Bab 2

Akhirnya mereka sampai di tempat itu.

Wulan dan Rita turun terlebih dahulu keduanya menatap ke rumah yang ada di depannya dengan ragu..

"Ini rumahnya," bisik Wulan kepada Rita sambil terus menatap atau lebih tepatnya mengamati rumah yang ada di depannya.

"Iya kali," jawab Rita asal.

"Kok aku merinding ya, rumahnya horor banget sih," kata Wulan sambil merapatkan tubuhnya menempel ke Rita.

"Ck masa begini saja kamu takut," kata Rita menatap Wulan namun dalam hati Rita juga membenarkan ucapan Wulan. Rumput di depan rumah sudah tumbuh tinggi dan lebar, daun juga berserakan dan kondisi rumah seperti lama tak di tempati.

"Apa Kenan matanya rabun ya, bisa-bisanya dia pilih rumah ini untuk tempat tinggal kita," gerutu Rita di dalam hatinya saat ini.

"Ah mungkin bukan ini, mungkin dia mau tanya alamat saja," Rita mencoba berfikir positif.

Rita menatap sekeliling, ini seperti perkampungan yang rumahnya tidak berdempetan. Rumah satu dengan yang lain terdapat jarak yang cukup lebar.

Pekarangan mereka semuanya luas-luas dan ada tanaman pohon pisang dan pohon mangga berbeda dengan di kota. Kalau di kota rumah berdempetan kalau mereka punya halaman luas di gunakan untuk parkir mobil dan di tanami tanaman hias yang harganya mahal.

"Ayo masuk," ajak Kenan membuat Rita dan Wulan langsung menoleh dan melotot kaget.

"Jadi benar ini rumahnya, tidak salah," kata Rita tak percaya.

"Iya, kalau tidak mana mungkin aku berhenti disini," jawab Kenan.

Rita dan Wulan terasa berat untuk melangkah menuju rumah.

"Kalian mau masuk atau tidak," kata Kenan sedikit kesal melihat keduanya justru terdiam mematung.

Sedangkan teman Kenan sudah pergi entah kemana, Kenan sudah masuk kedalam halaman lebih tepatnya menuju ke rumah.

"Ayo masuk aja, nanti kita suruh Kenan yang rapikan rumahnya biar layak di tinggali," kata Rita mengandeng tangan Wulan sambil menenangkan padahal Rita sendiri sedikit takut untuk masuk karena melihat halaman luar yang menyeramkan menurutnya jadi di dalam juga pasti sama.

Kini mereka berada di depan pintu.

"Kamu tidak punya uang ya jadi sewa rumah seperti ini," protes Rita yang kesal dengan Kenan.

"Ya cuma ada rumah ini aja yang di sewakan, tenang ini rumah bukan rumah hantu kok. Rumah ini baru setahun tak di tinggali karena yang punya rumah ikut anak dan menantunya ke kota," jelas Kenan dengan santai.

"Kamu juga tinggal disini kan," kata Wulan menyela, entahlah dia sedikit takut tinggal di rumah ini apalagi tempatnya masih asing.

"Kenapa?" Tanya Kenan.

"Jawab saja jangan malah bertanya balik," protes Rita sambil memukul lengan Kenan.

"Auhhh sakit tahu," protesnya mendelik kesal ke arah Rita.

"Kalau aku tempat tinggal sudah di sediakan oleh pihak kampung," jelas Kenan.

"Jadi kita tinggal aku disini berdua saja dengan Rita," kata Wulan.

"Yups..." Jawab Kenan yang sibuk memasukan kunci.

"Rita pulang yuk, kita kerumah nenekmu saja lebih nyaman aku," ajak Wulan.

"Kalian ini kenapa sih, takut," kata Kenan saat melihat mereka.

"Ya iyalah kamu bayangin aja kita berdua tinggal di rumah begini tetangga kanan kiri berjauhan, pasti kita takut," jelas Rita.

"Kalian tenang saja, besok akan ku suruh orang buat merapikan semua halaman dan memperbaiki rumah, pintu dan jendela," kata Kenan meyakinkan.

"Coba saja dulu tinggal di sini satu minggu, lagian ini sudah malam kalian pasti lelah," bujuk Kenan.

Wulan dan Rita saling berpandangan, keduanya saling mengangguk sebagai isyarat coba saja kalau tidak betah tinggal pindah.

Ceklek.... Kenan berhasil membuka pintu.

Rita dan Wulan tak tahu harus bicara apa saat pintu sudah terbuka menunjukkan ruang tamu.

"Bagaimana?" Tanya Kenan menatap mereka berdua dengan alis naik turun.

"Bagus kan, aku tahu pilihanku tak pernah salah," kata Kenan dengan sombong terkesan percaya diri dengan rumah pilihannya.

Kenan melangkah masuk kedalam di ikuti Rita dan Wulan.

"Bagus," hanya kata itu yang keluar dari mulut Wulan, dia tak percaya kalau isi dalam rumah ini bersih terawat bahkan rumah ini terlihat begitu nyaman. Meskipun di luar terlihat biasa saja tetapi di dalam bagus barang-barang semua lengkap tertata rapi.

"Tentu saja, kata orang yang menyewakan rumah ini kalau di dalamnya bersih dan terawat karena satu Minggu sekali ada yang membersihkan," jelas Kenan.

"Terus di luar kok seperti sarang ular," protes Rita.

"Ya dia cuma bilang kalau di dalam selalu di bersihkan seminggu sekali jadi di luar tidak, jelaskan," kesal Kenan.

"Sudah kalian berdua istirahat saja," kata Kenan.

"Kamu tidur disini kan," pinta Rita sedikit takut.

"Iya, besok aku baru pindah," jawab Kenan.

Rita dan Wulan berdua melihat keselurahan dalam rumah.

"Kira tidur bareng saja," kata Rita dan Wulan mengangguk setuju.

Rita dan Wulan membersihkan kamar yang akan mereka tempati saat ini. "Ambil seprei di koperku," pinta Wulan.

"Kamu bawa seprei juga," kata Rita tak habis pikir.

"Ya iyalah biar nyaman,"

"Tidak sekalian guling, bantal juga," sindir Rita.

"Maunya sih tetapi koper ku tak muat," jawab Wulan cengengesan.

Setelah seprei terpasang Wulan yang sudah mengantuk pun langsung naik ketempat tidur.

"Ayo tidur," ajaknya ke Rita tak lupa Rita mengunci pintu kamar.

Setelah memastikan pintu tertutup, Kenan memilih tidur dikamar samping tak lupa juga dia menghubungi temannya meminta di carikan tukang untuk mengecek semua jendela dan pintu serta menambahkan gembok di pintu agar lebih aman, Kenan juga meminta 2 orang lagi untuk membantu membersihkan rumput dan pohon di depan rumah agar terlihat rapi dan bersih.

"Tinggal cari art buat bantu mereka sehari-hari sekalian yang bisa tinggal disini takutnya mereka takut tinggal berdua saja disini, ah gampang besok aku tanya mereka saja," kata Kenan sebelum dia tidur.

Di tempat lain...

"Kamu dengar," kata Bik Asih.

"Dengar apa?" Tanya pak supir heran.

"Itu sepertinya tuan Kevin teriak-teriak memanggil nama nyonya," kata bik Asih.

"Iya ya, jadi benar nyonya pergi. Kenapa ya nyonya pergi setahu ku tuan dan nyonya dari kemarin tak ada masalah, berantem saja tidak," kata bik Asih sedikit binggung alasan Wulan pergi.

"Apa gara-gara kemarin nyonya memintaku mengantarkan dia kerumah sakit ya, tetapi karena apa. Nyonya juga diam saja tidak berbicara apapun cuma memintaku tak memberitahu tuan saja," batin pak supir.

"Sudah jangan berbicara macam-macam takutnya tuan mendengarnya, yang harus kita pikirin itu bagaimana nasib kita? Apa nanti tuan Kevin memecat kita semua karena lalai menjaga nyonya sampai nyonya kabur saja kita tidak tahu," kata pak supir takut.

"Iya ya, kita berdoa saja semoga kita tidak di pecat," kata bik Asih sambil berdoa.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

💫✰✭𝓜𝓲𝓪𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹

💫✰✭𝓜𝓲𝓪𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹

selamat dapat dirumah baru Wulan 😁

2025-02-24

3

Virgo 08

Virgo 08

jangan buat cerita horor ya thor.. dirumah sewaan itu

2025-02-24

2

囚Mℜﷻzᴵᴼᴺ

囚Mℜﷻzᴵᴼᴺ

kasur juga di bawa🤦

2025-02-24

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!