Bab 13

Mewah dan ramai.

Alletta sampai berusaha biasa saja supaya tidak terlihat kampungan. Padahal aslinya dia ingin menganga lebar saat melihat pesta Mr. Wisnu. Benar-benar mewah, pestanya orang kaya memang berbeda.

Sedari tadi Keandra sama sekali tidak melepaskan genggamannya, mereka menjadi pusat perhatian para tamu.

Siapa yang tidak kenal Keandra? Si CEO muda yang sukses di dunia bisnis. Keandra tidak pernah terciduk bersama seorang gadis, tapi malam ini pria itu terang-terangan menggandeng tangan perempuan di sampingnya. Ada hubungan apa mereka berdua?

Di sebuah meja, Tenggara dan Reygan mengepalkan tangan. Kenapa mereka tidak kepikiran mengajak Alletta? Ah, kali ini mereka kalah start dari Keandra.

Tentu Tenggara dan Reygan dapat undangan dari Mr. Wisnu. Awalnya Tenggara tidak ingin datang, karena ada jadwal operasi, tapi ayahnya tetap menyuruhnya untuk datang sebagai tanda hormat, dan sebagai gantinya, ayah yang akan turun melakukan operasi.

Setelah menyapa Mr. Wisnu dan istrinya, Keandra mengajak Alletta duduk di sebuah kursi yang tak jauh dari tempat Tenggara dan Reygan.

Ekspresi tengil Keandra membuat Tenggara dan Reygan muak. Segala ekspresi yang dikeluarkan Keandra sangat menyebalkan di mata mereka.

Leana berserta teman-temannya secara terang-terangan menatap Alletta dengan tatapan tak suka.

"Dia karyawan yang kamu ceritain itu kan?" tanya Soraya, salah satu teman Leana.

Leana mengangguk malas. Dia menggoyangkan gelas berisi wine di tangannya sambil menatap penampilan Alletta dengan tatapan menilai.

"Kok bisa datang sama bos kamu?"

Leana berdecak. "Jual diri kali."

Soraya terkekeh. "Aku gak percaya, mukanya lugu begitu mana mungkin jual diri."

"Jangan menilai orang dari covernya," balas Leana.

"Kamu merasa tersaingi sama bocah ingusan kaya dia?"

"Cih, gak guna. Lebih cantik aku daripada dia. Kampungan," cibir Leana.

Alletta merasakan hawa tak enak di sekitarnya. Dengan berani dia mengangkat wajah dan melihat sekelilingnya, benar saja, dia melihat Leana yang menatapnya dengan tatapan tajam. Alletta buru-buru kembali menunduk sambil meremas tangannya yang ada di pahanya.

Tuh kan! Kamu itu gak cocok ada di acara mewah ini, Alletta! Batinnya. Tatapan Lea seperti merendahkannya, mata tajam itu seolah bicara kalau dia tidak layak berada di sini.

Sedari tadi Keandra bercakap-cakap dengan orang-orang yang dia kenal, sedangkan Alletta dibiarkan duduk begitu saja. Jadilah Alletta bingung apa yang harus dia lakukan.

"Hai," celetuk seseorang membuat Alletta mendongak.

Seorang gadis cantik yang begitu anggun. Alletta ikut tersenyum saat gadis itu tersenyum.

"Hai," sapa Alletta pula.

"Aku boleh duduk di sini?" tanya perempuan itu. Alletta langsung mengangguk dan mempersilakan.

"Aku lihat kamu kebingungan tadi, makanya aku ke sini."

Alletta terkekeh kecil mendengar ucapan itu. Apakah dia seperti anak hilang di sini?

Gadis itu menyodorkan tangannya, "Aku Kimberley."

"Aku Alletta. Salam kenal," balas Alletta seraya menjabat tangan Kimberley.

"Nama dan muka kamu cocok, sama-sama cantik," ujar Kimberley. Panggil saja Kim.

"Kamu juga cantik, Kim. Mirip artis Korea tau!" balas Alletta pula.

Kim tertawa. "Ya, gak heran sih. Mama aku orang Korea Selatan soalnya."

Alletta terbelalak. "Serius?! Pantes aja cantik banget! Aku mendadak insecure, nih."

Lagi-lagi Kim tertawa mendengar ucapan Alletta. "Aku pikir kamu pendiam, rupanya kamu gampang bergaul, ya."

Alletta menyengir. Kalau diajak ngobrol duluan, dia tidak segan. Tapi kalau dia duluan yang membuka topik, Alletta tidak akan berani.

"Oh iya, kamu datang sama Keandra?"

Alletta mengangguk. "Iya. Kamu kenal bos ku?"

Kim mengibaskan rambutnya dengan sombong. "Aku teman SMA dia. Kami juga pernah kerja sama loh!"

Alletta terbelalak lagi. Kenapa Kimberley ini penuh kejutan?

"Berarti kamu lebih tua dari aku, ya?" Alletta heboh sendiri. Dia menunduk beberapa kali untuk minta maaf. "Maaf, kalau saya gak sopan."

"Apaan sih? Santai aja, Alletta. Anggap aja kita seumuran, aku gak pernah mempermasalahkan itu," kata Kim. Dia lebih nyaman bicara pakai bahasa santai daripada formal.

"Tapi, kan—"

"Sssttt ... udah, jangan banyak protes. Aku gak gigit kok. Gak kaya bos kamu tuh." Kim berbisik di akhir kalimatnya.

"Galak," lanjutnya lalu tertawa. Dia meminum wine dari gelas yang sedari tadi dia pegang.

Alletta mengangguk beberapa kali sambil tertawa kecil, ternyata orang lain pun merasakan kalau Keandra itu galak bin jahil pula.

"Kalau kamu yang suruh, aku jadi gak segan kalau gitu," kata Alletta kembali biasa saja.

Kimberley sangat positif vibes, Alletta suka.

Kimberley adalah anak dari seorang CEO, dia datang ke pesta ini untuk mewakili ayahnya yang tidak hadir. Seperti apa yang dia bilang, dia adalah teman SMA Keandra. Jadi saat perusahaan mereka kerja sama, tidak ada rasa canggung di antara keduanya. Hubungan mereka juga sebatas teman, tidak lebih.

"Alletta."

Kedua gadis yang asik berbincang itu menoleh ke arah Keandra yang kembali dari kumpulan teman-temannya.

"Mau makan?" tawar Keandra.

"Aku mau," serobot Kimberley.

"Bukan kamu," sinis Keandra dan Kim langsung tertawa.

Alletta tampak berfikir. Sebenarnya dia mau, tapi malu.

"Saya ambilkan."

"Eh gak usah! Saya bisa ambil sendiri kok, Pak," cegah Alletta menghentikan langkah Keandra.

"Emang berani?" tanya Keandra seolah meremehkan.

"Berani. Nanti aku temani Alletta," celetuk Kim dan Alletta mengangguk membenarkan ucapan Kim.

Keandra memicingkan matanya menatap Kim curiga. Dari penampilan saja sudah terlihat jelas kalau Kim dan Alletta berbeda. Alletta terkesan lugu, sedangkan Kim terlihat lebih liar, meskipun tidak ugal-ugalan.

"Kamu kaya gak tau aku aja, Ken. Aku gak mungkin ngajarin Alletta yang engga-engga," ucap Kim saat melihat tatapan Keandra.

Alletta hanya diam menyimak percakapan keduanya. Dia tidak paham apa yang diucapkan Kimberley.

Pada akhirnya Keandra mengangguk. "Kalau ada apa-apa panggil saya. Ingat, jangan aneh-aneh," peringat Keandra.

"Iya iya!"

Kim beralih menatap Alletta. "Ayo kita ambil makanan, aku juga laper soalnya."

Alletta mengangguk, dia berpamitan pada Keandra lebih dulu sebelum pergi menuju meja yang berisi makanan.

Bertepatan dengan Alletta mengambil makan, Reygan pun melakukan hal yang sama, jadilah mereka bertemu.

"Hai, Alletta," sapa pria itu.

Alletta yang sibuk memilih dessert pun menoleh. "Pak Reygan di sini juga?" tanyanya sedikit terkejut.

Reygan tersenyum tipis. Dia memperhatikan penampilan Alletta. Kalau dari jarak dekat seperti ini, Alletta terlihat semakin cantik.

"Dia kan CEO, jelas dapat undangan juga dong," celetuk Kim. Sepertinya gadis itu tau banyak hal.

"Nona Kim," sapa Reygan.

Kim berdecak kesal. "Jangan panggil aku kaya gitu! Berapa kali udah aku bilang, Rey?!"

Reygan terkekeh kecil. "Oke."

Alletta bisa menyimpulkan kalau Kimberley bukanlah orang biasa. Pasti orang tuanya adalah orang yang besar seperti Mr. Wisnu.

"Ada Pak Gara juga?" gumam Alletta saat tak sengaja melihat Tenggara yang juga menatapnya dari tempat duduk.

"Hm. Kamu gak tau?" tanya Reygan.

Alletta tersenyum tak enak. "Nggak, hehehe. Saya gak terlalu kenal orang di sini, jadi saya gak mau tolah toleh, Pak."

Kim dan Reygan tertawa kecil mendengar ucapan Alletta.

"Semuanya sama, Alletta. Yang beda itu cuma jabatan doang. Kamu gak perlu segan gitu, ya," kata Kim.

"Aku cuma takut salah aja, Kim. Ini bukan lingkungan aku," balas Alletta.

"Udahlah, nikmati aja acaranya."

Pada akhirnya Alletta mengangguk pasrah. Dia segera mengambil makanan apa yang dia inginkan. Setelahnya mereka menuju kursi tadi untuk makan. Kali ini Reygan juga ikut.

Dari kejauhan, ekspresi wajah Keandra sudah berubah. Lidahnya menari-nari di dalam mulut saat melihat Reygan curi-curi pandang pada Alletta. Sebagai seorang laki-laki, tentu dia tau apa isi otak pria itu.

"Pak Kean gak makan?" tanya Alletta setelah duduk di samping Keandra, diikuti Kim dan Reygan.

"Kenyang," jawab Keandra.

Alletta mengangguk paham. Dia mulai memakan makanannya dengan tenang sambil melihat orang-orang yang mulai berdansa.

Pesta ini memang pesta para petinggi, tapi Mr. Wisnu membebaskan siapapun yang ingin menari atau berdansa, asal tau batasan.

Keandra menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Dia melipat tangannya di depan dada sambil memperhatikan Tenggara dan Reygan bergantian. Kedua pria itu sama-sama mencuri pandang ke arah Alletta. Terlebih Tenggara, meskipun dia duduk di kursi yang berbeda, pria itu tak segan melirik ke arah Alletta.

Sebelah tangan Keandra mengetuk-ngetuk meja. Matanya melirik pipi Alletta yang menggembung karena makanan, lalu dia melirik Reygan yang curi-curi pandang ke arah Alletta.

"Jaga mata anda, Pak Reygan," tegur Keandra membuat semua orang di meja itu menatapnya.

bersambung...

Terpopuler

Comments

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Mtanya msih d tmpat ko kean,ga ush d jgain.....kmu tu yg msti jgain aletta,scra rvalmu ada dsna jg....tar ada yg nyulik bru tau rsa....

2025-03-08

0

vj'z tri

vj'z tri

cie cie di suruh jaga mata .... gak suruh jaga hati alle sekalian pak bos 🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2025-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!