"Kau benar-benar sangat cantik Yuna." Ucap Nensy saat baru saja selesai dengan sentuhan terakhirnya terhadap wajah Yuna.
Nensy sejak tadi memang tengah di sibukan dengan pekerjaan barunya yaitu membantu untuk mendandani Yuna. Bagi Nensy, itu sama sekali tak sulit dan tak membuang banyak waktu karena wajah Yuna yang pada dasarnya sudah sangat cantik, jadi tak membutuhkan banyak polesan untuk semakin membuatnya terlihat menarik.
"Aku sangat yakin dengan kecantikan mu ini, dapat mengundang banyak tamu kelas kakap datang, bahkan ku yakin mereka akan rela mengeluarkan banyak uang agar bisa di temani olehmu." Ucap Nensy yang terlihat sangat puas dengan hasil polesannya pada wajah Yuna.
"Apa mami yakin saya bisa mendapatkan banyak uang dengan cepat disana?" Tanya Yuna yang terlihat masih gugup.
"Aku sangat yakin, nanti aku yang akan mempromosikanmu pada tamu-tamu yang datang. Aku akan mencarikan tamu kelas kakap untukmu."
"Iya mami, aku begini karena sejujurnya aku memang butuh uang dalam waktu cepat."
"Ya aku tau. Kau tenang saja, yang penting kau jangan sampai membuat tamuku kecewa dan membuatku malu."
"Iya mami, saya janji akan berusaha sebaik mungkin."
"Baiklah, malam semakin larut, waktunya para ladies bekerja." Ucap Nensy yang kemudian langsung beranjak.
Akhirnya Yuna dan Nensy pun berangkat menuju Blue Light Club.
1 jam kemudian di *r**uang make up para ladies* ...
"Hei para ladies ku yang cantik, perkenalkan teman baru kalian, namanya Yuna, malam ini malam pertamanya bekerja disini, jadi kuharap kalian bisa menerimanya dengan baik." Ucap Nensy saat baru memasuki ruang make up.
"Hai semuanya, senang bertemu dengan kalian, semoga kita bisa menjadi teman kerja yang baik." Ucap Yuna sedikit gugup namun tetap menampilkan senyuman yang menawan.
"Hai Yuna, semoga kau betah bekerja disini." Ucap Cindy dengan ramah.
"Baiklah Yuna, kau duduk lah dulu disini! Aku mau keluar dulu untuk mengamati para tamu yang baru datang." Nensy pun langsung pergi keluar dari ruang make up.
Tak perlu menunggu waktu lama, Nensy pun kembali datang dengan wajah berbinar.
"Hei Ladies ayo cepat berkumpul." Ucap Nensy saat baru memasuki ruang make up yang sudah dipenuhi oleh 25 wanita cantik dan seksi.
"Ayo ikut aku, sudah ada tamu besar yang menunggu kalian di ruang karaoke VVIP" Kata Nensy lagi sambil mengarahkan para ladies nya untuk keluar dari ruang makeup tersebut.
"Apakah tamunya kelas kakap mami?" Tanya salah seorang ladies yang bernama Katy Shen.
Katy Shen bisa di katakan ladies senior yang sudah dua tahun lamanya ikut dengan mami Nensy bekerja di Blue Light Club, dia selalu menjadi rebutan para tamu karena sejauh ini dia yang tercantik dan terseksi dari semua ladies yang di miliki Nensy. Dia juga selalu terpilih setiap ikut kontes, kontes yang dimaksud disini adalah, ketika tamu ingin semua ladies yang ada di hadirkan ke hadapan mereka, sehingga mereka bisa melihat langsung dan memilih sendiri mana yang mereka sukai.
Namun saat kemunculan Yuna untuk pertama kali di hadapan para Ladies, justru sedikit mengganggu ketenangan Katy, Katy merasa Yuna bisa berpotensi menggeser kedudukannya sebagai The Queen Of Ladies karena wajah Yuna yang sangat cantik.
Katy Shen
"Ini bukan kelas kakap lagi, tapi kelas paus hahaha. Perlu kalian tau, kalian akan kontes di hadapan Benzie Lim dan rekan bisnisnya yang baru datang dari Hongkong." Jelas Nensy yang sangat bersemangat sambil terus memandu para ladies itu menuju ruangan VVIP.
"Ha, Benzie Lim? Owner club ini? Yang sangat tampan dan cool itu kan mami?" Tanya Katy lagi yang sontak menjadi ikut bersemangat.
"Ya benar, ini moment yang sangat langka, aku bahkan belum pernah berhasil merayu Benzie agar dia mau di temani oleh salah satu ladies ku, Terakhir dia datang berkunjung ketempat ini dua tahun yang lalu dan tak memilih ladies manapun untuk menemaninya." Jelas Nensy yang masih berjalan di depan para ladies nya.
"Mungkin karena dia belum bertemu denganku mami hahaha" Celetuk Katy yang sangat percaya diri.
Karena memang bisa di akui, selama Katy bekerja di Blue Light Club, tidak pernah sekali pun dia tak terpilih, bahkan dia selalu mendapatkan tamu mana saja yang dia sukai.
"Tapi hanya akan ada empat orang ladies saja yang akan terpilih di ruangan itu, jadi periksa lah kembali penampilan kalian sebelum masuk keruangan itu."
Para Ladies yang mendengar itu sontak saja langsung merapikan tampilan mereka dan sibuk memoles kembali wajah mereka agar bisa terpilih dan bisa duduk di sisi Benzie Lim.
"Aku sangat yakin, aku lah yang akan dipilih sendiri oleh Benzie Lim untuk duduk di sampingnya, dan menemaninya menghabiskan malam. Siapa yang sanggup menolak ku?" Cetus Katy yang sangat percaya diri sembari memoles kembali wajahnya.
Sementara Yuna hanya sibuk dengan pikirannya sendiri, bukan tentang Benzie, tapi tentang betapa takut dan gugupnya dia malam ini, karena ini pertama kalinya dia bekerja di club' malam dengan berpakaian terbuka. Tapi masih sangat kalah terbukanya dibanding Ladies yang lainnya. Belum lagi Yuna juga masih kepikiran dengan ibu dan adiknya yang belum ada kabar kelanjutannya.
"Ok Ladies, ini dia ruangannya." Kata Nensy yang kemudian berhenti di depan salah satu ruangan yang bertuliskan VVIP Room itu.
"Ayo cek lagi penampilan kalian, cepat!" Kata Nensy sebelum akhirnya dia membuka pintu itu.
"Halo selamat malam Tuan Muda Benzie." Sapa Nensy dengan sangat ramah saat memasuki ruangan itu dan di ikuti oleh ke 25 ladies nya.
Ruangan itu memang di buat sangat besar, bahkan di dalam ruangan itu terdapat beberapa sekat lagi ke beberapa ruangan.
"Ini adalah Ladies terbaik yang saya punya yang siap menemani para tuan-tuan malam ini. Pilih lah yang kalian suka tuan." Ucap Nensy kepada ke 4 lelaki itu.
Semua Ladies mulai berbaris menghadap ke arah empat lelaki berkelas itu, mereka semua berharap bisa menjadi salah satu orang beruntung yang bisa dipilih oleh Benzie Lim.
Sementara Yuna berada di barisan paling ujung, yang paling dekat dengan pintu. Yuna yang melirik ke arah para tamu itu sontak saja terperanjat saat melihat Benzie dan Alex yang sudah terduduk santai di sofa. Yuna terkejut karena dia baru sadar orang yang di ceritakan Nensy sejak tadi ialah Benzie Lim yang juga owner restoran mewah tempat nya bekerja sebelumnya. Yuna terlalu sibuk memikirkan masalahnya hingga tak menyimak apa yang Nensy bicarakan sejak tadi. Yuna pun langsung teringat pada kejadian siang tadi, dimana dia menangis berlutut saat dimarahi oleh Alex karena menumpahkan sup ke lengan Benzie.
"Oh celaka, jadi dia juga pemilik club' ini? Ah tidak, dia akan kembali memecatku jika tau aku adalah orang yang sama dengan yang tadi siang menumpahkan sup ke jas nya." Celetuk Yuna yang mendadak menjadi panik dan terus menundukkan kepalanya.
Mr. Wong salah satu rekan bisnis Benzie dari Hongkong berbisik pada Benzie sambil melirik ke salah satu Ladies. Hal itu pun membuat Benzie jadi tersenyum tipis sembari mengangguk.
"Kau." Benzie tiba-tiba menunjuk ke arah Katy.
"Saya?" Tanya Katy memastikan lagi.
"Iya kau, kemari!" Kata Benzie datar.
Katy yang sedari awal memang sudah mengincar Benzie tampak langsung sumringah saat Benzie menunjuknya. Tak perlu menunggu lama, Katy langsung saja melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Benzie duduk, kemudian ia pun mendudukkan dirinya begitu saja di samping Benzie dengan ekspresi wajah yang penuh kebanggaan.
"Jangan duduk disini, duduk lah di sana!" Kata Benzie kemudian sembari menunjuk ke arah Mr. Wong.
Karena memang Mr. Wong sudah berbisik pada Benzie jika dia ingin memilih Katy.
Katy yang sudah terlanjur duduk di samping Benzie sontak membulatkan matanya saat Benzie menyuruhnya pindah, sulit ia percaya saat Benzie tak meliriknya sedikit pun saat itu.
"Apa tuan muda tak ingin jika aku saja yang menemani?" Tanya Katy dengan nada menggoda sembari kedua tangannya ia lingkarkan pada lengan kekar Benzie, dia kelihatan masih berusaha agar bisa menemani Benzie.
"Aku tak suka mengulang ucapan ku." Jawab Benzie datar dan bahkan sama sekali tak melihat wajah Katy.
"Cepat turuti perintahnya, jangan semakin mengulur waktu kami." Ucap Alex yang mulai kesal melihat kelakuan Katy yang menurutnya tidak sopan.
Katy yang mendengar itu, akhirnya langsung bangkit dari duduknya sambil membuang nafas kasar, dan kemudian dengan terpaksa ia pun duduk disamping Mr. Wong dengan bibirnya yang mengerucut.
Melihat kejadian bersejarah itu membuat para ladies lain berbisik-bisik, karena baru kali ini mereka melihat Katy di tolak mentah-mentah oleh lelaki. Namun Yuna yang masih di penuhi dengan rasa takutnya sama sekali tak menghiraukan kejadian itu, dia terus saja tunduk berharap Benzie dan Alex tak melihatnya.
Karena dalam pikiran Yuna, jika Benzie atau Alex mengenalinya, dia akan langsung dipecat bahkan sebelum dia memulai pekerjaan nya.
Tentu itu adalah hal yang paling ditakuti Yuna, karena dia benar-benar butuh uang dengan cepat.
Lalu, apakah Yuna akan terus menerus bernasib buruk setelah ini ?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
masih nyimak
2023-09-17
0
Aprilia Amanda
pdhl yg dipilih yuna🤭
2022-03-05
0
Ima Ashahri
ceritanya menarik jadi penasaran
2021-11-26
0