CHAPTER 11 THE WINNER

Setelah pukul Dua dini hari, kami berempat memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Ardhen dan Vemas memutuskan pulang terlebih dahulu karena rumah mereka searah, sedangkan aku dan Todh menyusul setelah nya.

Todh menghentikan motor nya setelah perempatan Jalan besar, aku pun mengikutinya. Ku matikan mesin Sepeda motor ku, dan berhenti tepat disamping nya.

"Ada apa Todh? kenapa tiba-tiba kau berhenti?". Tanyaku.

"Aku masih kepikiran, apa kau yakin mau mengikuti kontes itu?". Tanya Todh ragu.

"Aku harus yakin Todh, aku harus mengalahkan perempuan sok itu, setidaknya biar aku tidak berurusan dengan dia". Jawabku penuh tekanan.

"Kau kenapa?apa kau kenal dia Liam?". Tanyanya lagi.

"Dibilang kenal juga tidak, tapi setiap kami bertemu, ada saja yang diributkan dia denganku. Kayaknya dia musuhku dikampus" . Jawabku.

"Belum ada sebulan kau sudah punya Liam, hebat sekali". Nyinyir Todh.

"Dia suka sekali membuat masalah, setidaknya jika aku menang, aku bisa menutup mulutnya agar dia tidak mencari masalah denganku". Jawabku dengan penuh penjelasan.

"Tapi apa kau sanggup melawan nya Liam, aku saja tadi kalah". Tanya Todh ragu.

"Kan ada kalian yang siap membantu ku, kita harus menang dong, dimana-mana laki-laki jauh lebih kuat dari pada perempuan". Jawabku tanpa ragu.

"Aku Saja tidak yakin, tapi baiklah mulai besok kami akan membantu mu latihan. kami akan mengajari mu beberapa trik kamu agar lebih gesit memakai motormu. Akan kuberita tahu hal ini pada mereka besok pagi Liam". Jawab Todh.

Setelah menjawab itu, Todh mulai menyalakan mesin motor nya lagi.

"Aku duluan Liam, kau hati-hati dalam perjalanan pulang". Ucap Todh. Dia menjalankan motor nya lagi. Kali ini dengan laju yang cepat hingga aku tak bisa melihat nya lagi.

Aku mulai menjalankan mesin motor ku lagi, dan meninggalkan tempat pemberhentian tadi. Aku harus cepat pulang karena besok pagi aku ada perkuliahan pukul sembilan pagi. Semoga kali ini mataku bisa langsung terpejam.

Tak terasa hari sudah menunjukkan pukul sembilan. Aku lupa menyalakan alarm ponselku. Aku sungguh sudah kesiangan. Aku tau walaupun aku bergegas untuk berangkat sudah dipastikan aku telat, tapi aku harus cepat-cepat, meskipun telat yang penting aku tidak absen.

Sesampainya di kampus, ku parkir kan motorku di dekat pos satpam, karena ini sudah siang tempat parkir kebiasaanku dibawah pohon besar sudah terparkir beberapa motor disana. Dan aku langsung bergegas lari menuju tempat di mana perkuliahan sedang berlangsung.

Hari ini kelasku ada di lantai empat, jika naik tangga dipastikan aku akan semakin telat dan tak bisa mengejar waktu. Kuputuskan untuk menuju lift berada, disana ada banyak mahasiswa dan mahasiswi yg juga ikut mengantri. Sekitar satu menit hingga akhirnya lift terbuka dan ku percepat langkah kakiku agar bisa ikut masuk didalamnya.

Brakkk...

Aku dan satu orang yang baru saja ingin memasuki lift saling terbentur dan jatuh, membuat mahasiswa lain saling menyerobot masuk. kami langsung berdiri tanpa melihat dan langsung bergegas memasuki lift. Lift berbunyi tanda bahwa muatan tidak mencukupi. Kami pun saling memandang berinisiatif saling mengusir.

" Hei bodoh, aku datang terlebih dahulu, Jadi sekarang yang keluar". Jelas perempuan sok itu.

"Sok ngatur banget, jelas-jelas aku yang masuk ke lift duluan". Ucapku dalam hati.

"Kenapa tidak kau ucapkan itu untuk dirimu sendiri nona, kalau kau mau berdumel mending kau keluar saja sana" . Jawabku.

" Enak aja, kau kan lelaki, sudah seharusnya kau yang mengalah" . Tantang dia.

"Siapa kau mengaturku, giliran gini aja kau memperhatikan genre. Sudah jangan banyak omong, kau yang keluar saja" . Jawabku tidak mau kalah.

"enak saja, jelas kau lah". Jawab nya lagi.

"Kau"

"kau"

"Kau"

Kami saling menyalahkan satu sama lain. Hingga dia berusaha menendang ku keluar dari lift. Semua orang melihat keributan yang kami buat. Mereka saling berbisik satu sama lain.

"sudah-sudah, kalian berdua keluar. Kami ini mau kuliah bukan mau menonton kalian berdebat". Ucapan salah seorang mahasiswi.

"Bener banget, Lagian kalian ini yang membuat kami ikut terlambat karena perdebatan kalian". Ucap mahasiswi lainnya.

Akhirnya aku berinisiatif untuk keluar dari lift, dari pada kami ribut disini dan dilihat banyak orang lagi. Ternyata dia masih didalam lift, tidak mengikuti aku keluar dan dengan santainya ia tersenyum lebar didepanku. Dia langsung menutup pintu lift setelah kakiku keluar. Sempurna untuk hari ini. Dia sempat menjulurkan lidahnya mengejek ku didalam sana.

Dasar perempuan sok, jika dia bukan perempuan sudah ku ajak duel. Tanpa berpikir panjang aku pun berlalu menuju tangga. Mengejar waktu akibat tadi berdebat dengannya. Menaiki tiga lantai sungguh membuat nafasku tersengal-sengal. Akhirnya sampai juga. Sesampainya dipintu kelas aku berhenti sejenak dan mengatur nafasku. Ku lap keringat disekitar wajah dan leherku.

Saat ku buka pintu, semua orang dalam ruangan memperhatikanku. Kulihat perempuan sok itu tersenyum dan melambaikan tangan padaku. Ingin rasanya ku berlari untuk memberikan satu Bogeman ke wajahnya, jika tak ku ingat dia seorang perempuan sudah habis dia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!