Bab 5 Rasa Penasaran

Bab 5 : Rasa Penasaran

Alya duduk di sudut Teras Cafe, tangannya menggenggam cangkir kopi yang sudah mulai mendingin. Sesekali, ia melirik ke arah pintu masuk, berharap sosok laki-laki yang dicarinya muncul seperti biasa. Sudah lebih dari satu jam ia menunggu, tetapi bayangan laki-laki itu tak juga tampak.

Ia tahu pasti jam berapa laki-laki itu biasa datang. Beberapa kali ia melihatnya duduk di meja yang sama, menatap kosong ke luar jendela seolah tengah memikirkan sesuatu yang berat. Namun, kali ini, kursi itu tetap kosong.

Alya menggigit bibirnya, berpikir keras. Apakah dia sakit? Atau mungkin sedang ada urusan lain?

Rasa penasaran yang semakin besar membuatnya akhirnya berdiri dan melangkah menuju kasir. Di belakang meja, seorang pelayan pria yang tampaknya berusia awal dua puluhan tengah sibuk mencatat pesanan pelanggan lain. Alya menunggu beberapa saat sebelum akhirnya bertanya,

"Maaf, aku ingin bertanya sesuatu."

Pelayan itu menoleh dengan ramah. "Ya, ada yang bisa saya bantu?"

"laki-laki yang biasanya duduk di sana," Alya menunjuk kursi di dekat jendela. "Dia selalu datang sekitar jam segini. Tapi hari ini aku tidak melihatnya. Apa dia pernah menyebutkan kalau akan pergi atau tidak bisa datang hari ini?"

Pelayan itu tampak sedikit bingung. "Maaf, Mbak. Saya hanya bekerja di sini untuk melayani pelanggan, bukan untuk mengamati mereka satu per satu. Jadi saya kurang tahu."

Alya menghela napas. Jawaban itu sebenarnya bisa ditebak, tetapi tetap saja sedikit mengecewakan. Ia mengucapkan terima kasih dan kembali ke mejanya.

Saat ia hendak duduk, matanya menangkap sosok perempuan yang baru saja memasuki cafe. Perempuan itu berpenampilan sederhana—memakai blouse putih polos dan rok panjang berwarna pastel. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai dengan sedikit bergelombang di ujungnya.

Ada yang menarik dari cara perempuan itu berjalan. Ia tampak begitu akrab dengan suasana cafe ini. Langkahnya ringan saat mendekati kasir, dan dengan senyum ramah, ia menyapa pelayan di sana.

"Hai!" katanya dengan nada akrab.

Pelayan yang tadi Alya tanya balas tersenyum. "Kamu baru datang lagi?"

Perempuan itu mengangguk. "Iya, ada urusan kemarin, jadi nggak sempat mampir."

Alya memperhatikan percakapan itu dari jauh. Ia yakin belum pernah melihat perempuan ini sebelumnya, tetapi sepertinya dia sudah cukup lama mengenal para pekerja di sini.

Saat perempuan itu berjalan melewatinya, ia sempat menoleh dan memberikan senyum ramah kepada Alya. Sekilas, sorot matanya terlihat lembut dan hangat.

Alya tidak membalasnya. Ia hanya menatap heran, bertanya-tanya siapa perempuan itu dan apa hubungannya dengan tempat ini.

Setelah beberapa menit berpikir, Alya akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Ia berjalan mendekati meja perempuan itu dan berkata dengan suara hati-hati,

"Maaf, boleh aku bertanya sesuatu?"

Perempuan itu menoleh, tampak sedikit terkejut, tetapi tetap tersenyum. "Ya?"

Alya menatapnya sejenak sebelum melanjutkan, "Aku sering datang ke sini dan memperhatikan ada seorang laki-laki yang biasanya duduk di sana. Tapi hari ini dia tidak datang. Apa kamu kebetulan mengenalnya?"

Perempuan itu mengerjapkan mata sejenak, lalu tersenyum tipis. "Laki-laki itu?" tanyanya, seolah berpikir.

Alya mengangguk.

Perempuan itu tersenyum lagi, kali ini dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Aku tidak tahu," jawabnya singkat.

Alya sedikit terkejut dengan jawaban itu. Bukan hanya karena jawabannya, tetapi juga cara perempuan itu mengatakannya. Ada sesuatu dalam ekspresi dan nada bicaranya yang membuat Alya merasa ia sedang menyembunyikan sesuatu.

"Kamu tidak tahu?" ulang Alya, mencoba memastikan.

Perempuan itu mengangguk dengan senyum yang masih sama. "Iya, aku tidak tahu."

Alya menatapnya lebih lama, mencoba mencari tahu apakah perempuan ini berbohong atau memang benar tidak tahu. Tetapi tatapan perempuan itu tetap tenang, seolah menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin ia katakan.

Rasa penasaran Alya semakin besar. Siapa perempuan ini? Apa dia ada hubungannya dengan laki-laki itu?

Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan. Mungkin perempuan ini tahu sesuatu, tetapi memilih untuk tidak mengatakannya.

Alya menghela napas, merasa semakin penasaran dengan laki-laki yang selama ini ia perhatikan. Dan sekarang, ia juga mulai penasaran dengan perempuan yang ada di hadapannya.

Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2 Alya Menghampiri Ruangan Kantor Randy
3 Bab 3 Menyatukan Bisnis Dengan Perjodohan
4 Bab 4 Hadirnya Laki-laki Misterius
5 Bab 5 Rasa Penasaran
6 Bab 6 Perjodohan yang Tak Diinginkan
7 Bab 7 Nadine Sang Pendengar
8 Bab 8 Langkah Awal Menuju Hati Calvin
9 Bab 9 Dinginnya Sikap Calvin, Namun Ada Rasa Penasaran
10 Bab 10 Kunjungan Tak Terduga
11 Bab 11 Alya yang Tak Mau Menyerah
12 Bab 12 Nadine di Balik Seragam Cleaning Service
13 Bab 13 Randy yang Mulai Peduli
14 Bab 14 Tatapan Rahasia di Kantor
15 Bab 15 Ketertarikan yang Berbahaya
16 Bab 16 Calvin, Lelaki dengan Masa Lalu Kelam
17 Bab 17 Di Balik Senyum Calvin
18 Bab 18 Perjodohan yang Dipaksakan
19 Bab 19 Tatapan yang Menyimpan Luka
20 Bab 20 Di Bawah Tekanan dan Tatapan Dingin Itu
21 Bab 21 Mimpi Buruk yang Selalu Kembali
22 Bab 22 Saat Semua Terasa Menyesakkan
23 Bab 23 Nadine dan Hati yang Tak Bisa Dibohongi
24 Bab 24 Suara Hati yang Tak Terucap
25 Bab 25 Bayangan Luka yang Belum Sembuh
26 Bab 26 Makan Malam yang Mengikat Luka
27 Bab 27 Amarah Seorang Ibu, Luka Seorang Anak
28 Bab 28 – Cinta yang Tak Sejalan, Rencana yang Tak Berjalan
29 Bab 29 – Calvin yang Mulai Merasa Takut Kehilangan
30 Bab 30 – Luka yang Disembunyikan Nadine
31 Bab 31 – Bayangan Masa Lalu yang Tak Terlupakan
32 Bab 32 – Luka yang Kembali Terbuka
33 Bab 33 – Tertarik Bukan Cinta
34 Bab 34 – Antara Pilihan dan Keharusan
35 Bab 35 – Bayang-Bayang yang Tak Pernah Diinginkan
36 Bab 36 – Bayangan yang Terus Mengintai
37 Bab 37 – Rahasia yang Tak Pernah Usai
38 Bab 38 – Gaun yang Tak Pernah Kupinta
39 Bab 39 – Tatapan yang Menghakimi
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2 Alya Menghampiri Ruangan Kantor Randy
3
Bab 3 Menyatukan Bisnis Dengan Perjodohan
4
Bab 4 Hadirnya Laki-laki Misterius
5
Bab 5 Rasa Penasaran
6
Bab 6 Perjodohan yang Tak Diinginkan
7
Bab 7 Nadine Sang Pendengar
8
Bab 8 Langkah Awal Menuju Hati Calvin
9
Bab 9 Dinginnya Sikap Calvin, Namun Ada Rasa Penasaran
10
Bab 10 Kunjungan Tak Terduga
11
Bab 11 Alya yang Tak Mau Menyerah
12
Bab 12 Nadine di Balik Seragam Cleaning Service
13
Bab 13 Randy yang Mulai Peduli
14
Bab 14 Tatapan Rahasia di Kantor
15
Bab 15 Ketertarikan yang Berbahaya
16
Bab 16 Calvin, Lelaki dengan Masa Lalu Kelam
17
Bab 17 Di Balik Senyum Calvin
18
Bab 18 Perjodohan yang Dipaksakan
19
Bab 19 Tatapan yang Menyimpan Luka
20
Bab 20 Di Bawah Tekanan dan Tatapan Dingin Itu
21
Bab 21 Mimpi Buruk yang Selalu Kembali
22
Bab 22 Saat Semua Terasa Menyesakkan
23
Bab 23 Nadine dan Hati yang Tak Bisa Dibohongi
24
Bab 24 Suara Hati yang Tak Terucap
25
Bab 25 Bayangan Luka yang Belum Sembuh
26
Bab 26 Makan Malam yang Mengikat Luka
27
Bab 27 Amarah Seorang Ibu, Luka Seorang Anak
28
Bab 28 – Cinta yang Tak Sejalan, Rencana yang Tak Berjalan
29
Bab 29 – Calvin yang Mulai Merasa Takut Kehilangan
30
Bab 30 – Luka yang Disembunyikan Nadine
31
Bab 31 – Bayangan Masa Lalu yang Tak Terlupakan
32
Bab 32 – Luka yang Kembali Terbuka
33
Bab 33 – Tertarik Bukan Cinta
34
Bab 34 – Antara Pilihan dan Keharusan
35
Bab 35 – Bayang-Bayang yang Tak Pernah Diinginkan
36
Bab 36 – Bayangan yang Terus Mengintai
37
Bab 37 – Rahasia yang Tak Pernah Usai
38
Bab 38 – Gaun yang Tak Pernah Kupinta
39
Bab 39 – Tatapan yang Menghakimi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!