Yuna pun bergegas pergi meninggalkan rumah Benzie saat teringat oleh ibu dan adik perempuannya. Yuna juga baru ingat jika ponselnya di tahan oleh mami Nensy, itu memang sudah peraturan dari mami Nensy yang melarang keras para Ladies memegang ponsel saat menemani tamu. Akhirnya Yuna pun memutuskan untuk langsung menuju ke apartment mami Nensy.
"Yuna apa kau baik-baik saja?" Tanya Nensy saat mendapati Yuna yang berada di depan pintu apartment nya.
"Aku baik mami, maafkan aku jika membuatmu cemas." Jawab Yuna menundukkan kepalanya.
"Masuk lah!" Ucap Nensy.
"Yuna, kemana kau semalam? Apa kau bersama dengan tuan muda Benzie? Apa Benzie memarahimu karena kau tepar di hari pertamamu bekerja? Ayo jawab aku Yuna!" Tanya Nensy lagi sembari mengguncang-guncang tubuh Yuna.
"Tuan muda Benzie membawaku ke rumahnya mami dan dia tidak marah, karena saya belum sempat berbicara dengannya." Jawab Yuna polos.
"Apa katamu? Kau di bawa ke rumahnya? Wow hahaha ini awal yang baik Yuna. Aku yang sudah bekerja lama di club' nya bahkan tak pernah tau dimana rumahnya, karena setahuku tuan muda Benzie sangat mengutamakan privasinya." Ucap Nensy sangat bersemangat.
Yuna yang sangat polos benar-benar tidak mengerti dengan maksud ucapan Nensy, namun dia tak ingin menanyakan hal itu karena sama sekali tidak penting baginya.
"Mami sebenarnya saya kesini untuk mengambil ponsel saya, saya ingin menghubungi adik saya mami."
"Baiklah, ini ponsel mu." Ucap Nensy menyerahkan ponsel Yuna.
Dengan segera Yuna menelpon adiknya saat dia melihat sudah ada 5 panggilan tak terjawab dari adik semata wayangnya itu.
"Halo kakak." Terdengar suara Tere menjawab telpon dari Yuna.
"Halo, Tere bagaimana keadaan ibu? Apa ibu sudah di rujuk ke rumah sakit yang lebih baik?" Tanya Yuna tidak sabar.
"Ibu masih belum ada perkembangan kak, tapi sekarang ibu sudah di pindahkan ke rumah sakit yang lebih lengkap yang ada di kota kak."
"Ah syukur lah, ingat tere kau harus selalu menjaga ibu ya, aku akan mencarikan uang untuk itu semua, kau tenang lah."
"Baik kak, kakak juga harus jaga diri ya."
"Iya, kau tak perlu mencemaskan aku, aku janji jika sudah ada uangnya, aku langsung kesana."
"Iya kak"
Yuna pun akhirnya bisa sedikit bernafas lega saat mendapat kabar jika ibunya sudah di rujuk ke rumah sakit besar. Yuna pun memutuskan untuk pamit kembali ke kost nya yang tak jauh dari apartment Nensy.
"Ingat Yuna, kau harus bekerja kembali nanti malam, dan aku tidak mau kejadian kau tepar semalam terulang kembali. kau mengerti?" Tegas Nensy sembari menyalakan api rokoknya.
"Baik mami, saya akan bekerja lebih baik lagi."
"Baiklah, aku memaklumi kejadian semalam karena itu malam pertama kau bekerja, sekarang pulang lah!"
"Iya mami terima kasih, aku pulang dulu."
Sisi lain Di Kediaman keluarga Lim
"Dimana nenek?" Tanya Benzie kepada Toni saat baru memasuki rumahnya.
"Nyonya ada di kamarnya tuan muda." Jawab Toni sembari membungkukkan badannya.
Benzie pun bergegas menuju kamar Maria yang berada di lantai dasar, posisinya tak jauh dari kamar tamu yang di tempati oleh Yuna.
"Nenek apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Benzie cemas saat baru saja memasuki kamar neneknya.
"Aku sudah tak apa, dokter Hans sudah memeriksa dan memberiku obat." Ucap Maria yang tengah berbaring lemah di atas ranjang.
"Kenapa itu bisa terjadi nek?" Benzie menjongkokkan tubuhnya di tepi ranjang sembari menggenggam lembut tangan Maria.
"Aku tak tau pasti, namun tiba-tiba saja kursi rodaku hilang kendali dan berjalan dengan sendirinya hingga ke tepi telaga, untung ada seorang wanita yang menyelamatkan nenekmu ini Ben." Jelas Maria yang ikut menggenggam tangan Benzie.
"Wanita? Apa yang nenek maksud adalah salah satu pelayan wanita di rumah ini?" Tanya Benzie mengernyitkan dahinya.
"Aku lupa menanyakan siapa namanya, tapi jelas dia bukan pelayan disini, karena dia tidak memakai seragam, dan aku pun tak pernah melihatnya di rumah ini."
Benzie yang mendengar penjelasan neneknya hanya diam, dia tampak seperti tengah berfikir mengenai wanita yang dimaksud oleh neneknya.
"Yang jelas wajahnya sangat lembut dan cantik sekali." Tambah Maria lagi sambil tersenyum.
Mendengar pengakuan neneknya, Benzie sontak terbayang wajah Yuna. Dia pun langsung teringat pada Yuna yang di tinggalkannya sedari tadi di kamar tamu. Benzie pun pergi meninggalkan Maria tanpa sepatah kata pun, lalu ia membuka pintu kamar Yuna, dan melihat ruangan itu sudah kosong, Benzie berteriak memanggil Toni.
"Apa kau tau siapa yang menyelamatkan nenek ku?" Tanya Benzie pada Toni.
"Dia adalah wanita yang menginap disini semalam tuan muda."
"Lalu dimana wanita itu sekarang?"
"Begitu mengantar nyonya kesini, dia langsung pergi begitu saja tuan muda." Jawab Toni.
Mendengar itu Benzie langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon Alex yang tengah mengantar Mr. Wong ke bandara.
"Tolong Reserve ruang VVIP untuk ku nanti malam, dan pastikan gadis yang bersamaku semalam tidak menerima tamu lain selain aku, kau mengerti?" Perintah Benzie pada Alex.
"Ok baik lah Ben." Jawab Alex singkat.
Benzie kembali ke kamar neneknya yang tadi dia tinggalkan begitu saja.
"Apa yang kau pikirkan Ben? Kenapa kau jadi tergesa-gesa begitu?" Tanya Maria yang mencoba bangkit dari tidurnya.
"Aku tak apa nek, nenek istirahat lah, jangan banyak bergerak." Ucap Benzie sembari kembali membaringkan tubuh Maria.
"Ben, tolong temukan wanita itu, aku ingin bertemu dengannya lagi, aku bahkan belum memberikan apapun padanya sebagai tanda terima kasih telah menyelamatkan nyawaku." Pinta Maria sembari meraih tangan kokoh Benzie.
Benzie walau pun terkenal sangat dingin dan terkesan sombong, namun dia tak pernah bisa membantah ucapan Maria, karena sedari Benzie kecil Maria lah yang selalu merawat dan menemaninya bermain, karena kedua orang tua Benzie yang selalu sibuk mengurus kerajaan bisnis keluarga mereka, hingga tak pernah meluangkan waktu untuk sekedar mengajaknya mengobrol. Hal seperti itu terus terjadi hingga akhirnya ibu dan ayah Benzie meninggal karena kecelakaan pesawat.
"Nenek tenang dan istirahat lah, aku akan menemukannya dan membawanya bertemu dengan nenek lagi." Ucap Benzie sambil mengusap ujung rambut neneknya yang tengah berbaring, dan kemudian ia pun pergi berlalu dari kamar neneknya.
Benzie berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua, Benzie merasa hari ini dia kurang tidur hingga membuatnya mudah lelah,
Benzie melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 16.00 sore. Dia memutuskan untuk mandi agar penat yang di rasakannya sedikit berkurang.
Setelah mandi, Benzie pun membaringkan tubuh proporsionalnya di atas ranjang mewah miliknya dan memilih menghabiskan waktu sore nya untuk tidur, mengingat nanti malam dia akan kembali berkunjung ke club' miliknya untuk mengintrogasi Yuna yang kini tengah membuat otak Benzie di penuhi oleh banyak tanda tanya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Fitri Sri Dewi
aku suka.. aku suka.. aku suka😀
2021-11-15
1
Widya Tamrin Widya
seruh nih ..... lanjut👍👍👍👍
2021-10-16
0
Di Ujung Senja
Asyik bakal bertemu Yuna lg dech
2021-08-05
1