Bab 7

Keandra mendengus saat 1 lift bersama 2 pria yang tidak ia sukai. Tenggara dan Reygan. Kedua pria itu acuh. Tidak ada percakapan di antara mereka. Hingga tak lama kemudian pintu lift terbuka, mereka keluar dan berjalan beriringan.

Keandra merasa tak enak. Kenapa mereka berjalan dengan arah yang sama sepertinya? Mengingat mereka berdua mengenal Alletta membuat Keandra yakin kalau tujuan mereka sama, yaitu ke ruang rawat Alletta.

Di depan pintu ruang rawat Alletta, mereka berhenti bersamaan. Keandra berbalik, dia membelakangi pintu dan menatap Reygan dan juga Tenggara.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanyanya dengan datar.

"Menjenguk Alletta," jawab keduanya serempak.

"Gak perlu. Saya yang menjaga Alletta, kalian bisa pergi dari sini," usir Keandra.

"Saya dokternya. Saya berhak mengunjungi pasien saya," ucap Tenggara.

Di antara mereka bertiga, hanya Tenggara yang memakai jas dokter, sedangkan Reygan dan Keandra memakai kemeja dengan dasi yang menggantung di kerah nya.

Mata Keandra memicing tak suka. Apa-apaan ini? Sebenarnya Alletta pakai pelet apa, kenapa kedua pria ini dengan suka rela menjenguknya?

"Saya nggak butuh alasan kalian. Silakan pergi." Keandra tetap mengusir mereka berdua. Tentu saja Reygan dan Tenggara tidak menurut begitu saja.

"Apa anda suaminya?" Reygan bertanya.

"Tidak untuk sekarang, tapi nanti," jawab Keandra. Wajahnya terlihat puas melihat ekspresi kesal kedua pria di depannya.

Keandra memainkan lidahnya di dalam mulut, matanya menatap remeh Tenggara dan juga Reygan. Tentang siapa yang paling dekat dengan Alletta, jelas Keandra lah pemenangnya. Dia kenal Alletta sedari gadis itu pindah ke kota ini.

Keandra beralih menatap tangan pria di hadapannya, ah ternyata mereka membawa sesuatu untuk Alletta. Sial, saingannya terus bertambah sepertinya.

"Pergi sana. Wajah kalian membosankan," kata Keandra.

"Lebih baik anda yang pergi. Saya ingin memeriksa kondisi Alletta," ucap Tenggara. Dengan berani dia membuka pintu lewat samping tubuh Keandra yang ada sedikit celah.

Keandra berdecak kesal. Dia pun ikut masuk ke dalam, lalu disusul oleh Reygan, tak lupa pria itu menutup pintunya.

Alletta terkejut melihat ketiga pria itu. Dia langsung beranjak duduk, ponsel yang tadi dia mainkan, ia letakkan ke atas nakas.

"Kalian..." Ucapan Alletta tergantung. Dia semakin terkejut saat mereka menyodorkan paper bag padanya dengan bersamaan.

"I-ini apa?" Alletta terbata-bata. Dia menerima paper bag yang mereka berikan.

"Saya yakin kamu suka sama apa yang saya bawakan, Alletta. Semoga kamu cepat sembuh." Reygan menepuk-nepuk puncak kepala Alletta dengan lembut.

"Terimakasih, Pak. Bapak gak perlu repot-repot bawakan sesuatu buat saya," ucap Alletta setulus hati.

"Asal kamu senang, saya juga senang," balas Reygan membuat Keandra memutar bola matanya malas, sedangkan Tenggara mendengus geli.

Alletta tersenyum canggung. Dia bingung di posisi seperti ini. Siapa yang tidak gugup dikelilingi 3 pria tampan? Apalagi posisinya Alletta duduk di atas ranjang. Aduh, jadi bingung mau nikahin yang mana. Ehh...

"M-makasih, Pak Kean, Dokter Tenggara...," ucap Alletta pula dan diangguki oleh kedua pria itu.

Tenggara menatap Reygan dan Keandra. "Kalian minggir sebentar, saya mau periksa Alletta," ucapnya.

"Kalau mau periksa tinggal periksa aja. Alletta nggak terganggu juga, kan?" balas Keandra. Wajah pria itu terlihat begitu menyebalkan di mata Tenggara.

Alletta meringis melihat perdebatan keduanya. Mereka sama-sama keras kepala.

Pada akhirnya Tenggara yang mengalah. Dia membiarkan kedua pria itu tetap berada di samping Alletta, sedangkan dirinya bergerak memeriksa Alletta.

Keandra melotot tajam, tangannya langsung menepis tangan Tenggara yang menempelkan stetoskop ke dada Alletta.

"Jangan kurang ajar!" sentaknya.

"Pak!" tegur Alletta.

"Apa? Dia melecehkan kamu, Alle. Kenapa kamu malah biasa aja?" kesal Keandra.

Reygan menghela nafas berat. Kenapa Keandra sudah seperti suami Alletta? Dia memilih duduk di sofa lalu memesan makanan untuk makan siang mereka.

"Lalu gimana saya periksa Alletta kalau begini? Masa iya saya letakkan di sini?" Tenggara menempelkan stetoskop itu pada kepala Alletta. Keandra semakin melotot melihat hal itu.

"Lihat! Saya yakin kamu adalah dokter gadungan. Pergi sana!" Keandra menunjuk-nunjuk Tenggara.

Alletta langsung memegang lengan kekar itu agar berhenti. "Udah, Pak. Jangan gini, gak enak sama Dokter Tenggara," ujarnya dengan lembut.

Hampir saja Keandra luluh, tapi dia cepat-cepat menguasai diri. "Gak bisa, Alle, dia kurang ajar!"

Kini Tenggara yang memijat pelipisnya. Keandra adalah manusia posesif, padahal tidak memiliki hubungan dengan Alletta.

"Pak, kalau gak diperiksa, kapan Alletta sembuhnya?" Alletta cemberut menatap Keandra. Dia berusaha membujuk bosnya itu.

Keandra berdecak, dia beralih menatap sinis Tenggara. "Jaga batasan anda!"

Tenggara mengangguk malas. Dia pun kembali memeriksa Alletta. Tatapan tajam Keandra sama sekali tak teralihkan dari mereka berdua.

Tenggara tersenyum tipis ke arah Alletta. "Besok, kamu sudah boleh pulang," ujarnya.

Mata Alletta berbinar. Akhirnya dia bisa keluar dari tempat membosankan ini.

"Makasih, Dokter," ucap gadis itu dengan tulus.

Tenggara mengangguk, dia menepuk-nepuk puncak kepala Alletta. Hanya sebentar, karena tangan Keandra menepisnya.

"Jaga batasan!" peringat Keandra.

Tenggara berdecih.

"Sudah jangan ribut, lebih baik kita makan siang," celetuk Reygan yang kembali membawa 2 plastik yang berisi makanan.

Alletta cemberut. Dia ingin ikut makan makanan yang dibawa Reygan, tapi dia masih sakit. Pasti Tenggara melarangnya.

Ketiga pria itu duduk di sofa dan mulai makan siang bersama. Sedangkan Alletta sibuk membuka paper bag yang dibawa oleh mereka.

"Coklat?! Banyak banget..." Alletta tersenyum senang. Di dalam paper bag milik Reygan ada banyak coklat dengan merk yang berbeda. Pasti mahal.

Alletta beralih membuka milik Tenggara. "Susu? Vitamin?" gumamnya. Sedetik kemudian dia tersenyum senang melihat sekotak vitamin yang dia pegang. Itu adalah vitamin jelly kesukaannya, bukan hanya satu, tapi 5 kotak.

Tenggara benar-benar menjaga kesehatan Alletta. Susu dan vitamin baik untuk kesehatan tubuh.

Paper bag milik Keandra yang paling besar. Isinya ada snack dan beberapa susu kotak di dalamnya. Mata Alletta semakin berbinar. Dia tidak perlu stok camilan untuk beberapa hari kedepan.

"Buka mulut kamu," celetuk Keandra yang tiba-tiba sudah ada di samping Alletta.

Alletta tersentak, dia menatap Keandra dan sesendok spaghetti itu bergantian.

"Tapi, saya masih belum diperbolehkan makan itu," cicit Alletta.

"Boleh. Satu suap aja," balas Keandra.

Alletta langsung membuka mulutnya menerima suapan Keandra. Dia tersenyum merasakan betapa enaknya makanan itu. Rasanya kurang kalau cuma satu suap saja.

"Kamu makan ini aja." Keandra kembali menghampiri Alletta setelah mengambil sekotak salad buah.

"Gak papa?" tanya Alletta ragu. Dia melirik Dokter Tenggara.

"Buah bagus untuk kesehatan, Alletta. Makan aja," ujar Tenggara.

"Saya tadi memang belikan itu untuk kamu," celetuk Reygan.

Pada akhirnya Alletta menerimanya dan mulai makan salad buah tersebut.

"Enak?" tanya Keandra. Alletta mengangguk dengan mulut penuh.

Keandra terkekeh kecil. Ibu jarinya mengusap sudut bibir Alletta yang terkena mayones, lalu dia mengecup ibu jarinya yang dia gunakan untuk mengusap sudut bibir Alletta.

Hal itu membuat Alletta mematung, bahkan dia menghentikan kunyahan nya dengan pipi mengembung. Ia terkejut dengan tindakan Keandra barusan.

"Manis," bisik Keandra, menggoda sang karyawan.

Tolong, Alletta butuh selang oksigen sekarang!

Keandra menegakkan tubuhnya kembali. Dia menatap Alletta dengan senyum miring yang sangat menyebalkan.

"Saya mau ke bagian administrasi untuk membayar rawat inap kamu," kata Keandra.

Alletta menggeleng cepat. "Nggak perlu, Pak. Semuanya udah dibayar sama Dokter Tenggara," ujarnya sambil tersenyum canggung.

Kening Keandra mengerut tak suka. Dia menatap Tenggara yang sedang sibuk mengunyah makanan sambil menatapnya juga. Keandra pun menghampiri dokter muda itu.

"Katakan nomor rekening anda, saya akan mengganti semua biaya yang anda keluarkan untuk Alletta," ujar Keandra. Dia bersiap mencatat nomor rekening Tenggara.

"Nggak perlu. Saya ikhlas membantu Alletta," balas Tenggara. "Rumah sakit ini milik keluarga saya, anda tidak perlu khawatir, saya tidak akan jatuh miskin hanya karena membayar biaya rawat inap Alletta."

Keandra berdecih sinis, dia mengusap hidungnya dengan ujung jari. "Sombong sekali," gumamnya lalu membuang muka.

"Pak Kean, tolong ambilkan minum," pinta Alletta. Dia sengaja menyuruh Keandra agar perdebatan kedua pria itu tidak berlanjut.

Dan berhasil, Keandra mengambilkan minum untuk Alletta.

bersambung...

Terpopuler

Comments

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Aku mh dkung aletta sm kean aja...
mskpn myeblkn,tp kya'ny syng bgt gt...

2025-03-03

1

vj'z tri

vj'z tri

🤣🤣🤣🤣🤣🤣 gimana gak pusing adek milih secara Abang nya 3 gak kaleng kaleng bro CEO semua 🤣🤣🤣🤣

2025-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!