Bab 8

Wulan dan Rita sudah mengenal beberapa orang, ternyata kampung ini cukup nyaman di jadikan tempat tinggal. Udara disini juga sangat sejuk dan tidak berisik oleh kendaraan berlalu lalang, ternyata kampung ini tak seburuk yang mereka pikirkan saat pertama kali menginjak desa ini. Ya suasana di sini kalau malam cukup sepi, namun Wulan dan Rita tak takut karena tiap malam warga kampung akan mengadakan ronda malam. Ya meskipun pasar di sini jauh namun Wulan sudah membeli motor bekas untuk mereka gunakan berkeliling kampung sore hari, melihat sawah ataupun ke pasar.

Wulan dan Rita juga sudah melapor kepada RT setempat, namun ada yang membuat Rita harus berbohong dan mengatakan kalau mereka ini saudara sepupu dan juga karena status di KTP Wulan tertulis sudah menikah jadi Rita harus berbohong lagi, ya Rita mengatakan kalau suami Wulan merantau keluar negeri dan saat ini Wulan sedang hamil jadi tak tega melihat Wulan tinggal sendiri jadi mengajaknya pindah ke kampung ini dengan alasan rumah kontrakan mereka sudah habis masanya dan mereka mencari rumah dengan sewa cukup terjangkau dan kebetulan rumah ini di sewakan.

Pak RT yang mendengarkan ucapan Rita tak menaruh curiga sedikitpun. Pak RT juga memberitahu mereka kalau ada apa-apa bisa minta bantuan istrinya atau tetangga sekitar.

Pagi-pagi Wulan sudah keluar, melihat suasana dapur masih sepi Wulan berfikir kalau Rita masih tidur. Wulan berjalan-jalan keluar rumah tanpa membangunkan Rita, Wulan tahu pasti Rita sudah lelah jadi Wulan memilih berjalan kaki di sekitar rumah. Sesuai perintah Kenan kalau ibu hamil itu harus rajin berolahraga seperti berjalan kaki.

10 menit kemudian, pintu kamar Rita terbuka.

"Hoamm," kata Rita sudah bangun tidur, dia binggung ingin memasak apa.

"Enaknya masak apa ya," kata Rita sambil berfikir, kini perabotan rumah sudah lengkap jadi dia tak perlu khawatir lagi memasak, di dalam kulkas sudah banyak stok sayur, ikan maupun daging ayam dan sapi. Rita seminggu sekali berbelanja itupun diantar Kenan ke pasar karena membeli banyak barang.

"Tanya Wulan dulu deh," kata Rita berjalan menuju kamar Wulan.

Kenan pernah menyarankan untuk memperkerjakan art dan itupun tidur disana namun Rita menolaknya, dia tak nyaman tinggal dengan orang asing. Wulan juga sependapat dengan Rita dan juga karena kampung ini ternyata nyaman jadi keduanya juga sudah tak takut tinggal berdua saja kalau malam.

Sampailah Rita di kamar Wulan namun saat melihat kamar Wulan juga sudah kosong.

"Kemana nih anak," kata Rita sambil mencari Wulan ke sekeliling rumah dan di halaman depan namun dia tak menemukan Wulan.

Rita celingak-celinguk di depan rumah.

"Hei...." Teriak seorang pria kala melihat ada wanita yang dia temui kemarin sedang berada di depan rumah, entah seperti mencari sesuatu.

Pria itu sudah sering melihat Rita dan Wulan namun saat ingin menyapa tidak jadi karena malu.

Rita celingak-celinguk saat seseorang berteriak namun dia tak melihatnya.

"Hei aku disini," kata pria itu sambil berteriak.

"Hah tuh orang ngapain, apa dia ya yang manggil aku," kata Rita binggung.

"Siapa ya mas?" Tanya Rita sopan.

"Aku anak pak kades," jawab pria itu dengan bangga.

"Oh pak kades," Rita binggung harus bagaimana. Dia tak mengenal pria ini.

"Kamu ngapain?" Tanya pria itu dengan senyum lebarnya.

"Gila benar senyumnya, dia mau cosplay jadi iklan pasta gigi nih orang," batin Rita.

"Ah jangan bilang kamu mau cari penjual sayur ya, kalau pagi-pagi begini tak ada nanti jam 8 mang Ujang baru keliling," kata pria itu.

"Siapa juga nyari mang Ujang, aku lagi nyari teman ku," jawab Rita.

"Oh teman mu...." Kata pria itu sambil berfikir.

"Iya ,kamu tahu?" Tanya Rita berbinar.

"Engak...." Jawab pria itu tanpa dosa.

Wajah Rita langsung terlihat lesu.

"Ya ku kirain tahu," gerutu Rita di dalam hati.

"Oh ya neng namanya siapa?" Tanya pria itu menatap Rita.

"Nama ku?" Tanya Rita memastikan.

"Iya siapa lagi yang ad di depan mata Abang kan cuma neng seorang yang paling cantik," kata pria itu sambil mengeluarkan jurus rayuan gombal sehingga membuat Rita mendelik mendengar ucapan pria itu. Apalagi pria itu sedari tadi senyam senyum membuat Rita semakin tak nyaman.

"Eh ternyata nih orang lama-lama nyebelin ya, duh kenapa pria ini nyasar kesini sih pagi-pagi. Padahal kenal saja tidak," gerutu Rita di dalam hatinya saat ini.

"Ehemmm...."

Keduanya menoleh mendengar suara deheman dari belakang.

"Alhamdulillah Wulan segera muncul, kalau tidak bisa garing aku disini dengar rayuan dia yang tak bermutu. Kenal juga tidak," Rita bernafas lega melihat Wulan sudah datang.

"Pagi-pagi sudah ngapel," kata Wulan melirik Rita dan pria itu.

"Enak aja," gerutu Rita kesal, dia melotot ke arah Wulan membuat Wulan tak tahu harus bagaimana, dia tersenyum cengengesan kepada Rita. "He he he he he..."

"Dih enak aja, aku tuh dari tadi nyariin kamu terus nih abang-abang tak jelas ini muncul," protes Rita.

"Ngepel, siapa yang ngepel neng," kata pria itu tak paham. Rita menepuk keningnya.

"He he he he he, itu Abang di suru pulang pak kades katanya di suruh ngepel," kata Wulan asal.

"Hah kok bisa, tadi neng ketemu dengan bapak. Ya sudah neng saya permisi pulang. Bay bay neng cantik cantik," kata pria sebelum pergi.

"Ha ha ha ha ha ha ha....." Wulan tak kuasa menahan tawa.

"Ish kamu kok ketawa sih," kesal Rita.

"Cie cie cie cie neng Rita yang cantik banyak penggemarnya," ledek Wulan sambil berjalan menuju rumah.

Di tempat berbeda.

"Kevin...." Tiba-tiba bela sudah berada di depan pintu rumahnya.

Kevin menatap Bela dengan datar.

"Kamu..." Kevin kesal dan segera menutup pintunya lagi.

"Siapa tuan? Kok di tutup lagi pintunya?" Tanya bik Asih heran majikannya itu justru menutup pintunya lagi.

Tok tok tok tok tok tok....

"Kevin buka pintunya,"

"Kevin...."

"Itu ada yang teriak-teriak di depan pintu," kata bik asih ingin melangkah maju namun dilarang oleh Kevin.

"Jangan di buka. Bukan orang penting jadi kalau dia kesini lagi usir saja," perintah Kevin.

"Baik tuan," kata bik asih patuh namun dia penasaran ingin tahu siapa di balik pintu.

Tap tap tap tap tap... Kevin berjalan kembali menuju ruang kerjanya.

Bik asih mengintip dari balik jendela yang ada di samping pintu.

"Hah, non Bela. Tumben tuan tak memperbolehkan dia masuk. Ah sudahlah itu bukan urusan ku," kata bik Asih, dia segera pergi sebelum tuan Kevin kembali.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Dartihuti

Dartihuti

Itu PERUSUH Bik...nyonyah bik asih kabur jg tua bibik kacau balau

2025-03-02

2

kaylla salsabella

kaylla salsabella

itu gara" ulat bulu Bella ... nyonya mu jadi minggat BI asih

2025-03-02

0

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

bagus Vin jaga jarak ama bela ya nanti kau kena virus 🤣🤣

2025-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!