Rita dan Kenan pun pulang namun melihat suasana rumah yang sepi membuat Kenan khawatir.
"Kok sepi, Wulan mana? Rita cepat cari dia takutnya dia kenapa-kenapa," kata Kenan menatap Rita dengan khawatir.
"Kamu jangan panik begitu. Sebentar, aku cari di kamarnya dulu," kata Rita sambil berjalan menuju ke kamar Wulan namun kamarnya di kunci.
Tok tok tok tok tok....
"Lan.... Wulan," teriak Rita di depan pintu kamar Wulan.
Tok tok tok tok tok....
"Wulan, kamu di dalam?" Tanya Rita.
Mendengar suara berisik dari luar pintu, Wulan langsung membuka matanya. Wulan segera bangun namun sebelum membuka pintu Wulan bercermin terlebih dahulu memastikan wajahnya baik-baik saja. Wulan tak ingin Rita melihat dirinya dalam keadaan seperti ini, dia tak ingin membuat sahabatnya sedih dan khawatir padahal Rita sudah membantu dia sampai seperti ini.
Tok tok tok tok tok...
"Iya sebentar," sahut Wulan dengan suara pelan karena serak efek dia baru bangun tidur.
Ceklek....
"Apaan sih Rita, ketuk pintu seperti orang di kejar-kejar. Aku baru bangun tidur," protes Wulan sambil memberitahu Rita alasan tak bisa membuka pintu dengan cepat.
"He he he he he he, sorry Wulan kirain kamu tidak ada di dalam. Tuh salahin Kenan dia suruh aku cari kamu takutnya kamu hilang atau kenapa-kenapa," kata Rita menunjuk ke arah Kenan.
"Aku...." Kenan binggung melihat Rita justru menunjuk ke arahnya.
"Ya kamu kan tadi yang nyuruh aku cari Wulan," kata Rita dengan tenang sambil berjalan menuju belanjaannya.
"Iya tetapi aku cuma nyuruh kamu cari Wulan bukan buat ketok pintu kamar Wulan seperti tadi," Kenan tak dia disalahkan sendirian.
Wulan memijit kepalanya pusing.
"Bagaimana kedua orang ini bisa menjadi sepupu, mereka berdua cocok jadi musuh bebuyutan," batin Wulan menatap keduanya sedikit kesal, tingkah mereka seperti anak kecil.
"Oh ya kalian beli apa saja?" Tanya Wulan sambil berjalan menuju barang-barang yang masih tergeletak di lantai, namun Wulan mengerutkan keningnya melihat barang yang di beli mereka cuma sedikit dan itupun cuma kebutuhan dapur.
"Kalian cuma beli ini saja, mana panci, alat penggorengan, penanak nasi, kulkas, kompor dan mesin cuci, eh blender juga mana?" Tanya Wulan beruntun.
"Ck kamu ini," gerutu Rita.
"Tenang semuanya masih di perjalanan," kata Kenan santai, dia segera duduk di depan meja makan dan mengambil satu botol minuman, sedari tadi dia sudah merasa haus.
"Ku kira kemarin rumah ini tinggal menempati saja tak tahunya cuma ada kursi tamu, meja makan, kemarin dan tempat tidur saja. Ya cuma isinya mebel tak ada peralatan elektronik," kata Rita juga ikut kesal karena dia harus berburu semua peralatan dapur dan elektronik. Padahal tabungan dia juga menipis.
"Tahu gitu kemarin aku bawa barang-barang ku yang ada dirumah lama daripada nganggur," batin Rita.
Sekarang rumah Rita di biarkan kosong kalau pun ada yang ingin menyewa mungkin Rita akan mempertimbangkan tergantung di penyewa dan untuk barang-barang miliknya sudah dia kumpulkan di gudang menjadi satu agar barang-barang tak rusak karena memang Rita tak ingin membiarkan rumah kosong terlalu lama dan memang berniat menyewakan jadi dia sudah mengatur barang miliknya dengan rapi agar tak rusak. Kedua orang tua Rita sedang ada di luar kota mengurus usaha kecil-kecilan mereka.
"Terus itu kamu beli apa saja," tanya Wulan.
"Ini," Rita mengeluarkan isi kantong itu dan disana ada beras, kecap, gula, kopi, mie instan, garam maupun penyedap rasa dan beberapa susu ibu hamil juga tak lupa Rita beli. Pokonya barang-barang untuk mengisi dapurnya.
"Terus itu apa?" Tanya Wulan menunjuk ke arah kantong satunya lagi.
"Ini," Rita mengeluarkan satu persatu barang yang ada. Yang pertama detergent, shampo, handuk.
"Kalau alat-alat elektronik dan peralatan dapur lainnya, semuanya akan di kirim melalui mobil," jelas Rita membuat Wulan puas.
"Eh kalian kok tidak beli air lagi sih," protes Wulan.
"Wulan itu masih ada," tunjuk Kenan ke atas meja makan disana masih ada 5 botol minuman berukuran besar yang belum di buka.
"Ya nanti kalau habis baru kita beli," jawab Kenan.
"Pokoknya hari ini kamu harus beli 10 galon besar air minum. Itu untuk masak besok dan minum air," pinta Wulan.
"Beres," Kenan mengangguk.
"Oh ya Kenan, kapan kamu pindah ke rumah dinas?" Tanya Rita, jujur dia tak ingin tinggal disini berdua dengan Wulan takutnya kalau ada apa-apa nanti tidak ada yg membantu dia.
"3 hari lagi ," jawab Kenan.
"Kamu disini saja, aku takut berdua saja dengan Rita di tempat asing seperti ini," kata Wulan diangguki Rita.
"Kalian jangan khawatir, aku sudah meminta warga sini untuk jadi art dan dia juga mau tidur disini kalau malam," kata Kenan.
"Apa kamu yakin, kita kan baru kenal orang-orang disini," Rita masih ragu karena dia tak bisa begitu percaya dengan orang asing.
"Tenang, aku sudah cari informasi tentang si mbak ini dan semuanya bagus tak perlu diragukan lagi," Kenan meyakinkan keduanya.
.
.
Seminggu sudah Wulan pergi dan kabar kepergiannya sudah menyebar. Meskipun Kevin sudah mencoba meredam kabar itu dan mengatakan kalau istrinya sedang berada di luar negeri liburan.
Kevin meminta Ray untuk menghilangkan berita itu secepatnya. Ray akhirnya mengerti kalau atasannya itu sering marah-marah tak jelas karena istrinya kabur.
Awal mendengar kabar istri atasannya pergi dari rumah, Ray langsung menanyakan langsung kepada Kevin. Mau tak mau Kevin pun jujur kalau Wulan pergi karena salah paham mengira dia dan Bela ada hubungan, mendengar itu Ray sedikit kesal. Kevin meminta Ray untuk tak membiarkan Bela menginjakkan kaki di perusahaannya.
Sedangkan Bela yang mendengar kabar itu nampak senang tanpa harus bersusah payah, Wulan pergi dengan sendirinya meskipun awal tahu Kevin sudah menikah dengan Wulan ada rasa pasrah namun seiring pertemuan Kevin dan Bela yang intens membuat Bela tak bisa lagi mengubur perasaan nya dan dia akan berjuang meskipun dia di cap buruk namun sebelum bertindak, nasib begitu baik kepadanya. Tanpa harus berkata atau bertindak kasar, Wulan sudah pergi dengan sendirinya.
"Jadi ini yang membuat mu berubah, padahal dia sudah pergi tetapi hatimu tak pernah ada aku. Ku pikir kedekatan kita selama ini karena kamu suka aku tetapi aku hanya mencintai sepihak," lirih Bela sambil menatap foto Kevin yang ada di ponselnya, foto yang diambil waktu mereka berdua masih jaman putih abu-abu, foto keduanya tertawa lepas tanpa beban.
"Foto ini kamu terlihat bahagia waktu itu, membuat aku tak bisa mengendalikan hatiku untuk tak jatuh cinta kepadamu namun kita harus berpisah karena aku memilih kuliah di luar negeri," batin Bela menatap foto mereka berdua.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Aninda Faira
ini semua krn kevin gk pernah ngomong sm bela klo dia cuma nganggap bela sbagai adik jd bela punya rasa sm kevin. semngat author up ters.
2025-03-04
1
kaylla salsabella
dasar si bela
2025-02-28
2
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
semangat upx ka
2025-02-27
1