Katy yang melihat Yuna sudah keluar dari toilet kembali tersenyum sinis. Karena membayangkan bagaimana nanti Benzie yang akan ilfil dengan Yuna saat melihat Yuna mabuk sampai teler. Karena yang Katy tau para tamu-tamu lelaki akan sangat ilfil jika melihat ladies yang baru minum sedikit saja tapi sudah tepar, mereka akan beranggapan itu adalah hal yang memalukan, dan berfikir Ladies itu adalah gadis yang payah.
"Sama halnya dengan tamu yang lain, Benzie Lim juga akan ilfil melihatmu yang belum apa-apa tapi sudah teler duluan Yuna, kau akan di anggap gadis yang payah. Bukankah itu akan menjadi pengalaman terbaikmu di malam pertama bekerja disini? Hahaha ." Ucap Katy dalam hati sembari menampilkan senyum iblisnya.
Yuna yang baru terduduk, kembali meneguk minumannya, namun saat meneguk minumannya Yuna merasa aneh dengan rasanya, rasanya berbeda dengan yang sebelumnya dia minum. Tapi karena dia takut Benzie marah lagi, dia terus saja meminumnya sampai habis. Dia melihat gelas Benzie yang sudah kosong dan ia pun berinisiatif mengisinya kembali.
Yuna melihat ke sekeliling nya, dia melihat Diana yang tengah berciuman dengan Mr. Tiong di depan mereka yang seperti sudah tak ada rasa malunya sedikit pun, lalu dia melihat Alex dan Cindy yang juga tengah berpelukan mesra tanpa ragu-ragu.
"Apakah seperti ini pemandangan yang akan selalu aku lihat di tempat ini? Sepertinya aku harus membiasakan diri melihat ini semua, ternyata begini lah kehidupan di dunia malam, semua orang yang ada di dalamnya tidak malu-malu lagi melakukan hal itu di hadapan orang banyak." Gumam Yuna dalam hati.
Sementara Benzie yang melihat Yuna hanya melamun pun mulai kembali merasa kesal.
"Apa aku menggajimu hanya untuk melamun?" Tanya Benzie yang membuat Yuna terkejut.
"Maaf tuan, saya akan minum lagi." Ucap Yuna polos.
"Apa aku juga menggajimu hanya untuk menghabiskan minuman?" Tanya Benzie lagi yang membuat Yuna mulai bingung.
"Maaf tuan, ini malam pertama saya bekerja dan saya sama sekali belum pernah masuk ke tempat seperti ini, mohon tuan beri saya waktu untuk memperbaiki cara kerja saya tuan." Jawab Yuna lirih sambil terus menunduk.
"Apa kau benar-benar sepolos itu? Atau hanya sedang mencoba mengecohku lagi ha?" Tanya Benzie berbisik pada Yuna.
"Tidak sama sekali tuan, tidak." Tanpa sadar Yuna kembali meneteskan air matanya.
"Kau hanya perlu melihat ke sekeliling mu, lihat lah bagaimana cara teman-teman mu memperlakukan tamunya. Kau hanya perlu mencontohnya, sekarang lakukan lah! Ini kesempatan terakhirmu." Ucap Benzie dingin dengan memiringkan senyuman nya.
Yuna yang mendengar itu sontak membulatkan matanya, dia kembali melihat ke sekeliling nya, dia bahkan melihat Katy dan Mr. Wong yang baru saja beranjak menuju ke suatu ruangan yang terletak di sudut ruang VVIP itu.
"Itu ruangan apalagi? Kenapa ada banyak sekali ruangan di dalam ruangan ini" Tanya Yuna dalam hati.
"Bagaimana? Apa kau sudah tau bagaimana cara melayani tamu dengan baik dan benar?" Tanya Benzie lagi yang membuat Yuna sontak terkejut lagi.
Yuna memejamkan matanya, lalu mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan, tangannya yang sejak tadi meremas rok nya kini perlahan dia lepaskan, dia menatap Benzie yang tengah memegang gelas. Kemudian dia mengambil gelas itu dari tangan Benzie dan meletakkannya ke meja, Benzie hanya diam dan menatap Yuna datar, dengan tangan yang sedikit gemetar Yuna meraih pinggang Benzie dan memeluknya, ia menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Benzie.
Mendapat perlakuan seperti itu dari Yuna Benzie sama sekali tidak bereaksi, dia hanya diam tanpa penolakan. Detak jantung Benzie sangat jelas terdengar oleh Yuna, Yuna yang polos sedikit heran kenapa jantung Benzie berdetak sangat cepat.
Yuna mulai merasa perasaan aneh pada tubuhnya, dia merasa kepalanya seperti melayang-layang. Yuna kembali memandangi Benzie, tanpa Yuna sadari dia melempar senyuman manisnya kepada Benzie, Benzie yang melihat itu tidak membalas senyuman nya, dia hanya menatap Yuna dengan tatapan aneh.
Yuna merasa kepalanya makin melayang-layang, rasa gugupnya lenyap, bahkan dia berani menatap mata Benzie, tak lama Yuna pun menarik kerah Benzie, membuat hidung mereka jadi menyatu, lalu dengan lancang Yuna mencium bibir Benzie, Yuna mengecup bibir bawah dan atas Benzie, sementara Benzie masih tetap diam namun tanpa penolakan. Yuna yang merasa Benzie sama sekali tak membalas ciumannya, berniat ingin melepaskan bibirnya, kemudian dengan perlahan Yuna melepaskan bibirnya namun sontak saja tangan Benzie menahan tengkuk Yuna, membuat Yuna tak bisa melepaskan bibir tipisnya dari bibir Benzie. Nafas Yuna menjadi terengah-engah, dia pun merasa kepalanya semakin berat dan akhirnya Yuna pun tumbang dalam pelukan Benzie.
Benzie yang menyadari itu langsung melepaskan tautan bibir mereka.
"Hei bangun! Apa kau sudah mabuk secepat ini?" Tanya Benzie sambil mengguncang-guncang tubuh Yuna.
"Ku perintahkan kau untuk bangun!" Perintah Benzie lagi masih terus mengguncang tubuh Yuna.
Yuna sama sekali tidak merespon, Alex yang melihat itu langsung menghampiri Benzie. Sementara Katy yang baru kembali dari ruangan privasi itu tersenyum puas melihat Yuna sudah tak sadarkan diri.
"Kenapa dia Ben? Apa dia sudah tepar secepat ini ?" Tanya Alex.
"Aku tak tau, tiba-tiba saja seperti ini." Jawab Benzie masih mengguncang-guncang tubuh Yuna.
"Paling dia sudah teler kena alkohol yang belum seberapa. dasar gadis payah, sama sekali tidak pantas untuk bekerja disini." Tambah Katy yang kembali duduk di samping Benzie.
Benzie sama sekali tak menggubris Katy, dia merasa ada yang aneh dengan Yuna.
"Jika memang benar dia teler karena alkohol, pasti setidaknya dia masih bergerak-berak, ini sama sekali tidak." Gumam Benzie dalam hati.
"Panggil pelayan!" Perintah Benzie pada Alex.
Alex pun menekan tombol yang terletak di dinding, tak lama pelayan pun datang.
"Angkat dia, bawa ke mobil ku!" perintah Benzie pada pelayan.
Pelayan itu pun segera mengangkat Yuna yang sedang tergeletak di pangkuan Benzie.
"Kau mau bawa dia kemana? Tak perlu merepotkan dirimu, biar aku suruh pelayan untuk mengurusnya, dan aku akan memanggil Ladies yang lain untukmu." Ucap Alex.
"Tak usah, aku akan memeriksakannya ke dokter, sepertinya ada yang tidak beres." Ucap Benzie lagi sambil bangkit dari duduknya.
"Mr. Wong dan Mr. Tiong aku mohon maaf atas kejadian barusan, dan sepertinya aku harus pergi dulu, kalian silahkan kembali menikmati layanan di club' ku, Jika ada kekurangan kalian bisa langsung bicara pada Alex. Alex akan tetap disini sampai kalian selesai." Ucap Benzie pada kedua rekan bisnisnya dan langsung pergi menyusul pelayan yang sudah membawa Yuna keluar.
Sambil berjalan cepat Benzie menelpon supirnya untuk menunggunya di loby depan club' nya.
Mobil mewah Benzie pun tiba di depan Loby, Benzie langsung masuk ke mobilnya dan di susul oleh pelayan yang menggendong Yuna. Yuna masih tak bergerak, kini dia terbaring di pangkuan Benzie.
"Tujuan kita kemana tuan?" Tanya supir memastikan.
"Rumah" Jawab Benzie singkat.
Benzie memang sengaja tak mau membawa Yuna ke rumah sakit, dia tak mau jika ada yang melihat dia datang bersama seorang wanita, terlebih lagi wanita itu bekerja sebagai Ladies di club' malam miliknya. Itu akan merusak reputasinya sebagai pewaris tahta kerajaan bisnis Blue Light Group yang sangat terkenal.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Alya Yuni
Hadeh emangnya krja lain gk ada ko krja club
2023-01-08
0
Widya Tamrin Widya
lanjut author maki seru
2021-10-16
0
Masraini Siregar
ceritanya menarik juga y 😀
2021-06-25
2