CHAPTER 3 THE PAST

Aku ditemukan saat aku berumur 14 tahun, kala itu aku terdampar pada suatu pulau yang aku sendiri tidak tau apa nama pulau ini. Sepi dan sunyi bisa kurasakan saat sang surya mulai menunjukkan wajahnya. Alunan ombak berdesir ditelingaku seakan menerangkan bahwa aku masih diberikan nyawa oleh Sang Maha Kuasa. Aku melihat sekeliling ku seperti aku baru saja mati suri. Menurut orang-orang sudah lebih dari 2hari aku dilautan. Keadaan ini terlihat dari tubuhku yang pucat Pasih ini. Beruntung nya aku setelah 2hari ditemukan nyawaku masih bisa diselamatkan. Begitu ungkapan warga Pulau ini.

Aku disekeliling banyak orang yang tak satupun kukenali wajah mereka. Ada yang melihat ku mencibir, ada yang kasihan dan banyak lagi ekspresi yang kulihat di wajah mereka. Aku ditemukan oleh para nelayan yang akan menangkap ikan kala itu

Yang ku ingat saat itu adalah saat Kapal pesiar milik keluarga ku dijajah perampok yang entah dimana mereka tau letak keberadaan kapal kami. Kapal kami diserang dan semua benda berharga kami dijarah oleh mereka. Aku menangis tersedu-sedu ketika kedua orang tuaku disiksa oleh mereka, dengan tangan mereka yang terikat oleh tali yang sangat kencang, Kedua orang tua ku memohon ampun agar mereka tidak menyiksa ku dan menukarnya dengan nyawa mereka.

segala upaya mereka kerahkan untuk menyelamatkan ku. Harta dan segalah yang dipunyai orang tuaku telah mereka serehkan untuk menukar nya dengan kehidupan kami. Kami berjanji tidak akan menceritakan kejadian kepada siapapun. Pada perampol itu tidak mempunyai hati. Mereka terus saja menghujat para pelayan kami, termasuk wajah dan tubuh ayahku yang kini terlihat banyak lebam disekujur tubuhnya. Hingga akhirnya para perampok tersebut membuang ku ke laut dan membawa kedua orang tua ku bersama kapal yg mulai menjauh dari tubuhku. Saat itulah aku hanyut kedalam lautan dan terdampar di pulau ini.

Aku tidak tahu bagaimana Nasih orang tua dan seluruh pelayanan kami dikapal itu. Aku melihat ibuku meraung-raung diatas kapal memanggil namaku. Semakin jauh kapalnya semakin suara nya tak terdengar. Itulah terakhir aku melihat dan mendengar suara mereka.

Aku terlahir dari Keluarga Kaya. Kehidupan kami sangat bergelimang harta dan jauh dari kata kekurangan. Ada beberapa Silsilah dari keluarga. Dari Pihak Ayahku, aku merupakan cucu Laki-Laki pertama dari seorang bangsawan Murphy. Ia merupakan anak sulung dari keluarga itu. Bangsawan yang terkenal karena memiliki banyak perusahaan dan resort di Ibu kota Dublin. Keluarga kami menduduki keluarga Nomor 2 terkaya di Irlandia. sedangkan dari pihak Ibuku, aku adalah cucu pertama. Ibuku terlahir sebagai anak bungsu dari pendiri Rumah sakit tertua di kota Dublin. Arthur Cullen itu nama Kakekku, Dokter bedah pertama di Irlandia.

Aku diberikan kasih sayang yang luar biasa dari keluargaku. Sejak kecil semua orang bangga padaku karena aku ini adalah anak yang cerdas dan kreatif. Semua hal yang kulakukan selalu menjadi yang tersorot dari yang lainnya. Hal ini membuat para sepupu ku merasa tersaingi dan karena itu pula mereka menjauhiku. Tapi aku tidak pernah mempermasalahkan itu, bagiku cukup kedua orang tuaku saja yang wajib menyanyangiku.

Tidak pernah sekalipun aku merasakan tidak diperhatikan oleh mereka. Banyak maid yang menjagaku setiap saat. Tapi sayang, dari itu semua ada beberapa orang dari keluarga yang tidak menyukai ku. Mungkin karena posisi ayahku sebagai CEO menggantikan kakek atau aku yang akan mewarisi segala harta kakek. Entahlah aku tidak tau itu.

Kami memiliki mansion yg berada dalam satu lingkup di Ibukota Irlandia yaitu Dublin. Dublin adalah kota terbesar sekaligus ibu kota Irlandia . Kota ini terletak di dekat titik tengah pantai timur Irlandia, di muara Sungai Liffey, dan di pusat Wilayah Dublin. Didirikan sebagai pemukiman Viking, kota ini telah menjadi kota utama Irlandia selama sebagian besar sejarah pulau tersebut sejak abad pertengahan Bertempat didaerah yang gampang untuk diakses dan tidak sembarang orang dapat masuk ke daerah tersebut.

Kakek membangun beberapa paviliun di distrik yang terkenal akan kawasan yang elit. Ada lima rumah di paviliun itu. Paviliun utama adalah tempat tinggal kakek. Paviliun kanan diberikan kepada Ayahku, Jonash Murphy dan Pamanku Jarlath Murphy. Disebelah kiri ada Paviliun paman terakhir ku, Jeano Murphy dan yang terakhir paviliun untuk para cucunya.

Aku memiliki dua paman di pihak Ayahku dan satu paman di pihak Ibuku. Karena Ibuku perempuan maka yang mewarisi Rumah sakit adalah pamanku. Ia memiliki satu orang putra yang menjadi Dokter spesialis disana. Sedangkan dari Pihak Ayahku, ada 2 paman yang ku miliki. Di mulai dari Paman Jarlath yang memiliki dua orang anak, yaitu Ryane dan Todh. Kemudian ada paman Jeano yang memiliki dua orang putri yaitu Sheena dan Anya.

Keluarga kami memiliki beberapa perusahaan dan hotel di kota dublin. Karena Ayahku merupakan anak sulung maka dialah yang membantu kakekku meneruskan mengelola beberapa hotel tersebut. Sedangkan dari pihak Ibuku beliau bekerja sebagai Dokter Anak pada rumah sakit besar milik keluarga nya di provinsi Leinster. Setiap hari Ibu dan Ayahku sibuk bekerja. Kami hanya akan bertemu saat sarapan pagi dan makan malam. Kegiatan itu wajib dilakukan karena kami hanya memiliki waktu temu di jam jam tersebut.

Banyak orang yang tidak menyukai kehadiranku, baik dari pihak Ibu, maupun pihak ayahku. Setiap kami mengadakan makan malam bersama keluarga besar ayahku, mereka tidak pernah mengganggap ku ada. Biasanya para Adik ayahku tak mengganggap ku ada dan berpura-pura baik padaku jikalau ada kakek yang melihat interaksi kami. Sungguh penuh kepalsuan menurutku.

Hingga suatu hari, disaat kami dikepung oleh para perampok, aku melihat Anya mengintip di pintu kerja Ayahnya. Disana Paman Jeano adik dari ayahku berbicara serius dengan perampok tersebut. Anya mendengar kan obrolan mereka dengan raut wajah yang hampir menangis. Tangannya terkepal kuat mendengarkan paman memerintahkan kepada mereka untuk membuang jasad ayah dan ibu ketempat yang tidak mudah ditemukan oleh orang lain.

" Ya Tuhan...mengapa mereka jahat pada keluarga Liam" ucapnya lirih.

Aku berusaha untuk menemuinya setelah itu, tapi setelah kejadian itu Anya menjadi sangat pendiam dan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain.

Hingga saat kejadian itu datang, Aku berbalik dan langsung pingsan ketika ada orang yg membekap ku dari belakang. Mereka menggendong ku. Didetik-detik tubuhku mulai melemah, aku bisa merasakan itu. Hingga suara ombak laut yang membangunkan ku dari rasa itu. Tibalah aku dipulau Valentia.

"semoga ini cara Tuhan menyelamatkan ku" gumamku dalam hati.

mohon bantuannya yah teman-teman untuk dikoreksi tulisan ku..

maklum penulis baru 🤭

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!