Bab 18

Alletta menatap tak percaya pada Keandra yang dengan santainya mengucapkan hal itu.

"Mau kan?"

Jantung Alletta berdegup kencang. Apa maksud pria di hadapannya ini? Kenapa tiba-tiba?

"Tenang, cuma pura-pura kok," lanjut Keandra tanpa beban.

"Hah?!" Alletta shock.

Apa maksudnya? Keandra mau bermain-main dengan perasaannya gitu?

"Maksud Bapak gimana, sih? Saya gak paham," ucap Alletta seraya menggaruk pipinya.

Keandra meminum air lebih dulu sebelum menjelaskan semuanya.

"Mama saya maksa saya untuk kenalin calon istri saya. Tapi saya gak punya pacar, kamu tau sendiri kalau saya sibuk kerja. Nah, karena saya cuma kenal kamu, jadi kamu mau kan bantu saya? Jadi pacar pura-pura aja, Alle." Keandra menatap Alletta penuh harap.

Sebelum Alletta menjawab, Keandra lebih dulu menyela. "Kalau kamu mau terima, saya janji, saya akan membiayai semua kebutuhan kamu dan keluarga kamu. Kita sama-sama untung di sini, gimana?"

Ditawarkan seperti itu, tentu saja Alletta tergiur. Uang adalah kebahagiaan bagi Alletta.

"Saya juga gak akan mecat kamu. Intinya kalau kamu mau menerima tawaran dari saya, saya jamin hidup kamu tercukupi dan terlindungi."

Alletta bimbang. Keandra memang pandai menggodanya. Dia seolah tau kalau kelemahan Alletta adalah uang, terlebih keluarga Alletta juga hidup dengan sederhana di desa.

"Mau, ya?" desak Keandra.

Alletta menghela nafas berat. Dia menatap Keandra. "Berapa lama memangnya, Pak?"

"Sampai saya menemukan calon istri saya," jawab Keandra cepat. Pria itu seolah tak sabar mendengar jawaban Alletta.

"Tapi Bapak harus tepati janji Bapak itu ya?"

"Saya gak pernah ingkar janji asal kamu tau, Alle."

Benar, Keandra adalah tipe orang yang selalu menepati janji, meskipun tingkahnya jahil dan suka seenaknya.

Dengan ragu, Alletta mengangguk. Demi hidup tenang, nyaman dan kenyang, Alletta mau!

"Apa? Jawab yang benar!" desak Keandra.

"I-iya, saya mau jadi pacar pura-pura Pak Kean. Tapi, cukup kita berdua yang tau ya, Pak. Jangan sampai orang-orang kantor tau tentang ini," ujar Alletta.

Keandra tersenyum lega. Tanpa sadar pria itu memeluk Alletta dengan erat. Alletta yang tiba-tiba dapat serangan pun terkejut bukan main.

"Iya, saya gak akan kasih tau karyawan kantor. Cukup kita yang tau. Terimakasih, Alletta."

"Iya, Pak." Hanya itu yang dapat Alletta ucapkan.

Ini adalah awal dari kehidupan mereka yang sesungguhnya. Jaman sekarang, masih jaman pacar pura-pura? Heh, itu hanya akal-akalan Keandra saja.

Keandra itu jahil, suka seenaknya dan yang terakhir, pria itu licik. Dia akan menggunakan cara apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

****

Setelah pulang dari kantor, Alletta mendapat kabar kalau Keandra akan mengajaknya makan malam bersama keluarganya.

Awalnya Alletta terkejut dan panik, tapi Keandra dengan cepat menenangkan nya kalau semuanya akan baik-baik saja.

Dan sekarang Alletta sudah siap dijemput Keandra. Gadis itu sedang berada di lift seorang diri. Tangannya saling meremas saking gugupnya.

Malam ini dia tampak cantik dengan dress berwarna peach. Rambutnya dia cepol hingga memperlihatkan leher putih mulusnya, tak lupa bando mutiara sebagai penghias pula.

Ting!

Alletta mendongak saat pintu lift terbuka. Bertepatan dengan itu, Lorenzo hendak masuk ke lift.

"Alletta?" sapa Lorenzo ramah. Pria itu mengurungkan niatnya hendak masuk ke lift. Sepertinya dia baru pulang.

"Pak Lorenzo," balas Alletta seraya tersenyum.

"Mau ke mana malam-malam begini?" tanya Lorenzo.

"S-saya mau ..." Alletta terlihat berpikir sejenak. "Mau keluar, Pak. Cari angin. Saya suntuk di apart terus," lanjutnya tersenyum canggung.

"Ohh, pantes aja cantik," puji Lorenzo membuat Alletta tersipu. Gadis itu menunduk seraya memegang pipinya.

"M-makasih, Pak. Kalau begitu saya permisi," ucap Alletta.

Lorenzo terkekeh kecil. "Iya. Hati-hati, Alletta. Jangan terlalu larut pulangnya."

Alletta mengangguk. Gadis itu segera keluar dari gedung apartemen menemui Keandra yang sepertinya sudah sampai.

Benar saja, Keandra sudah menunggu sambil bersandar di mobilnya. Pria itu terlihat tampan meskipun hanya memakai kaos polos hitam dengan celana bahan berwarna senada, tak lupa jam tangan seharga motor melingkar apik di pergelangan tangannya.

"Maaf lama," ujar Alletta setelah dia berdiri di depan Keandra.

"Hm. Saya juga baru sampai," ujar Keandra. Dia segera membukakan pintu untuk Alletta. Pria itu benar-benar memperlakukan Alletta dengan baik malam ini.

"Makasih, Pak," ucap Alletta sambil tersenyum, lalu dia masuk.

Keandra hanya berdeham sebagai balasan. Pria itu segera masuk ke bagian kemudi.

Sebelum menjalankan mobilnya, Keandra menatap Alletta lebih dulu.

"Berapa kali saya bilang, ubah cara bicara kamu dengan saya kalau di luar jam kantor. Di depan orang tua saya nanti jangan pakai bahasa formal, mengerti?"

Alletta meringis, dia lupa akan hal itu. "Baik, Pak. Maaf..."

"Jangan diulangi." Keandra menepuk-nepuk puncak kepala Alletta dengan lembut, sedangkan Alletta hanya mengangguk saja.

Perjalanan yang mereka tempuh sekitar 30 menit lamanya. Di dalam mobil tidak ada percakapan antara Alletta dan Keandra. Keduanya diam dengan pikiran masing-masing. Alletta tak henti-hentinya berdoa agar tidak malu-maluin di sana nanti.

Gadis itu tersentak saat tangan kekar Keandra menggenggam tangannya yang saling meremas. Alletta menoleh menatap Keandra yang juga menatapnya.

"Gak usah gugup. Orang tua saya gak galak kok," ujar Keandra menenangkan.

Alletta mengerjapkan matanya saat Keandra semakin maju, sontak saja tangannya menahan dada bidang sang bos.

"P-pak—"

"Kita sudah sampai," sela Keandra setelah berhasil melepaskan sabuk pengaman Alletta.

Sial, apakah bosnya ini tidak ada kerjaan lain selain membuatnya deg-degan?! Alletta berdecak dalam hati. Hampir saja dia berfikir yang tidak-tidak.

Alletta beralih menatap bangunan besar di hadapannya. Rahangnya nyaris terjatuh.

Gila! Ini istana apa rumah?! Batinnya berteriak. Bahkan besar rumahnya di desa tidak ada setengah dari rumah keluarga Keandra. Alletta merasa kecil kalau seperti ini.

"Ayo. Mereka udah nunggu. Ingat apa kata saya tadi," ujar Keandra membuat Alletta mengangguk.

Di teras sudah ada Sahara yang menunggu kedatangan mereka dengan antusias. Wanita itu bahkan tersenyum lebar sampai Giandra geleng-geleng kepala melihatnya.

Saat Keandra keluar dari mobil menggandeng seorang gadis, Sahara langsung memekik pelan, ia menggoyangkan lengan suaminya.

"Pa, calon mantu kita, Pa!" serunya antusias.

"Iya, Ma," balas Giandra seadanya. Asal istrinya bahagia.

"Ya ampun, cantiknya...," puji Sahara sambil memeluk Alletta dengan lembut.

Keandra tersenyum tipis melihat keantusiasan mamanya. Tidak salah ia membawa Alletta.

"Makasih, Bu. Ibu juga cantik," balas Alletta setelah pelukannya berakhir. Gadis itu menyalami tangan Sahara dan Giandra bergantian.

Kedua paruh baya itu terkekeh melihat tangan Alletta yang bergetar saat menyalami mereka.

"Ayo kita masuk." Sahara merangkul pundak Alletta dan menuntunnya ke dalam. Sedangkan Giandra merangkul Keandra.

"Pintar juga kamu nyari calon istri," bisik Giandra.

Keandra langsung melayangkan tatapan tajamnya. "Apa? Papa mau nikung aku?"

"Gini-gini, Papa masih sadar diri, Kean. Masa punya anak sendiri mau diembat?" balas Giandra tak terima.

"Tapi, Papa yakin kalau di luar sana banyak yang ngincar dia," lanjut Giandra.

Keandra tersenyum tipis. Ia mengangguk membenarkan. "Hm. Memang banyak..."

bersambung...

Terpopuler

Comments

vj'z tri

vj'z tri

bener bener taktik perang luar biasa ..... cucok meong usia 26 dah jadi CEO 🥳🥳🥳🥳🥳🥳

2025-03-15

1

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Kean modus...
blngnya pcar pura2,pdhl mh bnrn....
mna tau lg kl aletta lmah sm yg nmanya duit.....wkwkwk....

2025-03-14

0

vj'z tri

vj'z tri

hahahaha aku juga kena prank 🤣🤣🤣🤣

2025-03-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!