"Asyik .. hari ini kita makan enak, makasih ya Mah traktirannya." Rizki turun dari mobil bersama Maharani, wanita berumur 45 tahun berkulit putih yang masih terlihat cantik meski umurnya sudah hampir kepala 5.
"Hari ini kita rayakan kelulusanmu, kamu bisa pesan makanan sepuasmu Sayang! Tapi sayang sekali papa kamu belum bisa pulang dari Singapura, pekerjaannya terlalu banyak, karena harus mengurusi beberapa masalah yang ditimbulkan oleh para pekerja yang menuntut kenaikan gaji."
"Papamu pasti sekarang lagi pusing banget, makanya kamu nanti kuliah belajar yang bener. Biar setelah lulus nanti kamu bisa bantu papamu mengurus perusahaan, apa kamu nggak kasihan melihat papamu setiap hari pergi pagi pulang malam mengurus perusahaan?"
Maharani melangkah masuk kedalam restoran sambil memberi banyak wejangan pada putranya.
"Iya ... iya ... ! Rizki akan belajar dengan baik Mah, sekarang libur dulu ceramahnya ya! Jangan kacaukan kesenangan hari ini dengan omelan dari Mama itu, telingaku rasanya langsung panas mendengar ceramah Mama!" Rizki mencengir kuda di depan sang mama sambil tangan membentuk sebuah tanda Peace✌.
"Dasar anak nakal ...." Maharani menjewer telinga putranya sambil bersungut-sungut.
"Aauuuww ... sakit Mah, lepasin Mah! Malu tahu nggak dilihatin orang!" Rizki meringis kesakitan sambil mengamati suasana di dalam restoran yang baru saja mereka masuki, karena merasa sangat malu dengan perbuatan Mamanya.
Hingga matanya menangkap siluet seorang gadis yang sangat dikenalnya, matanya mengerjap perlahan seolah ingin memperjelas penglihatannya, karena tidak yakin dengan apa yang dilihatnya.
Bukankah itu Qisya? Tapi kenapa penampilannya jauh berbeda dari biasanya? Sedang apa dia di restoran mewah ini? Setahuku dari cerita Azriel, dia adalah gadis yatim piatu miskin dan hanya tinggal bersama bibinya yang sangat jahat dan tidak memperlakukannya dengan baik. Apa dia ke sini bersama Azriel? Lebih baik aku menghampirinya, gumam Rizki.
"Mah, aku ke sana dulu ya! Sepertinya aku melihat temen aku, aku ingin menyapanya sebentar! Mama pilih aja mau duduk disebelah mana, nanti aku menyusul!"
Rizki langsung berjalan menghampiri Qisya tanpa mendengar jawaban Maharani terlebih dahulu yang mengomel dibelakangnya.
"Dasar anak bandel, bukannya mendengarkan, malah beralasan melihat temannya. Tapi kira-kira teman Rizki cewek apa cowok ya?" Maharani mulai duduk di kursi lalu mengamati putranya yang terlihat sedang menghampiri seorang gadis di dekat kasir.
Rizki sudah berada di depan Qisya, kedua matanya mengerjap melihat penampilan kekasih sahabatnya yang kini terlihat sangat cantik.
"Beneran ini Lo kan Sya? Wah ... gue nggak nyangka Lo bisa terlihat secantik ini jika memakai pakaian wanita seperti ini. Bukannya selama ini Lo sukanya memakai celana jeans dan kaos kedodoran saat jalan sama Azriel, tapi sekarang kamu merubah penampilanmu. Demi Azriel kan? Lalu dimana dia, seenaknya aja makan di restoran mewah nggak ngajak-ngajak gue!"
Qisya mengerjap bingung, dia pun menelan kasar salivanya mencoba menetralkan kegugubannya, karena saat ini jantungnya berdetak tidak karuan. Dirinya saat ini merasa seperti seorang pencuri yang ketahuan dan sedang diintrogasi oleh polisi.
"I-itu ...!" Qisya meremas pinggiran gaunnya, suaranya seolah sedang tercekat ditenggorokannya hingga tidak mampu keluar dari mulutnya.
Melihat tingkah Qisya, sontak membuat Rizki mengernyitkan kedua alisnya, "Lo kenapa Sya, kok gugup gitu? Kayak cewek ketahuan selingkuh aja Lo!"
Deegg ...
Perkataan spontan yang meluncur dari mulut Rizki semakin membuatnya diam membisu, karena tidak tahu harus menjelaskan apa kepada sahabat kekasihnya itu.
"Gue ... gue lagi nggak sama Azriel Riz! Gue kesini sama Om gue, tapi Lo jangan cerita sama Azriel ya Riz, tentang Lo bertemu gue disini! Gue mohon sama Lo, ini demi kebaikan hubungan gue dan Azriel. Untuk saat ini gue belum bisa jelasin, tapi suatu saat gue akan jelasin semuanya bila masalah gue udah kelar!"
"Gue nggak paham maksud Lo Sya, maksud Lo apaan?" Rizki menatap tajam Qisya, mencoba mencari tahu apa yang sedang disembunyikan oleh kekasih sahabatnya itu. Hingga suara bariton membuatnya mengalihkan pandangannya dari Qisya dan mencari pemilik suara tersebut.
"Mari kita pergi gadis kecil!" Abymana menghampiri Qisya yang dari tadi dilihatnya tengah berbicara dengan seorang pria muda yang sudah bisa dipastikan itu adalah teman yang satu sekolah dengannya, karena dia sudah pernah melihat kekasih gadis kecil itu.
Qisya semakin panik, namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Sekarang dia hanya bisa pasrah dengan semua kemungkinan terburuk yang mungkin akan dialaminya jika Rizki mengatakan apa yang dilihatnya hari ini kepada Azriel kekasih hatinya yang sangat dia cintai.
"I-iya Om ...." Suara Qisya terdengar samar saat menjawab perkataan pria yang sudah ada disebelahnya.
Rizki mengernyitkan keningnya melihat sosok laki-laki dewasa yang berbicara dengan kekasih sahabatnya itu, "Siapa dia Sya? Jadi dia Om yang Lo bilang tadi?"
Qisya hanya menganggukkan kepalanya, sedangkan mata Abymana seketika memerah mendengar perkataan pria muda didepannya.
Refleks dia pun meraih pinggang Qisya dan menariknya hingga tubuh gadis itu menempel ke arahnya. "Kita pergi sekarang gadis kecil!" Abymana menatap tajam Rizki yang saat ini tengah terkejut melihat perbuatannya yang memeluk erat Qisya.
"Tunggu Sya!! Gue percaya sama Lo, jadi jangan mengkhianati kepercayaan gue, karena gue akan memberi perhitungan bila Lo menyakiti sahabat gue!" Rizki menatap tajam Qisya yang masih terlihat gugup di depannya.
Abymana menghela tubuh Qisya yang sudah ada dalam pelukannya untuk berjalan keluar restoran tanpa memperdulikan ocehan pria muda tersebut.
Sedangkan Qisya hanya bisa diam, karena tidak mampu menjelaskan kebenarannya kepada sahabat kekasihnya itu. Dirinya hanya bisa menganggukkan kepalanya kepada Rizki.
Rizki masih mengamati kepergian Qisya dan pria yang disebutnya adalah Om nya itu, otaknya berpikir keras untuk memecahkan berbagai macam pertanyaan yang saat ini ada dikepalanya.
Apa laki-laki itu beneran Om nya Qisya? Sepertinya gue pernah ngelihat tuh cowok, tapi di mana ya? Dilihat dari semua yang dipakainya menunjukkan bahwa pria itu bukan pria sembarangan, mulai dari kemeja, jas , sepatu, jam tangannya adalah barang-barang bermerk yang bukan sembarangan orang bisa memakainya. Apa yang sebenarnya terjadi sama Lo Sya? Lo tidak sedang menjadi Sugar Baby kan Sya?
Rizki tersadar dari lamunannya saat Maharani menepuk bahunya.
"Siapa gadis cantik tadi Sayang? Di lihat dari wajahnya sepertinya dia seumuran denganmu, apa dia teman satu sekolahmu?" Maharani menatap putranya yang masih memandang kearah pintu keluar restoran.
"Eh ... itu Mah, dia memang teman satu sekolah aku!" Ayo kita pesan makanannya Mah, aku sudah lapar!" Rizki mengalihkan pembicaraan agar mamanya tidak terlalu banyak mengorek informasi tentang Qisya.
Menurutnya mamanya tidak boleh tahu bahwa gadis itu adalah kekasihnya Azriel, karena mamanya adalah teman baik mamanya Azriel. Bisa-bisa mamanya ember mengatakan kejadian yang dilihatnya hari ini bahwa Qisya tadi sedang dipeluk mesra oleh seorang pria dewasa.
Maharani mengikuti putranya yang sudah berjalan meninggalkannya dan langsung duduk pada kursi yang tadi sempat dia duduki.
"Kamu main tinggal Mama aja!! Mama kan belum selesai bicara tadi! Pria yang tadi memeluk temen perempuan kamu itu memangnya siapanya? Mereka tadi lebih terlihat seperti sepasang kekasih, meskipun itu jelas tidak mungkin, karena pria itu lebih cocok jadi Om nya gadis itu. Tapi Mama kayak pernah ngelihat pria itu, tapi Mama lupa di mana pernah ngelihatnya!"
Maharani memegangi kepalanya mencoba mengingat-ngingat, tapi tidak berhasil.
Rizki dengan serius menatap sang Mama, "Beneran Mama ngerasa pernah ngelihat tuh cowok? Soalnya Rizki juga ngerasa wajah cowok itu nggak asing!"
"Iya, tapi Mama lupa Sayang. Udah ah ... lebih baik kita makan dulu saja. Siapa tahu nanti Mama ingat!" Maharani memanggil waiters yang tadi disuruhnya pergi, karena masih menunggu putranya yang menemui temannya itu.
Setelah memesan makanan, Maharani melanjutkan pembicaraannya. "Memangnya pria tadi siapanya gadis itu Sayang?"
"Katanya sih Om nya Mah!" Rizki tengah mengaduk minumannya, lalu menyeruputnya perlahan.
"Berarti temen kamu tuh bukan gadis sembarangan, dilihat dari pakaian keduanya tadi sudah bisa di pastikan mereka sangat kaya. Memangnya kamu tidak tahu siapa keluarga gadis itu?" Maharani mengamati putra kesayangannya yang nampak tengah berpikir.
"Enggak Mah, Rizki nggak terlalu dekat dengan dia."
Maaf Mah Rizki berbohong, karena mulut Mama kan ember. Jadi Mama tidak boleh tahu siapa sebenarnya Qisya.
"Kalau gitu mulai sekarang dekati dia, siapa tahu dia bisa suka sama kamu Riz! Kalau kamu berhasil mendekatinya, siapa tahu perusahaan papa kamu bisa lebih berkembang bila bekerja sama dengan Om nya gadis itu. Kalau dilihat dari penampilannya, sepertinya pria itu adalah seorang bisnisman yang sukses."
Maharani menunggu tanggapan dari putranya yang berekspresi sangat terkejut setelah mendengar perkataannya.
Waaah ... mampus gue, senjata makan tuan nih namanya! Tidak mungkin kan gue bilang kalau Qisya sudah punya pacar. Mama pasti akan bertanya siapa cowoknya, mana gue sudah terlanjur bilang nggak terlalu mengenalnya lagi. Shiiit ....!!!
"Apaan sih Mah, jangan coba-coba jodoh-jodohin Rizki Mah!" Rizki bersungut-sungut di depan Mamanya.
"Mama kan cuma suruh kamu deketin dia, bukan mau menikahkan kamu dengan gadis itu! Kalian kan bisa lebih deket nanti, lalu siapa tahu nanti kalian akan sama-sama saling jatuh cinta!"
"Nggak Ma, gadis itu bukan tipenya Rizki! Jadi Mama buang jauh-jauh rencana Mama itu, lagipula perusahaan kita sudah cukup besar. Jadi tidak perlu meminta bantuan orang lain untuk memperbesar perusahaan kita!"
Rizki berpura-pura tidak tertarik sama sekali dengan Qisya agar mamanya menghentikan semua rencananya. Meski sebenarnya didalam hatinya sangat mengagumi sosok gadis itu, namun dirinya harus rela menyimpan rapat-rapat perasaannya itu. Karena tidak mampu bersaing dengan sahabatnya sendiri yang jelas-jelas telah disukai oleh gadis yang selama ini menjadi incarannya.
Gue berpura-pura bilang Lo bukan tipe gue Sya, meski sebenarnya gue suka sama Lo semenjak pertama kali ngelihat Lo tersenyum di depan gerbang sekolah saat masa orientasi siswa, gumam Rizky.
**Bersambung...
Jangan lupa tekan like dan vote ya!
Terima kasih....
Love you All ❤❤
Salam sayang dari Dianning***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
~'R.A.D'~
udh 4 orang yg suka Qisya, nambah lagi g nihh?
2021-07-07
0
Maulina Kasih
kata2nya coba gak usah terlalu sedetail itu,para pembaca jg paham kok maksud dr stiap perkataan para pemeran...
2021-05-17
0
Elly Watty
g baskom sekalian riz.... 😁
2021-02-14
0