12. Sejak Kapan?

Akay menatap Yoga dingin. "Aku masih normal," jawabnya santai, tapi sorot matanya mengisyaratkan bahwa ia tidak sedang ingin bercanda.

Namun, Yoga tidak menyerah begitu saja. Tatapannya semakin jail. "Jadi… sekarang kamu sudah punya pacar?"

Akay mengangkat sebelah alisnya. "Istri."

Yoga terbatuk. "Hah?!" Ia tertawa tak percaya. "Nggak mungkin! Kapan kamu nikah? Kok tahu-tahu sudah punya istri dan ada bekas gigitan di leher? Jangan bilang udah kawin duluan sebelum nikah?"

Akay menyeringai tipis, menepuk bahu Yoga dengan cukup keras hingga pria itu sedikit terhuyung. "Jangan kebanyakan ngurusin hidup orang, Yoga. Hidupmu sendiri aja masih berantakan. Sampai sekarang masih jomblo, ‘kan?"

Yoga langsung cemberut. "Nggak usah nyinggung bagian itu, dong... Sesama jomblo nggak boleh saling membully."

Akay meliriknya sekilas, lalu menyunggingkan senyum tipis. "Sorry, gue udah sold out, nggak jomblo lagi."

Tanpa menunggu respons, ia melanjutkan langkah menuju ruangannya, meninggalkan Yoga yang masih berdiri dengan ekspresi keki.

Bagi karyawan lain, kabar itu jatuh seperti petir di siang bolong. Orang-orang yang mendengarnya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan Akay. Pria itu bukan tipe yang suka bercanda, apalagi bicara hal-hal yang tak perlu.

Beberapa hanya bisa melongo, mencoba mencerna kebenaran dari pernyataan yang terasa begitu mustahil. Seumur-umur, Akay tak pernah terlihat dekat dengan wanita mana pun, bahkan sekadar memberi perhatian kecil pun rasanya jarang. Lalu tiba-tiba, tanpa aba-aba, ia mengaku sudah menikah?

Bisik-bisik langsung menyebar. Beberapa orang saling pandang dengan ekspresi bingung, ada yang diam-diam tersenyum penasaran, sementara yang lain berusaha mencari celah untuk menggali lebih dalam.

"Serius? Bukan cuma kontrak bisnis, 'kan?" gumam seseorang.

"Mana mungkin Tuan Akay main-main soal ini?" sahut yang lain.

Tapi ada juga yang meragukan. "Tapi... kok nggak pernah ada gosip sebelumnya?"

Tak ada yang bisa memastikan jawaban. Yang jelas, sejak pengakuan itu keluar dari mulut Akay, rasa ingin tahu orang-orang tentang siapa wanita yang berhasil menaklukkan pria sedingin itu semakin membuncah.

"Beneran udah nikah?"

"Sejak kapan? Kok nggak ada kabar sama sekali?"

"Gila sih, tapi ini pertama kalinya dia muncul dengan 'jejak' begitu."

"Aku penasaran, siapa gadis yang bisa tahan sama pria bermulut pedas seperti dia? Meski tampan, kaya, dan mapan, kalau mulutnya kayak mercon, siapa yang kuat?"

"Iya, sih. Kalau aja dia nggak setajam silet pas ngomong, pasti banyak yang naksir."

Namun, tak ada yang berani menanyakan langsung pada Akay, karena semua orang tahu betapa tajamnya mulut pria itu jika sudah dibuat kesal.

Beberapa Menit Kemudian

Akay mengetuk pintu ruangan Zayn Nugroho dengan sikap tegap. Setelah mendengar suara dari dalam yang mempersilakan masuk, ia pun melangkah masuk dengan tenang, sedikit menundukkan kepala sebagai tanda hormat.

"Tuan," sapanya singkat.

Zayn, yang sedang duduk di belakang meja dengan setumpuk dokumen di hadapannya, mengangkat wajah dan menatap Akay sekilas sebelum tersenyum kecil. "Bagaimana kabarmu, Akay? Tiga bulan di luar kota, pasti melelahkan."

"Baik, Tuan. Hanya sedikit sibuk," jawab Akay dengan nada formalnya.

Namun, sebelum percakapan berlanjut, pintu kembali terbuka, dan Yoga masuk dengan membawa dokumen di tangannya. Begitu melihat Akay berdiri di hadapan Zayn, mata pria itu langsung berbinar jail.

"Bos, lihat leher Akay!" seru Yoga dengan nada dramatis. "Dia baru digigit vampir! Entah vampir mana yang menggigitnya. Aku takut kalau vampirnya nggak jelas gendernya!"

Zayn yang tadinya tenang akhirnya ikut memerhatikan leher Akay. Matanya menyipit sesaat sebelum akhirnya menatap Akay dengan ekspresi datar. "Kenapa lehermu?" tanyanya tenang.

Akay, yang sudah bisa menebak arah pembicaraan ini, hanya melirik tajam ke arah Yoga sebelum menjawab, "Digigit istri, Tuan."

Yoga langsung meledak dalam tawa. "Hahaha! Sepertinya kepala kamu kejedot pintu mobil pas mau masuk kantor tadi. Halu banget punya istri!"

Akay menoleh dengan tatapan dinginnya yang bisa membuat orang lain merinding, tetapi Yoga justru semakin terhibur.

Zayn, yang tidak tertarik dengan candaan tidak produktif, hanya menghela napas panjang. "Yoga, fokus bekerja."

"Iya, Bos," sahut Yoga cepat, mengangkat tangan seolah menyerah. Namun, senyuman jailnya masih tertinggal saat ia meletakkan dokumen di meja Zayn sebelum melangkah keluar ruangan.

Begitu hanya tinggal mereka berdua, Akay segera melaporkan semua pekerjaannya selama tiga bulan terakhir dengan profesional. Zayn mendengarkan dengan tenang, sesekali mengangguk sambil membaca dokumen yang diberikan Akay.

Setelah urusan selesai, Akay berbalik hendak pergi. Tangannya hampir menyentuh gagang pintu ketika suara Zayn tiba-tiba terdengar.

"Akay."

Akay berhenti, menoleh dengan ekspresi serius.

"Wanita lebih suka diperlakukan lembut dan senang dipuji," ucap Zayn dengan nada datarnya. Setelah itu, ia kembali fokus pada pekerjaannya, seolah tidak pernah mengatakan apa pun.

Akay menatapnya beberapa detik, lalu menyeringai tipis. "Saya bukan tipe pria yang suka berbasa-basi, Tuan."

Zayn tidak menanggapi, hanya melirik sekilas sebelum kembali membaca dokumen.

Akay akhirnya membuka pintu dan melangkah keluar, tapi kata-kata Zayn masih terngiang di kepalanya. Tanpa sadar, sudut bibirnya terangkat kecil sebelum akhirnya ia kembali memasang ekspresi dinginnya dan melanjutkan langkahnya.

Setelah pintu tertutup, Zayn menghela napas pelan. Matanya menatap kosong ke arah dokumen di mejanya sebelum bibirnya melengkung tipis.

"Om Andi mulutnya pedas, sampai harus menjebak Tante Kanaya dengan drama agar bisa menikahinya..." Ia berhenti sejenak, lalu menggeleng kecil. "Dan kau, Akay..."

Senyuman samar muncul di wajahnya, sulit diartikan—entah mengejek, mengingat sesuatu, atau justru menantikan sesuatu yang menarik.

***

Hari sudah sore, Akay melangkah santai menuju apartemennya, jemarinya dengan ringan melonggarkan dasi di lehernya. Hari ini cukup melelahkan, dan satu-satunya hal yang ia harapkan adalah setidaknya apartemennya tidak berubah menjadi kapal pecah akibat ulah istri kecilnya.

Begitu pintu terbuka, alisnya langsung bertaut. Sepi. Tidak ada suara TV menyala, tidak ada benda-benda berantakan seperti yang ia bayangkan. Hanya keheningan yang menyambutnya.

"Bau Kencur?” panggilnya, suaranya bergema di dalam ruangan.

Tidak ada jawaban.

Ia melangkah lebih dalam, menoleh ke ruang tamu, dapur, bahkan lorong menuju kamar Aylin. Sunyi. Perasaan tidak enak mulai merayapi benaknya. Ia menekan gagang pintu kamar Aylin, membukanya lebar—kosong. Ia mengamati seluruh ruangan, tetapi tak menemukan tanda-tanda keberadaan istri kecilnya. Setelah melangkah ke balkon dan mengintip ke dalam kamar mandi, tatapannya semakin mengeras.

Tak ada satupun barang gadis itu yang tersisa.

Aylin pergi.

Dagu Akay mengencang, matanya menajam saat menyapu seluruh ruangan. “Dasar istri kecil pemberontak…” gumamnya, sudut bibirnya melengkung tipis, entah kesal atau justru tertantang.

Ia menghela napas panjang, lalu bersandar di ambang pintu sambil mengusap tengkuknya. Sepertinya ia harus bersiap untuk permainan kucing dan tikus kali ini.

***

Akay keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang masih basah, handuk tergantung di lehernya sementara jemarinya menyisir rambutnya yang basah. Pikirannya masih tertuju pada satu hal—istri kecilnya yang melarikan diri.

Sambil mengenakan pakaian, ia mengambil kunci mobil dan keluar dari apartemen dengan langkah tegap. Tidak butuh waktu lama, mobilnya melesat membelah jalanan kota, menuju alamat yang pernah diberikan Pak Sastro.

Setengah jam kemudian, ia tiba di sebuah rumah yang tampak berbeda dari bayangannya. Ia menurunkan kaca mobil saat berhenti di depan pos satpam.

Pria paruh baya yang bertugas di sana mengamati Akay beberapa detik sebelum ekspresinya berubah ramah. "Tuan Akay?"

Akay mengangguk tanpa banyak bicara. Satpam itu segera membuka pagar dan mempersilakannya masuk dengan sopan.

Sambil melajukan mobilnya perlahan, Akay menatap sekeliling. Setelah Aylin menikah dengannya, rupanya Nenek Ros telah mengirimkan fotonya kepada para pekerja rumah ini. Wanita tua itu benar-benar percaya bahwa cepat atau lambat ia akan kembali.

Mobilnya berhenti di depan rumah joglo yang tampak klasik dan tenang. Bukan rumah mewah dengan pilar tinggi atau gerbang megah, tapi rumah ini memiliki pesona tersendiri. Di sekelilingnya, berbagai pohon buah-buahan tumbuh rindang, taman bunga berjejer rapi, serta tanaman dapur yang tampaknya juga difungsikan sebagai tanaman obat.

Akay turun dari mobil, berdiri sejenak sambil mengedarkan pandangan. Udara di sini terasa berbeda—lebih segar, lebih damai.

Namun, matanya kemudian menyipit, ekspresinya dingin saat menatap rumah itu.

“Aylin, kau kira bisa lari dariku semudah ini?” gumamnya, sebelum akhirnya melangkah mendekati pintu depan.

...🌟...

..."Jika kata-kata adalah pedang, maka orang yang tidak banyak omong kosong adalah seorang ahli pedang yang tahu kapan harus menghunusnya."...

..."Ketajaman lidah adalah senjata, tetapi kebijaksanaan adalah perisainya."...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Fadillah Ahmad

Fadillah Ahmad

Iya,itu Benar Zayn,bahkan Waktu Kamu Remaja,kamu Sering Sekalikan Membuat Pipi Khaira Bersemu Merah. Apakah Sekarang kamu Masih Memuji Khaira Seperti dulu Zayn? Hemm Aku Jadi Penasaran Kak Nana.

2025-03-01

3

Anitha Ramto

Anitha Ramto

Yoga kamu sudah ketularan Andi..suka jahil,dan Zayn tetap pada pendiriannya datar dan berkharisma..

Aylin kamu tidak akan bisa kabur dari Akay...siapakah Nenek Ros sebenarnya dan Aylin anaknya Siapa?

2025-03-01

1

sum mia

sum mia

Aylin.... kemanapun kamu lari dan pergi maka Akay akan selalu menemukanmu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2025-03-01

2

lihat semua
Episodes
1 1. Kecelakaan Jebakan
2 2. Pernikahan Tanpa Cinta
3 3. Bendera Kuning
4 4. Amplop
5 5. Kabur
6 6. Tawuran
7 7. Tak Pernah Belajar
8 8. Tiket ke Neraka Kesabaran
9 9. Menyenangkan dan Menyebalkan
10 10. Godaan
11 11. Takut Tidur
12 12. Sejak Kapan?
13 13. Janda Genit
14 14. Tumirah Caper
15 15. Pagi yang Menyenangkan
16 16. Sengaja
17 17. Dicecar
18 18. Insiden Handuk
19 19. Perdebatan Diatas Ranjang
20 20. Mencari Kehangatan
21 21. Cemburu
22 22. Taruhan
23 23. Kejutan di Garis Finis
24 24. Hotel?
25 25. Nurut?
26 26. Calon Suami
27 27. Ending yang Sama
28 28. Gara-gara Suami
29 29. Balapan Lagi
30 30. Akay Datang
31 31. Hancurkan
32 32. Rencana Busuk
33 33. Topik Utama
34 34. Pujian
35 35. Memilih Diam
36 36. Pesta Ultah
37 37. GPS
38 38. Mabuk
39 39. Mengamankan
40 40. Konsekuensi
41 41. Skenario Baru
42 42. Permintaan Maaf
43 43. Pisah Ranjang
44 44. Menyerah atau Bertahan?
45 45. Akay dan Bismo
46 46. Menolak
47 47. Rencana Lain
48 48. Bukan Pertama Kalinya?
49 49. Panik
50 50. Lebih Rendah dari Sampah
51 51. Satu-satunya
52 52. Kambing Hitam
53 53. Sesuatu yang Lebih Besar
54 54. Pembicaraan Intens
55 55. Jodoh?
56 56. Apa Kurang Berarti?
57 57. Harga Diri
58 58. Rindu
59 59. Cerdas Menilai Situasi
60 60. Harusnya
61 61. Perasaan Aman
62 62. Pesan
63 63. Terlalu Dangkal
64 64. Cara Berbaikan
65 65. Sepenuhnya
66 66. Hiburan Pagi Hari
67 67. Antara Khawatir dan Cemburu
68 68. Tahanan
69 69. Klaim
70 70. Tunjukkan
71 71. Pijatan
72 72. Peringatan Terselubung
73 73. Melampiaskan Cemburu
74 74. Ketahuan
75 75. Ciuman Receh
76 76. Mengarahkan Target
77 77. Seni
78 78. Peringatan
79 79. Lebih Horor
80 80. Di Luar Dugaan
81 81. Bagaimana?
82 82. Karena Balas Budi
83 83. Mengelak
84 84. Hilang
85 85. Aksi Jalanan
86 86. Enggan
87 87. Toleransi
88 88. Jawaban Samar
89 89. Jangan-jangan...
90 90. Menjemput
91 91. Lima Menit
92 92. Tugas Baru
93 93. Akay - Bismo
94 94. Perang di Kegelapan
95 95. Mandi Malam
96 96. Kabar dari Bengkel
97 97. Telpon Misterius
98 98. Janji yang Tak Akan Pudar
99 99. Perang Dua Dunia
100 100. Informasi Valid
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Kecelakaan Jebakan
2
2. Pernikahan Tanpa Cinta
3
3. Bendera Kuning
4
4. Amplop
5
5. Kabur
6
6. Tawuran
7
7. Tak Pernah Belajar
8
8. Tiket ke Neraka Kesabaran
9
9. Menyenangkan dan Menyebalkan
10
10. Godaan
11
11. Takut Tidur
12
12. Sejak Kapan?
13
13. Janda Genit
14
14. Tumirah Caper
15
15. Pagi yang Menyenangkan
16
16. Sengaja
17
17. Dicecar
18
18. Insiden Handuk
19
19. Perdebatan Diatas Ranjang
20
20. Mencari Kehangatan
21
21. Cemburu
22
22. Taruhan
23
23. Kejutan di Garis Finis
24
24. Hotel?
25
25. Nurut?
26
26. Calon Suami
27
27. Ending yang Sama
28
28. Gara-gara Suami
29
29. Balapan Lagi
30
30. Akay Datang
31
31. Hancurkan
32
32. Rencana Busuk
33
33. Topik Utama
34
34. Pujian
35
35. Memilih Diam
36
36. Pesta Ultah
37
37. GPS
38
38. Mabuk
39
39. Mengamankan
40
40. Konsekuensi
41
41. Skenario Baru
42
42. Permintaan Maaf
43
43. Pisah Ranjang
44
44. Menyerah atau Bertahan?
45
45. Akay dan Bismo
46
46. Menolak
47
47. Rencana Lain
48
48. Bukan Pertama Kalinya?
49
49. Panik
50
50. Lebih Rendah dari Sampah
51
51. Satu-satunya
52
52. Kambing Hitam
53
53. Sesuatu yang Lebih Besar
54
54. Pembicaraan Intens
55
55. Jodoh?
56
56. Apa Kurang Berarti?
57
57. Harga Diri
58
58. Rindu
59
59. Cerdas Menilai Situasi
60
60. Harusnya
61
61. Perasaan Aman
62
62. Pesan
63
63. Terlalu Dangkal
64
64. Cara Berbaikan
65
65. Sepenuhnya
66
66. Hiburan Pagi Hari
67
67. Antara Khawatir dan Cemburu
68
68. Tahanan
69
69. Klaim
70
70. Tunjukkan
71
71. Pijatan
72
72. Peringatan Terselubung
73
73. Melampiaskan Cemburu
74
74. Ketahuan
75
75. Ciuman Receh
76
76. Mengarahkan Target
77
77. Seni
78
78. Peringatan
79
79. Lebih Horor
80
80. Di Luar Dugaan
81
81. Bagaimana?
82
82. Karena Balas Budi
83
83. Mengelak
84
84. Hilang
85
85. Aksi Jalanan
86
86. Enggan
87
87. Toleransi
88
88. Jawaban Samar
89
89. Jangan-jangan...
90
90. Menjemput
91
91. Lima Menit
92
92. Tugas Baru
93
93. Akay - Bismo
94
94. Perang di Kegelapan
95
95. Mandi Malam
96
96. Kabar dari Bengkel
97
97. Telpon Misterius
98
98. Janji yang Tak Akan Pudar
99
99. Perang Dua Dunia
100
100. Informasi Valid

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!