2 Hari kemudian..
Kini pernikahan antara Benzie Lim dan Ayuna Clarra telah resmi tercatat di pencatatan Sipil. Pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup atas permintaan Benzie dan Yuna yang akhirnya disetujui oleh sang nenek. Yuna kini telah resmi menyandang status sebagai nona muda di kediaman keluarga Lim.
"Akhirnya kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri." Ucap Maria bahagia sembari meraih tangan Benzie dan Yuna.
"Semoga rumah tangga kalian selalu diberkati, dan segera lah memberiku cicit." Celetuk Maria yang sontak saja membuat Yuna tersedak.
"Nek, tak perlu terburu-buru, kami bahkan baru menikah." Ucap Benzie mengelus tangan sang nenek.
"Emm baiklah, kali ini kalian menang, nikmatilah waktu berduaan kalian." Balas Maria yang terus tersenyum bahagia.
Benzie pun akhirnya memutuskan untuk segera kembali ke rumah mereka, dengan membawa serta Yuna sebagai anggota baru keluarga Lim. Sepanjang perjalanan Yuna hanya diam, dia sangat gugup dengan status barunya sebagai nona muda.
Kediaman Keluarga Lim
Yuna memasuki rumah dengan langkah yang sangat gugup karena disambut oleh semua pelayan yang ada dirumah itu.
"Selamat datang nona muda." Sambut para pelayan membungkuk kan badan mereka memberi hormat pada Yuna.
Yuna yang tampak kikuk dengan perlakuan para pelayan itu pun dengan raut wajah masih bingung ikut membungkuk kan badannya membalas salam hormat mereka. Sementara Benzie hanya diam dan terus melangkah melewatinya. Yuna yang melihat Benzie menaiki anak tangga, sontak saja berlari mengejar Benzie.
"Tuan muda, sekarang saya harus apa ?" Tanya Yuna yang masih bingung.
"Ikut aku! akan ku tunjukkan kamarmu." Ucap Benzie yang terus melangkah menaiki anak tangga.
Benzie terus melangkah menuju kamar yang sudah disiapkan oleh para pelayan untuk Yuna, sementara Yuna yang baru menginjakkan kakinya ke lantai dua rumah Benzie lagi-lagi dibuat takjub, Yuna yang polos terus memandangi kagum ke segala sudut ruangan yang sangat mewah itu.
"Ini kamar mu." Ucap Benzie saat berhenti di depan pintu sebuah kamar yang masih tertutup.
Dengan langkah pelan Yuna mendekati pintu itu dan membukanya perlahan.
Cklek...
Yuna mendorong handle pintu dan lagi-lagi Yuna dibuat terperangah dengan kamar barunya yang sangat jauh berbeda dengan kamar kost nya yang sempit. Tanpa ia sadari dia terus menganga saat melihat ke berbagai sudut kamarnya itu. Dia duduk di atas ranjang yang empuk sembari mengguncang-guncangkan tubuhnya.
"Wah empuk sekali." Celetuk Yuna
Tingkah laku Yuna yang aneh lagi-lagi membuat Benzie yang sedari tadi berdiri mengamatinya jadi menghela nafas panjang sembari memutarkan bola matanya saking tak habis pikirnya.
"Sebentar lagi jam makan malam, cepat bersihkan dirimu dan segera lah turun. Jangan buat nenek menunggu. kau mengerti ?" Tanya Benzie menegaskan.
"Iya tuan muda, saya mengerti." Ucap Yuna saat masih menikmati ranjang empuknya.
"Dan 1 hal lagi, jangan memanggilku tuan muda saat didepan nenek, panggil namaku saja!" perintah Benzie yang kemudian keluar dari kamar Yuna.
Begitu melihat Benzie sudah pergi, Yuna langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang dan berguling-guling menikmati ranjang barunya.
"Walau harus bersandiwara menjadi istri seseorang yang sangat mengerikan, namun setidaknya aku masih bisa tidur nyenyak dengan ranjang empuk ini." Celetuk Yuna seorang diri.
Yuna berjalan menuju kamar mandi, matanya kembali berbinar saat melihat bathub di sudut kamar mandinya yang sudah dipenuhi oleh air dan bunga mawar merah. Ya, Maria memang sudah menyuruh para pelayan mempersiapkan semuanya agar terkesan lebih romantis, namun Maria sama sekali tak tau jika Yuna dan Benzie tidur di kamar yang berbeda.
Yuna pun tanpa pikir panjang langsung membuka seluruh pakaian nya dan dengan segera memasuki bathub yang sudah berbau aroma Vanilla itu. Yuna menyandarkan tubuhnya di ujung bathub membuat tubuhnya menjadi setengah berbaring, kemudian perlahan memejamkan matanya.
Sementara di meja makan para pelayan mulai di sibukkan untuk menata berbagai hidangan makanan. Hal itu juga atas perintah dari Maria yang menyuruh para pelayan memasak lebih banyak dalam rangka menyambut kedatangan Yuna. Hari ini Maria tampak sangat bersemangat, senyumnya bahkan tak pernah ia singkirkan sedikitpun dari wajahnya.
Yuna yang tengah menikmati aroma Vanila yang sejak tadi menembus rongga hidungnya, kini tiba-tiba teringat dengan ucapan Benzie yang menyuruhnya untuk segera bersiap dan turun kebawah, mengingat itu sontak membuat Yuna terperanjat, dengan sigap Yuna keluar dari bathub dan membilas tubuhnya, meraih handuk dan melilitkan nya pada tubuhnya.
Namun Yuna kembali gelabakan mengingat dia belum membawa sehelai baju pun dari kost nya. Sejenak Yuna hanya mondar mandir sambil menggigiti ujung kukunya hingga tanpa sengaja dia melirik ke arah lemari. Dengan langkah cepat dia membuka lemari berharap ada yang bisa dia gunakan. Namun lagi-lagi Yuna dibuat terkejut saat melihat lemari yang sudah dipenuhi oleh berbagai dress dari brand kenamaan. Tanpa perlu waktu lama, Yuna langsung meraih dress secara asal, Dress itu berwarna dasar hitam dengan motif bunga-bunga kecil berwarna putih.
Dengan langkah yang sangat terburu-buru, Yuna keluar dari kamarnya dan tanpa sengaja menabrak Benzie yang kebetulan sedang berjalan tepat di depan pintu kamar Yuna. Melihat Yuna yang hampir terjatuh, tangan Benzie refleks meraih pinggang dan menahan tubuh Yuna dalam dekapannya. Benzie merasa terpaku saat mencium aroma tubuh Yuna yang sangat segar menurutnya, ditambah saat kedua mata mereka saling bertemu membuat Benzie sejenak merasa nyaman dengan posisi itu. Namun dengan cepat Benzie tersentak dan langsung melepas tubuh Yuna begitu saja.
"Apa kau tidak punya mata ? Kenapa kau selalu merepotkan ku ?" bentak Benzie menatap Yuna tajam, dan kemudian berlalu meninggalkan Yuna.
"Lelaki itu, tidak bisakah berlemah lembut sedikit dengan wanita ?" Celetuk Yuna seorang diri karena merasa kesal.
Yuna pun kembali berjalan menyusul Benzie, Yuna menuruni anak tangga dengan perlahan, dan melihat Benzie dan Maria yang sudah terduduk menunggunya di meja makan.
"Maafkan saya, sudah membuat anda menunggu nyonya." Ucap Yuna membungkukkan badannya.
"Haiss, apa-apaan kau ini ? berhenti lah bersikap seperti pelayan, sekarang duduklah disamping suamimu!" Perintah Maria sembari tersenyum.
"Ba.. baiklah nyonya."
"Haiyo bukankah sekarang kau sudah menjadi cucuku juga ? jadi, panggil aku nenek!" Perintah Maria lagi.
"Baiklah nek." Ucap Yuna tersenyum.
"Sudah lah nek, nanti saja diskusinya. Aku sudah sangat lapar, ayo makan lah." Rengek Benzie pada neneknya.
Wajah Yuna kelihatan sangat bersemangat melihat semua hidangan yang sudah tertata rapi di atas meja, tanpa merasa malu Yuna pun mulai menjepit dengan sumpitnya beberapa hidangan yang menurutnya enak. Yuna makan dengan sangat lahap, dan tanpa ia sadari Maria terus mengamati tingkah lakunya dengan terus tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
Dan saking bersemangat nya dengan makanannya yang sangat lezat, Yuna pun tersedak hingga terbatuk-batuk.
"Makanlah dengan tenang dan pelan, apa untuk makan saja aku juga harus mengajarimu ?" Bentak Benzie saat mendengar Yuna ter batuk.
"Ben, melihat istrimu tersedak harusnya kau langsung memberinya minum, bukan memarahinya. Apa aku juga harus mengajarimu bagaimana cara memperlakukan istri dengan baik ?" Ketus Maria berbalik memarahi Benzie.
Mendengar neneknya yang berbalik marah padanya, Benzie pun menghela nafas panjang kemudian memberikan segelas air putih pada Yuna.
"Minumlah!" ucap Benzie.
Yuna yang masih terbatuk pun segera meraih gelas dari tangan Benzie dan langsung meminumnya sampai habis. Sementara Benzie melanjutkan melahap makanannya dan Maria masih memandangi Yuna dengan tatapan hangat.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
hazua
asekkk deh cerita nya
2022-07-22
0
Masraini Siregar
benzie benzie ntar qm jatuh cinta sm Yuna baru tau rasa qm 😀😀
2021-06-26
1
𝓢𝓐𝓓🌷aFFaYz.(Hiatus)
😅😅😅
2021-04-05
1