Bab 5 Kehadiran Lelaki Bayaran

Bimo panggil saja begitu, kehadirannya adalah hal buruk yang tak pernah ia duga. Rania juga tak sengaja kenal dengannya. Saat itu ia memiliki hp baru, yang saat itu hp sudah terkoneksi dengan hp android. Sebelumnya hp Rania hp biasa yang hanya bisa via SMS ataupun telpon yang belum ada fitur BBM. Mei 2016, Rania dibelikan hp baru oleh ayahnya. Rania sangat senang karena ia memang sangat butuh hp tersebut untuk komunikasi dengan teman-teman kampusnya maupun grup kelas B.

Kendati hp Rania baru otomatis Rania butuh untuk ada yang BC kan pin BBM nya tersebut. Rania pun meminta tolong pada adiknya dan juga pada Mika untuk bc kan pin BBM nya itu agar memiliki teman baru sekaligus teman-teman kampusnya yang memiliki aplikasi tersebut. Intinya agar gampang lah berkomunikasi dengan teman-temannya kala itu. Berawal dari bc pin BBM banyak kontak baru masuk termasuk si Bimo ini yang sedari awal tidak ia kenali.

Saat itu pula si Bimo chat Rania dan mengajak berkenalan. Rania pun membalas chat si Bimo tersebut.

" Hay salam kenal ya ( sahut si Bimo)".

" Iya salam kenal juga ( jawab Rania )".

" Kamu anak kelas b ya ( tanya si Bimo )".

" Iya koq tau kamu juga mahasiswa PGSD Tah ( tanya Rania dengan rasa penasaran)".

" Iya aku juga mahasiswa PGSD kelas A ( sahut Bimo)".

" Ohhh gitu ( jawab Rania )".

Itulah awal perkenalan Rania dengan si Bimo. Seminggu telah berlalu si Bimo tiba-tiba chat Rania.

" Gawaaaattttt ( sahutnya pada Rania )".

Entah apa maksud dari ucapan si Bimo ini, Rania tidak pernah berbuat hal yang berbau kesombongan atau hal yang berbau negatif. Rania pun membalas chat si Bimo itu dengan rasa kebingungan.

" Gawat apanya Bro ( ujar Rania pada si Bimo )".

" Iya nggak pernah chat ( jawabnya dengan santainya )".

Dalam hati Rania pun berkecamuk, dan pula di hari Rania masih tersimpan sosok si Iyan. Jadi bagi dia nggak mungkin kan Rania chat laki-laki lain duluan kalau tidak penting atau menyangkut tentang kampus. Apalagi ini Rania baru kenal dengan si Bimo yang belum pernah ia temui sebelumnya walaupun sedang berada di kampus. Kehadirannya sungguh misteri bagi Rania. Dan sempat berfikir ini orang pura-pura mengaku dirinya sebagai mahasiswa PGSD di kampusnya atau sebaliknya.

Dan semenjak itu si Bimo sering chat Rania hingga keduanya akrab satu sama lain. Namun hanya via chat saja mereka terlihat dekat. Dalam realitanya walaupun sering berpapasan ataupun ketemu di kampus ataupun di kelas Rania bertingkah seolah-olah mereka tidak saling mengenal. Walaupun si Bimo tiba-tiba muncul di sekitar Rania dan memperhatikannya. Puncaknya saat ke kondangan teman kampus yang nikah sebenarnya beda kelas cuma Rania kenal karena si Rika ini teman SD Rania. Jadi si Bimo dan Rika ini satu kelas dan Rania ikut di undang karena memang kenal dengan Rika dari zaman piyek. Rania hadir dengan mamanya di nikahan Rika. Ternyata ibu Rika dan Rania masih ada unsur famili. Dan juga ibu Rika dan Rania hubungannya dekat dan sudah seperti famili inti.

Tiba-tiba datanglah si Bimo ini dengan Dilla mereka bertemu di depan atau pintu masuk para tamu. Rania dan mamanya duduk bersama dan diikuti dengan Bimo yang juga duduk di dekat Rania jadi mereka duduk bertiga. Dan hal aneh pun terjadi si Rika tak henti-hentinya melihat Rania dan juga Bimo yang sedang duduk bersampingan itu. Justru yang jadi pusat perhatian bukan sosok mantennya melainkan semua mata memandang melihat Rania dan si Bimo duduk bersama. Mereka tampak seperti bertanya-tanya ada hubungan apa Rania dan si Bimo ini. Seraya kompak pada menatap Rania dengan tatapan yang tajam dan penasaran. Ya gimana jika kalian jadi pusat perhatian apa yang harus dilakukan. Kala itu Rania terdiam dan memandang Rika seolah-olah tidak terjadi apa-apa padanya.

Bukan hanya duduk bersama si Bimo pun juga mengajak Rania untuk kedepan foto bersama Rika yang sedang jadi pengantin itu. Saat Rania mau berdiri dari tempat duduknya tiba-tiba tangan Rania di genggam oleh sang mama yang tidak memperbolehkan Rania untuk kesana bersama di Bimo. Si Bimo pun sudah tiba di depan dan terlihat dia berfoto bersama teman-teman sekelasnya itu. Awalnya Rania juga bertanya-tanya di dalam hatinya mengapa sang mama tak mengizinkan dirinya untuk ikut foto bersama di depan bersama si Bimo. Mungkin dari situ sudah tanda-tanda yang tidak baik." Feeling seorang ibu tidak akan pernah salah " dan Rania setuju dengan pepatah tersebut. Apalagi setelah kejadian itu Rania semakin membenarkan adanya pepatah tersebut. Rania pun duduk terdiam dan melihat ke arah Bimo, Rika dan teman-teman sekelas Bimo yang sedang ikut berfoto. Ada Anaz, Abi, Ical, dan juga ada sosok Dilla yang ia temui di depan tadi.

Siapakah sosok Dilla ini mengapa mama Rania sangat protektif pada keselamatan Rania. Akan dijelaskan satu persatu disini. Yang pertama Dilla ini jahat bahkan ia juga sudah memfitnah Rania pada neneknya bahwa katanya si Rania ini modelannya bak seperti ratu yang minta diantar jemput olehnya. Padahal faktanya justru sebaliknya Rania yang ditinggal oleh Dilla kala itu. Awalnya mereka janjian di depan Koramil lama untuk bertemu dan bareng ke kampus di jam setengah 7. Namun Rania sebelum itu sudah lebih awal datang bahkan sampai 1 jam lebih Rania menunggu sosok Dilla ini. Rania pun menelfon Dilla berkali-kali tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya Rania pun menggunakan angkot untuk nuntutin bis kampus yang biasanya menunggu mahasiswa di terminal Bangkalan. Dan akhirnya Rania berangkat dengan tergesa-gesa jantung nya pun berdebar-debar tiada henti. Ia takut terlambat ke kampusnya tersebut. Dan benar saja sesampai di kampus ia terlambat dan mendapati teman-teman sekelasnya sudah masuk ke kelas begitupun sosok Dilla yang sudah berada di kampus. Ia dengan sengaja meninggalkan Rania dan menunggunya agar Rania terlambat ke kampus. Dari sini paham kan bahwa si Dilla ini berniat jahat itu dan dengki pada Rania. Padahal Rania dan keluarganya begitu baik padanya maupun keluarganya. Bahkan dulu saat Rania masih SMP kakak si Dilla ini terlibat konflik dengan teman sekolahnya dan ayah si Dilla meminta bantuan pada ayahnya Rania untuk mendamaikannya. Kebetulan ayah Rania seorang TNI yang bisa mendamaikan konflik tersebut di pikiran mereka. Dan nggak bakal teman kakak Dilla ini berkonflik kembali. Intinya mereka sering meminta pertolongan pada ayah Rania perihal hal pribadi. Jika di telusuri dari cerita sang mama Rania saat ayahnya Rania pergi ke rumah yang berseteru dengan kakak Dilla disana sudah banyak senjata tajam seperti clurit yang tengah disiapkan untuk menyambut ayah Rania dan juga ayah si Dilla itu. Ayah Rania nyawanya terancam hanya demi orang-orang seperti mereka yang jahat. Jika sampai semisal ayah Rania di tikam Rania mungkin sejak saat itu tidak memiliki ayah dan tidak akan bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi seperti saat ini.

Memang kakak si Dilla ini terkenal nakal dan angkuh. Sama seperti Dilla dia juga memiliki sifat buruk sama seperti kakaknya itu cuma bedanya dia iri hati dan dengki pada kepintaran yang Rania miliki.

Si Rania ini memang aktif di kelas, aktif menjawab pertanyaan dosen, maka dari itu Rania selalu dipercaya oleh dosen menjadi ketua kelompok saat ada tugas presentasi. Dan juga saat presentasi Rania selalu unggul bisa menangani pertanyaan dari kelompok lain. Dan karena kepintaran Rania itu pula teman Rania pun banyak dari cewe hingga cowok dan cowok yang keren sekalipun termasuk Aldo yang menjadi rebutan para cewe - cewe tak ketinggalan juga berteman dengan Rania bahkan ya akrab. Melihat hal itu timbullah rasa iri hati dan dengki dari si Dilla ini. Sehingga ia membuat rencana seperti itu. Dan lebih parahnya lagi ia juga merekrut Bimo sebagai lelaki bayaran dan masuk ke dalam kehidupan Rania dan menjelekkan reputasi Rania di kampus dengan memfitnahnya sebagai playgirl dan seolah-olah dia sebagai korban bahwa dirinya telah Rania selingkuhi dengan lelaki lain. Dan tak habis pikir sejak kapan Rania dan Bimo menjalin hubungan pacaran. Sedangkan di dalam hati Rania kala itu hanya ada Iyan yang mengisi walaupun hanya sekedar fans atau sebatas menyukai bukan ingin memiliki. Maka dari itu si Dilla selalu gencar pada si Bimo untuk terus dekati Rania bahkan kalau bisa seluruh kampus itu tau bahwa si Bimo tengah dekat dengan Rania.

" Gue bakal bayarin uang semester dan juga kegiatan KMD asal lu turuti rencana gue untuk menjatuhkan Rania ( ucap Dilla pada si Bimo )".

" Ok deal itu sih gampang ( jawab di Bimo )".

Kira - kira begitulah ilustrasi percakapan si Dilla maupun si Bimo ini. Dan benar saja si Bimo terus-menerus mendekati Rania di berbagai momen dan puncaknya saat kegiatan KMD di Tretes. Ia memperlihatkan kepada seluruh mahasiswa PGSD baik kelas A maupun kelas B bahwa ia memang sedekat itu dengan Rania. Tak khayal banyak kesalahan praduga yang membuat Rania tersudutkan oleh hal itu.

Misal saat Rania, Reni dan Lila sedang menunggu antrian di toilet tiba-tiba si Bimo berteriak dari arah taman memanggil-manggil nama Rania sembari menawarkan roti yang ia punya. Itupun hasil dari minta ke teman kelasnya. Hadehhh nggak bondo deh.

" Ran ran Rania ini roti ( ucap si Bimo sembari meneriakkan suaranya hingga semua mahasiswa yang berada di dalam ruangan ataupun di luar mendengarnya )". Biasalah caper tapi niatnya buruk.

" Nggak ( jawab Rania sambil meneriakkan suaranya juga dan menolak pemberian si Bimo)". Tiba- tiba di Reni sahabat Rania luluh hatinya dan membujuk Rania untuk menerima saja roti pemberian dari si Bimo sambil mendesak Rania untuk segera menemui si Bimo yang sudah menunggu nya di depan atau di taman tempat mereka menginap. Sebenarnya bukan taman yang seperti biasanya cuma menang ada tatanan untuk tempat tumbuhan di setiap jalan menuju ke toilet tadi. Di depan aula dan juga kamar juga ada seperti taman kecil gitu. Akhirnya dengan desakan Reni si sahabatnya itu Rania pun dengan barat hati melangkahkan kakinya menuju hadapan di Bimo itu. Dan menerima roti yang Bimo berikan ya walaupun hanya seperempat bagian yang Bimo kasih padanya. Mana rotinya juga nggak ada rasanya roti tawar yang agak kasar ya nggak lembut. Suka nggak suka Rania memakannya dan mengunyah roti itu di hadapan si Bimo istilahnya menghargai pemberian orang lain walaupun niatnya cuma rekayasa dari sebagian rencana si Bimo dan Dilla. Saat itu Rania belum mengetahui akal busuk dari kedua orang itu si Bimo dan Dilla.

Bukan hanya sampai disitu keesokan harinya atau hari ketiga saat kegiatan KMD, kals itu hari terakhir kegiatan KMD yang dilakukan di Tretes ini. Sebelum balik ke Madura kakak-kakak pembina dan seluruh mahasiswa yang ikut kegiatan ini berfoto bersama sebagai pengambilan dokumentasi kampus. Setelah itu Rania dan teman-temannya turun dari tempat foto tadi, tempat nya agak menanjak gitu jadi Rania turun dan menuju kamar untuk prepare pulang dan mengecek semua barang miliknya agar tidak ada yang tertinggal. Saat turun tadi di bawah sudah ada Bimo berserta teman-teman mereka semua menghadap ke arah Rania yang sedang turun dan menanti Rania lewat di hadapannya.

Saat Rania dan Hasna melewati gerombolan pasukan si Bimo itu tiba-tiba si Bimo mencegat Rania untuk berhenti melangkah pergi. Entah apa yang ada di pikiran Bimo kala itu mengapa secara tiba-tiba mencegat Rania dan Hasna yang sedang berjalan.

" Ran tolong fotoin aku donk ( sahut Bimo sembari mendekat ke arah Rania)".

" Aduh nggak deh ( sahut Rania sambil melihat ke arah teman-teman si Bimo )".

" Ayo Ran please ( jawab Bimo agak memaksa)".

" Udah sana Ran fotokan ( sahut Hasna sambil menyenggol badan Rania dan si Hasna pun berlalu meninggalkan Rania sendirian)".

" Iya ya udah deh ( jawab si Rania pada Bimo)".

Akhirnya si Rania menjadi fotografer dadakan untuk si Bimo dan teman-temannya itu. Aslinya si Rania malu karena tidak kenal dengan yang lainnya itu nggak akrablah intinya. Mana pada ngeliat ke arah si Rania lagi. Seketika jantung berdegup lebih cepat dari biasanya.

" Satu dua tiga ( ujar Rania sambil memotret si Bimo dan teman-temannya itu )".

" Satu dua tiga ( ujar Rania kembali di pose kedua)".

" Sudah nih ( ucap Rania pada si Bimo)".

Si Bimo pun lalu menghampiri si Rania sembari melihat hasil foto Rania namun dalam posisi Rania yang memegang handphonenya.

" Udah ya bim aku mau balik ( ucap Rania sambil menyodorkan handphone ke Bimo )".

" Tunggu dulu Ran ( ucap si Bimo sembari menahan Rania pergi )".

" Apalagi sih ( jawab Rania dengan rasa kesal kepada si Bimo)".

" Fotoin aku pose sendiri belum ( ujar si Bimo )".

" Hufttt ya udah deh ( mengiyakan dengan rasa terpaksa)".

Rania pun menjadi fotografer kembali untuk kedua kalinya tapi kali ini dia foto sendiri tanpa ditemani oleh teman-temannya. Kebetulan ada barang pohon kayu, sementara Rania duduk disitu sambil menunggu si Bimo menghampiri dan melihat hasil foto Rania di hp yang ia pegang. Lalu lagi dan lagi seperti tadi dia tetap tak mengambil hpnya jadi hpnya tetap Rania pegang dia hanya membolak- balik hpnya yang berada di tangan Rania. Dan jika dilihat dari kejauhan seolah-olah Rania dan si Bimo sedang foto berdua. Padahal kenyataannya mereka tidak sedang berfoto bersama. Dan terlihat juga dari kejauhan ada Fatim dan Nia yang sedang memperhatikan Rania dan Bimo yang sedang duduk berdua di atas batang pohon kayu itu. Rania pun melihat kedua temannya tersebut sembari mereka melontarkan senyuman pada Rania. Seolah-olah mereka setuju dengan apa yang mereka lihat atau Rania dekat dengan si Bimo. Dan tentu saja semenjak itu Rania dan Bimo jadi trending topik dan bahan perbincangan para mahasiswa PGSD itu. Mereka menduga bahwa Rania dan Bimo bukan hanya sekedar dekat biasa tetapi memiliki hubungan yang lebih dari seorang teman yaitu pacar. Tapi faktanya Rania dan Bimo memang tak sedang menjalin hubungan apapun mereka hanya berteman saja.

Setelah itu Rania pamit dari hadapan Bimo untuk beberes barang-barangnya yang ada di kamar atau ruangan tidur para mahasiswa perempuan kelas B. Rania pun terburu-buru menuju ruangan tersebut. Dan di ruangan itu sudah terlihat teman-teman Rania selesai beberes barang-barangnya dan siap untuk pulang. Ada yang sudah menunggu di luar, ada pula yang masih mengendong tas menuju keluar ruangan, ada pula yang masih menata barang-barang dan memasukkannya ke dalam tas termasuk si Rania. Namun sebelum pulang para dosen mengajak para mahasiswa untuk menikmati air terjun Kake Bodo yang letaknya dekat dengan tempat mereka menginap. Tentu saja mendengar hal itu Rania dan juga para mahasiswa lainnya sangat antusias dan senang mendengarnya. Istilahnya setelah selesai dengan kegiatan KMD kemarin diajak healing ke air terjun dengan melihat pemandangan yang tentu saja masih natural, sejuk, dan kiri kanan pepohonan yang hijau ataupun juga banyak tanaman liar di sekelilingnya. Dan juga ada aliran dari air terjun tersebut selama memasuki kawasan atau menuju ke air terjun Kake Bodo.

Seru banget disana suara air gemuruh dari air terjun membuat ketenangan jiwa, menghilangkan rasa lelah sejenak walaupun memang untuk masuk ke dalamnya tidaklah semudah itu harus berjibaku dengan jalanan yang sangat licin dan juga semak-semak di beberapa titik menutupi jalan. Bahkan ada juga teman Rania entah dia kesurupan atau bagaimana sampai nangis-nangis tiada kejelasan begitu. Tepat di depan air terjun Rania dan teman-temannya berfoto bersama ada si ilung yang menjadi sang fotografer. Dan juga ada satu kejadian yang juga semakin bombastis ya si Bimo. Ini adalah awal titik dia melancarkan aksinya. Dia secara tiba-tiba muncul di pinggir aliran air terjun kemudian dia sok menjadi pahlawan kesiangan dengan membantu teman-teman perempuan Rania dengan tangannya. Udah berapa cewek tuh yang ia pegang tangannya dengan berdalih membantu. Sok suci banget padahal hatinya busuk seperti bangkai.

Si Bimo pun melihat ke arah Rania seolah-olah ia merasa puas berbuat seperti itu di hadapan Rania. Dan lalu ia pergi dan entah kemana tak terlihat lagi sosoknya. Rania dan Reni masih belum puas dengan foto bersama tadi jadi mereka foto berdua dan meminta si ilung untuk memfotonya. Si ilung memang selalu ada disaat keadaan Rania membutuhkan pertolongan. Akhirnya waktunya untuk balik atau pulang ke Madura. Semua mahasiswa berbondong-bondong untuk keluar dari wisata air terjun ini dan menuju truk TNI AL. Dan atapnya di tutup dengan terpal jadi tak perlu kipas atau AC dari celah-celah terpal tersebut sudah merasakan angin yang secara alami menyejukkan badan. Benar transportasi yang Rania dan mahasiswa lainnya menggunakan truk biar seperti anak Pramuka yang jiwanya harus mandiri. Biasanya kalau study tour, atau kegiatan kampusnya menggunakan bis tapi tidak dengan saat itu. Tak mengalah yang terpenting masih aman dan layak untuk digunakan.

Saat masuk ke dalam truk tiba-tiba semua mata tertuju padanya. Mereka mengingatkan soal kejadian tadi pada saat Rania dan Bimo duduk bersama.

" Cie cie cie Rania sama Bimo tadi foto bareng ( nyeletuk si Fatim )

" Ia romantis ( disusul juga oleh celetukan yang lain)".

" Hah foto bareng ( jawab Rania yang merasa kebingungan )".

Kayaknya mereka beneran salah paham deh padahal kan faktanya mereka tidak foto bersama melainkan si Bimo yang melihat hasil jepretan Rania. Saat Rania ingin klarifikasi terdengar suara mesin dari truk dan siap meluncur menuju Madura. Berasa percuma karena suara mesin itu lebih nyaring dibandingkan suaranya. Akhirnya Rania pun tidak jadi untuk klarifikasi untuk hal ini.

Rania pun memilih untuk tidur karena matanya sudah sangat sangat mengantuk.

Singkat cerita setelah itu, dilanjut KMD di kampus selama 3 hari juga jadi total 6 hari kegiatan itu dilaksanakan. Untuk KMD selama di kampus itu lebih ke keaktifan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kakak pembina. Dan kelompok Rania sudah banyak mengumpulkan skor dibanding kelompok lainnya. Nah disaat itu pula ada suatu momen dimana Rania tidak mengerti entah itu materi apa agak lupa lalu spontanitas Rania bertanya pada adik kelasnya, karena dilihat dari sebelumnya si adek kelasnya ini mahir dalam materi tersebut.

" Dek ini gimana aku nggak ngerti ( tanya Rania pada adek kelas nya itu yang duduk di sebelahnya)".

" Ohh ini gini mbak ( sambil memberi tahu apa yang Rania tidak pahami )".

Ternyata dibelakang sana si Bimo memperhatikan Rania yang sedang fokus mengobrol dengan adek kelasnya itu. Dan juga mahasiswa lainnya yang mengira Rania dan Bimo punya hubungan langsung panik mereka berfikir jika di Bimo memperhatikan Rania itu dengan sang adek kelasnya perihal kecemburuan. Namun faktanya itu adalah bagian dari rencana jahatnya bersama Dilla agar Rania di mata mahasiswa lainnya bersalah dan memang sesuai dengan apa yang si Bimo bilang playgirl. Nyatanya memang Rania dan si Bimo hanyalah teman saja. Lalu di hari ketiga hari terakhir kegiatan KMD bisa dibilang itu full kegiatan sampai Maghrib baru selesai. Praktek membuat tali-temali deh kalo nggak salah nah si Bimo ini mendekati kelompok mahasiswa ( cewek ) yang tak lain kelompok si Yuni. Entah apa yang si Bimo lakukan tapi intinya ia caper dan senyum-senyum nggak jelas seolah memberi clue nih gue juga bisa deketin cewek lain. Lah kalo si Rania sih bodo amat mau si Bimo sama siapapun bebas lah. Nggak ada rasa cemburu sedikitpun di hati Rania.

Lalu di hari itu juga di waktu terpisah Rania melihat si Dilla jadi korban pembullyan oleh beberapa teman cowok sekelasnya yang termasuk teman di Bimo juga yang saat itu termasuk yang Rania foto bersama si Bimo saat di Tretes itu.

" Ahahaahhhhaaa Dilla hahahaaaaa ( mereka menertawakan sembari menunjuk-nunjuk tangannya ke arah Dilla )".

" Eee Jek deiyeh kancannah kita kiah ( sahutan salah satu dari mereka )".

Intinya si Dilla di bully karena fisiknya yang gemuk, item, dan bisa dibilang otak kosong. Merasa di bully dan juga ada Rania disekitar situ di Dilla merasa malu dan keluar dari kelas. Entah mungkin dia menemui si Bimo yang menjadi teman satu-satunya di kelasnya itupun karena si Bimo di sogok uang segepok alias uang semesteran si Bimo Dilla yang tanggung ya pake uang bapaknya sih. Kan dia anak emas yang selalu apapun diminta langsung terpenuhi. Nggak tau lagi deh kalau tidak diberi uang tapi kalau dari kepribadian si Bimo ini orangnya memang lemes banget, modal badan doank gede tapi nyali si ciut beraninya dari belakang bukan dari depan. Apalagi si Rania cewe kan masa iya dia mau bersaing dengan Rania harusnya kalau lelaki yang beneran baik nggak akan mau ngelakuin kejahatan seperti itu.

Lalu waktu pun berlalu saat itu sempat libur seminggu apa lebih gitu setelah kegiatan KMD ini. Nah jadi setelah masuk suasana kelas yang biasanya dipakai itu agak berdebu seperti tidak di bersihkan bertahun-tahun lamanya, lalu juga kursinya berkurang jadi yang datang nya telat nggak kebagian kursi termasuk si Bimo, dan mahasiswa cowok kelas A yang saat itu membully si Dilla. Kala itu Rania dan Reni duduk di bangku belakang. Dan kebetulan si Bimo dan yang lainnya yang telat juga ke ke arah belakang tempat duduk Rania mereka dalam posisi berdiri sembari mendengarkan dosen menjelaskan materi. Nah Rania ini fokus banget dengan penjelasan sang dosen hingga ia sampai nggak sadar kalo di Bimo sudah berdiri pas dibelakang Rania dan memegang kursi yang Rania duduki. Baru sadar ketika si Bimo sedang bertanya pada sang dosen tentang materi tersebut.

" Jadi itu gimana pak ( Dengan suara yang menggelegar hingga sampai ke depan pun terdengar suara si Bimo )".

Rania pun kaget koq suara si Bimo bisa sedekat itu layaknya dia seperti ada di samping telinga Rania. Rania yang reflek secara diam-diam melihat ke arah samping kursinya.

" Lah koq ada tangan sembari melihat ke arah sebelahnya lagi )".

" Ada tangan lagi jangan-jangan ini tangan si Bimo ( gumam hati Rania )".

Tentu saja si Rania kaget sejak kapan dia berdiri sejajar dibelakang Rania. Tentu saja hal ini menarik perhatian para mahasiswa yang lain. Usai pelajaran mereka semua pulang dan bisa dibilang pulang lebih awal dari biasanya. Para mahasiswa berhamburan keluar kelas dan kelas pun menjadi kosong. Ketika baru saja keluar dari kelas di Mika menghampiri Rania dan memegang tangan Rania.

" Ran ran tunggu ( sambil memegang tangan Rania yang mengunakan jam tangan )".

" Rania sudah degdegan masalahnya jam yang dipakai Rania jam mati, ia juga baru tau saat pelajaran berlangsung )".

" Aduh mati aku jangan-jangan si Mika mau tanya jam berapa sedangkan itu jam mati ( gumam hati Rania yang sudah berpeluh menahan malu nantinya)".

Tetapi nyatanya si Mika bukan menanyakan perihal jam saat itu. Namun entah apa tujuannya memegang tangan Rania setelah itu dia tersenyum dandan pergi seketika. Dan ketika Rania menoleh dia melihat teman-teman lainnya menyoroti dirinya dengan tatapan yang tajam. Mereka melakukan hal itu karena masih ada sangkut pautnya dengan kejadian tadi saat si Bimo berupaya untuk menunjukkan seolah-olah dirinya memang pacar Rania.

Di sudut lain ada si Amel dan juga Yuyun, yang tadinya mereka berdua adalah teman baik Rania, setelah kejadian yang berturut-turut pada Rania dan si Bimo mereka berdua perlahan menjauh. Ternyata si Amel telah lama menyukai si Bimo, bahkan sebelum Rania kenal si Bimo mereka berdua via chatting lewat BBM dan si Bimo brengsek itu menggoda Amel dengan memberikan kata "sayang pada Amel ". Amel yang langsung percaya gitu saja pada Bimo langsung baper dan diam-diam dia pun menyukai si bimo. Rania dan lainnya juga tidak tahu akan hal ini. Si Amel juga merahasiakannya hanya si Yuyun yang tau akan hal ini dan di Yuyun juga mendukung Amel untuk terus bisa bersama si Bimo dan memusuhi Rania gegara si Bimo yang selalu menunjukkan eksistensinya di dekat Rania yang berujung salah paham itu.

Padahal jika ditelisik ke belakang Rania dan Amel itu udah seperti saudara kakak adek, sebelum dengan Reni Rania kemana-mana bersama Amel. Rania minta ditemani ke ruang dosen, ke toilet si Amel mau-mau saja.

" Mel Amel ( sahut Rania)".

" Dalem Ran ( jawab Amel dengan suara yang penuh dengan kesabaran)".

" Temenin aku yuk ke ruang dosen ada perlunya nih ke pak Yoyo ( sahut Rania)".

" Ayok ( ucap si Amel)".

Mengingat hal itu, Rania begitu sedih satu-persatu teman baiknya pergi tanpa ada kejelasan yang pasti gegara ulah sang bimo. Andai jika Rania tahu lebih awal kejahatan si Bimo Rania tidak akan pernah mau mengenalnya dan dia sangat menyesal telah mengenal lelaki bayaran itu.

Rania sudah tak melihat sosok Amel yang baik, penuh kelembutan padanya kini si Amel justru menjauhi Rania, pasang muka sinis, dan penuh dengan kecemburuan. Tapi ya sudahlah nasi telah menjadi bubur, ia harus tetap jalani harinya dengan berbagai rintangan yang ada. Melihat hal itu Rania memperingati si Bimo untuk tidak perlu mendekati dirinya lagi dan Rania menjauh dari si Bimo bahkan ia sudah tak lagi dan enggan untuk membalas chat dari si Bimo.

" Bim udah cukup nggak perlu lagi berdrama untuk mendekati aku lagi aku nggak mau terjadi salah paham terhadap mahasiswa yang lainnya ( sahut Rania )".

Beberapa hari Rania tak mengobrol dengan sang Bimo hingga ia berinisiatif meminta maaf pada Rania tentu saja awalnya ia tetap tak menggubris. Namun melihat si Bimo terus-menerus menghubunginya akhirnya dia pun memaafkan kesalahan dia untuk kedua kalinya itu. Yang pertama saat di pernikahan temennya kala itu. Setelah si Bimo foto-foto bersama teman-temannya di depan ia langsung pulang tanpa berpamitan dulu pada Rania ataupun mama Rania padahal tadi kan duduknya berbarengan. Dari situ si Bimo tidak memiliki etika sama sekali. Mama Rania memperingatkan Rania tentang buruknya sikap Bimo padanya itu. Lalu tentu saja Rania marah pada sikap Bimo dan tak mau lagi mengobrol dengannya via chat BBM seperti biasanya itu.

" Ran kamu kenapa chat q nggak pernah dibales apa aku punya salah ( tanya si Bimo seperti tidak punya rasa bersalah sedikitpun)".

" Masih tanya lagi salah atau nggak nya kemarin kenapa tidak pamit saat pulang padahal sebelumnya duduk bersama aku dan mama q seperti tidak punya etika kan udah dewasa masa nggak mikir itu sopan atau nggaknya ( ujar Rania penuh dengan emosi)".

Saat itu yang tau si Bimo dan Rania hanya si Mika dan Anindya karena memang dari kelas B yang di undang terbatas atau yang akrab saja. Terlihat memang hanya bertiga si Mika, Rania dan Anindya. Nah setelah kejadian si Bimo yang tidak berlaku sopan dan dicuekin sama Rania jadinya si Bimo minta bertemu dengan Rania yang awalnya Rania tidak mau dan percaya pada kesungguhan nya untuk meminta maaf. Akhirnya Rania pun menyetujui pertemuan itu dan juga bisa dibilang dadakan.

" Ran aku mau ketemu aku mau minta maaf ( ujar si Bimo )".

" Tauk ahh males ( jawab si Rania) ".

" please ran kita ketemu hari ini ( jawab si Bimo seolah-olah ia benar-benar menyesali perbuatannya)".

Faktanya dia melakukan hal itu agar rencana selanjutnya berjalan dengan lancar karena kala itu masih banyak yang belum tau persoalan Rania dan dia saling mengenal. Dan akhirnya Rania pun menyetujui pertemuan itu.

" Ya sudah ketemu di dekat tempat tinggalku saja ( ujar si Rania ) ".

" oke siap ( jawab si Bimo )".

Rania pun menentukan tempat pertemuan itu dan ia diantar oleh adik sepupunya karena kala itu Rania belum bisa mengunakan sepeda motor.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!