Pagi hari...
Hoamm.... Wulan baru bangun, dia segera mandi namun saat keluar dari kamar mandi, rumah terlihat sepi tak ada Vera maupun Rita, biasanya mereka sibuk di dapur memasak namun saat melihat meja makan dan membuka tudung saji makanan sudah ada.
"Kemana ya mereka berdua?" Tanya Wulan pada dirinya sendiri.
"Eh di depan sepertinya ada rame-rame," kata Wulan, dia langsung keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi.
Di depan rumah...
"Ayo ibu-ibu silahkan mampir, kami jual murah-murah ayo ayo di beli," teriak Rita dengan suara keras.
"Silahkan di lihat-lihat dulu," sahut Vera juga mempromosikan barang yang mereka jual saat ini.
"Ayo beli harga bersahabat," kata Rita.
Wulan tertawa tak menyangka teriakan itu dari kedua sahabatnya yang sedang berjualan di depan rumah.
"Kalian kok jualan begini sih seperti bazar saja," kata Wulan saat mendekat ke arah mereka.
Rita dan Vera menoleh bersamaan saat mendengar suara Wulan.
"Biar cepat laku takutnya nanti barang semua belum laku kamu sudah di culik sama bos Kevin,"kata Rita namun segera menutup mulutnya yang keceplosan.
"UPS...." Rita terdiam melihat reaksi Wulan bagaimana, dia merutuki kebodohannya karena mulutnya itu sering keceplosan berbicara.
Wulan terdiam tak tahu harus menjawab apa, semua berubah kacau setelah kehadiran Kevin termasuk hatinya saat ini.
"He he he he he, jangan dengarkan Rita, dia hanya bercanda," kata Vera sambil tertawa canggung.
"Eh neng Wulan, bagaimana cucu emak hari ini rewel tidak?" Tiba-tiba datang emak Wawan bertanya seperti itu membuat Wulan menoleh kaget.
Rita menepuk keningnya karena kedua orang ini muncul tiba-tiba.
"Baru aja selesai 1 masalah gara-gara mulutku ini, eh sekarang muncul lagi masalah baru," gerutu Rita do dalam hatinya saat ini, dia sedikit kesal dengan emak dan anak satu ini mereka terlalu percaya diri bahkan Wulan pun tak pernah menjanjikan apapun tetapi mereka seenaknya mengklaim Wulan sebagai calon istri Wawan.
"Duh mau ngusir kok orang tua, tetapi melihat mereka rada kesel sih apalagi setelah dengar cerita dari Rita," batin Vera.
"Eh emak mau beli ya," kata Rita menyela tak lupa memamerkan senyuman manis.
"Eh neng Rita, kok sekarang jualan begini sih?" Tanya emak basa-basi tak enak kalau tak menjawab ucapan Rita saat ini.
"Iya Mak daripada nganggur gak ada kerjaan," jawab Rita sedangkan Vera melayani pembeli yang baru datang.
Setelah memilih dan membayar, pembeli itu segera pergi.
"Neng Wulan, ini bang Wawan bawakan kelapa muda nanti kalau di buat es pasti segar," kata Wawan mau menyerahkan kelapa itu kepada Wulan namun Wulan terdiam kaku, Vera yang melihat itu dengan cepat meraihnya karena merasa kasihan.
"Wah terima kasih bang," kata Vera berpura-pura tersenyum ramah.
"Wah lumayan buat es pasti seger ya Ver," kata Rita ikut membantu Vera menaruh kelapa muda itu.
"Oh ya neng kemarin suaminya pulang ya?" Tanya emak dengan penasaran. Dia tak sabar ingin bertanya langsung dengan Wulan namun Rita melirik Vera dengan cepat memberi kode sebelum mood Wulan pagi ini hancur.
"Wulan kamu makan saja dulu, nanti kita nyusul," tiba-tiba Vera berbicara seperti itu kepada Wulan.
Wulan awalnya tak tahu namun setelah beberapa detik dia baru paham, Vera memintanya masuk agar tak bertemu dengan kedua orang ini. Ya meskipun keduanya baik namun Wulan tak nyaman mendengar emak dan Wawan menyebutnya calon istri.
"Sayang maaf ya aku telat, ini makanan kesukaan mu. Maaf lama tadi antri," Kevin entah muncul dari mana, Kevin langsung mendekat ke arah Wulan.
"Waduh perang nih antara suami beneran dan calon suami gadungan," batin Rita takut keduanya akan baku hantam.
"Duh baru mau keluar dari masalah, eh muncul lagi satu," batin Vera menatap Wulan kasihan.
"Duh mau apa lagi sih Kevin ini, apa kemarin aku kurang jelas ya bicara. Kenapa dia tiba-tiba muncul di sini lagi," Wulan heran pagi-pagi Kevin sudah ada di sini, Wulan pikir Kevin kemarin pulang karena penolakan Wulan kemarin tak di sangka pagi-pagi dia masih datang kesini.
Sedangkan ketiganya masih terjebak dengan pemikiran masing-masing, emak justru tak berkedip menatap ke arah Kevin.
"Wah tampan, pantas neng Wulan dari dulu ku suruh cerai tidak mau ternyata suaminya seperti artis," batin emak.
"Ck kenapa pria ini muncul disini," gerutu Wawan di dalam hatinya, dia tak akan menyerah begitu saja.
"Emak ayo bicara jangan bengong," bisik Wawan menyadarkan emaknya yamg seperti terpesona dengan Kevin.
Kevin menatap Wawan dengan tajam seolah tatapan itu bagaimana jarum yang bisa menusuk Wawan saat ini juga.
"Apa dia kira, aku takut," batin Wawan berpura-pura gagah tak pantang mundur dengan Wulan padahal dia menahan rasa takut.
"Ayo masuk sayang kita makan," Kevin menarik Wulan yang masih binggung itu masuk kedalam rumah tak memperdulikan kehadiran Wawan dan emak nya saat ini.
"Siapa ini neng?" Tanya emak menatap Kevin tak berkedip.
"Saya suaminya Wulan," bukan Wulan yang menjawab melainkan Kevin.
"Ayo sayang kita masuk," Kevin mendesak Wulan untuk segera masuk kedalam rumah.
Wulan terdiam binggung namun dia mengikuti langkah kaki kemana Kevin menariknya.
Kini keduanya sudah berada di dalam rumah lebih tepatnya, kebin sudah berada di meja makan dan langsung menarik Wulan duduk, Kevin langsung mengambil piring dan air minum tak lupa membuka bungkusan nasi pecel yang dia beli tadi untuk Wulan.
"Ayo sayang makan, biar bayi kita sehat," kata Kevin dengan ramah namun justru membuat Wulan heran dan aneh.
"Kamu kenapa masih di sini?" Tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari mulut Wulan.
"Aku harus di sini menjaga istriku agar tidak diambil orang aneh itu," kata Kevin cemberut.
"Ck kenapa wajahnya mengemaskan sih," gerutu Wulan di dalam hatinya.
"Ayo makan mumpung masih hangat," Kevin mendesak Wulan untuk makan meskipun awalnya menolak namun perut Wulan tak bisa kompromi.
"Tetapi...." Wulan ingin protes namun Kevin merayunya agar makan.
"Ayo cepat di makan, kasihan nasinya kalau tidak di makan nanti dia menangis," bujuk Kevin.
Wulan mendelik mendengarnya, mana ada nasi yang menangis.
Wulan mulai membuka dan mencicipi makan yang di beli Kevin.
"Hmm enak," batin Wulan. Tanpa sadar Wulan makan dengan lahap sampai nasi habis tak tersisa.
Kevin tersenyum melihat istrinya makan dengan lahap.
Sedangkan di luar.
"Emak jadi beli tidak?" Tanya Vera tak sabar.
"Tidak beli neng, emak cuma ingin bertemu dengan neng Wulan," jawab emak, dia segera menarik Wawan dan mengajaknya pulang.
"Mari neng," pamit emak pulang denhan kecewa.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
emak wawan aja terpesona 😂
2025-03-16
1
kaylla salsabella
sabar ya Mak 🤣🤣
2025-03-17
0