Bab 4

"Mau ku bantu mas?" Tawar Rita, memilih bertanya karena takut pria ini marah atau salah sangka.

"Ya kamu harus bantu lah karena ini semua juga salah kalian yang berjalan di tengah jalan," gerutunya sambil memunguti pisang-pisang itu.

Rita menghela nafas padahal mereka tidak salah, mana dia tahu kalau ada orang lewat naik sepeda ontel dengan keadaan begini, sudah tahu rem nya tak berfungsi masih saja di pakai, itulah yang Rita pikirkan di dalam hati.

"Mas juga yang salah, sepeda rem nya rusak masih saja di pakai," protes Wulan tak terima karena pria itu menyalahkan dia dan Rita.

"Iya iya kita sama-sama salah," kata pria itu, dia juga mengakui kalau dia salah, tadi dia lupa bertanya saat meminjam sepeda ontel milik orang lain.

"Eh kalian baru ya disini," tanya pria itu sambil menatap Wulan dan Rita bergantian, dia tak pernah melihat kedua perempuan ini selama berada di desa ini.

"Iya kamu baru pindah kemarin malam," jawab Rita.

"Kalian mau kemana?" Tanya pria itu menatap Rita.

Deg...

"Tampan..." Batin Rita terpesona saat tanpa sengaja dia menatap pria itu dari dekat.

"Kita mau cari warung atau toko yang jual makanan jadi," jelas Wulan karena Rita sedari melamun tak kunjung menjawab pertanyaan pria yang ada di depannya ini.

"Kalau mau beli makanan jadi ada tuh di warung Bu Lusi, kalian lurus saja terus ada pertigaan belok ke kiri. Kalau ke pasar kalian ikuti jalan desa ini saja tetapi lumayan jauh sih," kata pria itu menunjukkan jalan kepada mereka berdua.agar keduanya tak tersesat.

"Kalau toko jual panci, piring dan peralatan dapur lainnya ada dimana?" Tanya Rita yang sadar tujuan mereka keluar dari rumah.

"Itu ada di pasar kalau kalian jalan kaki lama sampainya," kata pria itu membuat Wulan dan Rita mengurungkan niatnya.

"Sudah ya, aku mau jual pisang-pisang ini sebelum siang," pria itu buru-buru menaiki sepeda ontel itu lagi.

"Terimakasih," kata Wulan dan pria itu hanya menjawab dengan melambaikan tangannya.

"Eh siapa dia, kenapa tadi lupa tanya nama dia sih," kata Rita sambil menggerutu kesal.

"Ya salah sendiri kamu dari tadi melamun terus," kata Wulan jujur membuat Rita cengengesan.

"He he he he he, habisnya dia tampan sih," Rita berkata jujur.

"Ayo jalan," Wulan mengandeng tangan Rita.

"Oh ya bagaimana kabar Vera ya," kata Rita sambil berjalan.

"Mungkin dia sudah binggung di tanyain Kevin kemana kita pergi," jawab Wulan santai.

"Iya ya, kasihan dia kura tinggal sendirian," kata Rita.

"Disana ada Nindi,"

Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan seperti anak kecil.

"Jauh ya," gerutu Wulan.

"Iya, mungkin karena kita sudah lama tidak pernah jalan kaki," kata Rita sambil mengelap keringat di dahinya.

"Eh kita beli motor yuk, tak mungkin kita kemana-mana jalan kaki ya kalau jaraknya dekat kalau jauh," kata Wulan.

"Memang kamu bisa naik motor?" Tanya Rita.

"Ya bisalah, gampang itu. Ah jangan bilang kalau kamu tidak bisa naik motor," kata Wulan membuat Rita malu.

"He he he he he, iya aku tak bisa naik motor," jawaban Rita membuat Wulan menepuk keningnya pasrah.

"Biar aku yang bonceng kamu nanti,"

"Ok siapa takut, nanti kita minta Kenan belikan motor," seru Rita dengan semangat.

"Maaf ya karena aku kamu jadi begini, tinggal di desa dan jadi pengangguran," kata Wulan dengan sendu menatap Rita dengan rasa bersalah.

"Ck santai saja lagian juga aku sudah capek jadi kacung pak Kevin,"

Akhirnya setelah lelah berjalan keduanya pun sampai di tempat yang di tujukan oleh pria tadi.

Rita segera masuk kedalam warung bersama Wulan. Keduanya menatap sekeliling melihat apa saja yang di jual.

"Bu beli ini, rujak ya,"kata Wulan menunjuk ke arah cobek besar dan ada ulekan.

"Iya neng," jawab ibu itu dengan ramah namun dia menatap Rita dan Wulan bergantian.

"Masih pagi, kamu sudah mau beli rujak," protes Rita.

"Bu disini jual apa saja," tanya Rita sopan.

"Neng baru ya disini?" Tanya ibu itu.

"Iya Bu baru pindah kemarin," jawab Rita.

"Oh pantas,"

"Ibu jual nasi pecel, ada rujak, nasi goreng , mie goreng, minuman hangat, es terus bakso juga ada tetapi siang baru buka bakso nya, oh ya ini juga ada gorengan juga neng. Mau beli yang mana," kata ibu itu dengan ramah menjelaskan semua dagangannya.

"Wulan jadi beli rujaknya?" Tanya Rita.

"Nasi pecel saja deh," kata Wulan berubah pikiran.

"Kita beli nasi pecel 3 buat Kenan juga," kata Rita.

"Bu beli nasi pecel saja, 3 ya terus gorengannya 15 ribu itu campur ya buk," kata Wulan kepada ibu pemilik warung.

"Siap neng, silahkan duduk dulu," kata ibu tadi.

"Kok beli gorengan juga sih," bisik Rita.

"Buat nanti cemilan, kamu kan tahu dirumah itu kita belum punya apa-apa (peralatan dapur) jadi kalau nanti lapar lagi bisa dimakan siang nanti," jawab Wulan berbisik.

"Iya juga sih,"

"Ambil tuh semua air minum," tunjuk Wulan ke arah botol minuman yang berjejer disana.

Rita pun mengambil 1 botol besar.

"Mau kamu minum sendiri," kata Wulan mengelengkan kepalanya.

"He he he he he, lupa," Rita pun mengambil 3.

Wulan kesal melihatnya jadi dia mengambil langsung 10 botol.

"Banyak banget, siapa yang bawa," protes Rita.

"Buat persediaan nanti, yang bawa tentu kamu lah," kata Wulan dengan santai membuat Rita melotot.

"Bu disini ada toko sembako?" Tanya Rita.

"Tidak ada non, kalau mau beli kalian harus ke pasar," kata ibu itu.

Ibu itu selesai membungkus pesanan mereka namun tersenyum lucu saat melihat keduanya berdebat.

"Kalau neng belanja disini banyak, bisa diantar kerumah kok neng," kata ibu tadi.

"Benar Bu," Wulan berbinar.

Tanpa bertanya lagi Wulan mengembalikan botol minuman tadi dan mengambil 1 dus dan juga beberapa jajan rentengan.

"Sudah Bu, ini semua berapa," tanya Wulan kepada ibu pemilik warung.

Rita melongo melihat Wulan mengambil barang banyak.

"Oh ya Bu, ada sabun, shampo, detergen?" Tanya Wulan.

"Ada neng tunggu sebentar," ibu itu mengambilkan shampo rentengan, sabun dan detergen.

Wulan binggung, dia tak pernah memakai merek ini.

"Rita beli yang mana?" Tanya Wulan binggung.

"Entahlah, aku tak pernah pakai merek ini," jawab Rita.

"Itu saja, lagian mau cari dimana?" Kata Rita.

"Itu saja Bu,"

"Ada mie instan Bu?" Tanya Rita.

"Maaf neng tidak ada, ibu cuma jual jajan, minuman, makanan sama ini saja," jelas ibu tadi sambil menunjukkan yang di bawanya.

"Berapa semuanya Bu,"tanya Rita lagi.

"163 ribu neng," jawab ibu tadi.

Rita ingin mengambil uang di dompetnya namun sudah di dahului Wulan dengan membayarnya.

Wulan mengambil nasi dan gorengan yang bungkus kantong plastik putih itu, sedangkan untuk yang lain Wulan meminta ibu tadi mengantarkan ke alamat rumah yang disewa mereka, untung saja ibu itu tahu rumah itu.

Kini keduanya berjalan kembali pulang.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

semangat Rita Wulan semoga beta didesa

2025-02-25

2

kaylla salsabella

kaylla salsabella

semoga yang nganter belanjaan cowok tadi🤣🤣

2025-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!