Benzie masih sangat merasa penasaran dengan wajah familiar Yuna, dia merasa belum puas jika belum menemukan jawaban dimana dia pernah melihat Yuna. Namun dengan keadaan ruangan yang minim cahaya membuatnya sulit melihat wajah Yuna secara jelas.
Benzie pun menarik tangan Yuna dengan sedikit kasar menuju ke sebuah ruangan yang masih berada dalam ruangan VVIP itu. Ruang VVIP itu sangat lah besar hingga terdapat beberapa ruangan di dalamnya. Kini Benzie dan Yuna berada di sebuah ruangan yang lebih privasi, ruangan itu berukuran 3x3 Meter yang hanya terdapat satu sofa panjang berbahan beludru di dalamnya.
Benzie menghidupkan lampu ruangan dan mendudukkan Yuna ke sofa dengan kasar.
"Tu, tuan muda apa yang anda lakukan? Kenapa anda membawa saya kesini?" Tanya Yuna yang mulai meneteskan air matanya.
"Di ruangan ini aku bisa melihat wajahmu dengan jelas, karena aku ingin mengingat dimana aku pernah melihatmu." Jawab Benzie yang berdiri tegak memandang tajam ke arah Yuna.
"Tu, tuan maafkan saya, tolong jangan pecat saya lagi tuan, saya sangat butuh pekerjaan ini tuan." Ucap Yuna terus menangis karena sudah sangat ketakutan akan kembali di pecat oleh Benzie.
"Lagi? Apa maksudmu dengan kata lagi? Cepat jawab aku!" Tanya Benzie penasaran dan semakin meninggikan suaranya.
Hal itu pun membuat Yuna semakin takut dan tak kuasa untuk menjawabnya, dia bahkan semakin menangis saat Benzie bertanya padanya.
"Suruh pelayan antar tisu basah kemari. Cepat!" Perintah Benzie menelpon Alex yang berada di sebelah ruangannya.
Yuna yang tak mengerti untuk apa tisu basah tak terlalu menghiraukannya, dia terus menunduk sambil menangis.
Sedangkan Benzie yang menunggu sampai tisu datang hanya diam sambil terus menatap tajam wajah Yuna.
5 Menit kemudian..
Tok..Tok..Tok...
Suara ketukan pintu membuat Yuna terkejut, sementara Benzie langsung membuka pintunya.
"Untuk apa tisu ini Ben ?" Terlihat Alex yang sudah berada di depan pintu sembari memberikan satu bungkus tisu basah pada Benzie.
"Apa kau akan...?" Tanya Alex lagi dengan cengengesan dan langsung di jawab oleh Benzie.
"Jangan banyak tanya!" Jawab Benzie sembari langsung menutup pintunya kembali.
Benzie dengan sigap mengambil beberapa helai tisu itu, ia mendekat ke arah Yuna dan langsung mencengkram rahang Yuna hingga membuat kepala Yuna terdongak menghadapnya, kemudian ia pun langsung saja mengusapkan tisu itu pada wajah mulus Yuna yang sedang di poles oleh make up.
"Tuan apa yang anda lakukan? Tolong jangan seperti ini tuan muda." Ucap Yuna lirih sambil terus menggerak-gerakkan kepalanya dan mencoba melepaskan cengkraman tangan Benzie.
Benzie sama sekali tak menggubris, ia terus saja mengusap wajah Yuna hingga make up pada wajahnya terhapus semua, dan kini akhirnya wajah Yuna sudah kembali natural tanpa make up sedikit pun, namun tetap tak membuat kecantikannya hilang.
Benzie melepas cengkraman tangannya dan membuang kasar tisu yang sudah kotor ke lantai. Ia kembali berdiri tegak sembari memandangi wajah Yuna beberapa saat.
"Kau" Ucap Benzie sembari membulatkan matanya.
"Kau pelayan yang menumpahkan sup ke lengan jas ku?" Tanya Benzie lagi dengan nada meninggi
.
Yuna yang mendengar itu kembali menangis sejadi-jadinya sambil menunduk, ia langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Pantas saja, jadi ini alasanmu selalu menunduk sejak awal masuk kesini? Apa kau mencoba mengecohkan ku?" Benzie semakin menaikan nada suaranya.
"Maaf tuan, saya benar-benar menyesal. Tolong jangan pecat saya, saya akan melakukan apapun tuan demi menebus dosa saya pada tuan." Ucap Yuna lirih sambil terus menangis.
"Hahaha seyakin itu kah kau mau melakukan apapun untukku?" Tanya Benzie sembari memunculkan senyuman iblis nya.
"Saya sangat butuh pekerjaan ini tuan, katakan apa yang harus saya lakukan agar bisa terus bekerja disini?"
"Apa kau mencoba bernegosiasi padaku? Emmm, baiklah akan aku pikirkan nanti apa yang harus kau lakukan."
"Sekarang kau kembali ke tempat duduk mu, dan bekerja lah dengan profesional, aku disini menjadi tamu mu sekaligus bos mu yang akan menilai bagaimana cara kerjamu."
"Ba, baik tuan muda." Jawab Yuna yang langsung keluar dari ruangan itu.
Yuna pun kembali bergabung bersama yang lain dengan wajah polos tanpa polesan makeup sedikit pun, bahkan bibirnya kini tampak pucat tanpa polesan lipstick. Dan tak lama di susul oleh Benzie yang juga dengan santainya kembali bergabung pada rekan-rekannya.
Alex yang melihat itu kemudian kembali bertanya pada sahabat sekaligus bosnya itu.
"Kalian menggunakan gaya apa? hingga membuat semua make up gadis itu luntur? Apa kau menyapu seluruh wajahnya Ben? hahaha." Celetuk Alex berbisik pada Benzie yang tengah meneguk minumannya.
Benzie yang mendengar itu tidak menjawab sama sekali, dia hanya memiringkan senyumannya sembari kembali menyandarkan tubuhnya ke sofa.
Katy yang juga melihat itu sangat merasa kesal, Katy sangat tak terima karena bukan dia yang terpilih untuk menemani Benzie Lim pengusaha muda yang tampan bahkan kaya raya itu.
Karena sejak Katy melihat Benzie Lim secara langsung, Katy merasa seperti sudah terhipnotis dengan ketampanan Benzie yang nyaris sempurna, bentuk badannya yang proporsional, dan sikapnya yang sangat cool benar-benar sangat membuat seorang Katy penasaran.
Katy selama ini tak pernah memakai hati saat menemani tamu mana pun, namun saat melihat Benzie dia benar-benar seperti sudah terobsesi pada Benzie.
Katy terus memikirkan bagaimana cara untuk mengerjai Yuna hingga membuat dia sedikit mengabaikan Mr. Wong yang sejak tadi terus menciumi nya dengan penuh nafsu.
Tak lama Yuna pun pamit pada Benzie untuk pergi ke toilet, Katy yang melihat itu sontak saja menemukan ide bagaimana mengerjai Yuna. Tak menunggu lama Katy pun mengambil sesuatu dari tasnya kemudian dia pamit pada Mr. Wong untuk ke toilet, namun saat dia melewati gelas Yuna, dia langsung memasuk kan obat itu ke gelas Yuna dengan cepat tanpa sepengetahuan yang lain, tambah lagi ruangan yang gelap semakin memudahkan Katy untuk menjalankan aksinya.
Katy pun menyusul Yuna ke toilet, namun seketika Katy membulatkan matanya saat melihat Yuna yang baru saja mau memulai mengolesi lipstick ke bibirnya yang sudah tampak pucat tanpa polesan lipstick, make up Yuna juga terhapus, dan wajahnya terlihat sembab. Hal itu membuat Katy berfikir kalau Yuna dan Benzie sudah melakukan hubungan intim saat mereka pergi ke ruangan yang lain tadi.
"Aku kira kamu wanita yang masih polos, ternyata kamu sama jalangnya dengan wanita malam yang lain." Ucap Katy dengan tatapan sinis.
"Maksudmu apa Katy? Aku tidak mengerti." Tanya Yuna polos yang memang tak mengerti dengan maksud ucapan Katy.
"Bagaimana rasanya hari pertama kerja sudah melayani nafsu owner tempat ini? Apakah nikmat?" Tanya Katy sambil melipat tangannya dengan angkuh.
"A, aku tidak" Yuna mencoba menjawab tapi langsung terhenti saat ada suara ketukan dari luar.
Tok..Tok..
Yuna langsung membuka pintu dan mendapati Alex yang sudah berdiri di depan pintu toilet.
"Hei Apa saja yang kau lakukan di dalam? Beraninya kau meninggalkan Benzie selama ini." Ucap Alex kesal karena Yuna terlalu lama di toilet.
Yuna pun langsung menunduk minta maaf dan langsung bergegas kembali duduk di samping Benzie yang tengah asik mengobrol dengan Mr. Wong.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Wahyu Junior
ha .... ceritanya buat aq baper
2021-12-01
0
Widya Tamrin Widya
semangat thor
2021-10-16
0
Masraini Siregar
dasar tu si Katy jahat
2021-06-25
1