Keesokan harinya....
Kevin terbangun dari tidurnya, dia menatap sekeliling.
Sepi....
"Aku kira mimpi ternyata semua ini nyata," lirih Kevin menatap sekeliling kamar yang sepi. Bayang-bayang istrinya memenuhi ruangan. Senyuman manis Wulan sambil melambaikan tangannya namun saat Kevin ingin menyentuh tangan sang istri semuanya hilang.
"Hanya halusinasi ku," guman Kevin.
"Sayang kamu dimana? Maafkan aku, kembalilah,'' lirih Kevin dengan perasaan meratapi kepergian istrinya, ah lebih tepatnya meratapi kaburnya Wulan tanpa dia duga.
''Ya aku harus cari Wulan,'' kata Kevin dia segera bangkit dan berlari menuju kamar mandi.
Sedangkan di tempat berbeda lebih tepatnya di rumah orang tua Wulan.
"Mama kenapa tadi malam Kevin menelpon papa dan menanyakan keberadaan Wulan?"Tanya sang suami penasaran.
.
.
Flashback kemarin malam...
Tok tok tok tok...
"Sebentar,"
Ceklek..
"Eh papa baru pulang ," tak lupa menyalami tangan suaminya.
"Papa mau minum," tawar istrinya namun di tolak dengan mengelengkan kepalanya.
Baru saja duduk di kursi tiba-tiba ponselnya berdering.
Saat melihat siapa yang memanggilnya ternyata itu dari menantunya. Dengan heran karena tak biasanya menantunya itu menghubungi dirinya seperti ini.
"Siapa pa," tanya istrinya.
"Kevin," jawab suaminya setelah itu dia mengangkat telepon.
"Halo..."
"Halo pa," sapa Kevin.
"Ya ada apa nak Kevin?" Tanya papa Wulan.
"Apa Wulan ada disana?" Dengan ragu Kevin bertanya kepada mertuanya.
"Wulan?"
Dengan keadaan binggung suaminya itu menatap ke arah sang istri bertanya apa anaknya ada disini namun istrinya langsung memberi kode dengan mengelengkan kepalanya.
"Tidak Wulan tidak ada disini, memang Wulan kenapa?" Tanya papa Wulan dengan binggung dan penasaran.
"Tidak apa-apa pa, ku kira Wulan main kesana," jawab Kevin cepat.
"Em ya sudah kalau begitu selamat malam pa, maaf menganggu," dengan cepat Kevin menutup teleponnya sebelum mertuanya itu curiga.
Tut...
Setelah itu panggilan terputus....
"Ma memang Wulan ada disini ya kok suaminya seperti orang binggung mencari dia," tanya papa.
"Sudah papa istirahat saja, besok mama ceritakan," jawab mama setelah itu dia meminta suaminya untuk mandi air hangat.
Flashback off....
.
.
"Papa duduk dulu, ma mau cerita sesuatu tetapi papa harus tenang," pinta mama.
Setelah itu mengalir lah cerita antara Wulan dan Kevin dan bagaimana Wulan datang kerumahnya untuk berpamitan pergi bersama sahabatnya.
Mendengar itu sebagai seorang ayah tentu pasti marah karena pria itu telah menyakiti putri kesayangan.
Brakkkk...
"Dasar pria kurang ajar, bagaimana dia membuat putriku sedih sampai pergi seperti ini," teriak papa Wulan marah sambil mengepalkan tangannya.
"Biar ku hajar laki-laki brengsek itu, dia telah menyakiti putriku," dengan marah dia berdiri namun mama Wulan dengan sigap memeluknya. Ya melihat suaminya marah seperti bersiap menghajar orang, mama Wulan langsung memeluk suaminya dengan erat takut suaminya itu bertindak di luar kendali.
"Pa ingat kesehatan papa," katanya menenangkan sang suami sambil mengelus dada suaminya.
"Ma tetapi pria itu sudah menyakiti anak kita," lirihnya.
"Biarkan saja, Wulan sudah memberikan dia pelajaran. Yang terpenting sekarang kita harus mendukung Wulan," katanya mama Wulan dengan bijak.
Di tempat lain...
Wulan dan Rita sudah bangun namun mereka terkejut karena halaman yang kemarin dia lihat penuh rumput yang lebat dan tinggi kini sudah hilang, pohon mangga pun di pangkas dengan rapi.
"Rita apa mataku yang masih kabur karena bangun tidur atau ini memang nyata, kok bisa ini sudah bersih begini," kata Wulan tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Ini benar tetapi kok bisa ya padahal tadi malam kita lihat masih kotor dan menyeramkan tetapi sekarang bersih begini, apa mungkin Kenan ya yang bersihin," jawab Rita namun dia juga di buat binggung.
"Kenan masih molor di kamar tadi aku lihat," jawab Wulan memang benar tadi dia tidak sengaja melihat Kenan masih tidur di kamar sebelahnya.
"Terus ini siapa yang bersihin," Rita masih di buat penasaran karena saat membuka pintu depan semuanya sudah rapi.
"Entahlah," Wulan juga tak tahu.
"Kalau di lihat-lihat ternyata rumah ini tidak buruk juga ya," kata Wulan.
"Iya ku kira rumah ini horor dan ternyata tidak buktinya kita semalam tidur disini aman-aman saja," kata Rita sambil menatap rumah ini dari depan.
"Iya benar padahal semalam aku takut banget," jawab Wulan sedikit malu.
"Dasar penakut," ledek Rita.
"Ya semua lihat penampakan rumah seperti kemarin pasti takutlah," Wulan masih membela dirinya sendiri.
Rita masih berjalan melihat sekeliling rumah bersama Wulan.
Krukkkk....
Rita menoleh menatap Wulan yang cengengesan.
"He he he he he, aku lapar,"
"Dasar bumil. Kita beli makanan jadi saja," saran Rita.
"Iya lagian kita juga belum punya peralatan dapur," Wulan mengangguk setuju.
"Kalau pasar jauh tidak ya," guman Rita berfikir ingin ke pasar terdekat untuk membeli semua peralatan dapur termasuk piring, gelas dan sendok juga.
"Kita jalan-jalan yuk sambil cari makan sekalian lihat-lihat desa ini, siapa tahu di dekat sini aja toko atau warung," kata Wulan dengan semangat.
"Ayo," ajak Rita.
"Eh tunggu, kamar kita kunci dulu," kata Wulan sambil berjalan masuk ke dalam rumah di ikuti Rita di belakang. Mereka mengambil dompet dan sengaja meninggalkan ponsel mereka untuk di charger.
Sebelum pergi Wulan dan Rita menutup pintu depan namun tak dikunci karena di dalam masih ada Kenan yang tertidur mungkin dia kelelahan.
Keduanya berjalan pelan menyusuri jalan yang ada di depan rumah.
"Ahhh segarnya," kata Wulan sambil menghirup udara pagi yang masih segar.
"Iya udaranya segar banget," Rita membenarkan ucapan Wulan sambil menghirup udara pagi.
"Sepertinya tidak buruk tinggal disini," kata Wulan.
"Tidak jadi nih pindah kerumah nenek ku," hoda Rita.
"Ha ha ha ha, malas jauh," kata Wulan sambil tertawa malu kalau ingat kemarin malam dia takut tinggal dirumah ini.
Kring...
Kring...
Kring...
"Woe minggir," pinta seseorang dengan berteriak.
"Awas-awas, sepedaku rem nya rusak jadi tolong minggir," teriak seseorang dari belakang membuat Wulan dan Rita menoleh dengan cepat dan langsung menghindar.
"Untung saja," Wulan mengelus dadanya karena lega dia dan Rita baik-baik saja.
"Eh eh eh...." Pria itu kesulitan menghentikan sepeda ontel miliknya.
Brughhhhh.....
Pria itu terjatuh di depan keduanya.
"Aduh pantat ku," pria itu mengeluh sambil memegang pantatnya yang sakit terus dia melihat barang yang di boncengan ternyata sudah berhamburan.
"Ah pisang ku..." Kata pria itu sambil memegang kepalanya berteriak histeris saat melihat pisang miliknya jatuh berserakan di tanah.
"Eh tolongin yuk," ajak Rita.
"Kamu saja, bumil dilarang berjongkok," Wulan menolak karena sedikit tak nyaman apalagi dia sudah lapar dari tadi.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
semangat vin cari istrimu semoga cepet ketemu wkwkwk
2025-02-25
2
kaylla salsabella
jodoh nya Rita datang 🤣🤣🤣
2025-02-28
0
Yami Yani
verax mn Thor
2025-02-25
2