Setelah memastikan kedua rekannya sudah di urus oleh pelayan dan mami Nensy, Yuna pun memutuskan langsung pulang karena kepalanya yang juga mulai pusing. Yuna berjalan sempoyongan menuju mobil, sebelumnya Yuna sudah menyuruh pak Choi agar menjemputnya di tempat yang sama seperti pada saat mengantarnya.
"Ayo kita jalan pak!" Ajak Yuna saat baru memasuki mobil.
"Baik nona muda" Pak Choi pun segera menjalankan mobilnya.
Yuna yang merasa pusing menyandarkan tubuhnya di kursi mobil sembari terus memijit pelipisnya. Yuna teringat akan uang tips yang diberi oleh Leo, dia meraih tasnya dan mengeluarkan seikat uang itu, terlihat nominal 5 juta yang tertera di ban pengikat uangnya. Tatapan Yuna kembali menerawang, membayangkan apa yang baru terjadi padanya.
"Ternyata benar, mendapatkan banyak uang dengan bekerja di dunia malam memanglah mudah, namun resiko yang harus dihadapi juga tak kalah besar, contohnya seperti kejadian menjijikan yang baru ku alami" Batin Yuna sembari membayangkan ketika bibirnya di cium paksa oleh Leo.
Yuna yang merasa sangat jijik kembali menggosok bibirnya dengan sangat kesal.
Akhirnya mobil pun sampai di loby utama rumah Benzie, Yuna memasuki rumah dengan cara mengendap-endap seperti maling karena takut ketauan oleh Maria. Akhirnya Yuna menarik nafas lega saat tiba dikamar nya dan langsung menutup pintu kamarnya secara pelan. Yuna melemparkan tas nya ke atas ranjang dan langsung memasuki kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi. Yuna kembali berjalan menuju ranjang nya dengan masih sempoyongan, dia meraih ponselnya yang kini tengah menunjukkan pukul 04.10 pagi, dia mengatur alarm di jam 7 pagi. Begitu selesai, Yuna pun langsung menjatuhkan dirinya ke atas ranjang empuknya dan langsung terlelap begitu saja.
Pagi hari yang cerah...
Suara alarm yang melengking seketika membuat Yuna tersentak, dengan mata setengah terbuka dia meraih ponselnya.
"Ah kenapa cepat sekali ? bukankah aku baru saja memejamkan mataku ?" Keluh Yuna sembari mematikan bunyi alarm nya.
Namun alih-alih bangun, Yuna malah kembali menarik selimutnya dan tertidur lagi. Sementara Benzie yang juga baru bangun langsung memutuskan untuk mandi dan bersiap karena hari ini dia akan kembali pergi ke kantor setelah tiga hari libur. Benzie menuruni anak tangga sembari melihat ke arah meja makan namun hanya ada para pelayan yang sedang menghidangi sarapan. Dengan sedikit kesal Benzie pun kembali menaiki tangga dan menerobos masuk kamar Yuna yang belum juga bangun. Benzie mendadak membulatkan matanya sembari menelan ludah saat melihat Yuna yang tengah tertidur masih memakai baju kerjanya yang sexy, sementara gaya tidur Yuna pun terkesan sangat menggoda.
Jantung Benzie mendadak jadi berdetak tak karuan, dia berniat ingin keluar dari kamar Yuna karena tak tahan melihat Yuna yang sangat menggoda, namun ketika sudah membuka pintu, Benzie berbalik melihat ke arah Yuna yang sedang menggeliat. Melihat itu Benzie pun kembali memasuki kamar Yuna dan langsung saja berteriak pada Yuna.
"Hei kau, ku perintahkan kau untuk segera bangun!" Bentak Benzie.
Mendengar suara Benzie yang menggelegar di kamarnya sontak membuat Yuna yang masih terpejam membulatkan matanya, dengan sigap Yuna segera duduk dan menatap Benzie dengan wajah cengengesan.
"Maafkan saya tuan muda, saya baru tidur jam 04.10 pagi tadi, jadi saya..."
"Tak peduli kau mau tidur jam berapa pun, yang jelas sekarang kau harus bangun dan bersiap untuk ikut sarapan bersama nenek." Ketus Benzie yang memotong perkataan Yuna.
"Emm baiklah tuan muda, saya akan segera mandi." Ucap Yuna sedikit kesal sembari beranjak dari ranjang nya dan langsung memasuki kamar mandi.
"Dasar gadis menyebalkan" Celetuk Benzie seorang diri sembari keluar dari kamar Yuna.
Yuna pun mandi dengan cepat, ia membasahi rambutnya demi menghilangkan rasa pusing akibat minum alkohol semalam. Yuna memilih memakai baju santai dan langsung keluar dari kamarnya tanpa mengeringkan rambutnya terlebih dulu. Namun Yuna kembali terkejut saat mendapati Benzie yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya. Sementara Benzie lagi-lagi harus menelan ludah karena melihat rambut basah Yuna dalam keadaan terurai benar-benar sangat menggoda.
"Tuan muda, sedang apa disitu ?" Tanya Yuna polos.
"Kali ini kau harus terkesan dan berbangga hati lah, karena seorang Benzie Lim yang biasanya selalu di tunggu banyak orang, kini sedang berdiri disini untuk menunggu wanita lelet seperti mu." Celetuk Benzie dengan memasang wajah angkuh nya.
"Apa yang membanggakan dari itu tuan muda ? lagi pula kenapa tuan muda memilih menungguku ?" Tanya Yuna lagi dengan mengernyitkan dahinya.
Mendengar pertanyaan Yuna itu sontak saja membuat Benzie semakin kesal.
"Aku menunggumu karena tak mau membuat nenek curiga jika melihat kita turun secara terpisah, apalagi kalau nenek tau kelakuan mu sebenarnya. Istri mana yang membiarkan suaminya bangun lebih awal ? apa kau mau nenek mengetahui itu ?" Ketus Benzie dengan meninggikan suaranya.
"Ah akhirnya hari ini saya melihat ada sedikit sisi baik dari anda tuan muda. Apa saat ini anda sedang berusaha untuk melindungi nama baik saya di depan nenek ? Ah itu terdengar sangat manis sekali." Jawab Yuna sembari memasang wajah cengengesan yang menjadi ciri khas nya.
"Selain polos, ternyata kau punya rasa percaya diri yang sangat tinggi ya. Tak usah berlebihan, ini semua hanya demi nenek." ketus Benzie dan langsung berjalan meninggalkan Yuna.
"Jangan hanya diam disitu, ayo cepat turun!" Tambah Benzie lagi yang terus berjalan tanpa memandang Yuna lagi.
"Lelaki ini, baru saja aku berfikir dia sedikit punya kebaikan, sudah memarahi ku lagi. benar-benar lelaki aneh." Celetuk Yuna yang merasa kesal sembari menaikkan bibirnya sebelah.
Yuna pun akhirnya berjalan setengah berlari untuk menyusul Benzie yang sudah berjalan duluan, mereka menuruni anak tangga bersama dan melihat Maria sudah terduduk di meja makan menunggu mereka. Terlihat senyum bahagia yang terpancar dari wajah Maria saat melihat Benzie dan Yuna yang berjalan menuruni tangga dengan berdampingan.
"Mereka sangat serasi kan ?" Tanya Maria pada para pelayan yang berdiri di sisi Maria.
"Benar sekali nyonya, mereka terlihat sangat serasi. tuan muda yang sangat tampan ditambah nona muda yang juga sangat cantik." Jawab pelayan itu yang juga memandang kagum pada Yuna dan Benzie.
"Selamat pagi nek." Sapa Yuna ramah.
"Pagi cucuku" Jawab Maria sumringah.
Maria merasa semakin senang saat melihat rambut Yuna yang basah di pagi hari. karena Maria berfikir jika Yuna dan Benzie sudah melakukan malam pertama dan bisa segera memberinya cicit.
Yuna dan Benzie pun ikut duduk, mereka duduk berdampingan.
"Bagaimana pagi mu hari ini Ben? Apakah cerah ?" Tanya Maria yang sedang menyindir cucunya itu.
"Sepertinya cerah, karena pagi ini aku mulai kembali bekerja seperti biasa." Jawab Benzie seadanya sambil mulai menyantap sarapan nya.
Benzie tampaknya sama sekali tak menyadari dengan sindiran yang dibuat oleh Maria, dia terus memakan sarapannya seperti tak ada kejadian sama sekali, karena memang sesungguhnya tak terjadi apapun antara Benzie dan Yuna semalam. Mereka pun melanjutkan sarapan dengan tenang dan tanpa perbincangan yang berarti. Sementara Yuna sedari tadi juga hanya diam, dia terlalu fokus dengan pisau dan garpunya, Yuna tak mau kejadian wortel yang terpental ke wajah Benzie itu terulang kembali, maka dari itu dia lebih berhati-hati karena tak mau mendapat amukan Benzie lagi di pagi hari yang cerah ini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
hazua
dasar laki2aneh
2022-07-22
0
Sri Suwarni
coba dak usah kerja lg
2022-07-04
0
Masraini Siregar
Yuna berhenti lah bekerja disna
2021-06-26
3