CHAPTER 18 JEALOUSY

Suasana sunyi seketika, hanya suara jarum jam berdetak yang memecahkan ketegangan ini. Kubergegas menyusul perempuan dewasa itu keluar, dan akan ku jelaskan kesalahpahaman ini. Ku berjalan dengan cepat agar bisa melihat kemana arah perempuan dewasa itu pergi.

Meskipun kakek memanggilku aku tak menghiraukan nya, sekarang yang terpenting adalah bagaimana cara aku menyelesaikan kesalahanpahaman ini. Paman Jarlath mencekal Tanganku. Dia melarangku mengejar Perempuan dewasa, yang ia panggil Sheena.

Aku melepaskan cekalan nya dengan halus. Dengan berani ku katakan " Biarkan aku menyelesaikan kesalahanpahaman ini paman, aku tidak mau akhirnya dia membenciku juga".

Paman Jarlath akhirnya nya membiarkanku pergi mengejarnya. Kini semua orang saling melemparkan pandangan nya padakum Kulirik kakekku sekilas, dan ia mengangguk, menyetujui keputusanku.

Aku meninggalkan ruangan itu dan mencari dimana kira-kira perempuan tadi. Kutemukan sosoknya didepan lemari es. Rupanya ia sedang kehausan. Ia mengambil botol air dan meneguknya. Ia mengusap air mata yang menetes dipipinya. Dari raut wajahnya sudah kentara sekali kalo dia sedang marah. Dia menghembuskan nafas serasa meredahkan amarahnya itu.

Aku masih terus memperhatikannya. Mungkin sekitar tiga menit, Hingga ada botol air mengenai kepalaku.

Stakkk....botol itu mengenai kepalaku dan jatuh ke lantai. Aku kaget melihat dia menatap ku dengan tajam.

"Kau puas sekarang hmm?" . Tanya nya ketus.

"Apa maksud perkataan mu itu?". Jawabku tak mau kalah.

"Kau cuma pendatang tapi kau sudah merampas harta keluarga, pake pelet apa kau sampe kakek baik padamu?". Cecer perempuan itu.

"Sebelumnya aku minta maaf, aku tidak bermaksud mengambil apa yang bukan hak ku. Aku anak dari Tuan Jonash dan Nyonya Liana. Ayahku anak sulung dari kakek Edward. Bukankah sudah sewajarnya aku mewarisi semua ini?". Jawabku tak mau kalah.

"hmm...builshit ". Cemoh perempuan itu.

"Terserah kalau kau tidak percaya, Tapi dengan kau bertindak seperti itu malah bikin penyakit kakek kambuh". Ucapku.

"Apa maksud mu itu, kau berharap kakek sakit?" . Tanya nya lagi.

"Kakek sudah tua, sudah sewajarnya kah kalo tubuhnya tidak sekuat kita". Cibirku lagi.

"Apa sebenarnya maksud kedatangan mu disini?,, bukan kah enak tinggal di pulau Valentia?" . Tanya nya lagi.

"Kakek yang mengundang ku kesini, aku hanya datang atas kemauannya". Jawabku.

"Aku tidak percaya, mana ada orang yang tidak suka dengan harta". Jawabnya.

"Terserah kau mau percaya atau tidak, yang jelas itu tujuanku datang kesini. Kalo memang harta warisan kakek untuk ku, tentu saja aku tidak bisa menolaknya". Jawabku dengan tertawa.

"Ishhh...kau sama saja dengan Ayahku". Jawabnya

"Tentu saja kami sana, kita kan keluarga". Aku tertawa lagi.

Dia menghentakan kakinya, tidak terima dengan ucapanku barusan.

Aku berlalu meninggalkan kan, tapi sebelum aku melangkahkan kakiku, aku menengoknya dan berkata" Pikiran itu baik-baik, dan satu lagi...Namaku Liam. Salam kenal sepupu cantik".

Aku berlalu meninggalkan nya. Sambil tertawa aku pun berbalik lagi melihat nya. Aku tau pasti didalam pikiran nya banyak hal yang ingin dia tanyakan padaku. Akan ku tunggu saja sampai dia bertanya.

Kulihat Todh akan menghampiriku, dia berdiri melihatku di undagan tangga. Mungkin dia mendengar obrolan ky dengan perempuan tadi. Dia tidak beranjak dari dia berdiri, hanya melihatku.

"Kau baik-baik saja Liam?" .Tanya Todh.

"Tentu saja aku baik-baik saja Todh, kenapa kau bertanya seperti itu?". Jawabku penasaran.

Perempuan yang kau kejar tadi namanya Sheena, Dia anak sulung dari paman Jeano dan bibi Barbara. Sedari kecil dia dididik untuk menjadi pewaris, makanya tadi dia langsung berontak dan meninggalkan ruangan". Jelas Todh.

"Aku tau, Jerry sudah menjelaskan anggota keluarga mu padaku ketika aku datang Todh" Jawabku

Kami pun mulai menaiki tangga bersama.

"Kau marah padaku Todh?" . Tanya ku pada Todh.

" Untuk apa aku marah padamu, Ayah dan Ibuku tidak terlalu memikirkan warisan kakek, Kau tau sendiri keluarga Ibuku lebih membutuhkan aku sebagai pewaris". jelas Todh.

"Oh ..itu sebabnya ketika berkenalan kau tidak mengungkapkan kalau kau berasal dari keluarga Murphy". Tanya ku lagi.

"Itu kau tau". Jawab Todh dengan santai.

Todh hanya tersenyum, dan mengajakku kembali masuk ke dalam ruangan pertemuan itu.

Sebelum sampai diruangan pertemuan ituada suara yang membuat ku berbalik.

(Dug dug dug bunyi sepatu perempuan)

"Senang berjumpa denganmu lagi Liam, Namaku Anya Murphy. aku masih ingat aku kan? Ternyata Kita sepupu an" terang perempuan itu.

"Jadi, Kau sudah mengetahui kalo aku termasuk keluarga Murphy, Anya?tanyaku pada Anya.

"Aku baru mengetahui nya tadi saat kau sampai disini, kalo aku tau lebih dulu sudah ku pastikan kau tidak akan datang kesini". Jawab Anya.

"Seperti nya kau sama seperti perempuan tadi, suka menyimpulkan sendiri". Balas ku.

"Oh..Sheena. Tentu saja kami sepemikiran. karena Dia adalah kakak perempuanku". Jelas Anya.

"Sama-sama pembuat masalah kah?". Tanyaku.

"Tentu saja kami berbeda, Aku jauh lebih baik dari nya". Jawab Anya.

"Tapi emang dia beda darimuvsih". Ucapku tak mau kalah.

"Apa maksud mu berkata seperti itu".tantang Anya.

"Tentu saja Dia lebih cantik dari mu" jawabku seraya merangkul Todh dari beranjak dari Sana. Kami tertawa dibuatnya. Kami berlalu meninggalkan nya. Aku mendengar suara hentakan kaki yang menandakan dia tidak terima dengan ucapanku barusan. Tak kusadari hal itu membuatku tersenyum.

Seluruh orang menatap kami yang baru saja memasuki ruang pertemuan itu. Paman Jeano menatapku dan berkata "Kau tidak bisa menjadi pewaris sebelum aku mati Liam, Akan ku tunjukkan bahwa kau tidak pantas menjadi pewaris Ayahku". Ia hendak memukulku tapi tertahan oleh tangan Todh.

"Jika paman melukai Liam, akan ku buat Sheena juga merasakan pukulan yang Liam rasakan". Gertak Todh.

"Kau berani melukai pamanmu Todh". Tanya paman Jeano .

"Akan ku lukai siapapun yang melukai keluarga ku". Jawab Todh.

"Dia bukan keluarga mu Todh, Paman dan Bibimu sudah meninggal, tidak ada darah Murphy didirinya". Jawab Paman.

"Jangan pernah bicara seperti itu paman, sungguh aku sangat kecewa padamu". ,ucap Todh.

"Jangan bicara seperti itu Todh, tolong jangan memihak dia". Pinta paman Jeano.

"Aku akan memihak siapapun yang benar, bukan karena dia keluargaku juga, tapi seseorang yang menurutku jujur dan dapat dipercaya". Jawab Todh.

"Anakmu sudah termakan omongan Liam, Jarlath. Sungguh buruk". Ucap paman Jeano.

"Jangan menyalahkan kak, Dia sudah dewasa dan bisa mengambil keputusan dengan benar'. Jawab Paman Jarlath.

"Pikiran nya sudah diracuni oleh si pendatang ini, aku yakin setelah kakek, kau dan Todh akan berdiri disampingnya". Jawab Paman Jeano dengan tawanya yang sinis.

Dia pun pergi meninggalkan ruangan dengan memecahkan segelas anggur ditangannya. Kepergian nya diikuti Istrinya, Bibi Barbara. Sheena dan juga Anya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!