CHAPTER 9 ACCIDENTAL

Seperti biasa, sepulang dari kuliah kuhabiskan waktuku untuk mencari lowongan pekerjaan. Kupastikan tidak ada toko yang terlewat dari penglihatanku. Sepertinya, hari ini aku gagal lagi.Padahal hampir sebulan aku disini. Uang dari ayah semakin menipis, dan aku sungguh tidak ingin mengotakl ngatik uang tabungan untuk biaya hidup.

Kuberhentikan motorku pada kios pinggir jalan yang menjual es. Setidaknya aku melepaskan dahaga ku sebentar dan nantinya aku akan melanjutkan untuk berkeliling lagi.

Lalu lalang kendaraan berjalan melewatiku karena hari senin merupakan hari kerja.

Saat aku akan membayar biaya daftar ulang, kurasakan ada yang menepuk pundak ku. Ternyata Dia, Ardhen. Mahasiswa yang sangat kuhindari keberadaannya. Laki-laki cerewet yang banyak omong.

“Hei, Sepertinya kita akan menjadi teman, meskipun aku tahu kau selalu menghindariku” . Tanya nya padaku.

Aku hanya menjawab “hmm”.

Dia pun melewatiku dan berjalan untuk duduk diatas motorku.

“ Ah sial, kenapa juga hari ini aku harus bertemu lagi dengan nya” . Rutukku ku dalam hati.

Aku pun melangkahkan kaki menuju motorku, disana kulihat dia bersama dengan dua orang temannya memutari motorku.

Dengan ketus aku pun bertanya padanya “ Permisi, bisakah kau beranjak dari motorku. Aku ingin pergi”.

Dia masih duduk diatas motorku tanpa mau beranjak dari situ.

“ Kau ini kenapa tidak suka sekali denganku, aku tidak akan merampok bahkan jatuh cinta padamu sobat”. Tanya nya dengan sedikit mengejek.

“ karena kau cerewet, dan aku tidak suka orang yang banyak omong seperti mu”. Jawabku dengan singkat.

Kulihat dua orang temannya tersenyum dan cekikikan mendengarkan jawabanku. Mungkin mereka berpikir aku adalah orang yang sombong. Biarkan saja mereka berpikir seperti itu. Aku tidak Perduli. Tujuanku disini hanya kuliah, bekerja dan lulus dengan tepat waktu.

Lalu dua orang temannya itu mulai mengarahkan tangannya dengan ku. Mereka menarik tanganku untuk berjabat tangan dengan mereka. Aku pun membalas jabat tangan mereka. Ku ketahui nama dari mereka adalah Todh Alderic dan Vemas Scoott. Rupanya mereka adalah teman satu tongkrongan dari Ardhen. Ardhen seseorang yang tidak banyak bicara sedangkan Vemas sama seperti Ardhen.

Setelah mereka memperkenalkan diri, aku dirangkul ardhen dan seperti biasa, dia akan bercerita seolah-olah aku adalah teman yang sudah lama tidak ditemui nya. Aku diajak kedalam obrolan mereka yang aku sendiri tidak paham dengan apa yang mereka bicarakan.

Singkat cerita. Disana aku hanya mendengarkan cerita mereka dan menimpali pembicaraan mereka jika mereka bertanya padaku. Bisa terlihat, mereka sangat akrab dan gampang berbaur dengan orang lain. Hingga mereka menanyai tujuanku datang kesini. Lama-lama kami mulai akrab satu sama lain. Dan kini aku tau ternyata Ardhen memang seseorang yang cepat akrab dengan orang lain.

“ Sedang apa kau disini Liam? “ Tanya Todh padaku.

“Aku sedang mencari kerja paruh waktu disini, hampir sebulan aku mencari kesana kesini tapi belum juga aku menemukan lowongan kerja”. Ceritaku pada mereka.

“ Bagaimana kalo kau ikut kerja dengan kami, itu sih kalo kamu mau” . tawar Vemas. Ia berbicara sambil melirik ke arah Ardhen dan todh. Kulihat mereka semua tersenyum ke arahku.

“ Memangnya pekerjaan apa yang kalian maksud?” . tanyaku penasaran.

“Kau pandai mengendarai motor kan? Maksudku kau bisa kan mengendarai jika Medan nya curam” . Tanya Ardhen padaku.

“Tentu saja, kalau tidak kenapa aku punya motorku, dulu aku tinggal dipulau Valentia dan kalian sudah pasti tau jalan disana bagaimana bukan”. Jawabku tegas.

“Baiklah, Sangat cocok itu. nanti malam datanglah kesini. akan kubawa kau ke suatu tempat dan menghasilkan uang”. Ujar Ardhen padaku.

"Caranya bagaimana Dhen, aku tidak paham dengan ucapan mu?". Jawabku.

"Kau datang saja Liam, mungkin saja kamu tertarik dengan penawaran kami". Jawab Vemas.

“Pukul berapa memangnya Dhen? biar ku persiapkan diri". Tanyaku .

“ Kutunggu kau jam sepuluh malam ini disini yah Lian.” Ujar Ardhen.

“Kalo gitu kita bertiga pulang dulu, ku tunggu nanti malam disini”. Ujar Todh sambil bergegas mengikuti Vemas yang sudah beranjak dari tadi.

Kulihat mereka bertiga sampai menghilang dari penglihatanku. Sepertinya Aku harus berterima kasih kepada mereka karena sudah memberitahuku tentang ini. “Mungkin mereka bisa jadi teman baik”.khayalku.

Aku pun bergegas pulang setelah mereka bertiga mulai hilang dari penglihatan ku.

Aku mengendarai motorku menuju kostan ku.

Sebelum pulang Kuputuskan untuk membeli makan siang. Didaerah kampusku yang cukup ramai ini banyak pertokoan yang tersedia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!