Bab 4 Hadirnya Laki-laki Misterius

Bab 4 : Hadirnya Laki-laki Misterius

Alya masih berdiri di tempatnya, menatap punggung laki-laki itu yang semakin menjauh. Udara sore yang seharusnya hangat justru terasa dingin bagi Alya. Ia baru saja memberanikan diri untuk menyapa seseorang, tetapi malah diabaikan begitu saja.

Dengan langkah gontai, Alya kembali ke meja tempat kopinya yang sudah dingin. Ia menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan, mencoba mengusir rasa kesal yang menggumpal di dadanya.

Pelayan kafe tadi menghampirinya. “Kamu tidak apa-apa?” tanyanya ramah.

Alya tersenyum kecil, meskipun hatinya masih dipenuhi tanda tanya. “Dia memang seperti itu?” tanyanya sambil menunjuk ke arah laki-laki tadi yang kini sudah menghilang di tikungan jalan.

Pelayan itu mengangguk. “Setahu saya, dia memang jarang berbicara dengan orang lain. Hanya datang, duduk di pojokan sana, lalu memainkan gitarnya. Setelah itu pergi begitu saja.”

Alya mengernyit. Penasarannya semakin bertambah. Ada sesuatu yang membuatnya ingin tahu lebih jauh tentang laki-laki itu.

“Apa dia tinggal di sekitar sini?” tanyanya lagi.

Pelayan itu menggeleng. “Kurang tahu juga. Yang jelas dia sering ke sini sore hari, kadang malam. Tapi hampir tidak pernah berbicara dengan siapa pun.”

Alya menghela napas. Sepertinya usahanya untuk mengenal laki-laki itu tidak akan mudah. Tapi anehnya, justru hal itu semakin menarik perhatiannya.

***

Keesokan harinya, Alya kembali ke kafe itu. Kali ini ia sengaja datang lebih awal, berharap bisa melihat laki-laki itu lagi. Ia memilih duduk di tempat yang strategis—dekat jendela dengan pemandangan jalanan.

Ia memesan secangkir kopi dan mencoba mengalihkan pikirannya dengan membaca buku yang dibawanya. Namun, pikirannya tetap tidak bisa lepas dari kejadian kemarin.

Setelah menunggu hampir satu jam, akhirnya sosok itu muncul. Seperti kemarin, ia duduk di pojokan kafe, mengeluarkan gitarnya, lalu mulai memetik senarnya perlahan.

Alya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Kali ini ia harus lebih berhati-hati agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Dengan membawa cangkir kopinya, ia berjalan mendekati meja laki-laki itu. Namun, alih-alih langsung menyapanya, ia memilih duduk di meja sebelah dan berpura-pura fokus pada bukunya.

Suara gitar itu mengalun pelan, mengisi suasana kafe dengan melodi yang menenangkan. Sesekali Alya melirik, memperhatikan bagaimana jari-jari laki-laki itu bergerak lincah di atas senar gitar.

Hingga akhirnya, Alya memberanikan diri.

“Lagu yang indah,” katanya pelan, cukup agar laki-laki itu mendengarnya.

Petikan gitar itu terhenti sejenak. Laki-laki itu menoleh ke arah Alya dengan tatapan yang sulit ditebak. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa.

Alya tidak menyerah. “Apakah lagu itu ciptaanmu sendiri?”

Kali ini, laki-laki itu menatapnya lebih lama. Lalu, tanpa menjawab, ia kembali memainkan gitarnya.

Alya menghela napas pelan. Meskipun laki-laki itu tidak menolak keberadaannya, tetapi tetap saja ia tidak mendapatkan jawaban.

Namun, bagi Alya, ini sudah lebih baik daripada pertemuan pertama mereka.

***

Hari demi hari berlalu, dan setiap sore, Alya kembali ke kafe itu. Ia tidak selalu mencoba berbicara dengan laki-laki itu, tetapi ia tetap duduk di dekatnya, mendengarkan alunan gitar yang dimainkan.

Lambat laun, laki-laki itu mulai terbiasa dengan kehadiran Alya. Walaupun ia tetap diam, setidaknya ia tidak lagi pergi saat Alya mendekat.

Suatu hari, saat kafe sedang sepi, Alya kembali mencoba peruntungannya.

“Aku Alya,” katanya pelan.

Laki-laki itu tetap diam, tetapi jari-jarinya berhenti memetik senar gitar.

“Setidaknya, bolehkah aku tahu namamu?” lanjut Alya, suaranya penuh harap.

Laki-laki itu terdiam cukup lama, seakan mempertimbangkan sesuatu. Hingga akhirnya, ia membuka mulut dan mengucapkan satu kata singkat.

“Calvin.”

Alya tersenyum. Ini adalah kemajuan besar.

Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2 Alya Menghampiri Ruangan Kantor Randy
3 Bab 3 Menyatukan Bisnis Dengan Perjodohan
4 Bab 4 Hadirnya Laki-laki Misterius
5 Bab 5 Rasa Penasaran
6 Bab 6 Perjodohan yang Tak Diinginkan
7 Bab 7 Nadine Sang Pendengar
8 Bab 8 Langkah Awal Menuju Hati Calvin
9 Bab 9 Dinginnya Sikap Calvin, Namun Ada Rasa Penasaran
10 Bab 10 Kunjungan Tak Terduga
11 Bab 11 Alya yang Tak Mau Menyerah
12 Bab 12 Nadine di Balik Seragam Cleaning Service
13 Bab 13 Randy yang Mulai Peduli
14 Bab 14 Tatapan Rahasia di Kantor
15 Bab 15 Ketertarikan yang Berbahaya
16 Bab 16 Calvin, Lelaki dengan Masa Lalu Kelam
17 Bab 17 Di Balik Senyum Calvin
18 Bab 18 Perjodohan yang Dipaksakan
19 Bab 19 Tatapan yang Menyimpan Luka
20 Bab 20 Di Bawah Tekanan dan Tatapan Dingin Itu
21 Bab 21 Mimpi Buruk yang Selalu Kembali
22 Bab 22 Saat Semua Terasa Menyesakkan
23 Bab 23 Nadine dan Hati yang Tak Bisa Dibohongi
24 Bab 24 Suara Hati yang Tak Terucap
25 Bab 25 Bayangan Luka yang Belum Sembuh
26 Bab 26 Makan Malam yang Mengikat Luka
27 Bab 27 Amarah Seorang Ibu, Luka Seorang Anak
28 Bab 28 – Cinta yang Tak Sejalan, Rencana yang Tak Berjalan
29 Bab 29 – Calvin yang Mulai Merasa Takut Kehilangan
30 Bab 30 – Luka yang Disembunyikan Nadine
31 Bab 31 – Bayangan Masa Lalu yang Tak Terlupakan
32 Bab 32 – Luka yang Kembali Terbuka
33 Bab 33 – Tertarik Bukan Cinta
34 Bab 34 – Antara Pilihan dan Keharusan
35 Bab 35 – Bayang-Bayang yang Tak Pernah Diinginkan
36 Bab 36 – Bayangan yang Terus Mengintai
37 Bab 37 – Rahasia yang Tak Pernah Usai
38 Bab 38 – Gaun yang Tak Pernah Kupinta
39 Bab 39 – Tatapan yang Menghakimi
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2 Alya Menghampiri Ruangan Kantor Randy
3
Bab 3 Menyatukan Bisnis Dengan Perjodohan
4
Bab 4 Hadirnya Laki-laki Misterius
5
Bab 5 Rasa Penasaran
6
Bab 6 Perjodohan yang Tak Diinginkan
7
Bab 7 Nadine Sang Pendengar
8
Bab 8 Langkah Awal Menuju Hati Calvin
9
Bab 9 Dinginnya Sikap Calvin, Namun Ada Rasa Penasaran
10
Bab 10 Kunjungan Tak Terduga
11
Bab 11 Alya yang Tak Mau Menyerah
12
Bab 12 Nadine di Balik Seragam Cleaning Service
13
Bab 13 Randy yang Mulai Peduli
14
Bab 14 Tatapan Rahasia di Kantor
15
Bab 15 Ketertarikan yang Berbahaya
16
Bab 16 Calvin, Lelaki dengan Masa Lalu Kelam
17
Bab 17 Di Balik Senyum Calvin
18
Bab 18 Perjodohan yang Dipaksakan
19
Bab 19 Tatapan yang Menyimpan Luka
20
Bab 20 Di Bawah Tekanan dan Tatapan Dingin Itu
21
Bab 21 Mimpi Buruk yang Selalu Kembali
22
Bab 22 Saat Semua Terasa Menyesakkan
23
Bab 23 Nadine dan Hati yang Tak Bisa Dibohongi
24
Bab 24 Suara Hati yang Tak Terucap
25
Bab 25 Bayangan Luka yang Belum Sembuh
26
Bab 26 Makan Malam yang Mengikat Luka
27
Bab 27 Amarah Seorang Ibu, Luka Seorang Anak
28
Bab 28 – Cinta yang Tak Sejalan, Rencana yang Tak Berjalan
29
Bab 29 – Calvin yang Mulai Merasa Takut Kehilangan
30
Bab 30 – Luka yang Disembunyikan Nadine
31
Bab 31 – Bayangan Masa Lalu yang Tak Terlupakan
32
Bab 32 – Luka yang Kembali Terbuka
33
Bab 33 – Tertarik Bukan Cinta
34
Bab 34 – Antara Pilihan dan Keharusan
35
Bab 35 – Bayang-Bayang yang Tak Pernah Diinginkan
36
Bab 36 – Bayangan yang Terus Mengintai
37
Bab 37 – Rahasia yang Tak Pernah Usai
38
Bab 38 – Gaun yang Tak Pernah Kupinta
39
Bab 39 – Tatapan yang Menghakimi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!