Garis Tangan Yang Tidak Diinginkan
Kisah kelam yang selalu dialami oleh Rania baik di masa lalu ataupun saat ini. Bermula dari tidak direstui nya hubungan antara ibu dan ayahnya oleh sang nenek, hingga berlanjut ke kehidupan selanjutnya. Sikap nenek yang pilih kasih antara Rania dengan sepupu - sepupu nya. Sering kali diberinya Makanan basi oleh sang nenek. Kemarahan yang tak beralasan. Dunia percintaan yang menyakitkan, sampai lingkungan kerja yang toxic. Sudah Rania lewati sejak 28 tahun yang lalu. Jalan yang penuh liku terkadang membuatnya berpikir dan terus berpikir ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Namun tak ada daya untuk melakukannya. Ia teringat akan wajah - wajah orang - orang yang menyakitinya. Iya tidak ingin kalah dengan mereka walaupun keadaan yang terus mencekam.
Dan kisah pun dimulai. Orang tua Rania yang saling jatuh cinta akhirnya memutuskan untuk menikah walaupun tidak mendapat restu dari sang ibu mertua. Namun dengan kemantapan hati ayah Rania tetap menikah dengan sang ibu. Dan pada akhirnya kisah kelam Rania pun dimulai.
1996 silam lahirlah seorang anak perempuan yang bernama Rania Salsabila ( nama samaran) yang dipanggil dengan sebutan Rania. Ia lahir dalam keadaan prematur dan juga dalam keadaan tidak ada kehadiran sang ayah disampingnya karena pekerjaan sang ayah yang berada di luar kota. 1 bulan kemudian sang ayah datang dan memberi hadiah cincin yang cantik. Ia pun di gendong oleh sang ayah dan ia merasakan sosok ayah untuk pertama kalinya sejak kelahirannya.
Singkat cerita 4 tahun kemudian lahirlah sang adik Rania yang berjenis kelamin laki-laki yang diberi nama Arsa sebut saja begitu. Semenjak kelahiran sang adik Rania dan kedua orang tuanya menetap di pulau garam ini hingga saat ini Rania bertumbuh menjadi dewasa.
Rania kecil ia sangat rajin dan sudah diperkenalkan untuk menjadi mandiri. Sejak kelas 2 SD ia sudah melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu rumah, menyapu halaman rumah sampai melipat baju. Dan ia juga anak yang pintar di sekolahnya, ia mendapat rangking dari kelas 1 hingga kelas 6.
Namun pembahasannya kali ini tentang sosok sang nenek yang tidak pernah sedikitpun respect terhadapnya. Rania selalu di acuhkan oleh sang nenek. Pernah suatu ketika ia berada di rumah sang nenek namun yang ia dapat tatapan yang sinis dari sang nenek. Semburat rasa benci yang sangat mendalam terhadap Rania. Rania kecil pun hanya tertunduk dan bertanya-tanya di dalam hatinya mengapa sang nenek tak pernah berlaku baik padanya. Sedangkan sepupunya yang nakal sang nenek memperhatikannya bahkan sangat menyayanginya. Hingga Rania pun berpikir apakah sosok nenek menyeramkan seperti itu.
Ingatan Rania tentang seorang nenek menjadi buruk hingga ia tak berani untuk lama - lama berkumpul apalagi menginap rasanya enggan untuk Rania Melakukannya.
Jika diceritakan sosok sang nenek Rania begitu banyak kisah - kisah kelam di dalamnya. Dan yang paling tak terduga Rania sudah sering diberi makanan basi oleh sang nenek. Begitu tega dan miris seburuk itukah kehadiran Rania di mata sang nenek. Sampai nenek nya meninggal pun Rania tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang nenek.
Bila mengingatnya pun sungguh menyayat hati maupun jiwa Rania. Apakah layak jika seorang cucu diperlakukan seperti itu oleh sang nenek bagaimana menurut kalian apakah ada juga yang mengalami hal yang sama dengan kisah Rania. Eitssss belum sampai disitu masih ada kisah kelam lainnya.
Sekarang berlanjut ke kisah percintaannya hampir selama Rania merajut kisah cintanya selalu zonk. Ia benar-benar merasakan sakit yang luar biasa. Mulai dari cinta yang bertepuk sebelah tangan, perselingkuhan, kebohongan, dan masih banyak lagi drama yang mereka buat.
Dan tak luput juga kisah selanjutnya yaitu lingkungan kerja yang toxic membuat hari-hari Rania begitu sangat kacau hingga Rania harus merasakan masuk rumah sakit untuk pertama kalinya. Rania juga di vonis memiliki asam lambung akut seperti Gerd. Kala itu sungguh antara hidup dan mati. Rania berada di ambang kritis. Namun takdir masih berkata lain Rania masih bisa terselamatkan dan ia masih diberi kesempatan untuk hidup yang kedua kalinya.
Saat itu Rania di rawat di rumah sakit swasta yang berada di kota tempat tinggalnya. Ia sebagai pasien tipe mandiri yaitu bayar secara mandiri tanpa kartu BPJS. Dan tentu saja biaya yang digelontorkan tidaklah sedikit. Hampir 8 juta hanya 2 hari semalam begitu mahal bukan. Sedangkan saat itu orang tua Rania sedang dilanda musibah yaitu mulai nya goyah ekonomi di keluarga Rania. Namun untungnya masih ada rezeki untuk bisa membayar administrasi rumah sakit tersebut.
Selama Rania di rawat inap, ada sosok perawat tampan yang merawatnya. Ia perawat nya kala itu laki-laki. Ia sangat ramah dalam merawat Rania mulai dari pasang infus hingga suntik. Hampir sering Rania di suntik selama berada di rumah sakit tersebut dan juga kalau tidak salah 3 kali pergantian infus dalam sehari. Dan pada malam itu seperti biasa perawat tampan itu memeriksa keadaan Rania. Dari depan pintu masuk ke ruang inap Rania perawat itu sudah melontarkan senyuman manisnya pada Rania.
Rania kala itu masih agak lemas dan ia menatap dengan pandangan biasa pada perawat tersebut. Seperti biasa perawat itu menyuntik Rania.
" Ini efeknya nanti sakit ya setelah disuntik
( sahut perawat)". Rania pun menganggukkan kepalanya dan mengiyakan apa yang perawat itu katakan.
" Yang tadinya Rania tak bersuara saat itu benar-benar terasa sakit hingga Rara terkejut dan spontanitas mengatakan aduhhhduhhh ". Perawat itupun kembali tersenyum seperti mengisyaratkan apa tadi yang q bilang kali ini suntik nya efeknya sakit atau kata orang Madura ngerenyeng. Setelah itu perawat tersebut meninggalkan ruangan Rania. Dan singkat cerita malam kedua di rumah sakit Rania dan orang tuanya meninta untuk pulang namun menunggu kedatangan sang dokter kali ini dokternya yang memeriksa Rania. Karena sebelumnya sang perawat tampan itu yang memeriksa ataupun merawatnya.
Namun ada kejadian tak terduga pada malam tersebut sebelum dokter itu datang. Rania tak sengaja menyenggol infus yang ada pada tangan sebelah kirinya itu. Hingga tiba-tiba tangan Rania perlahan membengkak dan terus membengkak. Hal ini membuatnya sangat panik bahkan sesekali ia berteriak kesakitan. Melihat Rania kesakitan salah satu keluarga dari pasien yang bersebelahan dengan Rania langsung beranjak dari tempat duduknya itu dan berjalan ke arah Rania yang sedang mengerang kesakitan.
Bapak paruh baya itu menolong Rania mencopot infusnya agar Rania tidak merasa kesakitan lagi. Alhasil dengan kegigihan bapak paruh baya itu menolong Rania akhirnya bisa dilepaskan infus tersebut dari tangan Rania. Rasanya sangat perih saat di copot infusnya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments