadine sedang membersihkan pantry kantor ketika tanpa sengaja bertemu dengan Randy yang tampak sedang menatap ponselnya dengan wajah bosan.

"Aku butuh teman makan siang," katanya tiba-tiba.

Nadine sempat mengira dia sedang berbicara dengan orang lain, tetapi saat menoleh, Randy benar-benar menatapnya.

"Aku?"

"Ya. Kenapa? Kamu sibuk?"

Saat itu, Nadine sempat bimbang. Dia hanya seorang cleaning service, sementara Randy adalah CEO. Tapi pria itu tampak begitu santai, seolah-olah status mereka tidak berarti apa-apa. Akhirnya, tanpa banyak berpikir, Nadine menerima ajakan itu.

Dan kini, Randy kembali mencarinya hanya untuk mengucapkan terima kasih?

"Kemarin... kamu terlihat tidak begitu suka makan sendirian," ucap Nadine.

Randy tersenyum kecil, lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

 "Aku belum pernah makan siang dengan seseorang yang membuatku merasa nyaman tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain."

Nadine menatapnya, sedikit terkejut dengan kejujuran itu. Selama ini, dia hanya melihat Randy dari jauh—sebagai sosok pemimpin yang disegani, dikelilingi banyak orang tetapi tampak selalu menjaga jarak.

Ternyata, di balik itu semua, ada rasa sepi yang ia sembunyikan.

"Kalau begitu... mungkin kita bisa makan siang lagi lain kali?" ucap Nadine tanpa berpikir panjang.

Randy terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis. "Aku akan menunggu ajakan itu."

Sebelum Nadine bisa membalas, Randy sudah berbalik dan berjalan pergi.

Nadine tetap berdiri di tempatnya, menatap punggung pria itu hingga menghilang di balik pintu.

***

Hari itu berlalu dengan cepat, tetapi Nadine masih memikirkan pertemuannya dengan Randy.

Saat jam istirahat, dia berjalan menuju pantry untuk mengambil air. Namun, sebelum sempat menuangkan air ke gelas, dua rekan sesama cleaning service mulai berbisik-bisik di belakangnya.

"Kamu lihat nggak tadi? Pak Randy datang ke lantai ini dan ngobrol sama Nadine."

"Iya! Kayaknya bukan urusan kerjaan. Apa mungkin dia tertarik sama Nadine?"

Nadine membeku sejenak.

Mereka tidak menyadari kalau yang sedang mereka bicarakan ada di dekat mereka.

Dengan cepat, Nadine menyelesaikan urusannya dan pergi sebelum obrolan itu semakin memanas.

Hatinya mulai dipenuhi keraguan. Apakah dia baru saja membuat kesalahan dengan membiarkan Randy semakin dekat dengannya?

***

Beberapa hari berlalu, dan Nadine mencoba menghindari Randy.

Dia berusaha tidak muncul di tempat yang bisa mempertemukan mereka secara kebetulan. Saat membersihkan ruangan yang biasanya dilewati Randy, dia memastikan dirinya sudah pergi sebelum pria itu datang.

Namun, usaha itu ternyata sia-sia.

Suatu sore, ketika Nadine tengah menyusun peralatan kebersihan di gudang kecil, suara langkah kaki mendekat.

"Nadine."

Jantungnya langsung berdebar ketika mendengar suara itu. Pelan-pelan, dia berbalik.

Randy berdiri di ambang pintu dengan ekspresi penuh selidik.

"Kamu menghindariku?" tanyanya langsung.

Nadine menggigit bibirnya. Tidak ada gunanya berbohong, karena Randy jelas menyadarinya.

"Aku hanya... tidak ingin ada kesalahpahaman," jawabnya akhirnya.

Randy terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Aku mengerti."

Nadine menatapnya dengan sedikit rasa bersalah. "Aku cuma nggak mau jadi bahan omongan."

"Apa itu satu-satunya alasan?"

Pertanyaan itu membuat Nadine terdiam. Ada alasan lain yang ia sembunyikan, sesuatu yang lebih dalam dari sekadar takut salah paham.

Dia tidak ingin Randy tahu siapa dia sebenarnya.

Karena jika Randy tahu, mungkin dia akan menjauh.

Namun, sebelum dia bisa menjawab, Randy tiba-tiba berkata, "Kalau aku yang mengajak makan siang duluan, kamu masih akan menghindar?"

Nadine menelan ludah. "Pak..."

Pria itu tersenyum kecil. "Aku cuma ingin makan siang. Seperti kemarin."

Nadine menatapnya lama, lalu akhirnya menghela napas. "Baiklah."

Randy tersenyum lebih lebar, lalu mengangguk puas. "Sampai ketemu besok, Nadine."

Saat pria itu pergi, Nadine tahu satu hal—dia sedang melangkah ke dalam sesuatu yang mungkin akan berbahaya.

Tapi untuk alasan yang tidak bisa ia jelaskan, dia tidak ingin berhenti.

Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2 Alya Menghampiri Ruangan Kantor Randy
3 Bab 3 Menyatukan Bisnis Dengan Perjodohan
4 Bab 4 Hadirnya Laki-laki Misterius
5 Bab 5 Rasa Penasaran
6 Bab 6 Perjodohan yang Tak Diinginkan
7 Bab 7 Nadine Sang Pendengar
8 Bab 8 Langkah Awal Menuju Hati Calvin
9 Bab 9 Dinginnya Sikap Calvin, Namun Ada Rasa Penasaran
10 Bab 10 Kunjungan Tak Terduga
11 Bab 11 Alya yang Tak Mau Menyerah
12 Bab 12 Nadine di Balik Seragam Cleaning Service
13 Bab 13 Randy yang Mulai Peduli
14 Bab 14 Tatapan Rahasia di Kantor
15 Bab 15 Ketertarikan yang Berbahaya
16 Bab 16 Calvin, Lelaki dengan Masa Lalu Kelam
17 Bab 17 Di Balik Senyum Calvin
18 Bab 18 Perjodohan yang Dipaksakan
19 Bab 19 Tatapan yang Menyimpan Luka
20 Bab 20 Di Bawah Tekanan dan Tatapan Dingin Itu
21 Bab 21 Mimpi Buruk yang Selalu Kembali
22 Bab 22 Saat Semua Terasa Menyesakkan
23 Bab 23 Nadine dan Hati yang Tak Bisa Dibohongi
24 Bab 24 Suara Hati yang Tak Terucap
25 Bab 25 Bayangan Luka yang Belum Sembuh
26 Bab 26 Makan Malam yang Mengikat Luka
27 Bab 27 Amarah Seorang Ibu, Luka Seorang Anak
28 Bab 28 – Cinta yang Tak Sejalan, Rencana yang Tak Berjalan
29 Bab 29 – Calvin yang Mulai Merasa Takut Kehilangan
30 Bab 30 – Luka yang Disembunyikan Nadine
31 Bab 31 – Bayangan Masa Lalu yang Tak Terlupakan
32 Bab 32 – Luka yang Kembali Terbuka
33 Bab 33 – Tertarik Bukan Cinta
34 Bab 34 – Antara Pilihan dan Keharusan
35 Bab 35 – Bayang-Bayang yang Tak Pernah Diinginkan
36 Bab 36 – Bayangan yang Terus Mengintai
37 Bab 37 – Rahasia yang Tak Pernah Usai
38 Bab 38 – Gaun yang Tak Pernah Kupinta
39 Bab 39 – Tatapan yang Menghakimi
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2 Alya Menghampiri Ruangan Kantor Randy
3
Bab 3 Menyatukan Bisnis Dengan Perjodohan
4
Bab 4 Hadirnya Laki-laki Misterius
5
Bab 5 Rasa Penasaran
6
Bab 6 Perjodohan yang Tak Diinginkan
7
Bab 7 Nadine Sang Pendengar
8
Bab 8 Langkah Awal Menuju Hati Calvin
9
Bab 9 Dinginnya Sikap Calvin, Namun Ada Rasa Penasaran
10
Bab 10 Kunjungan Tak Terduga
11
Bab 11 Alya yang Tak Mau Menyerah
12
Bab 12 Nadine di Balik Seragam Cleaning Service
13
Bab 13 Randy yang Mulai Peduli
14
Bab 14 Tatapan Rahasia di Kantor
15
Bab 15 Ketertarikan yang Berbahaya
16
Bab 16 Calvin, Lelaki dengan Masa Lalu Kelam
17
Bab 17 Di Balik Senyum Calvin
18
Bab 18 Perjodohan yang Dipaksakan
19
Bab 19 Tatapan yang Menyimpan Luka
20
Bab 20 Di Bawah Tekanan dan Tatapan Dingin Itu
21
Bab 21 Mimpi Buruk yang Selalu Kembali
22
Bab 22 Saat Semua Terasa Menyesakkan
23
Bab 23 Nadine dan Hati yang Tak Bisa Dibohongi
24
Bab 24 Suara Hati yang Tak Terucap
25
Bab 25 Bayangan Luka yang Belum Sembuh
26
Bab 26 Makan Malam yang Mengikat Luka
27
Bab 27 Amarah Seorang Ibu, Luka Seorang Anak
28
Bab 28 – Cinta yang Tak Sejalan, Rencana yang Tak Berjalan
29
Bab 29 – Calvin yang Mulai Merasa Takut Kehilangan
30
Bab 30 – Luka yang Disembunyikan Nadine
31
Bab 31 – Bayangan Masa Lalu yang Tak Terlupakan
32
Bab 32 – Luka yang Kembali Terbuka
33
Bab 33 – Tertarik Bukan Cinta
34
Bab 34 – Antara Pilihan dan Keharusan
35
Bab 35 – Bayang-Bayang yang Tak Pernah Diinginkan
36
Bab 36 – Bayangan yang Terus Mengintai
37
Bab 37 – Rahasia yang Tak Pernah Usai
38
Bab 38 – Gaun yang Tak Pernah Kupinta
39
Bab 39 – Tatapan yang Menghakimi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!