"Wulan benar kamu tidak mau ikut," kata Vera sambil melihat ke arah Wulan.
"Tidak ah capek, terus kalau aku ikut nanti Rita duduk dimana? Tidak mungkin kan kita duduk di belakang berdua. Kasihan perutku ku terjepit," tolak Wulan. Rencananya mereka akan ke pasar dan menggunakan motor. Tentu saja Wulan menolak.
"Benar tuh kata Wulan," tegur Rita.
"Lagian aku malas di suruh belanja begituan," kata Wulan jujur, akhir-akhir ini kakinya sering merasa pegal.
Hari ini Rita dan Vera rencananya akan belanja beberapa bahan pokok untuk di jual namun dalam skala kecil, mereka berdua sudah mendapat ijin dari Wulan, awalnya Rita ragu Wulan akan setuju tak di sangka justru Wulan senang karena mereka ada kegiatan bahkan Wulan juga memberikan mereka modal namun saran itu langsung di tolak Vera dan Rita. Wulan mengancam kalau dia tak di perbolehkan memberi modal maka dia akan melarang mereka, dengan berat hati Rita setuju namun Vera memberi usul jadilah modal dari mereka bertiga dan jumlahnya juga harus sama rata.
"Kamu hati-hati di rumah," kata Vera.
"Oh ya kalau ada calon mertua datang jangan di usir," goda Rita yang mendapat pelototan dari Wulan.
"Ha ha ha ha ha," bukannya takut Rita justru tertawa.
"Sudah jangan goda Wulan terus, kita harus berangkat nanti kesiangan," tegur Vera.
Rita masih berdiri menunggu Vera naik ke motor. "Kamu saja yang bawa, aku belum hafal daerah sini tar nyasar," kata Vera memberikan kunci motor ke Rita.
"Kamu saja yang bawa, aku kalau bonceng orang suka grogi," tolak Rita karena memang selama ini dia sering di bonceng Wulan, meskipun hamil besar Wulan masih gesit bahkan mengantar Rita kemana-mana.
"Tetapi...." Vera ingin protes namun ucapannya terpotong mendengar kata-kata Rita.
"Kamu yang bonceng nanti aku tunjukkin jalan, sudah ayo jangan banyak protes," sela Rita.
Kini keduanya naik motor meninggalkan Wulan sendirian di rumah.
Wulan langsung menutup pintu tak lupa menguncinya, ya dia selalu waspada meskipun sudah tinggal di sini beberapa bulan tetapi dia masih sedikit takut tiba-tiba ada orang yang tak di kenal masuk kedalam rumah.
"Tuan ini rumahnya," kata pria itu menunduk sopan.
Beberapa warga melihat mobil mewah berhenti di rumah yang telah lama kosong itu heran.
Rumah mewah berlantai 2 itu di tinggal kosong karena pemiliknya ikut tinggal di kota bersama anaknya, rumah ini meskipun kosong tetapi masih terawat dengan baik dan lama kosong karena harga sewa atau jual terlalu tinggi.
"Pasti dia pemilik baru rumah ini,"
"Lihat mobilnya bagus, pasti dia orang kaya," itulah yang warga ucapkan saat melihat Kevin berhenti di rumah ini.
Kevin menatap rumah yang ada di depannya dengan raut wajah tak terlukiskan.
Bagi Kevin rumah ini nampak biasa saja.
"Oh ya dimana rumah yang di sewa istri ku?" Tanya Kevin langsung, bukannya masuk dan beristirahat di dalam rumah tetapi Kevin menanyakan tentang istrinya.
"Tak jauh dari sini tuan, di desa sebelah," jelas anak buahnya.
"Bukannya dekat sini, kemarin Ray bilang kalau dia menyewa rumah tak jauh dari tempat tinggal istri ku," kata Kevin sedikit kesal.
Ke empat pria itu langsung menunduk takut, dia tak tahu harus bagaimana. Ke empat pria itu saling melirik, akhirnya satu orang pun maju dan menjelaskan.
"Maaf tuan, di desa nyonya tak ada rumah yang di jual atau di sewakan cuma ada ini saja jadi kita putuskan menyewa rumah ini saja," jelas pria itu.
Kevin menghela nafas panjang, ya meskipun rumah ini cukup jauh tetapi dia harus bersyukur bisa lebih dekat dengan istrinya.
"Ya sudah tidak apa-apa," kata yang keluar dari mulut Kevin membuat mereka merasa lega.
"Antarkan aku ke rumah istriku," perintah Kevin tak ada bantahan.
Pria itu mengangguk dan masuk kembali kedalam mobil untuk mengemudi sedangkan 3 lainnya berjaga dan membersihkan rumah meskipun sudah ada yang membersihkan kemarin, mereka harus mengeceknya lagi, sambil memeriksa barang-barang yang di butuhkan.
Mobil melaju dengan pelan, beberapa orang yang lewat memperhatikan mobil itu dengan tatapan kagum bertanya-tanya siapakah pemilik mobil ini, karena mereka jarang melihat mobil seperti ini.
"Apa mobil ini terlalu mencolok," tanya Kevin.
"Iya tuan, di sini masih jarang ada yang memilik mobil, di sini kebanyakan menggunakan motor. Kalau ada yang punya mobil itupun mobil dengan merek xxx," jelas anak buahnya yang sudah beberapa hari mengamati desa ini.
Akhirnya Kevin sampai di rumah Wulan. Mobil pun berhenti tak jauh dari rumah milk Wulan.
"Sudah sampai tuan," kata anak buahnya kepada Kevin.
"Hmmm...."
"Itu rumahnya tuan yang bercat biru," jelasnya agar Kevin tahu dimana tempat tinggal Wulan.
"Kenapa kamu tidak mendekat atau berhenti tepat di depan rumah istri ku," tanya Kevin.
"Oh saya pikir tuan takut nyonya Wulan curiga atau kabur setelah melihat mobil tuan jadi saya berhenti di sini," jelasnya, Kevin pun paham dan tak menyalakan pria itu.
"Kamu tunggu disini dan besok sewa saja mobil yang seperti punya penduduk di sini, ini simpan saja di rumah yang kita sewa tadi," perintah Kevin.
"Baik tuan," pria itu mengangguk patuh.
Kevin turun dari mobil, dia merapikan bajunya saat ini. Penampilan begitu menarik dengan kaos berwarna putih dan celana jeans biru membuat Kevin semakin tampan.
"Sayang aku datang," lirih Kevin menatap rumah itu dengan penuh kerinduan, rindu dengan Wulan dan juga anak di dalam kandungannya.
Tok tok tok tok...
Kevin dengan gugup mengetuk pintu rumah itu.
Di dalam rumah, Wulan sedang bersantai di kamar terganggu dengan suara ketukan pintu.
"Duh siapa sih, apa Rita ya? Mana mungkin dia kan bawa kunci sendiri," kata Wulan dengan malas dia akhirnya membuka pintu kamar dan berjalan menuju pintu ruang tamu.
Tok tok tok tok tok tok...
"Iya sebentar," teriak Wulan.
Tok tok tok tok tok...
Ketukan itu tak kunjung berhenti membuat Wulan kesal.
"Sabar tidak tahu apa kalau aku sedang hamil," gerutu Wulan kesal.
Di depan pintu Kevin terdiam, saat mendengar suara Wulan, dia tersenyum mendengar suara kesal Wulan.
"Sayang...." Lirih Kevin terharu tak kuasa menahan air matanya, Kevin segera berbalik langsung mengusap air matanya dengan cepat namun senyum lebar langsung terbit di wajah tampan nya sambil menunggu wanita yang dia cari selama ini membuka pintu.
Cekleeeekkk.... Pintu terbuka.
"Mau cari siapa ya?" Tanya Wulan takut pria di depannya bukan mencari dirinya.
"Sayang," kata Kevin segera membalik badan menatap perempuan yang dia cintai.
Wulan kaget dan melotot tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. "KEVIN,"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
kaylla salsabella
aku datang sayang✋✋✋
2025-03-13
2
Gzila La
up yg banyak thor
2025-03-13
0
Yui
up lagi dong
2025-03-11
2