20. Mencari Kehangatan

Akay tak menjawab. Ia malah menunduk sedikit, wajahnya semakin dekat dengan Aylin.

Aylin yang sadar akan situasi itu langsung panik dan menutup wajahnya dengan tangan. "Jangan macam-macam, Akay!"

Akay tertawa melihat reaksinya. "Nggak macam-macam, kok." Ia menarik tangan Aylin yang menutupi wajahnya dan menatapnya dalam. "Tapi, kamu manis banget kalau lagi panik gini."

Wajah Aylin langsung panas. "AKAY!!"

Tawa Akay semakin menjadi, puas melihat istrinya yang kini semakin gelagapan. Dengan santai, ia kembali ke posisi tidur semula dan menarik selimut. "Udah, tidur sana. Aku juga mau tidur."

Aylin masih menatapnya penuh waspada, tapi akhirnya ia mendengus kesal dan membalikkan badan, memunggungi Akay.

Namun, beberapa saat kemudian, ia bisa mendengar suara tawa kecil dari pria itu.

Aylin mendesis pelan. "Dasar laki-laki menyebalkan!"

Akay hanya tersenyum sebelum akhirnya benar-benar memejamkan mata.

***

Dini hari menjelang, Akay setengah sadar terbangun ketika merasakan sesuatu bergerak di sampingnya. Ia mengerjapkan mata, menyesuaikan diri dengan kegelapan kamar, lalu tersenyum samar saat menyadari siapa yang beringsut mendekatinya.

Aylin.

Gadis itu, masih tertidur lelap, tanpa sadar bergerak mencari posisi yang lebih nyaman. Perlahan, tubuhnya semakin merapat ke Akay, tangannya melingkar di pinggang pria itu, lalu wajahnya menggeser hingga mendekati dada Akay.

Akay menahan napas sejenak, lalu tanpa pikir panjang, ia mengangkat lengannya, membiarkan kepala Aylin beristirahat di sana. Bukannya menjauh, istrinya justru semakin menempel, satu kakinya kini naik ke tubuh Akay, seperti sedang mencari kehangatan.

Akay tertawa kecil, meski suaranya nyaris tak terdengar. "Dasar, kalau tidur aja nempel begini..." gumamnya pelan, tak ingin membangunkan gadis itu.

Tangannya refleks bergerak, membetulkan selimut yang sedikit bergeser, memastikan istrinya tetap hangat. Ia menatap wajah Aylin dalam diam—napas gadis itu teratur, bibirnya sedikit mengerucut, tampak begitu damai.

Entah sejak kapan, tetapi Akay merasa ada sesuatu yang menghangat di dalam dadanya.

Dengan lembut, ia menyentuh pucuk kepala istrinya, mengusap rambutnya perlahan. "Kamu itu kadang bikin kesal, tapi tetap aja gemesin," bisiknya, sebelum akhirnya memejamkan mata lagi, membiarkan istrinya tetap memeluknya sepanjang malam.

***

Aylin menggeliat pelan saat sinar matahari mulai menyelinap melalui celah tirai. Matanya masih setengah tertutup, tubuhnya terasa begitu nyaman dan hangat. Namun, saat kesadarannya semakin pulih, ia mulai merasakan sesuatu yang aneh.

Tunggu…

Kenapa kasurnya terasa lebih kokoh?

Dan kenapa ada sesuatu yang hangat di bawah tubuhnya?

Perlahan, Aylin membuka mata. Hal pertama yang ia lihat adalah dada bidang yang naik turun dengan tenang di bawahnya. Ia mengerjap, lalu menundukkan kepala dan—

"AAAAA!!!"

Teriakannya hampir memekakkan telinga, membuat Akay yang masih setengah tidur mengerang pelan.

"Nggh… ribut banget sih, pagi-pagi," gumam Akay serak, suaranya masih mengantuk.

Namun, Aylin tak bisa memedulikan itu. Matanya melebar panik saat menyadari posisinya. Kepalanya bertumpu di lengan Akay, tangannya melingkar di pinggang pria itu, dan lebih parah lagi—kakinya menimpa tubuh Akay!

Tapi yang lebih mengejutkan adalah…

"A-APA INI?! Kenapa ada yang berdenyut-denyut?!"

Seketika, Aylin melompat menjauh, wajahnya merah padam bak kepiting rebus.

Akay yang kini mulai sadar sepenuhnya hanya menguap santai, lalu menatap Aylin dengan ekspresi malas. "Kamu yang tidur di aku semalaman, terus sekarang teriak-teriak nggak jelas?"

Aylin menunjuknya dengan wajah horor. "K-Kamu sadar pas aku… aku…"

Akay mengangkat sebelah alis, lalu menyeringai jail. "Tidur nyenyak sambil meluk aku? Oh, sadar banget."

Aylin merasakan kepalanya berdenyut akibat terlalu banyak informasi yang masuk. "ASTAGA! AKU MAU MATI!!!" Ia buru-buru menarik selimut dan menutupi wajahnya yang terbakar malu.

Akay tertawa puas, lalu meregangkan tubuhnya. "Gimana? Tidur di pelukan suami enak, 'kan?"

"DIAM, DASAR MESUM!" Aylin melempar bantal ke wajah Akay, yang hanya menangkisnya dengan tawa lebar.

Namun, Aylin tak bisa membohongi hatinya. Semalam ia tidur begitu nyenyak—lebih nyenyak dari yang pernah ia rasakan selama ini. Sejak ayahnya pergi meninggalkan ibunya demi wanita lain, sejak kepergian ibunya yang disusul oleh neneknya, tidur bagi Aylin tak pernah benar-benar terasa nyaman. Selalu ada perasaan hampa, sepi yang menusuk di setiap malam. Tapi dua malam ini, dengan Akay di sisinya, kehangatan itu kembali, membuatnya merasa aman tanpa ia sadari.

"Kalau besok mau pelukan lagi, tinggal bilang, Ayang~" godanya lagi.

Aylin mengerang frustasi. "AKAAAAY!!"

Aylin masih bergelung di dalam selimut, berusaha mengatur napas dan menenangkan detak jantungnya yang seolah sedang lomba marathon. Sementara itu, Akay bangkit dengan malas, meregangkan tubuhnya dengan gerakan santai yang malah semakin membuat Aylin jengkel.

"Jangan bilang kamu suka, makanya nggak mau lepas," ledek Akay sambil melirik Aylin yang masih bersembunyi di balik selimut.

Aylin mengintip sedikit, menatapnya tajam. "Siapa juga yang suka?! Aku cuma… TERJEBAK dalam situasi konyol ini!"

Akay mengangguk dramatis. "Oh, jadi kamu terjebak dalam pelukanku yang nyaman?"

"AKAY!" Aylin nyaris melempar jam weker ke arahnya, tapi buru-buru menghentikan niatnya setelah sadar itu adalah jam kesayangannya.

Akay terkekeh kecil, lalu turun dari ranjang dengan santai. "Ayo bangun, istriku yang malu-malu tapi mau. Aku anterin kamu ke sekolah."

Aylin terdiam sejenak, lalu menyingkap selimut dengan ekspresi tajam. "Nggak usah anterin!"

"Kenapa? Takut ketahuan kalau kamu sudah punya suami setampan ini?" Akay menunjuk dirinya sendiri dengan bangga.

Aylin mendengus. "Jelas! Aku nggak mau dikeluarin dari sekolah hanya karena masalah ini!"

Akay mengangkat bahu dengan santai. "Ya sudah, nggak usah sekolah."

Aylin membelalak. "Mana bisa gitu?!"

Akay mendekat, lalu menatapnya dengan ekspresi jail. "Bisa dong. Jadi ibu rumah tangga aja, setiap pagi aku bangunin, kamu masakin sarapan, terus nyambut aku pulang kerja—"

"STOP!!!" Aylin buru-buru menutup telinganya. "Aku nggak mau dengar omong kosongmu lagi!"

Akay hanya tertawa puas melihat ekspresi panik istrinya. "Ya udah, kalau gitu cepat mandi dan siap-siap. Aku nggak bakal pergi sampai lihat kamu berangkat dengan selamat."

Aylin mendengus kesal, tapi tetap beranjak dari tempat tidur sambil mengomel dalam hati. "Dasar suami menyebalkan!"

Akay hanya tersenyum lebar. "Dan kamu istri yang lucu."

Aylin semakin sebal, tapi entah kenapa pipinya ikut memanas mendengar kata-kata itu.

Belum sempat Aylin menikmati pujian itu lebih lama, Akay sudah menambahkan dengan nada santai, "Tapi ya… tetap aja kamu masih bocil bau kencur yang keras kepala."

Seketika, wajah Aylin yang sempat memerah karena malu langsung berubah drastis. Ia melotot ke arah suaminya dengan ekspresi tak percaya. "AKAY!!"

Akay terkekeh melihat reaksinya. "Apa? Aku cuma bilang yang sebenarnya."

Aylin mendekat dengan tangan mengepal, tampak seperti ingin menghajar suaminya. "Kamu tuh ya… bisa nggak sih satu hari aja nggak ngejek aku?! Baru aja aku berpikir kamu lumayan, eh… langsung jatuhin lagi!"

Akay mengangkat bahu santai. "Ya, kalau aku terlalu baik, nanti kamu jadi kelewat nyaman. Nanti malah jatuh cinta beneran sama aku, 'kan bahaya."

Aylin terdiam sejenak, lalu menyipitkan mata penuh curiga. "Memangnya kenapa kalau aku jatuh cinta sama kamu?"

Akay menatapnya lama, lalu tersenyum jail. "Ya, aku sih nggak keberatan. Malah bagus, jadi kamu makin lengket sama aku. Tapi kalau kamu sudah cinta, terus posesif dan ngelarang cewek lain deketin aku, kasihan Mira dan cewek-cewek yang lain. Mereka pasti patah hati."

Seketika wajah Aylin berubah cemberut. "Huh! Siapa juga yang bakal posesif sama kamu?!"

Akay tertawa kecil. "Iya, iya. Tapi kenapa mukamu keliatan sebel gitu kalau aku nyebut nama Mira?"

...🌟...

..."Bahagiaku sederhana, cukup melihatmu di sisiku dan baik-baik saja."...

..."Tanpa kusadari, segala hal tentangmu membuatku enggan jauh darimu. Kau berhasil memunculkan sisi lain diriku yang tak orang lain tahu. Kau, warna baru di hidupku."...

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

sum mia

sum mia

sudah Akay.... jangan kamu goda terus istri kamu yang masih bau kencur plus keras kepala itu . tunggu aja saat dia beneran jatuh cinta sama kamu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2025-03-04

3

Anitha Ramto

Anitha Ramto

Bilang saja Aylin kamu Cemburu dan ga suka kalo Akay nyebut nama Mira...

benar kata Suamimu nanti kalo kamu jatuh cinta pasti bakal Posesif😆

2025-03-03

1

Siti Jumiati

Siti Jumiati

sudah sama2 jatuh cinta tp pada gk sadar...
semangat lanjut kak Nana...

2025-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kecelakaan Jebakan
2 2. Pernikahan Tanpa Cinta
3 3. Bendera Kuning
4 4. Amplop
5 5. Kabur
6 6. Tawuran
7 7. Tak Pernah Belajar
8 8. Tiket ke Neraka Kesabaran
9 9. Menyenangkan dan Menyebalkan
10 10. Godaan
11 11. Takut Tidur
12 12. Sejak Kapan?
13 13. Janda Genit
14 14. Tumirah Caper
15 15. Pagi yang Menyenangkan
16 16. Sengaja
17 17. Dicecar
18 18. Insiden Handuk
19 19. Perdebatan Diatas Ranjang
20 20. Mencari Kehangatan
21 21. Cemburu
22 22. Taruhan
23 23. Kejutan di Garis Finis
24 24. Hotel?
25 25. Nurut?
26 26. Calon Suami
27 27. Ending yang Sama
28 28. Gara-gara Suami
29 29. Balapan Lagi
30 30. Akay Datang
31 31. Hancurkan
32 32. Rencana Busuk
33 33. Topik Utama
34 34. Pujian
35 35. Memilih Diam
36 36. Pesta Ultah
37 37. GPS
38 38. Mabuk
39 39. Mengamankan
40 40. Konsekuensi
41 41. Skenario Baru
42 42. Permintaan Maaf
43 43. Pisah Ranjang
44 44. Menyerah atau Bertahan?
45 45. Akay dan Bismo
46 46. Menolak
47 47. Rencana Lain
48 48. Bukan Pertama Kalinya?
49 49. Panik
50 50. Lebih Rendah dari Sampah
51 51. Satu-satunya
52 52. Kambing Hitam
53 53. Sesuatu yang Lebih Besar
54 54. Pembicaraan Intens
55 55. Jodoh?
56 56. Apa Kurang Berarti?
57 57. Harga Diri
58 58. Rindu
59 59. Cerdas Menilai Situasi
60 60. Harusnya
61 61. Perasaan Aman
62 62. Pesan
63 63. Terlalu Dangkal
64 64. Cara Berbaikan
65 65. Sepenuhnya
66 66. Hiburan Pagi Hari
67 67. Antara Khawatir dan Cemburu
68 68. Tahanan
69 69. Klaim
70 70. Tunjukkan
71 71. Pijatan
72 72. Peringatan Terselubung
73 73. Melampiaskan Cemburu
74 74. Ketahuan
75 75. Ciuman Receh
76 76. Mengarahkan Target
77 77. Seni
78 78. Peringatan
79 79. Lebih Horor
80 80. Di Luar Dugaan
81 81. Bagaimana?
82 82. Karena Balas Budi
83 83. Mengelak
84 84. Hilang
85 85. Aksi Jalanan
86 86. Enggan
87 87. Toleransi
88 88. Jawaban Samar
89 89. Jangan-jangan...
90 90. Menjemput
91 91. Lima Menit
92 92. Tugas Baru
93 93. Akay - Bismo
94 94. Perang di Kegelapan
95 95. Mandi Malam
96 96. Kabar dari Bengkel
97 97. Telpon Misterius
98 98. Janji yang Tak Akan Pudar
99 99. Perang Dua Dunia
100 100. Informasi Valid
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Kecelakaan Jebakan
2
2. Pernikahan Tanpa Cinta
3
3. Bendera Kuning
4
4. Amplop
5
5. Kabur
6
6. Tawuran
7
7. Tak Pernah Belajar
8
8. Tiket ke Neraka Kesabaran
9
9. Menyenangkan dan Menyebalkan
10
10. Godaan
11
11. Takut Tidur
12
12. Sejak Kapan?
13
13. Janda Genit
14
14. Tumirah Caper
15
15. Pagi yang Menyenangkan
16
16. Sengaja
17
17. Dicecar
18
18. Insiden Handuk
19
19. Perdebatan Diatas Ranjang
20
20. Mencari Kehangatan
21
21. Cemburu
22
22. Taruhan
23
23. Kejutan di Garis Finis
24
24. Hotel?
25
25. Nurut?
26
26. Calon Suami
27
27. Ending yang Sama
28
28. Gara-gara Suami
29
29. Balapan Lagi
30
30. Akay Datang
31
31. Hancurkan
32
32. Rencana Busuk
33
33. Topik Utama
34
34. Pujian
35
35. Memilih Diam
36
36. Pesta Ultah
37
37. GPS
38
38. Mabuk
39
39. Mengamankan
40
40. Konsekuensi
41
41. Skenario Baru
42
42. Permintaan Maaf
43
43. Pisah Ranjang
44
44. Menyerah atau Bertahan?
45
45. Akay dan Bismo
46
46. Menolak
47
47. Rencana Lain
48
48. Bukan Pertama Kalinya?
49
49. Panik
50
50. Lebih Rendah dari Sampah
51
51. Satu-satunya
52
52. Kambing Hitam
53
53. Sesuatu yang Lebih Besar
54
54. Pembicaraan Intens
55
55. Jodoh?
56
56. Apa Kurang Berarti?
57
57. Harga Diri
58
58. Rindu
59
59. Cerdas Menilai Situasi
60
60. Harusnya
61
61. Perasaan Aman
62
62. Pesan
63
63. Terlalu Dangkal
64
64. Cara Berbaikan
65
65. Sepenuhnya
66
66. Hiburan Pagi Hari
67
67. Antara Khawatir dan Cemburu
68
68. Tahanan
69
69. Klaim
70
70. Tunjukkan
71
71. Pijatan
72
72. Peringatan Terselubung
73
73. Melampiaskan Cemburu
74
74. Ketahuan
75
75. Ciuman Receh
76
76. Mengarahkan Target
77
77. Seni
78
78. Peringatan
79
79. Lebih Horor
80
80. Di Luar Dugaan
81
81. Bagaimana?
82
82. Karena Balas Budi
83
83. Mengelak
84
84. Hilang
85
85. Aksi Jalanan
86
86. Enggan
87
87. Toleransi
88
88. Jawaban Samar
89
89. Jangan-jangan...
90
90. Menjemput
91
91. Lima Menit
92
92. Tugas Baru
93
93. Akay - Bismo
94
94. Perang di Kegelapan
95
95. Mandi Malam
96
96. Kabar dari Bengkel
97
97. Telpon Misterius
98
98. Janji yang Tak Akan Pudar
99
99. Perang Dua Dunia
100
100. Informasi Valid

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!