Yuna berjalan dengan tatapan kosong, tetesan bening yang sejak tadi membasahi pipinya hingga sekarang masih saja terus mengalir, entah berapa jauh dia sudah berjalan dengan keadaan seperti itu. Tak berapa lama Yuna pun merasakan pandangan nya perlahan mulai buram, perutnya terasa sangat sakit, dan kepalanya mendadak pusing. Yuna teringat ternyata dia belum makan sejak pagi. Akhirnya Yuna pun pingsan di pinggir jalan.
2 Jam kemudian di sebuah apartment :
"Akhirnya kau sadar juga." Ucap Nensy yang tengah mewarnai kuku tangannya.
Nensy adalah seorang wanita paruh baya yang berusia 40 tahun namun masih terlihat cantik dan seksi, dia bekerja di club' malam milik Benzie sebagai koordinator para ladies atau yang biasa disebut (mami) di club' malam tersebut.
"Ma, maaf anda siapa? Dan ini saya ada dimana?" Tanya Yuna saat baru tersadar sembari mencoba bangkit dari tidurnya.
"Aku Nensyana, tapi biasa di panggil mami Nensy oleh para Ladies ku, dan sekarang kau ada di apartment ku, tadi salah satu ladies ku menemukanmu pingsan di pinggir jalan"
"Ladies? Apa yang anda maksud dengan ladies?" Tanya Yuna polos.
"Ya istilah Ladies yang ku maksud adalah sebutan bagi para wanita yang ikut denganku, mereka bekerja menemani tamu di club' malam." Jawab Nensy yang masih berkutat dengan kukunya.
Yuna hanya mengangguk tanda mengerti dan tanpa berkata apapun.
"Nyonya, sebelumnya terima kasih sudah membantu saya, saya sangat bersyukur, tapi jujur saja saya tak punya apapun untuk di berikan padamu sebagai tanda terima kasih." Ucap Yuna lirih yang kemudian menunduk.
"Kau memiliki paras yang cantik, kenapa tidak kau manfaatkan untuk membuat hidupmu jadi lebih baik?" Tanya Nensy sambil meletak kan kutex nya di atas meja.
"Bahkan jika kau beruntung, kau bisa memiliki segalanya yang kau mau." Timpa Nensy lagi sambil sedikit mendekatkan wajahnya ke arah Yuna.
"Maaf nyonya, tapi saya tidak pernah berfikir sedikit pun untuk bekerja di club' malam."
"Ya tidak masalah, keputusan ada di tanganmu, aku hanya berniat membantumu." Ucap Nensy sambil melipat tangannya.
Tririringgg..Tririringggg..
Ponsel Yuna berbunyi.
"Halo kakak hiks, hiks" Terdengar suara Tere adik perempuan Yuna sedang menangis.
"Halo Tere kamu kenapa? Apa yang terjadi?" Tanya Yuna yang mulai panik.
"Kak, ibu kak, ibu hiks, hiks."
"Ibu kenapa Tere? Cepat katakan ibu kenapa?" Yuna terlihat semakin panik.
"Penyakit jantung ibu kambuh lagi kak hiks, hiks."
"Apa??" Yuna sontak terperanjat dari duduknya.
"Iya kak, sekarang ibu ada di rumah sakit yang berada di dekat rumah, tapi dokter bilang ibu harus segera di rujuk ke rumah sakit besar yang ada di kota, karena peralatan disini tidak lengkap untuk menangani ibu kak." Jelas Tere yang terus menangis.
"Tolong segera lah suruh dokter itu untuk merujuk ibu ke rumah sakit."
"Ta, tapi kak"
"Tapi apa Tere? Ayo segera lah bawa ibu dan jangan tunda lagi"
"Tapi biayanya pasti akan mahal kak, uang yang kakak kirimkan kemarin paling hanya cukup untuk membiayai rumah sakit yang disini saja kak hiks, hiks."
"Masalah biaya biar kakak yang pikirkan, kau hanya perlu mengurus agar ibu bisa segera di rujuk ke rumah sakit yang ada di kota. mengerti?"
"Iya mengerti kak."
Yuna pun kembali terduduk lemas dan menangis, kali ini Yuna benar-benar semakin merasa frustasi. Bagaimana tidak, baru saja dia di pecat dari kerjaannya, sekarang sudah harus mendengar kabar jika ibunya masuk rumah sakit.
"Sepertinya kau perlu memikirkan kembali tawaran ku, mungkin saja setelah menerima telpon barusan membuatmu berubah pikiran." Ucap Nensy santai sembari menghidupkan api rokoknya.
"Ta, tapi saya masih perawan nyonya, bagaimana mungkin bisa bekerja disana" Jawab Yuna dengan keadaan masih menangis.
"Kau yakin masih perawan?" Tanya Nensy yang sepertinya sedikit ragu.
Karena menurutnya, di jaman sekarang wanita yang masih perawan sebelum menikah itu sudah sangat langka.
Yuna pun hanya mengangguk sambil menundukkan kepalanya.
"Kalo hanya karena itu, tentu tidak jadi masalah" Jawab Nensy sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara.
"Maksud anda nyonya?" Yuna pun mulai mengusap air matanya.
"Ya, karena pekerjaan utamamu hanyalah menemani tamu minum atau pun karaoke, intinya kau harus membuat tamu itu betah dan memesan banyak botol minuman di club' itu." Jelas Nensy dengan santai.
"Jadi tidak menemani ML?"
"Hahaha kalau itu hitungannya BO sayang alias Booking Out. Kau akan mendapat fee tambahan dari perusahaan dan dari tamu itu sendiri jika tamu tersebut mengajakmu BO. Tapi kau punya hak untuk menolak jika tidak berminat. Anggap saja itu seperti pekerjaan sampingan." Jelas Nensy secara detail.
Yuna pun masih diam sembari terus menyimak penjelasan dari Nensy.
"Bagaimana? Apa kau tertarik?" Tanya Nensy lagi sambil kembali menghembuskan asap rokoknya.
"Lantas apa saja syarat-syarat yang harus saya bawa selain surat lamaran kerja nyonya?" Tanya Yuna yang begitu polos.
"Hahaha kalau bekerja sebagai penghibur di dunia malam, tidak di butuhkan syarat yang seperti itu, tapi hanya butuh Tiga hal mutlak yang kau harus bisa."
"Apa itu nyonya ?" Yuna pun mengernyitkan dahinya.
"Pertama kau harus tampil cantik, kedua kau harus seksi, dan ketiga harus bisa minum alkohol. Hanya itu saja." Jelas Nansy dengan begitu santai.
"Tapi saya tidak pernah minum alkohol sebelumnya nyonya." Yuna kembali menunduk.
"Masalah itu bisa kau atasi sendiri saat sudah bekerja"
"Dan ingat, yang harus kau lakukan adalah membuat tamu itu senang, semakin tamu itu senang padamu, semakin banyak tips yang akan kau dapat"
"Belum lagi jika tamu yang kau layani adalah tamu kelas kakap, kau bisa saja jadi kaya dalam semalam hahahaha."
Jelas Nansy panjang lebar dan kemudian tertawa.
Yuna sedari tadi terus berfikir dan masih merasa sedikit ragu, namun lagi-lagi wajah ibu dan adiknya terus terlintas di benaknya. Sampai pada akhirnya, Yuna pun memberanikan diri untuk menerima tawaran Nansy.
"Baiklah nyonya saya mau, lalu berapa gaji pokok yang akan saya terima jika bekerja disana?" Tanya Yuna penasaran.
"Jika dalam sebulan kau full menemani satu tamu setiap malam selama jam kerja, tanpa ada sehari pun yang bolong maka gaji mu 15 juta, namun jika bisa menemani tamu 2x dalam satu malam dalam sebulan, maka kau dapat 30 juta. Itu di luar tips dari tamu dan di luar dari hitungan BO."
"Ok nyonya saya sudah mengerti. Kapan saya bisa mulai?"
"Bukankah lebih cepat lebih baik? Malam ini kau sudah bisa bekerja, berdandan dan berpakaian lah yang cantik dan seksi. Ku yakin orang secantikmu tak perlu waktu lama untuk membuat para tamu disana melirikmu."
"Maaf nyonya sepertinya ada satu masalah lagi." Ucap Yuna.
"Katakan lah"
"Saya tidak punya pakaian yang seksi dan tak punya bakat berdandan nyonya." Jelas Yuna sembari masih menunduk.
"Tak usah pikirkan, aku yang akan meriasmu dan meminjamkan bajuku padamu. Kau hanya perlu datang membawa badanmu kemari nanti pukul 21.00 malam."
"Baik nyonya, saya pasti akan datang. Terima kasih nyonya, terima kasih banyak sudah membantuku."
"Mulai sekarang panggil aku mami, mami Nensy."
"Ok, baiklah mami"
"Sekarang pulang lah, persiapkan diri dan tenagamu untuk nanti malam."
"Baik mami, saya pulang dulu. terima kasih mami."
Yuna yang sudah menemukan Pekerjaan baru akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Walaupun pekerjaan yang akan dia jalani sama sekali bukan yang dia mau sebenarnya, tapi demi ibu dan adiknya, dia rela melakukannya, asalkan bisa menghasilkan uang dengan cepat.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Alya Yuni
Mkanya krja jngn melmun akhirnya kesalahn
2023-01-08
1
Ima Yusnia
enak klo kata kata kau d ganti kamu,
pis thor 🙏🙏
2022-09-12
0
humaira
lanjut thor..
2022-02-16
0